Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. Definisi
Penyakit paruobsruktif kronik (PPOK) adalah penyakit obstruksi jalan
nafas karena bronchitis kronik atau emfisema ( Amerikan Thoracic Society 1995).
Obstruksi tersebut umumnya bersifat progresif , biasa di sertai hiperaktivitas dan
sebagian bersifat reversible.
Bronchitis kronik di tandai dengan batuk batuk hampir setiap hari di sertai
pengeluaran dahak, sekurang kurangnya 3 bulan berturut turut dalam satu tahun,
dan paling sedikit selama dua tahun. Gejala ini perlu di bedakan dari tuberculosis
paru, bronkiektasis, tumor paaru, dan asma bronchial.
Emfisema adalah suatu perubahan anatomos paru paru yang di tandai
drengan melebarnya secara abnormal saluran udara sebelah distal bronkus
terminal, di sertai kerusakan dindung alveolus.
II. Etiologi
Factor factor yang menyebabkan timbulnya PPOK adalah :
1. Kebiasaan merokok
2. Polusoi udara
3. Paparan debu
III.Patofisisologi
Pada bronchitis kronik maupun emfisema terjadi penyempitan saluran
nafas. Penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan
menimbulkan sesak. Pada bronchitis kronik, saluran pernafasan kecil yang
berdiameter kurang dari 2 mm nebjadi lebih sempit , berkelok kelok, dan
berobliterasi. Penyempitan ini terjadi karena metaflasia sel goblet. Saluran nafas
besar juga menyempit karena hipertropi dan hiperplasi kelenjar mucus. Pada
emfisema paru penyempitan saluran nafas di sebabkan oleh berkurangnya
elastisitas paru paru.
V. Komplikasi
Infeksi yang berulang, pneumotorak spontan, eritositosis karena keadaan
hipoksia kronik, gagal napas, dan kor pulmonal.
VI. Diagnosis
1. Anamnesis; riowayat penyakit yang ditandai 3 gejala klinis diatas dan factor
factor penyebab.
2. Pemeriksaan fisik
Perkusi dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, bats paruh hati lebih
rendah, pekak jantung berkurang.
3. Pemeriksaan Radiologi
VII.
Penatalaksanaan
Fisioterafi
Rehabilitasi psikis
Rehabilitasi pekerjaan
VIII. Prognosis
Pada eksaserbasi akut prognosis baik dengan terapi. Pada pasien
bronchitis kronik dan emfisema lanjut dan FEV1<1 liter survival rate selama
5 10 tahun mencapai 40%.
: Tn R
Umur
: 66 Thn
Jenis kelamin
: laki laki
Status Marital
: kawin
Agama
: islam
Suku Bangsa
: indonesia
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pensiun
Tgl MRS
: 1 Juli 2008
Tgl Pengkajian
: 4 Juli 2008
: Ny F
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Alamat
Hubungan
: anak
Saat Masuk RS
Saat pengkajian
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
: 140/80 mmHg
Pulse
: 80x/mnt
RR
: 26x/mnt
Suhu
: 36,4o C
Kepala
Bentuk
: simetris
Rambut
: Hitam
Kulit kepala
: bersih
Masalah
: tidak ada
Mata
Palpebra
: Tida Odema
Ketajaman
: 6/60
Sclera
: tidak ikterus
Konjungtiva
: Tidah Anemis
Pupil
: Isokor
Alat bantu
: kacamata
Masalah
: Tidak ada
Hidung
Bentuk
: Simetris
Fungsi
: Baik
Masalah
: Tidak ada
Telinga
Bentuk
: Simetris
Pendengaran
: Baik
Kebersihan
: Cukup
Alat bantu
: Tidak ada
Masalah
: Tidak ada
Mulut
Bentuk
: Simetris
Fungsi
: Baik
Masalah
: Tidak ada
Leher
Bentuk
: Simetris
Vena jugularis
Kelenjar tyroid
Dada
Bentuk
: Simetris
Perkusi
: sonor
Auskultasi
: Vesicular
Kebersihan
: Cukup
Integumen
Warna
: Tidak sianosis
Turgor
: Tidak Elastis
Kebersihan
: Cukup
Abdomen
Bentuk
: Simetris
Bising usus
: (+)
Hepar
: Baik
Pergerakan
: Baik
Kontraktur
: Tidak ada
6. Pemeriksaan psikososial
Suasana hati
Hubungan dg keluarga
7. Terapi
IVFD RL gtt 20x/mnt
Nebulaiser Pentolin
Analisa data :
Data
DS : klien mengatakan
Kemungkinan Penyebab
Peningkatan pembentukan
masalah
Bersihan jalan nafas tidak
efektif
efektif
batuk batuk
berdahak.
DO: RR = 26x/ menit
klien tampak sesak
bernapas,
DS : klien mengatakan
napasnya sesak,
DO : dahak berwarna
Broncokontriksi dan
Penumpukan mucus di
saluran pernapasan
efektif
keletihan
II.
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
pembentukan mucus dan batuk tidak efektif
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi dan
penumpukan mucus di saluran pernapasan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan pola pernapasan tidak
efektif
Ruang
Diagnosa Medis
Nama Klien
No Tgl
1. 5 juli
2008
2.
5 juli
2008
: IRD
: PPOK
: Tn R
Diagnosa Keperawatan
DP : Bersihan jalan nafas
tidak
efektif
berhubungan dengan
peningkatan
pembentukan mucus
dan
batuk
tidak
efektif
Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan
nafasnya sesak sejak
4 hari yang lalu. Dan
batuk batuk
berdahak.
DO: RR = 26x/ menit
klien tampak sesak
bernapas,
RENCANA KEPERAWATAN
tanggal pengkajian
No.RM
Tujuan
Pencpaian
klirens jalan
napas
: 1 Juli 2008
: 17.03.71
Rencana Tindakan
Rasional
1. beri pasien 6 -8 gelas 2. hidrasi sistemik menjaga
cairan / hari
sekresi tetap lembabdan
memudahkan peneluaran
2. ajarkan
dan
berikan 3. teknik
ini
akan
dorongan
penggunaan
membantu memperbaiki
teknik
pernapasan
ventilasi dan sekresi
diafragmatik dan batuk
tanpa
menyebabkan
efektif
sesak
napas
dan
3. Bantu dalam pemberian
keletihan
tindakan
nebuliser, 4. tindakan ini menurunkan
inhaler dosis terukur
kekentalan
sputum,
sehingga memudahkan
4. instruksikan pasien untuk
evakuasi sekresi
menghindari iritan seperti 5. iritan
bronchial
asap rokok, aerosol, suhu
menyebabkan
yang estrem, dan asap
bronkokontriksi
dameningkatkan
5. berikan anti biotic sesuai
pembentukan lender
yang di haruskan
6. antibiotic mencegah atau
mengatasi infeksi
1. ajarkan
pasien
pernapasan diaafragmatik 1. membantu
pasien
dan pernapasan bibir
memperpanjang waktu
dan
penumpukan
mucus
di
saluran
pernapasan
Ditandai dengan
DS : klien mengatakan
napasnya sesak,
DO : dahak berwarna
putih saat klien batuk
RR : 26 x/menit
3
5 juli
2008
dirapatkan.
2. berikan
O2
sesuai
kebutuhan
2.
3. berikan
dorongan
penggunaan
pelatihan 3.
otot otot pernapasan jika
di haruskan
Diagnosa
Keperawatan
DP 1
Implementasi
-
5 juli 2008 /
09.10 WIB
DP 2
5 Juli 2008/
09.20 WIB
DP 3
Evaluasi
5 juli 2008 jam 12.30 WIB
S : klien mengatakan sesaknya sudah
berkurang dan merasa sudah agak
mendingan
O : RR = 23 x / menit
Klien tampak tenang, dan terlihat tidak
sesak napas
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan.
Mengajarkan
pasien
pernapasan 5 juli 2008 jam 12.30 WIB
diaafragmatik dan pernapasan bibir S : klien mengatakan sesaknya sudah
dirapatkan.
berkurang dan merasa sudah agak
Memberikan O2 sesuai kebutuhan
mendingan
Memberikan
dorongan penggunaan O : RR = 23 x / menit
pelatihan otot otot pernapasan jika di
HR = 80 x/ menit
haruskan
Klien tampak tenang, dan terlihat tidak
sesak napas
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan.
mendukung pasien dalam menegakkan 5 Juli 2008 jam 12.30 WIB
regimen
latihan
teratur
dengan S : klien mengatakan mudah sesak nafas
menggunakan treadmill dan exercycle,
kalo banyak aktivitas
6 Juli 2008/
9.00