Vous êtes sur la page 1sur 24

ORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

I.

2.

IDENTITAS PASIEN
Nama

Ny. R

Usia

32 tahun

Jenis Kelamin

Perempuan

Alamat

Pendidikan

SMA

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

Agama

Islam

Suku

Melayu

Bangsa

Indonesia

Status Perkawinan

Kawin

RMK

1061405

Tanggal kunjungan ke poli

3 September 2013

RIWAYAT PSIKIATRIK
Diperoleh dari alloanamnesa dengan suami pasien dan autoanamnesa pada
tanggal 3 September 2013, pukul 11.00 WITA dan pada tanggal 4 September
2013 saat kunjungan ke rumah pasien.
1.

KELUHAN UTAMA
Kel utama pasien

: Sedih

Kel utama keluarga

: Suka membentur-benturkan kepala


kedinding

KELUHAN TAMBAHAN
Pendiam, murung, mudah marah, putus asa.

B.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Alloanamnesa
Agustus 2012 : Suami os bertemu dengan os pada sebuah
pertemuan, dimana saat itu di perkenalkan melalui keponakan os.
Saat pertama kali bertemu dengan os, suami os merasa os adalah
pribadi yang periang, tidak ada tampak wajah murung, atau putus
asa. Saat itu suami os merasakan menyukai os dan akhirnya
menikah dengan os.
10 November 2012 : suami os menikah dengan os,
pernikahan mereka memang tidak direstui oleh keluarga os karena
sebelumnya suami os memiliki hubungan dengan keponakan os
tersebut. Kakak pertama os merasa os dan suaminya mengkhianati
anaknya (keponakan os) pernikahan os dan suaminya tidak dihadiri
oleh kakak pertama os. Saat itu os dan suaminya merasa bahagia
dengan pernikahannya meskipun kaka pertama os tidak menghadiri
dan pernikahannya tidak direstui.
Desember 2012 : os mulai berubah, os yang awalnya
periang menjadi pemurung, mudah marah, cepat kecewa, os selalu
mengatakan bahwa suami os memiliki kesamaan dengan suaminya
yang dahulu. Suami os mengakui bahwa bulan itu os tidak dapat
memberikan gajihnya kepada istrinya, karena saat itu ibu nya
memiliki keperluan. Sejak saat itu istrinya selalu curiga karena
gajihnya tidak diberikan kepada istrinya.

Kakak pertama os pernah hadir kerumah os dan memarahi


os dan suaminya dia Suami pasien mengatakan bahwa sejak akhir
bulan agustus 2013 os terlihat membentur-benturkan kepalanya

kedinding. Suami sudah tiga kali mendapati istrinya membenturbenturkan kepalanya kedinding. pada saat malam suami baru
pulang bekerja. Sebelumnya suami tidak pernah melihat os seperti
ini.
Os juga sering Suami mengaku yang lalu pasien mengeluh
dada berdebar. Keluhan disertai dengan keringat dingin, sesak
nafas. Pasien diakui tidak pernah mengalami hal seperti ini
sebelumnya. Pasien menjadi tidak bisa tidur semalaman, gelisah
Juli 2013 : keluhan os semakin lama semakin meningkat, os
mulai sering membentur-bentur kepala kedinding, dan mencekik
dirinya sendiri, kata os dia melakukan hal tersebut dengan tidak
sadarkan diri. Os merasa dirasuki oleh orang halus yang melakukan
hal tersebut kepadanya, os juga pernah mengatakan bahwa setiap
malam ada bisikan yang meminta os untuk mati saja. Suami os
merasakan binggung dengan sikap istrinya.
Keluhan-keluhan os semakin hari semakin besar, os
semakin hari semakin murung, tidak mau terbuka dengan suaminya
bahkan meminta suami os untuk berpisah sementara, os sempat
pulang saat bulan ramadhan, di kampung halamannya os kemudian
muntah darah dan masuk rumah sakit, os sembuh.
11 Agustus 2013 : 3 hari setelah hari raya idulfitri os
ditemukan dalam keadaan pingsan, dibawa RSUD, dirawat 8 hari,
dilakukan berbagai macam pemeriksaan dari USG,OMD dan
pemeriksaan lab lainnya, tetap tidak didapatkan adanya kelainan.
Sehinga dr ahli penyakit dalam merujuk ke Poli Kejiwaan RSUD

Autoanamnesa
Pada tahun 1986 (os lupa tanggal dan bulan) : os pernah
mengalami pelecehan seksual oleh kakak ke 4 dan ke 5 yang
berumurkan SMP dan SMA, kata os, os hanya ditelanjangi dan
sempat digesek-gesek kemaluannya dengan kemaluan kakanya.
Awalnya os hanya diajakin main dengan melepaskan semua
pakaian bawah. Os tidak mengerti apa yang dilakukan tapi setelah
itu os menolaknya lagi. Os tidak merasakan ada ketakutan, os tidak
memikirkannya, dan os merasa seperti kebanyakan anak lainnya.
Pada tahun 1990 (os lupa tanggal dan bulan) : pada saat os
SD kelas 3 ayah os pernah melakukan pelecehan seksual dengan
menelanjanginya pada saat os tidur tapi os sempat kabur dan
melapor ke ibunya, akan tetapi ayah os mengelak, sejak kejadian
itu os sangat menjaga jarak dengan ayah dan kedua kakaknya,
perasaan benci tidak ada hanya ada perasaan jengkel tetapi tidak
berlebihan. Ayah os mantan pejuang, dan bersifat keras dalam
mendidik, sampai-sampai didikannya berupa cambukan. Ibu os
sering bercerita kalau ibunya sangat kecewa terhadap suaminya,
akan tetapi mau bagaimana lagi, dia adalah suami dari ibu os.
Terkadang ayah os melakukan tindakan memalukan, seperti
keluyuran tanpa baju dan memakai tongkat yang dianggapnya
sebagai alat perang, hal ini terjadi dan kambuh setiap tahunnnya.
Didalam keluarga os sering dijadikan kambing hitam dan sering
ditegur-tegur pada saat melakukan sesuatu.
Pada tahun 1998 (os lupa tanggal dan bulan) : pada waktu
SMA os pernah kesurupan 2 kali disekolahan.

Pada tahun 2003 tanggal 21 juni : Os menikah dengan suami


pertamanya. Awal pernikahan saat malam pertama os langsung
dicampakan dan pada akhirnya os tidak diberikan nafkah lagi, dan
seterusnya. sampai-sampai os bekerja sebagai tukang ojek untuk
menghidupi keluarganya dan anaknya dalam kandungan, saat
melahirkan Os mengalami tindakan kekerasan rumah tangga pada
saat anak os berumur 8 bulan. Selama pernikahan os hanya
bersabar dan tidak mau berkomentar banyak. Saat ini os merasakan
sedih namun os belum merasa adanya rasa putus asa, atau murung
dan keinginan untuk bunuh diri.
Pada tahun 2005 pertengahan : pasien mulai memperdalami
ilmu agama, os hafal 1 juz hanya dengar 3 kali saja, os juga
mengaku tidak bisa tidur kalau tidak membaca terjemahan surat
yusuf. Hal ini dilarang oleh keluarga os karena takut menyimpang
padahal menurut os, os tidak menyimpang.
Pada tahun 2011 akhir : os bercerai dengan suaminya dan os
mengaku hidup os baik-baik saja. os merasa baik-baik saja karena
os adalah orang pemaaf dari pengakuan os. Tidak ada perasaan
murung, putus asa ataupun ingin bunuh diri.
Pada tahun 2012 10 November : saat menikah dengan bapak
Zaenal (suami kedua). Saat itu os diperkenalkan oleh keponakan os
akhir bulan juli 2012 (anak dari kakak pertama os). Cemas berupa
ketakutan dan pikiran negatif terhadap suami os karena os takut
suami os nantinya akan seperti suami os yang pertama, os tidak
mendapatkan nafkah, dan os mau minta dipulangkan ke bengkulu
tempat asal os. Tetapi tidak dipulangkan oleh suami os. Os sering
dibohongi oleh suami os masalah perempuan yaitu masalah adanya
hubungan khusus antara ponakan dan suami os, dan pada akhirnya
os mengalami kekerasan rumah tangga berupa todongan pisau. Os

mengakui dari pertama nikah sampai sekarang tidak pernah ada


yang harmonis. Os mengaku ponakan os sekarang memusuhi os
karena menikah dengan bapak zaenal. Os pernah diancam mati
oleh kakak pertama os (ibunya ponakan os) karena dianggap os
mengambil pacar anaknya.
Os pernah ingin melakukan tindakan bunuh diri dengan
mengiris nadi dengan pisau, terus ditegur oleh anaknya, dan
akhirnya os mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Os
mendengarkan bisikan-bisikan berupa suara mati saja kamu
pergi saja kamu darisini dan juga os melihat bayangan
cambukan-cambukan. Os tidak percaya tahayul akan tetapi os
merasa diri os dirasuki untuk membentur-benturkan kepala os
kedinding. os merasa ditarik ke luar tubuh os dan os melihat tubuh
os sendiri membenturkan kepala kedinding. Os merasa diri os
adalah seorang hafis (hafal Al-Quran) jadi os membaca beberapa
ayat dan akhirnya os kembali ketubuh os seperti semula.
Os pernah muntah darah segar berwarna merah dan muntahan
darah itu menggumpal-gumpal bergerak-gerak seperti ulat. Dan
akhirnya os dibawa kerumah sakit ulin. Perawatan 8 hari os
diperbolehkan pulang dengan hasil Laboratorium, USG abdomen,
dan OMD normal.
Ibu os meninggal tahun 2008 dan os tidak ada perasaan sedih
berlebihan, ayah os meninggal tahun 2012 dan tidak ada perasaan
sedih maupun senang yang berlebihan, os merasa biasa saja. Saat
ini os menjaga jarak dengan sanak sodara os
Ini merupakan kali pertama os datang ke poli jiwa
sebelumnya os tidak pernah berobat jiwa, os juga tidak pernah
meminum obat penenang.

Tahun 19861990 : beberapa


kali mengalami
kekerasan
seksual dan di
jauhi oleh
teman, serta
menjadi
kambing hitam
dirumah
Keadaan os
baik. Periang,
hanya rasa benci
menyelimuti os

C.

Tahun 1998 : os
pernah
kesurupan di
sekolah
Stressor : pasien
tidak tau

2005 2011
Pernikahan
pertama os
kurang baik,
terjadi
kekerasan
rumah tangga
dan perceraian
Keadaan os
baik, namun ada
rasa kecewa dan
arah dengan
keadaannya
tersebut

2012-sekarang
Os menjadi pemurung,
mudah marah, sering
kesurupan, sakitsakitan, putus asa dan
ingin bunuh diri.
Stressor : pernikahan
kedua yang tak direstui
dan trauma dengan
pernihan dahulu

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.

D.

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


Os dibesarkan oleh kedua orang tua bersama 5 saudaranya yang
lain. Riwayat tumbuh kembang, os tidak mengetahui. Tidak
mengetahui pernah kejang atau panas tinggi dan sakit berat. Tidak
megatahui riwayat imunisasi sewaktu kecil.
Riwayat Antenatal dan Perinatal
Tidak didapatkan data yang mendukung.
Basic Trust Vs Mistrust (0-1,5 tahun)
Tidak didapatkan data yang mendukung
Autonomy Vs Shame & Doubt (Usia 1,5-3 tahun)
Tidak didapatkan data yang mendukung
Initiative Vs Guilt (Usia 3-6 tahun)
Pasien sempat meniru pekerjaan orang tuanya seperti ingin ikut m
emasak di masa kecilnya, oleh ibu anak dibiarkan ikut
berpartisipasi, diajarkan dan dibantu bila perkerjaan belum selesai.
Orang tua tidak menyalahkan pasien jika pekerjaan tidak
diselesaikan. Os mengaku pada umur 5 tahun mengalami pelecehan
seksual yang di lakukan oleh kakak kandung Os yang ke-4 dan ke-

5. Pelecehan seksual hampir terjadi setiap hari, namun Os tidak


merasa terganggu karena saat itu Os belum mengerti.
Industry Vs Inferiority (Usia 6-12 tahun)
Anak diwaktu kecil sempat membongkar mainan-mainannya
seperti boneka-bonekaan dan dikembalikan seperti semula. Anak
juga senang bermain masak-masakan atau rumah-rumahan dengan
kawan-kawannya. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah dari
sekolah, pasien selalu berusaha menyelesaikan dengan baik. tetapi
orang tua pasien jarang memberikan pujian atas hasil kerjanya.
Pada usia 10 tahun (kelas 3 SD) Os kembali mengalami kekerasan
seksual yang dilakukan oleh ayah kandung Os sendiri. Kemudian
os mengadu kepada ibu namun ayah Os tidak mengakui hal
tersebut, sejak saat itu os mulai membenci ayahnya sendiri.
Identify Vs Role Diffusion (Usia 12-20 tahun)
Pasien menstruasi usia 13 tahun. Pasien bermain dan bergaul
dengan teman sebayanya, dan menjalani pergaulan yang baik.
Pasien sering bercerita tentang teman-temannya, dan pengalaman
pribadinya dengan ibunya. Ibunya terkadang menceritakan dan
berbagi mengenai kondisi keluarga dan masalah yang sedang
dialami keluarga saat itu.
Intimacy vs. Isolation (20 25 tahun)
Pasien bergaul baik dengan teman-temannya. Hubungan pasien
dengan keluarga kurang dekat. Pasien mengaku kurang mendapat
perhatian dan kasih sayang yang cukup dari keluargannya. Pasien
pernah 1 kali menjalani hubungan pacaran, yaitu dengan teman
SMAnya selama kurang lebih 6 tahun, dan kemudian memutuskan
untuk menikah.
1. Riwayat Pendidikan
Pasien mulai bersekolah di usia 5 tahun (tahun 1986) masuk Taman
Kanak-Kanak selama 2 tahun lalu melanjutkan ke jenjang Sekolah

Dasar pada usia 7 tahun (tahun 1988). Sejak SD sampai SMA,


pasien tidak pernah tinggal kelas dan berprestasi di sekolah. Os
sempat kuliah di Universitas Gunadarma jurusan informatika
sampai semester 4 lalu tidak melanjutkan karena keterbatasan
biaya. Selama pendidikan S1, pasien mengaku selama pendidikan
kuliah tidak ada masalah, dan prestasi akademik baik-baik saja.
2. Riwayat Pekerjaan
Os sempat bekerja di Badan Amil Zakat sebagai administrasi pada
tahun 2003 dan sempat bekerja sebagai tukang ojek pada tahun
2003. Os mengaku tidak ada masalah saat os bekerja, dan
penghasilan yang didapat cukup untuk kehidupan sehari-hari. Sejak
tahun 2011 os tidak bekerja lagi dan hanya sebagai seorang ibu
rumah tangga.
3. Riwayat Perkawinan
Os menikah dengan suami pertamanya pada tanggal 21 Juni 2003.
Suami os adalah teman SMA os. Os menikah setelah 6 tahun
berpacaran. Pernikahan os hanya bertahan selama 8 tahun. Dari
pernikahan pertama os dikaruniai 1 orang anak. Os mengaku tidak
berbahagia dengan kehidupan rumah tangganya, karena suaminya
tidak memberikan nafkah. Pada akhir tahun 2011 os menikah lagi
dengan suami keduanya. Os diperkenalkan ke suami oleh
keponakannya. Os juga mengaku tidak bahagia karena suami
keduanya juga tidak kunjung mencari nafkah.
E.

RIWAYAT KELUARGA
Genogram:

Keterangan :
Laki-laki

Perempuan :

Pasien

Meninggal :

Pasien merupakan anak keenam dari 6 bersaudara. Dari riwayat


keluarga ayah os sempat menderita gangguan jiwa.
F.

RIWAYAT SITUASI SEKARANG


Pasien sekarang tinggal bersama suami dan seorang anaklaki-lakinya dalam sebuah rumah beton milik sendiri yang terletak
di daerah komplek perumahan yang tidak padat penduduk dengan
ekonomi cukup. Hubungan pasien dengan kedua saudaranya yang
lain kurang baik, dan kedua orangtuanya sudah meninggal.

H.

PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA


Pasien merasa sadar bahwa dirinya sakit dan menyadari
disebabkan oleh kekhawatirannya yang berlebihan terhadap pikirannya
tersebut, namun tidak mampu menghilangkan kekhawatirannya
tersebut.

III. STATUS MENTAL


A.

DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pada 3 September 2013 datang seorang perempuan ke Poli
Jiwa RSUD Ulin Banjarmasin, berperawakan agak gemuk,
berpakaian cukup rapi mengenakan baju terusan warna merah
hitamm dan kerudug berwarna abu-abu. Pasien tampak cukup
bersih dan terawat, diantar oleh suaminya. Pasien duduk dengan
tenang selama dilakukan wawancara.
Saat diajak berkenalan (pemeriksa menyalami pasien)
tampak pasien menerima perkenalan dengan baik dan menyambut
tangan pemeriksa tersebut. Saat ditanyai, pasien dapat menjawab
pertanyaan dengan baik, spontan, dan sesuai. Saat ditanyai
mengenai diri dan penyakitnya, pasien mengungkapkan dengan
jelas keluhannya, dan menyampaikan secara kronologis perjalanan
penyakitnya.
Saat ditanya tentang hari, tanggal, bulan dan tahun berapa
saat ini, pagi/ siang/ malam, pasien menjawab benar; tempat apa
ini, kota dan propinsi apa pasien menjawab dengan benar; siapa
dirinya, orang-orang di sampingnya dan apa hubungannya dengan
pasien, pasien menjawab benar; siapa penanya ini serta siapa diri
pasien dan hubungan antara penanya dan pasien sebagai dokter
pasien yang berobat, pasien menjawab benar. Saat ditanya
mengenai hitung-hitungan 100-7 sebanyak lima kali, pasien tidak
dapat menjawab dengan tepat. Saat ditanya berapa bulan dalam
setahun, sebutkan, lalu menyebutkan dari kebalikannya, pasien
tidak dapat menjawabnya dengan tepat.
Saat ditanya nama pemeriksa siapa, pasien menyebutkan
dengan benar; sewaktu ke poli Jiwa dengan siapa, naik apa, pasien
menjawab benar; saat sekolah SD dulu kepala sekolahnya, pasien
dapat menjawab; saat disuruh untuk menghapal 12 angka nomor

10

telepon lalu dialihkan perhatiannya dengan pertanyaan-pertannyaan


lain 10 menit, pasien dapat menyebutkan kembali. Saat ditanya
mengenai arti tong kosong nyaring bunyinya, pasien mengerti
menjawab orang yang banyak berbicara tapi tidak ada isinya.
Saat ditanya tempat pasien sekarang berada pada provinsi
apa, ibu kota provinsinya apa, nama Negara kita apa, serta ibu kota
Negara kita apa, semua dijawab dengan tepat dan benar.
Saat ditanya apakah mencuri itu diperbolehkan lalu
bagaimana dengan membunuh, pasien menjawab tidak boleh.
Bagaimana bila pasien menemukan dompet di jalan, pasien
menjawab mengambil dompet tersebut dan diserahkan ke kantor
polisi.
2. Kesadaran
Jernih
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Normoaktif terkoordinasi
4. Pembicaraan
Koheren, menjawab bila ditanya,

jawaban sesuai dengan

pertanyaan.
5. Sikap terhadap Pemeriksa
Kooperatif
6. Kontak Psikis
Kontak ada, wajar, dapat dipertahankan.
B.

KEADAAN

AFEKTIF,

PERASAAN

EKSPRESI

AFEKTIF

KESERASIAN SERTA EMPATI


1. Afek (mood)

Hipothym

2. Ekspresi afektif

Agak lesu

11

3. Keserasian

Appopriate

4. Hidup emosi
7.

Pengendalian
: Terkendali
Stabilitas : Stabil
Echt- Unecht
: Echt (sungguh-sungguh)
Empati
: Dapat dirabarasakan
Dalam-dangkal : Normal
Skala diferensiasi : Luas
Arus emosi
: perlahan

FUNGSI KOGNITIF
1. Kesadaran

Komposmentis

2. Orientasi
-

Waktu

Baik

Tempat

Baik

Orang

Baik

Situasi

Baik

terganggu

3. Konsentrasi
4. Daya Ingat
-

Segera

Baik

Jangka pendek

Baik

Jangka panjang

Baik

5. Intelektual, Intelegensia dan Pengetahuan Umum :


Intelektual sesuai dengan usia, intelegensia sesuai dengan usia,
pengetahuan umum baik.
6. Pikiran abstrak
8.

Baik

GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi :
-

Auditorik dan visual

(+/+)

Ilusi

(-)

2. Depersonalisasi dan derealisasi : (-/-)

12

9.

PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas

Menjawab bila ditanya, spontan

b. Kontinuitas

Relevan

c.Hendaya berbahasa

(-)

2. Isi Pikir

10.

a. Preocupasi

(-)

b. Gangguan pikiran

Waham (+)

PENGENDALIAN IMPULS

Terkendali
11.

DAYA NILAI

1. Daya nilai sosial

Baik

2. Uji daya nilai

Baik

3. Penilaian realita

Baik

12.

TILIKAN

T5= pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan gejala-gejala yang


dideritanya atau kegagalan dirinya dalam penysuaian sosial disebabkan
oleh perasaan irasionalnya atau gangguan sendiri, tanpa menerapkan
pengetahuan hal ini untuk masa yang akan datang.
13.

TARAF DAPAT DIPERCAYA

Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
1.

STATUS INTERNUS
Keadaan umum

Tampak sehat

Kesadaran

Komposmentis

Gizi

Normal

Tanda vital :
TD = 110/70 mmHg

13

= 92 x/menit

RR = 22 x/menit
T

= 36,1 oC

Kepala :
Mata

: Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis,


sklera tidak ikterik, tampak lingkar hitam di kelopak
mata bagian bawah.

Telinga

: Bentuk normal, sekret tidak ada, serumen minimal

Hidung

: Bentuk normal, tidak ada epistaksis, sekret tidak ada

Mulut

: Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir tidak


kering, pembengkakan gusi tidak ada dan tidak
mudah berdarah, lidah tidak tremor.

Leher :
Pulsasi vena jugularis tidak tampak, tekanan tidak meningkat,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Thoraks :
Inspeksi

Bentuk dan gerak simetris

Palpasi

Fremitus vokal simetris normal

Perkusi

Pulmo

Sonor/Sonor

Cor

Batas jantung normal

Auskultasi:
-

Pulmo

Suara napas vesikuler

Cor

S1=S2 tunggal, bising jantung (-)

Inspeksi

Simetris, tampak datar

Palpasi

Tidak nyeri tekan; hepar, lien,

Abdomen :

massa tidak teraba


Perkusi

Timpani

14

Auskultasi

Bising usus (+) normal

Ekstemitas

Pergerakan

normal,

motorik

normal, tonus ada, tidak ada


edema.
STATUS NEUROLOGIKUS

V.

Nervus I-XII

Tidak ada kelainan

Gejala TIK meningkat

Tidak ada

Refleks fisiologis

Normal

Refleks patologis

Tidak ada

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Autoanamnesa:

Perasaan cemas dan takut yang berlebihan


Rasa putus asa dan ingin bunuh diri
Merasa kejadian yang dulu akan terulang kembali
Kehidupan keluarga dan hubungan suami istri yang tidak harmonis
Pernah mengalami pelecehkan oleh kedua kakak os dan ayah os
Was-was (+) merasa dirinya selalu dimusuhi
Punya ilmu mengahapal 1 juz Al-Quran hanya dengan 3 kali

mendengarkan
Halusinasi auditorik (+) visual (+)
Melihat dirinya sendiri melakukan sesuatu (membenturkan kepala)

melalui roh yang keluar dari tubuhnya


Aktivitas sehari-hari (-)

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL


1. Aksis I

F 25.1 Skizoafektif tipe depresif dd skizofrenia

Kepribadian histerik

paranoid
2. Aksis II

3. Aksis III :

Tidak ada (none)

4. Aksis IV :

Masalah Rumah Tangga

15

5. Aksis V

GAF scale 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik,

cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa)


VII. DAFTAR MASALAH
1.

ORGANOBIOLOGIK
Tidak ada

2.

PSIKOLOGIK
Perilaku dan aktivitas psikomotor aktif terkoordinasi, afek hipothym
ekspresi sedikit lesu, hidup emosi stabil, kontak ada, wajar, dan dapat
dipertahankan, empati dapat dirabarasakan, taraf dapat dipercaya,
penilaian realitas baik dan tilikan derajat 1.

3.

SOSIAL/KELUARGA
Pasien takut perkawinannya akan gagal sama seperti pernikahannya
yang terdahulu, kehidupan keluarga yang tidak harmonis.

VIII. PROGNOSIS
Diagnosa penyakit

ad bonam

Perjalanan penyakit

ad bonam

Ciri kepribadian

ad bonam

Stressor psikososial

ad bonam

Riwayat Herediter

ad malam

Usia saat menderita

ad bonam

Pola keluarga

ad malam

Pendidikan

ad bonam

Aktivitas pekerjaan

ad bonam

Ekonomi

dubia ad bonam

Lingkungan sosial

dubia ad malam

Organobiologik

ad bonam

Kesimpulan

ad bonam

16

IX. USULAN TERAPI


Medikamentosa :

Risperidon (per oral) 2x2 mg Antispikotik


Trihexyphenidyl 2x 2 mg
Amitritylin 25 mg antidepresan

Psikoterapi:

Psikoterapi suportif:Memberikan pasien motivasi untuk bercerita kepada


orang terdekat baik keluarga ataupun teman terdekat pasien tentang
masalahnya.

Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan jangan
bosanuntuk minum obat karna obat yang diberikan merupakan pengontrol
agar tidak timbulnya gejala atau bisa mengurangi gejala yang dirasakan
pasien.

Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum


tidak menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar gejala
yangdialami pasien bisa terkontrol dan pasien bisa menjalani kegiatan sehari
hariseperti sebelum sakit.

Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembalimelakukan


aktivitas yang lebih baik dan produktif kembali.

Sosioterapi:

Memberi saran kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien


danselalu memberi dukungan kepada pasien.

17

Mengikut sertakan pasien dalam kegiatan agar dapat berinteraksidengan baik,


dengan orang lain

Menganjurkan pasien untuk lebih mendalami agama sesuai


dengankepercayaannya.

Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Puskesmas yangterdekat


dan mengambil obat secara teratur, apabila obat yang didapat tidak lengkap
disarankan lebih baik ke poli RSUD Ulin Banjarmasin untuk control.

X.

DISKUSI
Seperti yang diartikan oleh istilahnya, gangguan skizoafektif memiliki cirri

baik skizofrenia dan gangguan afektif (sekarang disebut gangguan mood). Kriteria
diagnostic untuk gangguan skizoafektif telah berubah seiring dengan berjalannya
waktu, sebagian besar karena perubahan kriteria untuk skizofrenia dan gangguan
mood. Terlepas dari sifat diagnosis yang dapat berubah, diagnosis ini tetap
merupakan diagnosis yang terbaik bagi pasien yang sindroma klinisnya akan
terdistorsi jika hanya dianggap skizofrenia atau hanya suatu gangguan mood saja.
Prevalensi seumur hidup dari gangguan skizoafektif adalah kurang dari 1
persen, kemungkinan dalam rentang 0,5 sampai 0,8 persen. Tetapi angka tersebut
adalah angka pekiraan, karena berbagai penelitian terhadap gangguan skizoafektif
telah menggunakan kriteria diagnostic yang bervariasi. Prevalensi gangguan telah
dilaporkan lebih rendah pada laki-laki dibandingkan wanita, khususnya wanita
yang menikah. Usia onset untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia untuk
laki-laki. Laki-laki dengan skizoafektif kemungkinan menunjukkan perilaku
antisocial dan memiliki pendataran atau ketidaksesuaian afek yang nyata.
ETIOLOGI
Penyebab gangguan skizoafektif adalah tidak diketahui, tetapi empat
model konseptual telah diajukan :
1. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau
suatu tipe gangguan mood
18

2. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama-sama dari


skizofrenia dan gangguan mood
3. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang
berbeda, tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu
gangguan mood
4. Kemungkinan terbesar adalah bahwa gangguan skizoafektif adalah
kelompok

gangguan yang

heterogen

yang

meliputi

semua

tiga

kemungkinan yang pertama.


Penelitian yang dilakukan untuk menggali kemungkinan-kemungkinan
tersebut telah memeriksa riwayat keluarga, petanda biologis, respon pengobatan
jangka pendek, dan hasil akhir jangka panjang.
Walaupun banyak pemeriksaan terhadap keluarga dan genetika yang
dilakukan untuk mempelajari gangguan skizoafektif didasarkan pada anggapan
bahwa skizofrenia dan gangguan mood adalah keadaan yang terpisah sama sekali,
namun beberapa data menyatakan bahwa skizofrenia dan gangguan mood
mungkin berhubungan secara genetic. Beberapa kebingungan yang timbul dalam
penelitian

keluarga

pada

pasien

dengan

gangguan

skizoafektif

dapat

mencerminkan perbedaan yang tidak absolute antara dua gangguan primer.


Dengan demikian tidak mengejutkan bahwa penelitian terhadap sanak saudara
pasien dengan gangguan skizoafektif telah melaporkan hasil yang tidak konsisten.
Peningkatan prevalensi skizofrenia tidak ditemukan diantara sank saudara pasien
yang pasien dengan skizoafektif, tipe bipolar; tetapi, sanak saudara pasien dengan
gangguan skizoafektif, tipe depresif, mungkin berada dalam resiko yang lebih
tinggi menderita skizofrenia daripada suatu gangguan mood.
GAMBAAN KLINIS
Tanda dan gejala kinis gangguan skizoafektif adalah termasuk semua
tanda dan gejala skizofrenia, episode manic, dan gangguan depresif. Gejala
skizofrenik dan gangguan mood dapat ditemukan bersama-sama atau dalam cara
yang bergantian. Perjalanan penyakit dapat bervariasi dari satu eksaserbasi dan
remisi sampai satu perjalanan jangka panjang yang memburuk.

19

Banyak peneliti dan klinisi berspekulais tentang cirri psikotik yang tidak
sesuai dengan mood (mood-incongruent); isi psikotik (yaitu halusinasi atau
waham) adalah tidak konsisten dengan mood yang lebih kuat. Pada umumnya
adanya cirri psikotik yang tidak sesuai dengan mood pada suatu gangguan mood
kemungkinan merupakan indicator dari prognosis yang buruk. Hubungan tersebut
kemungkinan berlaku untuk gangguan skizoafektif, walaupun data-datanya
terbatas.
KRITERIA DIAGNOSIS
F25 Gangguan Skizoafektif
Pedoman Diagnostik
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala
definitive adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol
pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari
yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan
bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi
kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.
Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia
dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.
Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah
mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (Depresi
Pasca-skizofrenia). Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif
berulang, baik berjenis manik (F25.0) maupundepresif (F25.1) atau
campuran dari keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua
episode skizoafektif terselip diantara episode manic dan depresif (F30F33)
F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manic
Pedoman Diagnostik

20

Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manic yang
tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode

skizoafektif tipe manic.


Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak
begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang

memuncak.
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik
lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk
skizofrenia, F20.-pedoman diagnostic (a) sampai (d).

F 25.1 Skizoafektif tipe depresif


Pedoman diagnostik
Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif
yang tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar di
dominasi oleh skizoafektif tipe depresif.
Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya 2 gejala khas, baik
depresif maupun kelainan prilaku terkait seperti tercantum dalam uraian
untuk episode depresif (F 32)
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik
lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk
skizofrenia, F20.-pedoman diagnostic (a) sampai (d).
F25.2 Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran

Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia (F20.-) berada secara bersamasama dengan gejala-gejala afektif bipolar campuran (F31.6)

F25.8 Gangguan Skizoafektif Lainnya


F25.9 Gangguan Skizoafektif YTT

PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS


21

Sebagai suatu kelompok,

pasien dengan gangguan skizoafektif

mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia


dan pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan
gangguan skizoafektif mempunyai prognosis yang jauh lebih buruk dibandingkan
pasien dengan gangguan depresif, memiliki prognosis yang lebih buruk dari
pasien dengan gangguan bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada
pasien dengan skizofrenia. Generalitas tersebut telah didukung oleh beberapa
penelitian yang mngikuti pasien selama dua sampai lima tahun setelah episode
yang ditunjuk dan yang menilai fungsi sosial dan pekerjaan, dan juga perjalanan
gangguan itu sendiri.
TERAPI
Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah
perawatan di rumah sakit, medikasi, dan intervensi psikososial. Prinsip dasar yang
mendasari farmakoterapi untuk gangguan skizoafektif tipe depresif adalah bahwa
protocol antidepresan jika semuanya diindikasikan dan bahwa antipsikotik
digunakan hanya jika diperlukan untuk pengendalian jangka pendek. Jika protocol
thymoleptic tidak efektif dalam mengendalikan gejala atas dasar berkelanjutan,
medikasi antipsikotik dapat diindikasikan. Pasien dengan gangguan skizoafektif,
tipe depresif, harus diberikan percobaan antidepresan dan terapi elektrokonvulsan
(ACT) sebelum mereka diputuskan tidak responsive terhadap terapi antidepresan.

22

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, R. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya : Jakarta
2. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatri. 9th
ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins. 2003

23

Vous aimerez peut-être aussi