Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
III. Patofisiologi
Virus / bakteri paru-paru melalui jalan pernapasan terjadi hiper sekresi
secret masuk saluran bagian bawah mengakibatkan mucociliary aparatus
tidak dapat bekerja normal sehingga sekret tidak dapat dikeluarkan oleh
mucociliriary apparatus terjadi perkembangbiakan kuman penyakit pada
parenkhim paru.
IV. Mekanisme pertahanan tubuh pada sistem pernapasan.
1. Pada trachea/ branchi terdapat afferent untuk refleks batuk apabila
terangsang batuk.
2. Selaput lendir trachea, bronchi, bronkhioli dilengkapi cilia (rambut getar)
selalu bergerak secara ritmis.
3. Pada Alveoli dan selaput lendir terdapat makrofag dapat memakan benda
asing.
Penyakit ini bisa terjadi apabila:
1. Jumlah kuman yang masuk sangat banyak sehingga tidak dapat dikalahkan
oleh sistem pertahanan tubuh.
2. Sistem pertahanan tubuh kurang akibat dehidrasi di selaput lendir saluran
pernapasan.
3. Dehidrasi lokal akibat hidung tersumbat atau pemberian o2 yang kering air
dari mucous dan endothel dihisap oleh udara terjadi dehidrasi lokal dan
muccociliary apparatus lumpuh.
4. Refleks batuk hilang akibat pemberian obat batuk codein, dextrometophan).
5. Immuno deficiency campak, pertusis, dll.
Manifestasi klinik
1. Demam tinggi bila kuman didahului ISPA.
2. Batuk bersifat produktif bayi dan anak kecil tidak keluar dahak.
3. Sesak napas, P.C.H (+). Retraksi pada otot epigastrik, interkostal, suprasternal
sesak yang lebih hebat , tampak gerakan dagu pada setiap kali bernapas.
4. sianosis perubahan warna bibir/ lidah, ujung jari kebiruan.
5. Perubahan kesadaran apabila konsentrasi O2 dalam darah arterial (PAO2 )
atau (PACO2) anak gelisah.
6. Nyeri dada akibat gesekan pleura yang meradang.
Pengkajian
Pemeriksaan fisik:
-
Laboratorium:
-
Radiologi:
-
Diagnosa keperawatan
1. Tidak efektifnya pola napas b/d ekspansi dada yang tidak adekuat yg ditandai
adanya retraksi dada Tujuan : napas efektif setelah dilakukan perawatan
3x24jam
-