Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis
akuntansi ini berhubungan dengan waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis akuntansi yang
dianut akan mempengaruhi penyajian laporan keuangan. Penyajian pendapatan dan biaya
akan berbeda jika pilihan basis yang dianut berbeda. Basis akuntansi yang lazim dikenal adalah
basis kas dan basis akrual. Masing-masing basis ini memiliki kelebihan dan kelemahan dalam
penerapannya.
Basis yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Sistem Akuntansi Pemerintah adalah basis kas menuju akrual (cash toward accrual) yang
ditegaskan dalam KKAP paragraf 39 dan PSAP 01 paragraf 5, yang menyatakan bahwa, basis
akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran
dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca.
pemerintah di Indonesia merupakan isu yang sudah lama dibicarakan. Dalam Undang Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004
akrual secara penuh selambat-lambatnya tahun anggaran 2009. Namun, banyak pihak
Penerapan basis akrual diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih transparan
pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis
akuntansi ini berhubungan dengan waktu pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada
umumnya ada dua yaitu basis kas dan basis akrual. Selain kedua basis akuntansi tersebut
terdapat banyak variasi atau modifikasi dari keduanya, yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis
kas, dan modifikasi dari akuntansi berbasis akrual. Jadi dapat dikatakan bahwa basis akuntansi
Pembagian basis pencatatan (akuntansi) ini bukan sesuatu yang mutlak, dalam
Government Financial Statistic (GFS) yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF)
menyatakan bahwa basis pencatatan (akuntansi) dibagi menjadi 4 macam, yaitu accrual basis,
basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar. Kinerja keuangan pemerintah dapat diukur melalui basis kas
ini, yakni dengan menyajikan data perbedaan penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu
periode. Informasi terperinci mengenai item-item yang terdapat dalam laporan keuangan dan
utang/pinjaman.
2. Item-item yang biasa diungkapkan dalam akuntansi berbasis akrual, seperti komitmen,
Akuntansi berbasis kas ini tentu mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan-
akuntansi, dan
tidak memerlukan pertimbangan ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu
periode.
a. hanya memfokuskan pada arus kas dalam periode pelaporan berjalan, dan mengabaikan
arus sumber daya lain yang mungkin berpengaruh pada kemampuan pemerintah untuk
b. laporan posisi keuangan (neraca) tidak dapat disajikan, karena tidak terdapat
c. tidak dapat menyediakan informasi mengenai biaya pelayanan (cost of service) sebagai
alat untuk penetapan harga (pricing), kebijakan kontrak publik, untuk kontrol dan
evaluasi kinerja.
Basis akuntansi modifikasi basis kas pada dasarnya sama dengan akuntansi berbasis
kas. Perbedaannya adalah bahwa pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah
dengan waktu atau periode tertentu misalnya 1 atau 2 bulan setelah periode berjalan.
Penerimaan dan pengeluaran kas atau perubahan saldo kas yang terjadi pada periode tertentu
tersebut jika disebabkan karena transaksi/kejadian periode sebelumnya, maka juga akan diakui
sebagai penerimaan atau pengeluaran pada periode sebelumnya. Sebagai contoh, pemerintah
yang memiliki tahun anggaran yang berakhir tanggal 31 Desember, mengeluarkan kas senilai
15 juta rupiah pada tanggal 15 Januari 2009 untuk pembelian sepeda motor yang dibeli tanggal
30 Desember 2008. Periode tertentu yang dimaksud di sini adalah periode dari tanggal 1-15
Januari 2009. Dengan modified cash basis, maka pengeluaran kas senilai 15 juta rupiah tersebut
akan dicatat sebagai pengeluaran tahun anggaran 2008, bukan tahun anggaran 2009 pada saat
pengeluaran kas karena pengeluaran kas tersebut diakibatkan oleh transaksi/kejadian yang
Dalam basis ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Fokus pengukuran di bawah basis ini adalah pada sumber keuangan sekarang (current
b. Basis akuntansi ini mempunyai fokus pengukuran yang lebih luas dari basis kas,
pengakuan penerimaan dan pembayaran kas tertentu selama periode spesifik berarti
bahwa terdapat informasi mengenai piutang dan hutang, meskipun tidak diakui sebagai
c. Penetapan panjangnya periode tertentu bervariasi antara beberapa pemerintah, namun ada
kriteria yang sama atas pengakuan penerimaan dan pembayaran kas selama periode
satu bulan adalah waktu yang tepat, karena pembelian barang secara kredit umumnya
diselesaikan dalam periode tersebut, periode tertentu yang terlalu lama mungkin
kebijakan akuntansi yang dipakai harus diungkapkan secara penuh (fully disclosed)
peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam
periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau
ekuivalen kas diterima atau dibayarkan. Dengan demikian, pendapatan diakui pada saat
penghasilan telah diperoleh (earned) dan beban atau biaya diakui pada saat kewajiban timbul
atau sumber daya dikonsumsi. Penerapan basis akrual mencakup pencatatan transaksi
keuangan dan juga penyiapan laporan keuangan. Akuntansi berbasis akrual ini banyak dipakai
oleh institusi sektor non publik dan lembaga lain yang bertujuan mencari keuntungan.
International Monetary Fund (IMF) sebagai lembaga kreditur menyusun Government Finance
Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat
terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling
komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat. Jadi, basis akrual ini menyediakan
estimasi yang tepat atas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro.
Selain itu basis akrual menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus
sumber daya dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya.
Basis akuntansi ini meliputi pengakuan beberapa aktiva, namun tidak seluruhnya,
seperti aktiva fisik, dan pengakuan beberapa kewajiban, namun tidak seluruhnya, seperti utang
pensiun. Contoh bervariasinya (modifikasi) dari akuntansi akrual, dapat ditemukan dalam
Pengakuan seluruh aktiva, kecuali aktiva infrastruktur, aktiva pertahanan dan aktiva
atau pembangunan. Perlakuan ini diadopsi karena praktek yang sulit dan biaya yang
Pengakuan hampir seluruh aktiva dan kewajiban menurut basis akrual, namun
pengakuan pendapatan berdasar pada basis kas atau modifikasi dari basis kas.
Pengakuan hanya untuk aktiva dan kewajiban finansial jangka pendek.
pensiun.
Cash Basis Modified Cash Basis Modified Accrual Basis Accrual Basis
BAB III
Kajian dari Deloitte menyebutkan bahwa akuntansi berbasis akrual secara signifikan
ditimbulkan dari suatu kebijakan dan transparansi dari keberhasilan suatu program.
Informasi keuangan yang disusun dengan basis akrual akan mempermudah para
menilai kinerja, posisi keuangan, dan arus kas dari entitas pemerintah,
melakukan evaluasi atas biaya, efisiensi, dan pencapaian kinerja pemerintah, dan
Penggunaan basis akuntansi akrual yang menjadi tren di berbagai negara saat ini tentu
sangat terkait dengan tujuan dan manfaat dari penggunaanya itu sendiri. Penggunaan basis
akrual merupakan salah satu ciri dari praktik manajemen keuangan modern (sektor publik)
Pada dasarnya, tujuan penerapan basis akuntansi akrual adalah untuk memperoleh
informasi yang tepat atas jasa yang diberikan pemerintah dengan lebih transparan. Sebagai
contoh, biaya-biaya pensiun pegawai pemerintah yang dimasukkan dalam biaya dalam
periode akuntansi saat mereka masih dipekerjakan mencerminkan biaya yang sebenarnya,
jika dibandingkan dengan pembayaran pensiun yang terakumulasi pada saat pegawai
tersebut sudah pensiun dan tidak relevan dengan biaya periode setelah mereka pensiun.
Secara umum, basis akrual telah diterapkan di negara-negara yang lebih dahulu
pertanggungjawaban para manajer dari sisi keluaran (output) dan/atau hasil (outcome) dan
pada saat yang sama melonggarkan kontrol atas masukan (input). Para manajer tersebut
harus bertanggungjawab atas seluruh biaya yang berkaitan dengan hasil atau output yang
diproduksi, bukan hanya nilai kas yang dibayarkan. Hanya dengan basis akrual, biaya
yang sebenarnya dapat diinformasikan dan hal ini akan mendukung pengambilan
Manfaat yang dapat diperoleh atas penerapan basis akrual, baik bagi pengguna laporan
(user) maupun bagi pemerintah sebagai penyedia laporan keuangan antara lain:
kebutuhan kasnya;
membantu user dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya atau
user dapat mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal biaya pelayanan, efisiensi dan
1. European Union (EU), International Monetary Fund (IMF), Organization for Economic Co-
operation and Development (OECD), United Nation (UN) dan World Bank bergabung bersama
agregat untuk ekonomi keseluruhan; aktivitas pemerintah dan sektor privat digabungkan.
direkomedasikan dalam System of National Accounts 1993 (SNA 93) dan diikuti oleh hampir
2. IMF Goverment Finance Statistics (GFS) adalah sebuah sistem yang dikhususkan untuk
mendukung analisis sektor publik. GFS dirancang oleh IMF agar informasi keuangan
International Monetary Fund (IMF) sebagai lembaga kreditur menyusun Government Finance
penerapan basis akrual ini karena saat pencatatan sesuai dengan saat terjadinya arus
sumber daya. Sehingga, basis akrual ini menyediakan estimasi yang lebih tepat atas
pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro. Selain itu, basis
akrual menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya
dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya.
Accounting Standars (IPSAS) mulai tahun 2000. IPSAS dirancang untuk digunakan dalam
pelaporan keuangan yang bertujuan umum (general purposes) oleh entitas sektor publik
Basis akuntansi yang digunakan dalam seluruh standar yang dikeluarkan oleh IPSAS
adalah basis akrual. Dalam Glossary Handbook of IPSAS 2003, misalnya, dapat dilihat definisi
basis akrual tetapi definisi basis kas tidak dicantumkan. Kemudian dalam ruang lingkup
(scope) IPSAS 1, IPSAS diterapkan untuk penyajian laporan keuangan berbasis akrual.
C. BASIS AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM STANDAR AKUNTANSI
Basis yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Sistem Akuntansi Pemerintah adalah basis kas menuju akrual (cash toward accrual) yang
ditegaskan dalam KKAP paragraf 39 dan PSAP 01 paragraf 5, yang menyatakan bahwa, basis
akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran
dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca.
sepenuhnya basis akuntansi akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, transfer dan
pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun demikian,
penyajian Laporan Realisasi Anggaran tetap berdasarkan basis kas (KKAP Paragraf 42 dan
UU Nomor 17 Tahun 2003 pasal 36 dan UU Nomor 1 Tahun 2004 pasal 70 membatasi
penggunaan basis kas menuju akrual hanya sampai dengan laporan keuangan tahun anggaran
2008. Dengan demikian, Laporan Keuangan tahun anggaran 2009, yang akan disusun pada
tahun 2010 diharapkan sudah menggunakan basis akrual (akrual penuh), baik untuk laporan
Tahun 2005 menyatakan bahwa basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa
pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh Rekening Kas Umum Negara/Daerah, dan
belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Secara rinci
pengakuan item-item dalam laporan realisasi anggaran, sesuai dengan Standar Akuntansi
berikut:
1. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau
entitas pelaporan.
2. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
3. Dana Cadangan diakui pada saat pembentukan yaitu pada saat dilakukan penyisihan
uang untuk tujuan pencadangan dimaksud. Dana Cadangan berkurang pada saat terjadi
4. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
5. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
untuk neraca berarti bahwa aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat
terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada
keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Secara rinci pengakuan atas item-item yang ada dalam neraca dengan penerapan basis akrual
adalah:
1. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
kepenguasaannya berpindah.
2. Investasi, suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila
Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa pontensial di masa
yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah;
Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable).
kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi
memenuhi kriteria:
4. Kewajiban, suatu kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai
pemerintah di Indonesia merupakan isu yang sudah lama dibicarakan. Meskipun telah
diamanatkan oleh UU no.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No.1 tahun 2004
2009 ini Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual masih dalam bentuk draft.
Pada dasarnya, jika dibandingkan dengan akuntansi pemerintah berbasis kas menuju
akrual, akuntansi berbasis akrual sebenarnya tidak banyak berbeda. Pengaruh perlakuan akrual
dalam akuntansi berbasis kas menuju akrual sudah banyak diakomodasi di dalam laporan
keuangan terutama neraca yang disusun sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberadaan pos piutang, aset
tetap, hutang merupakan bukti adanya proses pembukuan yang dipengaruhi oleh asas akrual,
esensi transaksi atau kejadian, maka nilai lebih yang diperoleh dari penerapan akrual adalah
tergambarkannya informasi operasi atau kegiatan. Dalam sektor komersial, gambaran
perkembangan operasi atau kegiatan ini dituangkan dalam Laporan Laba Rugi. Sedangkan
dalam akuntansi pemerintah, laporan sejenis ini diciptakan dalam bentuk Laporan Operasional
atau Laporan Aktivitas atau Laporan Surplus/Defisit. Dengan demikian, perbedaan konkret
yang paling memerlukan perhatian adalah jenis dan komponen laporan keuangan.
Adapun kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil, dan
sangat obyektif, sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat mencerminkan kinerja yang
yang lebih dapat dipercaya, lebih akurat, komprehensif, relevan, dan di samping
tetapi, dalam hal pengadopsian teknik akuntansi berbasis akrual di lapangan, terdapat berbagai
kesulitan yang timbul, terutama dalam kasus di Indonesia. Triharta (1999) memaparkan
a. Dari segi legal, otorisator tidak boleh membuat komitmen pembayaran kalau anggaran
kosong
c. Accrual basis pada sisi pendapatan tidak match dengan pertanggungjawaban anggaran
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi pemerintahan pada dasarnya adalah untuk
menentukan cost of service yaitu besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan
pelayanan bagi publik. Hal ini berbeda dengan pengaplikasian accrual basis dalam sektor swasta
yang digunakan untuk mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan
(proper matching cost against revenue). Perbedaan ini dihasilkan karena pada sektor swasta
orientasi lebih difokuskan keada usaha memaksimumkan laba (profit oriented), sedangkan
pada tanggal 11 Desember 2006, diidentifikasikan berbagai masalah yang dianggap mewakili
hukum administrasi keuangan pemerintahan di Indonesia. Dua hal pokok yang perlu
dipermasalahkan adalah komponen laporan keuangan dan berbagai permasalahan konseptual dan
Kontroversi dan perdebatan serta permasalahan yang mungkin timbul dari penerapan
basis akuntansi akrual pada akuntansi pemerintah Indonesia antara lain sebagai berikut:
Laporan keuangan terdiri dari beberapa komponen. Permasalahan yang muncul di sini
adalah apa saja komponen laporan keuangan yang harus disusun dalam akuntansi pemerintah
Indonesia berbasis akrual? Apakah hendak mencakup komponen laporan yang disajikan di
Swedia, atau Perancis, menerapkan IPSAS atau mengembangkan sendiri? Jika mengembangkan
sendiri, apakah Laporan Keuangan dan Kinerja (menurut PP 8/2006) akan dijadikan bagian dari
Laporan Keuangan atau tidak? Selain itu, apakah ada perbedaan ikhtisar Laporan Kinerja dari
c. Neraca;
d. Laporan Operasional;
aset dan utang. Laporan Arus Kas (LAK) menggambarkan kinerja pengendalian arus kas
masuk dan kas keluar. Sementara itu, Laporan Operasional (LO) mencerminkan pengukuran
Penentuan tahap atau fase yang tepat untuk penerapan basis akrual di Indonesia
merupakan sesuatu yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Tahap atau fase tersebut
maksudnya adalah waktu pelaksanaan akuntansi berbasis akrual yang akan dilaksanakan
secara bertahap atau dilaksanakan secara serentak/sekaligus. Ada ahli yang berpendapat bahwa
pendekatan pelaksanaan secara bertahap lebih tepat, terutama untuk negara-negara yang
sedang berkembang yang mempunyai keterbatasan sumber daya manusia dan ketidakstabilan
politik, karena penerapan basis akrual merupakan suatu bagian dari reformasi sistem keuangan
secara keseluruhan yang harus mencakup reformasi di seluruh bidang, tidak hanya di bidang
akuntansi saja. Tetapi, terdapat juga ahli yang berpendapat bahwa pelaksanaan secara
akrual atau dengan kata lain menjadikan penganggaran akrual sebagai bagian yang melekat
dari sistem akuntansi akrual. Jika mengacu pada best practices implementasi basis akrual di luar
negeri, ternyata tidak ada keharusan penyesuaian sistem penganggaran ketika sistem akuntansi
berbasis akrual diterapkan. Negara Selandia Baru dan Inggris merupakan contoh negara yang
menerapkan anggaran berbasis akrual sebagai bagian yang melekat dari penggunaan basis
akuntansi akrual. Sedangkan Jepang, Perancis, dan Amerika merupakan contoh negara yang
4. Adanya pilihan atas berbagai penilaian, pengakuan, dan pelaporan serta adanya
kompleksitas dari sistem pencatatan yang memerlukan dukungan komitmen dari pimpinan dan
Berbagai pilihan dalam penilaian, pengakuan, dan pelaporan atas aset, kewajiban, dan
ekuitas ini akan dapat mengundang tekanan dari berbagai pihak, baik penyusun maupun para
pengguna dari laporan keuangan untuk mendapatkan informasi keuangan sesuai dengan
keinginan masing-masing. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan yang terperinci, jelas, dan
tegas untuk menghindari adanya salah tafsir yang dapat merugikan berbagai pihak serta
diperlukan juga dukungan komitmen dari pejabat-pejabat tingkat. Selain itu, faktor sumber
daya manusia yang kompeten dan faktor infrastruktur dalam wujud sarana teknologi
Pengukuran konsep ekonomis dengan basis akrual selama ini lebih dikenal dalam
sektor komersial dengan pembandingan antara pendapatan dan beban (matching cost against
revenue). Namun, pengukuran konsep ekonomis seperti itu tidak dapat diterapkan secara
penuh di sektor pemerintah. Pengukuran konsep ekonomis pada pemerintah dilihat dari
efisiensi dan efektivitas. Dalam menghasilkan ukuran efisiensi dan efektivitas yang tidak
menyesatkan para pengambil keputusan, hendaknya tidak hanya tergantung pada unsur biaya
dan pendapatan yang sudah diterima atau dibayar per kas, akan tetapi juga tapi juga termasuk
biaya/kewajiban yang timbul yang belum dibayar dan pendapatan atau hak yang masih akan
diterima. Masalah silang pendapat antara pementingan laporan berbasis kas dengan berbasis
Operasional
Realisasi Anggaran sebagai statutory report (laporan yang diwajibkan undang-undang) karena
merupakan produk akuntansi berbasis kas – maka secara normatif Laporan Realisasi Anggaran
akan lebih dibutuhkan daripada Laporan Operasional. Laporan Operasional berisi 2 (dua)
kelompok utama, yaitu pendapatan dan beban, sedangkan dalam Laporan Realisasi Anggaran
terdapat surplus/defisit yang merupakan selisih pendapatan dan belanja yang pada akhirnya
akan mengalir menjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA). Penandingan pendapatan
dan beban (matching cost against revenue) dalam Laporan Operasional ada yang menilai tidak
mempunyai arti penting karena beban yang dikeluarkan pemerintah tidak dimaksudkan untuk
Operasional akan menjadi penghalang normatif atas keunggulan akuntansi berbasis akrual
Berdasarkan basis akrual, piutang dan pendapatan diakui pada saat timbulnya hak.
Pengertian timbulnya hak tersebut perlu dijelaskan bahwa timbulnya harus ditandai dengan
suatu dokumen yang menyatakan bahwa benar-benar hak tersebut diperkirakan dapat
direalisasikan. Dalam pengertian ini tidak termasuk potensi-potensi sumber-sumber daya yang
belum dieksploitasi (national resources), misalnya kandungan minyak, kandungan batu bara,
ikan, hutan, dan sebagainya. Menurut prinsip akuntansi yang diterima umum, pengakuan
pendapatan untuk basis akrual adalah pada saat timbulnya hak. Akan tetapi, dalam operasional
pajak berdasarkan mekanisme self assesment. Dalam mekanisme self assessment, wajib pajak
menghitung sendiri kewajiban pajaknya. Oleh karena itu, hak pemerintah untuk mendapatkan
penerimaan pajak belum menjadi final berdasarkan penghitungan kewajiban perpajakan wajib
pajak tersebut karena masih dimungkinkan adanya restitusi, sehingga dokumen yang dijadikan
Dengan pendekatan akrual ada kemungkinan timbulnya piutang tak tertagih, kemudian
bagaimana menyikapinya? Permasalahan ini timbul karena di satu pihak secara teknis
akuntansi adalah mudah untuk menyisihkan piutang antara lain melalui analisis umur piutang.
Akan tetapi, alasan hukum untuk menyisihkan piutang tersebut belum ada. Dengan demikian,
Berbagai permasalahan dan kontroversi yang ada terkait dengan penerapan akuntansi
pemerintah berbasis akrual, baik yang telah disebutkan di atas maupun permasalahan lain yang
belum ter-cover dalam makalah ini, perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah,
terutama pihak-pihak yang terkait khususnya para penyusun standar, untuk mengatasi segala
permasalahan dan kontroversi yang terjadi sehingga basis akrual dapat diterapkan secara
lain yang telah terlebih dahulu menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual di negaranya.
Dari contoh-contoh ini dapat diamati gambaran pelaksanaan sistem akuntansi berbasis akrual
di negara lain yang dapat dijadikan petunjuk best practices untuk melaksanakan sistem
A. NEW ZEALAND
Pada awal tahun 1990-an telah muncul laporan keuangan dan anggaran berbasis akrual
yang pertama kalinya di dunia yaitu di New Zealand. Kemudian dalam perkembangan satu
dekade berikutnya, telah terjadi perubahan besar dalam penggunaan basis akuntansi dari basis
kas menuju/menjadi basis akrual di negara-negara anggota OECD (Organization for Economic
Co-operation and Development) meskipun masih terdapat perbedaan derajat akrualnya di antara
negara-negara tersebut.
Penggunaan basis akrual tidak hanya untuk penyusunan laporan keuangan, di beberapa
negara telah menggunakan basis akrual baik untuk penyusunan laporan keuangan maupun
OECD, basis akrual sejauh ini lebih banyak diterima untuk pelaporan keuangan dari pada
Pemerintah New Zealand melakukan reformasi besar pada akhir tahun 1980-an dan
awal tahun 1990-an. Reformasi tersebut mengubah manajemen pemerintahan dari sistem
berbasis ketaatan, yang menggunakan aturan yang detail, restriktif dan plafon anggaran kas,
menjadi rezim yang berbasis kinerja dan akuntabilitas. Adapun latar belakang dari proses
reformasi tersebut diawali dengan kondisi manajemen di New Zealand pada awal tahun 1980-
an yang didominasi oleh kontrol input yang tersentralisasi yaitu ditetapkannya instruksi-
instruksi menyangkut masalah perbendaharaan dan manual pelayanan publik, termasuk
adanya monopoli dengan membuat keharusan untuk menggunakan penyedia barang dan jasa
(supplier) tertentu yang telah ditentukan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Bagian-bagian pokok dari peraturan keuangan pada rezim baru yang diatur di dalam
departemen/lembaga;
Salah satu unsur Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah di New Zealand adalah
berpindah ke sistem yang baru, semua elemen kunci dari sistem baru yaitu penganggaran
akrual, proses apropriasi, dan proses pelaporan berubah pada saat yang sama. Perubahan
tersebut mencakup:
output secara luas, yang akan menjadi basis untuk apropriasi berbasis akrual;
dapat menyediakan pelaporan bulanan kepada menteri dan treasury dan laporan
tahunan kepada parlemen (dan publik). Laporan bulanan meliputi satu set laporan
keuangan dan juga laporan mengenai realisasi belanja terhadap apropriasi (anggaran);
3. Pengembangan sistem alokasi biaya (cost) sehingga memungkin alokasi seluruh biaya
departemental;
5. Kepala eksekutif departemental bertanggung jawab secara penuh atas manajemen
mengembangkan sendiri sistem yang berbasis akrual. Dalam kenyataannya sebagian besar
departemen sudah siap dengan sistem akrualnya dalam waktu satu tahun, sedangkan secara
keseluruhan departemen sudah siap dalam waktu delapan belas bulan. Selama proses
lain:
penetapan sistem manajemen kas pusat dan menetapkan kontrak untuk pelayanan bank
pemerintah;
memberikan persetujuan kepada departemen yang siap untuk berpindah ke sistem baru
B. SWEDIA
Pemerintah Pusat Swedia secara lebih awal menerapkan sistem akuntansi berbasis
akrual, yaitu penerapan pada tingkat kementerian pada tahun 1993 dan penerapan pada level
akrual memakan waktu beberapa tahun dan tergolong lancar karena tidak ada perdebatan
besar di pemerintahan dan tidak ada penolakan dari kementerian. Standar akuntansi berbasis
kementerian/lembaga.
relatively full accrual accounting. Pengecualian hanya terhadap perlakuan aset bersejarah
Keinginan untuk menerapkan penganggaran berbasis akrual di Swedia telah ada sejak
tahun 1960-an, tetapi rencana tersebut tidak terealisasi. Penerapan akuntansi berbasis akrual
berbasis akrual. Departemen keuangan Swedia telah melakukan beberapa penelitian untuk
tetapi pada umumnya mendukung penerapan penganggaran berbasis akrual karena penerapan
dual system (sistem akuntansi berbasis akrual dan penganggaran berbasis kas) cukup
memberatkan. Akan tetapi, setelah banyak hal yang dikerjakan, Departemen Keuangan Swedia
ditemukan bahwa informasi akrual lebih banyak digunakan untuk internal manajemen pada
lembaga lebih banyak menggunakan biaya berbasis akrual (accrual based cost) untuk obyek
biaya seperti departemen dan output. Informasi berbasis akrual seperti itu lebih banyak
akrual. Karena itu, informasi pada Laporan Operasional dan biaya per obyek lebih banyak
digunakan dibandingkan dengan Neraca dan Laporan Dana. Informasi akrual lebih banyak
digunakan sebagai dasar untuk penilaian kinerja keuangan bukan sebagai dasar alokasi sumber
daya.
C. AUSTRALIA
Pada tanggal 1 Maret 2007 bekerja sama dengan Pemerintah Australia mengadakan
Senior Officer Workshop mengenai Accrual Accounting and Budgeting. Dalam workshop tersebut,
hadir sebagai pembicara tunggal Mr. Phil Bowen, Deputy Secretary Australian Government
Department of Finance & Administration untuk berbagi pengalaman Pemerintah Australia dalam
accrual accounting and budgeting. Hal ini dikarenakan banyaknya persiapan-persiapan yang
harus dipenuhi sebelum penerapan basis akrual tersebut. Persiapan-persiapan yang dilakukan
Pemerintah Australia pada tahun 1980-an antara lain dengan memperkenalkan Kerangka
sampai dengan program (activity level), penyerahan fungsi administratif manajemen keuangan
bergerak pada tahap penyusunan laporan keuangan instansi yang berbasis akrual, laporan
Phil Bowen juga mengatakan bahwa seluruh persiapan yang dilakukan harus pula
penganggaran berbasis kas yang efektif dan sistem teknologi informasi manajemen keuangan,
kegiatan berbasis kas yang efktif yang mengacu kepada MTEF, praktek inventarisasi aset dan
penilaian aset yang baik, pengukuran kinerja berdasarkan output dan outcomenya, penerapan
standar akuntansi, dan penggunaan para ahli akuntansi dalam jumlah yang besar pada tataran
Di akhir pemaparannya, Phil Bowen menceritakan bahwa kunci sukses dalam masa
transisi menuju akuntansi dan anggaran yang berbasis akrual di Australia sangat bergantung
pada penerapan sistem informasi manajemen yang berbasis akrual pada instansi pusat dan
vertikal, program pendidikan dan pelatihan untuk para instansi pengguna tentang informasi
berbasis akrual, penyamaan pemahaman dan komitmen dari seluruh stakeholders, dan fase
Sejauh ini, komponen laporan keuangan pokok dalam penerapan akuntansi akrual telah
muncul dalam berbagai nama atau istilah. Di dunia internasional, laporan keuangan akrual
yang paling umum diterapkan dalam sektor publik adalah laporan yang mengacu pada
International Public Sector Accounting Standards (IPSAS). Menurut IPSAS, laporan keuangan
Assets/Equity);
2. Laporan Surplus/Defisit (Surplus Defisit Statement: A Net Expense Statement, Net Sovereign
Dari penerapan basis akrual di beberapa negara yang telah disajikan di atas, dapat
digunakan sebagai petunjuk best practices dalam pelasanaan akuntansi pemerintah berbasis
akrual di Indonesia disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di Indonesia agar
penerapannya dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan ekonomis serta dapat memberikan
PENUTUP
Basis akuntansi yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Sistem Akuntansi Pemerintah adalah basis kas menuju akrual (cash toward accrual).
Akan tetapi, UU Nomor 17 Tahun 2003 pasal 36 dan UU Nomor 1 Tahun 2004 pasal 70
membatasi penggunaan basis kas menuju akrual hanya sampai dengan laporan keuangan
tahun anggaran 2007. Dengan demikian, Laporan Keuangan tahun anggaran 2008, yang
disusun pada tahun 2009 harus sudah menggunakan basis akrual (akrual penuh), baik untuk
laporan realisasi anggaran maupun neraca. Namun, ternyata hal ini belum dapat direalisasikan,
bahkan sampai dengan bulan Agustus 2009 ini Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Pada dasarnya, jika dibandingkan dengan akuntansi pemerintah berbasis kas menuju
akrual, akuntansi berbasis akrual sebenarnya tidak banyak berbeda. Pengaruh perlakuan akrual
dalam akuntansi berbasis kas menuju akrual sudah banyak diakomodasi di dalam laporan
keuangan terutama neraca yang disusun sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberadaan pos piutang, aset
tetap, hutang merupakan bukti adanya proses pembukuan yang dipengaruhi oleh asas akrual,
komponen-komponen yang ada dalam Laporan Keuangan Pokok, tahap penerapan akuntansi
sistem pencatatan, penerapan konsep matching cost against revenue, adanya kemungkinan
Oleh karena itu, pengimplementasian basis akrual dalam sistem akuntansi pemerintah
peraturan yang lebih jelas dan terperinci serta adanya dukungan dan kompetensi sumber daya
manusia dari pihak-pihak yang terkait, termasuk para petinggi negeri ini, untuk mendukung
transparansi pemerintah dan pengambilan keputusan yang lebih baik dalam mewujudkan good
governance.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Budi. 2008. Penggunaan Akuntansi Akrual di Negara-Negara Lain – Tren di Negara-Negara
Anggota OECD. http://www.bppk.depkeu.go.id/index.php/research-paper/view-
category.html (diakses: 15 Agustus 2009)
Soesastro, Hadi. 2008. Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia. Jakarta: Kanisius
Widjajarso, Bambang. 2008. Penerapan Basis Akrual pada Akuntansi Pemerintah Indonesia: Sebuah
Kajian Pendahuluan. http://www.bppk.depkeu.go.id/index.php/research-paper/view-
category. html (diakses: 15 Agustus 2009)