Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ADVOKASI
A. POSYANDU LANSIA
1. Latar belakang
Seiring
dengan
semakin
meningkatnya
populasi
lansia,
pemerintah
telah
metabolik dan struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif yang akan menyebabkan
para lansia menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatik. Lansia bukan
suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Penurunan
kemampuan berbagai organ, fungsi, dan sistem tubuh itu bersifat alamiah/fisiologis.
Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh. Pada
umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan
masalah pada usia sekitar 60 tahun (Pudjiastuti, 2003).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 cakupan peran
serta masyarakat yaitu sebesar 60,5%, angka ini masih dibawah target sasaran rencana kerja
pembinaan gizi masyarakat tahun 2010-2014 yaitu 85%. Rendahnya kunjungan lansia ke
posyandu dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satunya adalah faktor kurangnya
motivasi dari keluarga dan tidak ada yang mengantar lansia untuk mengikuti posyandu.
Menurut Adisasmita (2006), dengan adanya partisipasi masyarakat perencanaan
program posyandu diupayakan menjadi lebih terarah, artinya rencana atau program yang
disusun sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, berarti dalam penyusunan program
ditentukan prioritas, dengan demikian pelaksanaan program tersebut akan terlaksana secara
efektif dan efisien. Salah satu indikasi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah keaktifan
kedatangan masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan yang dalam hal ini khususnya
pemanfaatan posyandu. Kehadiran lansia di posyandu sangat mendukung tercapainya salah
satu tujuan posyandu yaitu meningkatkan kesehatan lansia.
Berdasarkan pengumpulan data yang kami lakukan selama satu minggu di Desa
Jedong Kecamatan Wagir Kabupaten Malang, lansia yang berkunjung ke Posyandu Lansia
sebanyak 6,7% dan yang tidak datang sebanyak 93,3%.
Untuk dapat membentuk posyandu yang dapat bertahan kelangsungannya diperlukan
juga dukungan sosial sehingga masyarakat terutama lansia terdorong aktif ikut serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan dapat menikmati hasil dari program posyandu
tersebut.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Merubah fungsi dan kinerja Posyandu agar dapat memenuhi kebutuhan Lansia
agar status gizi maupun derajat kesehatan lansia dapat dipertahankan dan atau
ditingkatkan. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kader
Posyandu balita dalam pelaksanaan Posyandu di Desa Jedong tahun 2016.
b. Tujuan Khusus :
Merubah kualitas kemampuan dan keterampilan kader posyandu
Merubah kemitraan dan pemberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
kegiatan Posyandu
Mengubah pengetahuan dan sikap lansia tentang pentingnya kunjungan ke
posyandu untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia serta aktif dalam
3. Materi Kegiatan
Memperbaiki jangkauan pelayanan melalui kegiatan pelayanan pada hari buka
lansia
Mengoptimalkan kegiatan Posyandu
Memperkuat dukungan pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional dan
tokoh masyarakat
4. Asumsi Perencanaan
a. Asumsi Positif
Mendapatkan dukungan dari ketua kader dan anggota kader
Terjalin hubungan yang baik antara mahasiswa dan kader
Kader mampu dan membutuhkan kegiatan tersebut
Program posyandu untuk lansia terlaksana dengan baik dan dapat dijadikan
program berkelanjutan
Ada dukungan masyarakat lintas program dan lintas sektor
b. Asumsi Negatif
5. Strategi Pendekatan
Pendekatan melalui pihak masyarakat khususunya lansia, kader posyandu, tenaga
kesehatan desa untuk bersedia bekerjasama dalam kegiatan revitalisasi Posyandu lansia
di Desa Jedong Kecamatan Wagir Kabupaten Malang untuk meningkatkan kunjungan
para lansia sehingga derajat kesehatan dapat dipertahankan dan atau ditingkatkan.
5. Sasaran
Sasaran kegiatan Revitalisasi Posyandu ini adalah kepala desa, bidan desa, ketua
kader lansia, kader lansia, petugas gizi puskesmas Kecamatan Wagir dan tokoh
masyarakat.
6. Tempat dan Waktu
a. Bentuk kegiatan :
Diskusi tentang program posyandu lansia
Penerapan posyandu lansia
Mengajukan rancangan program posyandu lansia kepada kepala desa di
Jedong
Melakukan negosiasi dengan kepala desa dan ketua kader posyandu untuk
b. Materi :
Materi posyandu lansia
1. Pengertian posyandu lansia
2. Tujuan posyandu lansia
3. Manfaat posyandu lansia
4. Pembentukan posyandu lansia
5. Pelaksanaan sistem 5 meja posyandu lansia
: Mufidah Khairunnisa
: Ribka Dian
: Maulidia Agustina M.P
: Rizka Muthia Nuruddin
: Denny Sandria
: Ninda Anggreini Putri
9. Biaya
Kesekretariatan :
a.
b.
c.
d.
Absensi
Modul Posyandu Lansia
Manila
Spidol Hitam Besar
15 x Rp 3250
5 x Rp 2500
2 x Rp 5800
Rp 2.000
Rp 48.750
Rp 12.500
Rp 11.600
Microtoa
2 x Rp 75.550
Rp 151.100
Timbangan injak
2 x Rp 89.900
Rp 179.800
Poster
4 x Rp 3600
Rp 14.400
Sound system
Rp 120.000
Konsumsi
30 x Rp 6.500
Rp 195.000
Transportasi
2 x Rp 20.000
Rp 40.000 +
Total
Rp 775.150
hadir
Kader lansia mampu memahami tentang materi yang disampaikan
Kader lansia mampu dan membutuhkan kegiatan tersebut
Program posyandu lansia tersebut dapat berjalan kembali sebagaimana mestinya
B. REVITALISASI UKS
1. Latar belakang
UKS merupakan wadah lintas sektor yang strategis untuk memecahkan masalah-masalah
kesehatan. Menurut Ahmad Selvia (2009:1) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) juga merupakan
upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan
bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing
untuk menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta
didik sehari-hari. Pelaksanaan UKS perlu didukung dengan sumber daya yang mencukupi baik
sumberdaya manusia maupun pembiayaan yang berasal dari semua sektor terkait baik di tingkat
Pusat maupun Daerah. Dengan telah diberlakukannya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004,
maka berbagai program pelaksanaan UKS di setiap daerah pada dasarnya diserahkan sepenuhnya
kepada Tim Pembina UKS di daerahnya masing-masing untuk menentukan prioritas
programnya. Selain itu, peran Puskesmas dari wilayah sekolah pemenang juga sangat penting,
karena merupakan bagian dari Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan.
Masalah kesehatan anak usia sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Hasil Riskesdas
2013 menunjukkan bahwa 26,4% anak usia kelompok SD/SMP menderita anemia gizi yang
dapat berpengaruh pada prestasi belajar. Di samping itu Riskesdas juga melaporkan perilaku
berisiko yang dilakukan oleh kelompok usia anak sekolah, seperti merokok pada 18,3% anak
usia 15-19 tahun, kurang aktivitas fisik pada 35,4% anak usia 15-19 tahun, kurang mengonsumsi
sayuran pada 95% anak usia 13-15 tahun, tidak menggosok gigi secara benar pada 92,3% anak
usia 13-15 tahun, dan tidak mencuci tangan dengan benar pada 80% anak usia 13-15 tahun.
Kondisi ini diperparah dengan banyaknya jajanan yang tidak memenuhi syarat
lingkungan sekolah. Laporan BPOM 2013 menunjukkan bahwa sekitar 31,8% panganan dan
jajanan anak sekolah (PJAS) yang dijual di lingkungan sekolah dasar mengandung bahan
berbahaya.
Berdasarkan pengumpulan data yang kami lakukan selama satu minggu di desa Jedong
Kecamatan Wagir Kabupaten Malang, di SDN Jedong 1 sudah terdapat ruangan UKS yang
menjadi satu dengan ruangan guru. Sedangkan untuk kebiasaan cuci tangan setelah bermain
siswa SDN Jedong 1 sebesar (62,96%), sedangkan untuk tingkat pengetahuan PHBS 74,89% dan
Makanan Jajanan sebesar 34,25%.
Untuk dapat membentuk UKS yang bertahan kelangsungannya diharapkan
dukungan
seluruh sektor dalam revitalisasi UKS, baik dalam pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,
dan pembinaan lingkungan sehat. Peran lintas sektor sangat penting karena pelaksanaan program
ini di sekolah terkait dengan kurikulum, institusi pendidikan, peserta didik, dan wilayah kerja
yang merupakan urusan, tugas, fungsi atau tanggung jawab berbagai sektor.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pemberdayaan pihak sekolah agar kegiatan UKS berjalan sesuai
dengan fungsinya, segala kegiatan UKS dapat aktif kembali.
b. Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan UKS.
Meningkatkan pengetahuan /sikap / keterampilan untuk berprilaku hidup sehat.
Meningkatkan derajat kesehatan siswa.
Meningkatkan daya tangkal siswa terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok, alkohol
dan obat berbahaya lainnya
3. Materi Kegiatan
Meningkatkan pengetahuan akan pentingnya UKS
Meningkatkan peran serta pihak sekolah dan siswa dalam kegiatan UKS
Optimalisasi Kegiatan UKS
Memperkuat dukungan pendampingan dan pembinaan oleh tenaga professional dan
Tokoh Masyarakat
4. Asumsi Perencanaan
a. Asumsi Positif
Program yang direncanakan ditanggapi, disetujui, disepakati serta mendapat bantuan dan
partisipasi dari pihak sekolah dan siswa
b. Asumsi Negatif
Terjadi hujan saat kegiatan dan waktu kegiatan yang bersamaan dengan belajar mengajar
di SDN Jedong 1
5. Strategi Pendekatan
Pendekatan melalui pihak sekolah dan siswa untuk bersedia bekerjasama dalam kegiatan
UKS
6. Sasaran
Kepala sekolah, guru (guru UKS)
7. Tempat dan Waktu
a. Bentuk kegiatan :
Diskusi tentang program UKS
Penerapan UKS
Mengajukan rancangan program UKS kepada kepsek dan guru di SDN Jedong
1
Melakukan negosiasi dengan kepala sekolah dan guru untuk menetapkan
telah disepakati
Melakukan sosialisasi kepada warga sekolah mengenai pentingnya program
posyandu UKS
b.
Materi :
Materi UKS
o Pengertian UKS
o Tujuan UKS
o Manfaat UKS
o Lambang UKS
c. Metode :
Menggunakan metode diskusi dan demonstrasi penerapan kegiatan UKS
d. Waktu dan tempat :
Waktu
: Maret 2016
Tempat
: SDN Jedong 1
8. Organisasi Tenaga Pelaksana
Ketua Pelaksana
Sekretaris
Sie Perlengkapan
Sie Dokumentasi
Sie Demonstrasi
Sie Konsumsi
9. Biaya
Kesekretariatan
Absensi
Rp
1000
Microtoa
Rp 75.550
Timbangan injak
Rp 89.900
Poster
2 x Rp 3600
Rp
7.200
Grafik IMT
2 x Rp 3600
Rp
7.200
Rp 24.300
Konsumsi
Transportasi
Total
Rp 113.400
Rp 57.100 +
Rp 307.650
27 x Rp 4200
2 x Rp 28.550