Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN
DIABETES
MELITUS
(Teori)
2.2.2
1.
2.
3.
4.
Etiologi
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat menyebabkan insufisiensi
insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain
yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin.
Faktor faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang dapat menimbulkan
infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan
kehamilan.
Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang disertai pembentukan sel
sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel - sel penyekresi insulin, kemudian
peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat
kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin.
2.2.4 Patofisiologis
Diabetes Tipe II
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu retensi
insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada
permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi
dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan
penurunan reaksi intra sel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
pengambilan glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus
terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penserita toleransi glukosa terganggu,
keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada
tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi
peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabetes tipe II, namun masih
terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan
keton yang menyertainya. Karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun
demikian, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan
sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik (HHNK).
Diabetes tipe Iipaling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia lebih dari 30 tahun dan
dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahun-tahun) dan progresif,
maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala
tersebut sering bersifat tingan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada
kulit yang lama sembuh-sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya
sangat tinggi).
Untuk sebagian besar pasien (kurang lebih 75%), penyakit diabetes tipe II yang dideritanya
ditemukan secara tidak sengaja (misalnya, pada saat pasien menjalani pemeriksaan laboratorium yang
rutin). Salah satu konsekuensi tidak terdeteksinya penyakit diabetes selama bertahun-tahun adalah
bahwa komplikasi diabetes jangka panjang (misalnya, kelainan mata, neuropati perifer, kelainan vaskuler
oerifer) mungkin sudah terjadi sebelum diagnosis ditegakkan.
Penanganan primer diabetes tipe II adalah dengan menurunkan berat badan, karena resistensi
insulin bekaitan dengan obesitas. Latihan merupakan unsur yang penting pula untuk meningkatkan
efektifitas insulin. Obat hipoglikemia oral dapat ditambahkan jika diet dan latihan tidak berhasil
menurunkan kadar glukosa hingga tingkat yang memuaskan, maka insulin dapat digunakan. Sebagian
pasien memerlukan insulin untuk sementara waktu selama periode stres fisiologik yang akut, seperti
selama sakit atau pembedahan.
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia terhadap
masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan dengan klien keluarga juga orang
terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan mendokumentasikan kontribusi perawat dalam
mengurangi / mengatasi masalah-masalah kesehatan.
Proses keperawatan terdiri dari lima tahapan, yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap dimana perawat mengumpulkan data secara sistematis, memilih dan
mengatur data yang dikumpulkan dan mendokumentasikan data dalam format yang didapat. Untuk itu
diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah
terhadap tindakan keperawatan (Tarwoto, 2006). Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantung
pada tahap ini yang terbagi atas :
Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status
kesehatan dan pola pertahanan penderita , mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang
dapt diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan laboratorium serta pemeriksaan
penunjang lainnya.
Anamnese
a.
Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku
bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Menggambarkan alasan seseorang masuk rumah sakit. Pada umumnya keluhan utamanya yakni adanya
rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh
sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:
1.
Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
2.
Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah seperti
terbakar, berdenyut, atau menusuk.
3.
Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan
dimana rasa sakit terjadi.
4.
Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri
atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5.
Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang
hari.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Menggambarkan perjalanan penyakit yang saat ini sedang dialaminya. Berisi tentang kapan terjadinya
luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin
misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau
penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
f. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan
penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
g. Genogram
Genogram dapat menunjukan riwayat kesehatan keluarga, adanya faktor keturunan atau genetik sebagai
faktor predisposisi penyakit yang di derita klien. Pada kasus diabetes militus, salah satu penyebabnya
menyebutkan bahwa beberapa orang bisa menjadi pembawa bakat (berupa gen).
h. Pola kegiatan sehari-hari ( 11 pola Gordon )
1. Pola persepsi management kesehatan
Menjelaskan tentang persepsi atau pandangan klien terhadap sakit yang dideritanya, tindakan atau
usaha apa yang dilakukan klien sebelum dating kerumah sakit, obat apa yang telah dikonsumsi pada saat
akan dating kerumah sakit. Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi management
2.
3.
4.
5.
a)
b)
c)
d)
e)
a)
b)
c)
d)
e)
6.
kesehatan karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gangren kaki diabetik sehingga menimbulkan
persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan
dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah dimengerti
pasien.
Pola nutrisi dan metabolisme
Menggambarkan asupan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kondisi rambut, kuku dan kulit,
kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai dan
banyaknya minum yang dikaji sebelum dan sesudah masuk RS. Pada pasien DM akibat produksi insulin
tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga
menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan mudah
lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat
mempengaruhi status kesehatan penderita.
Pola eliminasi
Menggambarkan pola eliminasi klien yang terdiri dari frekuensi, volume, adakah disertai rasa nyeri,
warna dan bau. Pada kasus DM adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang
menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine (glukosuria ). Pada
eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.
Pola tidur dan istirahat
Menggambarkan penggunaan waktu istirahat atau waktu senggang, kesulitan dan hambatan dalam
tidur, pada pasien dengan kasusu DM Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan situasi rumah sakit
yang ramai akan mempengaruhi waktu tidur dan istirahat penderita, sehingga pola tidur dan waktu tidur
penderita mengalami perubahan.
Pola aktivitas dan latihan
Menggambarkan kemampuan beraktivitas sehari-hari, fungsi pernapasan dan fungsi sirkulasi. Pada
kasus DM adanya luka gangren dan kelemahan otot otot pada tungkai bawah menyebabkan penderita
tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal, penderita mudah mengalami
kelelahan.
Skala ketergantungan :
Pasien mendiri
Pasien bergantung pada alat
Pasien bergantung pada orang
Pasien bergantung pada alat dan orang
Pasien total care
Aktivitas menggunakan tonus otot:
Tidak ada kontraksi
Ada kontraksi tapi tidak ada pergerakan sendi
Ada pergerakan sendi tapi tidak bisa menahan gaya grafitasi
Dapat menahan gravitasi sedang
Dapat menahan sekuat-kuatnya gaya gravitasi
Pola kognitif perceptual
Menggambarkan pola kemampuan klien untuk proses berpikir, pola penglihatan, pendengaran,
pengecapan, penciuman dan persepsi sensasi nyeri serta kemampuan berkomunikasi dan mengerti akan
penyakitnya. Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati / mati rasa pada luka sehingga
tidak peka terhadap adanya trauma.
7. Pola persepsi dan konsep diri
Menggambarkan citra diri, identitas diri, harga diri dan ideal diri seseorang dimana perubahan yang
terjadi pasa kasus DM adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita
mengalami gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh, lamanya perawatan, banyaknya
biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran
pada keluarga ( self esteem ).
8. Pola hubungan dan peran
Menggambarkan tentang hubngan klien dengan lingkungan disekitar serta hubungannya dengan
keluarga dan orang lain. Seseorang dengan kasus DM akan menyebabkan Luka gangren yang sukar
sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu dan menarik diri dari pergaulan.
9. Pola seksual dan reproduksi
Meggambarkan tentang seksual klien. Dampak angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah
di organ reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi sek, gangguan kualitas maupun ereksi,
serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.
10. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
Menggambarkan kemampuan koping pasien terhadap masalah yang dialami dan dapat
menimbulkan ansietas. Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak
berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah, kecemasan,
mudah tersinggung dan lain lain, dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan
mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Menggambarkan sejauh mana keyakinan pasien terhadap kepercayaan yang dianut dan bagaimana
dia menjalankannya. Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka pada
kaki tidak menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah
penderita.
Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda tanda vital.
b. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging,
adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah,
gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
c. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit di
daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
d. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.
e. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi,
aritmia, kardiomegalis.
f. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan,
peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
g. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
h. Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya
gangren di ekstrimitas.
i.
Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental,
disorientasi.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial
> 200 mg/dl.
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict
( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++
), dan merah bata ( ++++ ).
c. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.
Analisa Data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan analisa serta sintesa data.
Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan data obyektif dan berpedoman pada teori
Abraham Maslow yang terdiri dari :
1. Kebutuhan dasar atau fisiologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan cinta dan kasih sayang
4. Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat diambil kesimpulan tentang
masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab, yang dapat dirumuskan dalam bentuk
diagnosa keperawatan meliputi aktual, potensial, dan kemungkinan.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas
terhadap proses kehidupan/ masalah kesehatan. Aktual atau potensial dan kemungkinan dan
membutuhkan tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut.
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien diabetes mellitus adalah sebagai
berikut :
1. Intoleransi aktifitas berhubungana kelemahan tubuh.
2.
3.
berhubungan
Extremely
Substansially
Moderately
Middly
Not
compromised
compromised
compromised
compromised
compromised
21.
Pengelolahan energy
Tentukan pemeriksaan keterbatasan fisik pasien.
Tentukan persepsi yang penting dari pasien tentang penyebab dari kelelahan.
Menganjurkan secara lisan tentang keterbatasaan.
Tentukan penyebab dari keterbatasaan.
Monitor asupan nutrisi/gizi yang masuk untuk mendapatkan / memastikan keadekuatan sumber
sumber energi.
Tentukan apa dan beberapa besar aktivitas yang diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh.
Konsul dengan ahli gizi tentang cara untuk meningkatkan / menambah intake yang tinggi untuk
kebutuhan energi.
Monitor / dan dokumentasikan pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur.
Monitor lokasi dan alami dari ketidaknyamanan atau nyeri selama aktivita
Kurangi ketidaknyamanan fisik yang menggangu dengan fungsi kognitif dan monitor / mengatur
aktifitasnya.
Batasi rangsangan lingkungan ( misal: cahaya dan kebisingan )untukn fasilitas relaksasi.
Batasi banyaknya pengunjung yang bisa menggangu bila dibutuhkan.
Merencanakan / menjadwalkan istirahat aktivitas (selama periode istirhat
Anjurkan tidur siang jika dibutuhkan.
Rencanakan aktivitas pasien ketika pasien memenuhi banyak energi.
Bantu pasien untuk duduk disamping tempat tidur (teruntai jika tidak sanggup untuk pindah atau
berjalan).
Bantu dengan aktivitas fisik teratur (misal : ambulasi, transfer, berubah posisi dan perawatan personal )
sesuai kebutuhan .
Anjurkan aktivitas fisik (misal : ambulasi atau hasil dari aktivitas sehari hari konsisten dengan energi
pasien )
Monitor respon oksigen pasien ( misal : nadi , irama jantung, dan frekuensi pernapasan) terhadap
aktifitas perawatan diri.
Ajarkan kepada pasien dan orang yang penting bagi pasien tentang tekniik perawatan diri yang akan
meminimalkan konsumsi oksigen.(misal : memantau diri dan teknik berjalan untuk melakukan aktivitas
sehari hari ).
Ajar kepada pasien terhadap tanda & gejala yang penting dikenal dari
kelelahan yang diperlukan dalam aktivitas.
22.
23.
24.
25.
Ajar pada pasien / penting untuk memberitahukan perawatan kesehatan jika tanda dan gejala kelelahan
berlangsung.
Bantu pasien untuk melaksanakan keluarga dan teman dekat di lakukan di rumah untuk penegakkan
terhadap kelelahan.
Bantu pasien untuk monitor perawatan diri dan gunakan sesudah catatan untuk intake kalor dan
pengeluaran energi sesuai kebutuhan.
Evaluasi program dalam tingkatan dari aktivitas.
Miskonsepsi
Enggan makan
Kram abdominal
Kurang informasi
Factor yang berhubungan :
Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena factor biologi, psikologi
atau ekonomi.
b. Client Outcome (COC)
Klien menunjukkan status asupan gizi , makanan, cairan dan zat gizi yang cukup.
c Nursing Outcomes (NOC)
Substantially
compromised
Moderately
compromised
Mildly
compromised
Not
compromised
100403 Energi
Status nutrisi
Indicator
100401 Pemasukan nutrisi
100402Pemasukan cairan
makanan
dan
Not adequate
Slightly
adequate
Moderately
adequate
Substantially
adequate
Totally
adequate
Indicator
100801 Pemasukan makanan orPl
Not adequate
Slightly
adequate
Moderately
Adequate
Substantially
adequate
Totally
adequate
Indicator
100901 pemasukan kalori
100902 pemasukan protein
100903 pemasukan lemak
100904 pemasukan karbohidrat
100905 pemasukan vitamin
100906 pemasukan mineral
100907 Pemasukan iron
100908 pemasukan calcium
d.
a.
Perilaku :
-
Penurunan produktivitas
Kewaspadaan dan menatap
Kontak mata buruk
Gelisah
Pandangan sekilas
Pergerakan yang tidak bermakna (jalan menyeret, gerak tangan dan kaki)
Ekspresi yang mendalam terhadap perubahan hidup
Insomnia
Resah
Afektif :
Rasa menyesal
Iritabel
Kesedihan yang mendalam
Takut
Gugup
Mudah tersinggung
Nyeri hebat, persisten bertambah
Rasa tidak menentu
Kewaspadaan meningkat
Focus pada diri sendiri
Perasaan tidak mampu
Ketakutan
Distress
Khawatir
Cemas
Fisiologi
Suara gemetar
Gemetar, tangan tremor
Goyah
Peningkatan respirasi (simpatis)
Keinginan berkemih (parasimpatis)
Peningkatan nadi (simpatis)
Dilatasi pupil (simpatis)
Peningkatan reflex (simpatis)
Nyeri abdomen (parasimpatis)
Gangguan tidur (parasimpatis)
Perasaan tingling pada ekstremitas (parasimpatis)
Peningkatan aktivitas kardiovaskuler (simpatis)
Peningkatan keringat
Wajah tegang
Anoreksia (simpatis)
Jantung berdetak kuat (simpatis)
Diare (parasimpatis)
Bloking
Bingung
Keasikan
Pelupa
Merenung
Kerusakan perhatian
Penurunan lapangan persepsi
Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas
Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain
Sulit berkosentrasi
Penurunan kemampuan belajar menyelesaikan masalah
Gejala kewaspadaan fisiologis
Factor yang berhubungan :
Terpapar racun
Konflik yang tidak disadari mengenai nilai utama / tujuan hidup
Berhubungan dengan herediter
Kebutuhan yang tidak terpenuhi
Transmisi interpersonal
Krisis situasional /maturasi
Ancaman kematian
Ancaman terhadap konsep diri
Stress
Substance abuse
Perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, lingkungan, status
ekonomi
b. Client Outcomes (COC) :
Klien menunjukkan control ansietas / kecemasannya berkurang / terkontrol.
c. Nursing Outcomes (NOC)
Ravely
demonstrated
Sometimes
demonstrated
Often
demonstrate
Consistenly
demonstrate
140207 Menggunakan
tekhnik
relaksasi untuk mengurangi stress
140208 Melaporkan
lamanya
episode cemas yang berkurang
140209 Melaporkan
lamanya
episode cemas yang bertambah
140210 Mempertahankan
penampilan peran
140212 Mempertahankan
konsentrasi
140214 Melaporkan
kemampuan tidur
140215 Melaporkan
tidak
ada
manifestasi kecemasan secara fisik
140217 Mengontrol
kecemasan
Control ansietas
140201 Melaporkan
cemas
intensitas
140202..Melaporkan
yang dirasakan
kecemasan
140203 Mengurangi
control ketika cemas
rangsangan
untuk
140205 Merencanakan
strategi
koping untuk situasi yang membuat
stress
140206 Menggunakan
koping yang efektif
strategi
ada
respon
140218 lain-lain
Koping (1302)
Domain Psychosocial Health (III)
Class pshyhosocial to consistdensi demonstrated (m)
Scale Never demonstrated to consistently demonstrated
Never
demonstrated
Ravely
demonstrated
Sometimes
demonstrated
Often
demonstrated
Consistenly
demonstrated
130205 Mengungkapkan
pertahanan situasi
130210 Menggunakan
perilaku
untuk mengurangi stress
130211 Identifikasi
macam strategi koping
macam1
130212 Menggunakan
koping yang efektif
strategi
1
130213 Menghindari
situasisituasi yang bisa membuat stress
130214 Membutuhkan
verbalisasi yang bisa menolong
130215 Mencari
pertolongan
professional yang sesuai
Koping
130201 Mengidentifikasi
efektif yang digunakan
koping
130202 Mengidentifikasi
ketidakefektifan
koping
digunakan
yang
130203 Mengontrol
verbalisasi
sensasi
130206 Mencari
informasi
terhadap
penyakit
dan
perawatannya
130207 Mengubah gaya
jika dibutuhkan
130208 Menyesuaikan
control
hidup
perilaku
Melaporkan
yang
130219 Lian-lain
130217
perasaaan negative
berkurang
d.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
4. Kurang pengetahuan
a. NANDA
Domain : Persepsi / kognisi
Kelas
: 4 Kognisi : penggunaan dalam memori, belajar, berpikir,
pemecahan masalah,
Kode
Kurang
Sedang
Banyak
Luas
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
17. Menunjukkan kepada pasien tentang komunitas local atau dukungan kelompok dengan tepat.
18. Minta pasien tentang bagaiman tanda dan gejala yang dilaporkan terhadap pemeliharaan perawatan
kesehata dengan tepat.
19. Menyediakan nomor telphon untuk memberitahukan jika ada komplikasi yang terjadi.
20. Memperkuat informasi yang disediakan kepada tim perawatan kesehatan lainnya dengan tepat .
5.
Perfusi jaringan tidak effektif
a. NANDA
Domain
: aktivitas / istirahat
Kelas
: respon kardiovaskuler/ pulmonal
Diagnosis : perfusi jaringan tidak efeketif ( spesifik : renal, cerebral, kardiopulmonal, gastrointestinal,
perifer )
Pengertian : penurunan kadar oksigen sebagai akibat dari kegagalan dalam memelihaara jaringan
ditingkat kapiler
Batasan karakteristik :
Edema
Perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban )
Lemah atau tidak ada nadi
Warna kulit menghilang
Perubahan temperature kulit
Perubahan sensasi
Kebiruan
Perubahan tekanan darah diekstremitas
Penyembuhan terhambat
Warna kulit pucat ketika elevasi dan ketika posisi dikembalikan warna kulit tidak berubah
Factor yang berhubungan : hipovolemia, hipervalemia, aliran arteri terhambat, hipoventilasi, penurunan
kosentrasi Hb darah
b. Client Outcomes (COC)
Klien mampu menunjukkan perfusi jaringan yang cukup ( warna, suhu, tidak ada nyeri yang terlokalisasi )
c. Nursing Outcomes Classification (NOC)
Integritas jaringan kulit dan membrane mukosa
Domain : kesehatan psikologis (II)
Class : integritas jaringan
Scale : extremely compromised to not compromised (a)
Extremely
Substantially
Moderately
Middly
compromised
compromised
compromised
compromised
integritas jaringan
Not compromised
110101 lain-lain
*IER
d.