Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena melalui rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Asuhan
Keperawatan Gerontik pada Pasien dengan Diabetes Mellitus yang dibuat
sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik
Dalam penulisan makalah ini, kami tidak terlepas dari bimbingan dan
bantuan dari segala pihak oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
ibu Ethyca Sari Laua S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen.
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada staf dan karyawan
di Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. Para staf perpustakaan yang
secara tidak langsung telah membantu kami dalam penyediaan sarana yang kami
butuhkan.
Akhirnya, kami mengharapkan kritik dan saran pada makalah ini. Hal itu
tentunya sangat berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul....................................................................................
Kata pengantar...................................................................................
Daftar isi............................................................................................
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang.............................................................................
1.2 Rumusan masalah........................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................
Bab 2 Landasan Teori
1
Halaman
i
ii
iii
1
2
2
1
2
4
6
7
7
14
16
22
23
24
24
27
31
36
36
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner
dan Suddarth, 2002).
Menurut rusari (2008), etiologi diabetes mellitus dibagi menjadi 2 bagian,
antara
reaksi intrasel. Dengan demikian insulin tidak efektif untuk menstimulasi glukosa
oleh jaringan.
Mengelola penyakit diabetes mellitus sebenarnya mudah asal penderita
bisa mendisiplinkan diri dan melakukan olahraga secara teratur, menuruti saran
dokter, dan tidak mudah patah semangat. (naturindonesia.com). Adapula tindakan
keperawatan yang harus dilakukan, seperti melakukan penyuluhan, merencanakan
pola makan.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana karakteristik pada pasien dengan Diabetes Mellitus?
1.2.2 Diagnosa keperawatan apa saja yang ditemukan pada pasien dengan
1.2.3
Diabetes Mellitus?
Intervensi apa saja yang dapat dilakukan pada pasien dengan Diabetes
Mellitus?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui karakteristik pada pasien dengan Diabetes Mellitus
1.3.2 Mengetahui diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien dengan
1.3.3
Diabetes Mellitus
Mengetahui intervensi yang dapat dilakukan pada pasien dengan Diabetes
Mellitus
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner
dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
2.2 Etiologi
Menurut rusari (2008), etiologi diabetes mellitus dibagi menjadi 2 bagian,
antara lain:
a. Diabetes tipe I
1) Faktor-faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisisuatu
predisposisiatau kecenderungan genetic ke arahterjadinya diabetes tipe I.
2) Faktor-faktor Imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini
merupakan respon abnormal dimana antibodi tertarikterarah pada jaringan
normaltubuh dengan cara bereksi terhadap jaringan tersebutyang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor-faktor lingkungan
Penyelidikan juga sedang dilaukan terhadap kemungkinan faktor-faktor eksternal
yang dapat memicu dekstruksi sel beta.
b. Diabetes tipe II
1) Usia (resisten insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
bervariasi dan ada beberapa yang sama antara gejala diabetes tipe 1 dan diabetes
tipe 2. Di antaranya:
Belum pasti DM
100-200
80-200
110-120
90-110
DM
>200
>200
>126
>110
2.6 Penatalaksanaan
Mengelola penyakit diabetes mellitus sebenarnya mudah asal penderita bisa
mendisiplinkan diri dan melakukan olahraga secara teratur, menuruti saran dokter,
dan tidak mudah patah semangat. (naturindonesia.com)
1. Penyuluhan (Edukasi)
Edukasi merupakan bagian integral asuhan perawatan diabetes. Edukasi diabetes
adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan dalam
pengelolaan. (Syahbudin(2002), dalam Suyono, hal 5)
a. Tujuan Penyuluhan
1) Meningkatkan pengetahuan
2) Mengubah sikap
3) Mengubah perilaku serta meningkatkan kepatuhan
4) Meningkatkan kualitas hidup (Basuki, 2009, dalam Soegondo, hal 138)
b. Sasaran Penyuluhan
Sasaran pengelolaan diabetes diberikan kepada setiap pasien diabetes. Di
samping kepada pasien diabetes, edukasi juga diberikan kepada anggota
keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana
kebijakan kesehatan. (Syahbudin(2002), dalam Suyono, hal 5)
c. Metode Penyuluhan
Penyuluhan diabetes bagi penyandang diabetes dan keluarganya dapat
dilakukan dengan tatap muka dan didukung dengan penyediaan bahan-bahan
edukasi. Tatap muka dapat dilaksanakan secara perseorangan atau secara
berkelompok. Penyuluhan bagi masyarakat atau komunitas yang lebih luas dapat
dilakukan melalui media massa, sedangkan untuk komunitas yang lebih kecil
misalnya di lingkup rumah sakit, puskesmas, atau dokter praktek swasta, dapat
dibuat brosur atau liflet yang disediakan untuk keluarga penyandang diabetes,
masyarakat pengunjung fasilitas kesehatan dan masyarakat pada umumnya.
(Basuki(2009),dalam Soegondo, hal 140)
d. Konsep dasar melakukan penyuluhan
Selain harus menguasai materi diabetes, seorang edukator juga dituntut untuk
menguasai ilmu komunikasi khususnya komunikasi interpersonal yamg banyak
dipakai dalam melakukan penyuluhan. Dasar untuk melakukan penyuluhan
kesehatan:
1) Komunikasi
Komunikasi merupkan inti dari pikiran serta hubungan antara manusia. Didalam
komunikasi interpersonal dikenal berbagai alat komunikasi, yakni :
a) Bahasa
b) Pengamatan dan persepsi
c) Tingkah laku non-verbal
7
d) Mendengar aktif
2) Motivasi
Motivasi berfungsi untuk mengarahkan, mendorong dan menggerakkan seseorang
atau kelompok untuk melakukan sesuatu. Hal tersebut ditempuh melalui cara :
a)
Mengusahakan terciptanya suatu keadaan yang dapat menumbuhkan
dorongan batin seseorang agar tergerak hatinya untuk bertingkah laku.
b) Memberikan pengertian kepada individu atau kelompok agar mereka
terdorong
untuk
melakukan
sesuatu
setelah
ia
mengerti.
makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.
(usu.ac.id)
Kunci keberhasilan terapi gizi medis adalah keterlibatan tim dalam 4 hal :
a. assesment atau pengkajian parameter metabolik individu dan gaya hidup
b. Mendorong pasien berparisipasi pada penentuan tujuan tujuan yang dicapai
c. Memilih intervensi gizi yang memadai
d. Mengevaluasi efektifnya perencanaan makan orang dengan diabetes.
(Sukardji(2009), dalam Soegondo, hal 47)
a.
Tujuan diet
1) Membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk
mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.
2) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan obat penurun glukosa
oral dan aktivitas fisik.
3)
Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
4)
Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
normal.
5) Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta
masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani.
6)
Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan malalui gizi yang
optimal.
(Almatsier, 2006)
b.
Prinsip Perencanaan Makan bagi Penyandang DM
1) Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan Berat Badan ideal.
Komposisi energi:
a) Karbohidrat: 45-65%
b) Protein: 10-20%
c) Lemak: 20-25%
Makanan dibagi 3 porsi makanan utama: (pagi 20%), siang (30%), sore (25%) dan
2 kali makanan selingan (10-15%).
Tabel Kebutuhan Kalori Penyandang Diabetes
Kalori/kg BB ideal
Status gizi
Kerja santai
Sedang
Berat
Berat
25
30
35
Normal
30
35
40
Kurus
35
40
40-50
Perhitungan BB idaman dengan rumus Brocca yang dimodifikasi adalah sebagai
berikut:
BB idaman = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg
Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150 cm,
rumus modifikasi menjadi :
BB ideal = (TB dalam cm - 100) x 1 kg
Sedangkan menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu
Ket : BB= berat badan (Kg)
TB= tinggi badan (m2)
adalah sebagai berikut :
Berat normal : IMT
= 18,5 22,9 kg/m2
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori:
a) Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil dari pada pria, untuk ini dapat dipakai
angka 25 kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/kg BB untuk pria.
b) Umur
(1) Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi dari pada
orang dewasa, dalam tahunn pertama bisa mencapai 112 kg/kg BB.
(2) Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada
anak-anak lebih dari pada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap
tahunnya.
(3) Penurunan kebutuhan kalori diatas 40 tahun harus dikurangi 5% untuk tiap
dekade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 dan 69 tahun dikurangi 10%,
diatas 70 tahun dikurangi 20%.
c) Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
Jenis aktivitas fisik yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis
aktivitas dikelompokkan sebagai berikut :
(1) Keadaan istirahat: kebutuhan kalori basal ditambah 10%.
(2) Ringan: pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga,
dan lain0lain kebutuhan harus ditambah 20% dari kebutuhan basal.
(3) Sedang: pegawai industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak
perang, kebutuhan dinaikkan menjadi 30% dari basal.
(4) Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlet, kebutuhan
ditambah 50% dari basal.
(5) Sangat berat: tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus
ditambah 50% dari basal.
d) Kehamilan/Laktasi
Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori/hari dan pada
trimester II dan III 350 kalori/hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan
sebanyak 550 kalori/hari.
e) Adanya Komplikasi
Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan
tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikan 1 derajat celcius.
10
f) Berat badan
Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30% bergantung
kepada tingkat kegemukan/kekurusannya. (Sukardji(2009), dalam Soegondo, hal
54)
2) Kebutuhan zat gizi
a) Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006, kebutuhan
protein untuk penyandang diabetes 10-20% energi. Perlu penurunan asupan
protein menjadi 0,8 g/kgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan
timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologik
tinggi.
b) Total lemak
Asupan lemak dianjurkan <7% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih dari 10%
energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya dari lemak tidak
jenuh tunggal. Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi.
c) Lemak dan kolesterol
Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk
menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu <7% asupan energi
sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan kolesterol makanan hendaknya
dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
d) Karbohidrat dan pemanis
Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah
45-65%.
(1) Sukrosa
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari
perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu
diabetes tipe 1 dan 2.
(2) Pemanis
Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan
karbohidrat jenis tepung-tepungan.
e) Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 g serat dari berbagai
sumber bahan makanan.
f) Natrium
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu
tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai
sedang, dianjurkan 2400 mg natrium perhari.
g) Alkohol
11
Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan
alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik.
h) Mikronutrien : vitamin dan mineral
Apabila asupan gizi cukup, biasanya tidak perlu menambah suplementasi vitamin
dan mineral. (Sukardji(2009), dalam Soegondo, hal 50)
2.7 Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien diabetes melitus akan
menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang bersifat akut maupun yang kronik.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi para pasien untuk memantau kadar
glukosa darahnya secara rutin.
Komplikasi akut
Keadaan yang termasuk dalam komplikasi akut DM adalah ketoasidosis diabetik
(KAD) dan Status Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH). Pada dua keadaan ini kadar
glukosa darah sangat tinggi (pada KAD 300-600 mg/dL, pada SHH 600-1200
mg/dL), dan pasien biasanya tidak sadarkan diri. Karena angka kematiannya
tinggi, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan yang
memadai.
Keadaan hipoglikemia juga termasuk dalam komplikasi akut DM, di mana terjadi
penurunan kadar glukosa darah sampai < 60 mg/dL. Pasien DM yang tidak
sadarkan diri harus dipikirkan mengalami keadaan hipoglikemia. Hal-hal yang
dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia misalnya pasien meminum obat
terlalu banyak (paling sering golongan sulfonilurea) atau menyuntik insulin terlalu
banyak, atau pasien tidak makan setelah minum obat atau menyuntik insulin.
Gejala hipoglikemia antara lain banyak berkeringat, berdebar-debar, gemetar, rasa
lapar, pusing, gelisah, dan jika berat, dapat hilang kesadaran sampai koma. Jika
pasien sadar, dapat segera diberikan minuman manis yang mengandung glukosa.
Jika keadaan pasien tidak membaik atau pasien tidak sadarkan diri harus segera
dibawa ke rumah sakit untuk penanganan dan pemantauan selanjutnya.
Komplikasi kronik
12
Penyakit diabetes melitus yang tidak terkontrol dalam waktu lama akan
menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf. Pembuluh darah yang
dapat mengalami kerusakan dibagi menjadi dua jenis, yakni pembuluh darah besar
dan kecil.
Yang termasuk dalam pembuluh darah besar antara lain:
Pembuluh darah jantung, yang jika rusak akan menyebabkan penyakit jantung
osmotik
yang
menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine
( glukosuria ). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,
tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan bahkan sampai terjadi
koma. Adanya luka gangren dan kelemahan otot otot pada tungkai bawah
menyebabkan penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
maksimal, penderita mudah mengalami kelelahan.
5. Pola tidur dan istirahat
Istirahat tidak efektif Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka , sehingga klien
mengalami kesulitan tidur.
6. Kognitif persepsi
Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati / mati rasa pada luka
sehingga tidak peka terhadap adanya nyeri. Pengecapan mengalami penurunan,
gangguan penglihatan .
7. Persepsi dan konsep diri
14
tidak
menghambat
penderita
dalam
melaksanakan
ibadah
tetapi
mungkin
meningkat
(dehidrasi),
leukositosis,
hemokonsentrasi,
15
17
9. Membatasi aktivitas klien ketika glukosa darah >250 mg/dl, terutama ketika
ditemukan keton urin
18
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KASUS DIABETES PADA IBU D
Ibu D ( 45 thn ) masuk rumah sakit dengan luka diabetikum pada kaki
yang lama tidak sembuh, bahkan lukanya sangat dalam sampai kelihatan bentuk
tulangnya. Klien mengatakan merasa lemas dan sering sekali minum, dan
inginnya makan terus terus. Dari hasil pengujian sementara didapatkan : kondisi
umum klien : lemah, TTV TD : 160/90 mmhg HR: 90x/ menit , suhu : 37 C, RR:
18x/ menit , sudah terjadi neuropati ekstremitas, kakki teraba dingin dan terlihat
pucat, gula dara sementara: 450/dl, ada riwayat DM pada anggota keluarga
( bapaknya meninggal karena komplikasi ) . sejak kecilibu D mengalami gizi lebih
( obesitas ) , BB sekarang : 42 kg , TB : 160 cm, sebelum sakit-sakitan BB nya
perna mencapai 84 kg.
A. DATA FOKUS
DS :
1.
2.
3.
4.
TD : 160/90 mmHg
Suhu : 37 C
RR : 18x/ menit
HR : 90x/ menit
Gula dara sementara / sewaktu : 450/dl
BB sekarang : 42 kg
BB dahulu : 84 kg
TB : 160 cm
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus
SYMTOMP
DS
1. Klien
DO
1. BB sekarang :
ETIOLOGI
PROBLEM
Ketidakseimbangan
Faktor Biologis
19
mengatakan
merasa lemas
2. Klien
mengatakan sering
kencil, sering
42 kg
2. BB dahulu : 84
kg
3. TD : 160/90
mmHg
4. TB : 160 cm
minum, dan
inginya makan
terus
2
1. Neuropati
1. Gula darah
ekstremitas
2. Luka ulkus
sementara : 450/dl
jaringan
2. Diagnisis Medis :
diabetikum pada
Diabetes Mellitus
3. TD : 160/90
Kerusakan integritas
Faktor Mekanik
mmHg
bahkan lukanya
sangat dalam
sampai kelihatan
bentuk tulangnya.
3.3 DIAGNOSA
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor biologis
(ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi) d/d
DS :
a. Klien mengatakan merasa lemas
b. Klien mengatakan sering kencil, sering minum, dan inginya makan terus
DO :
a. BB sekarang : 42 kg
b. BB dahulu : 84 kg
c. TD : 160/90 mmHg
d. TB : 160 cm
2. Kerusakan integritas jaringan b/d dengan faktor mekanik: ( terjadinya neuropati
ekstremitas ) d/d
DS :
a. Neuropati ekstremitas
20
b. Luka ulkus diabetikum pada kaki yang tidak perna sembuh bahkan lukanya
sangat dalam sampai kelihatan bentuk tulangnya.
DO :
a. Gula darah sementara : 450/dl
b. Diagnisis Medis : Diabetes Mellitus
c. TD : 160/90 mmHg
3.4 INTERVENSI / PERENCANAAN
Tgl
21- 122012
No
Dx
1
NOC
NIC
Setelah dilakukan
Manajemen Nutrisi
1. kaji pola makan
klien
2. Kaji adanya alergi
perbaikan status
makanan
3. Kolaborasi dg ahli
nutrisi dengan
gizi untuk
kriteria hasil
Nutrisonal Status
1. BB stabil tidak
penyediaan nutrisi
terpilih sesuai
dengan kebutuhan
klien.
4. Anjurkan klien
untuk meningkatkan
adekuat
4. pemasukan
asupan nutrisinya
5. Ajarkan pasien
bagaimana memili
21
makan.
3. Monitor adanya
gangguan dalam
proses
mastikasi/input
makanan misalnya
perdarahan, bengkak
21-122012
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatanpada
pasienselama 6x24
jam penyembuhan
luka meningkat
dengan kriteria hasil :
Wound healing
1. Penyembuhan
Luka mengecil
dalam ukuran
2. Dan adanya
peningkatan
granulasi jaringan
Wound care
1. Monitor
karakteristik
luka:tentukan
ukuran dan
kedalaman luka, dan
klasifikasi pengaruh
ulcers
2. Catat
karakteristik cairan
secret yang keluar
3. Bersihkan dengan
cairan anti bakteri
4. Dressing dengan
kasa steril sesuai
kebutuhan
5. Pertahankan
tehnik dressing
steril
6. Hubungi atau
1. agar perawat
dapat
mengetahui
karakteristik
luka dan teknik
penngobatan
2. dapat
mengetahui
cairan dan
sekret yang ada
pada luka
3. untuk
menghindari
infeksi pada
luka
4. untuk
membalut luka
aga
mempercepat
kolaborasi dengan
proses
dokter dalam
penyembuhan
5. untuk
perawatan luka
7. Ajarkan pasien
mempercepat
atau anggota
proses
keluarga prosedur
penyembuhan
6. agar pasien
perawatan luka
22
8. Bandingkan dan
atau anggota
keluaraga dapat
NO.
dx
1
Implementasi
Respon
Managment nutrisi
mengkajikaji pola makan klien
23
21
des
2012
10.00
21 des
2012
10.45
21 des
21
mengnjurkan
lemas
DO : BB sekarang : 42 kg
Ku : baik
mengajarkan pasien bagaimana DS: pasien sudah bisa memilih
des
memili
yang
menurun 320/dl
Monitor Nutrisi
DS: BB stabil. Tidak adnya
memonitor BB setiap hari jika
gejala malnutrisi
memungkinkan.
Pasien terlihat tidak lemah lagi
DO : gula darah pasien
des
menurun 320/dl
memonitor respon klien terhadap DS: pasien terlihat berespon
des
2012
08.30
22
makanan
2012
08.00
22
klien
2012
11.15
22
terkendali
DO: Ku : baik
untuk DS: pasien mengatakan tidak
memonitor
2012
09.00
212012
09.00
dalam
adanya
proses
makan
DS: gangguan DS: pasien mengatakan tidak
mastikasi/input adanya
gangguan
pada
Wound care DS
:
memonitoro
Neuropati
karakteristik
ekstremitas
luka:tentuka Luka ulkus
n
ukuran diabetikum
dan
pada
kaki
kedalaman
yang
tidak
luka,
dan perna
24
21 des 2012
09.15
klasifikasi
sembuh
pengaruh
bahkan
ulcers
lukanya
sangat
dalam
sampai
21 des 2012
09. 22
21 des 2012
09.35
21 des 2012
09.35
22 des 2012
09.00
kelihatan
bentuk
tulangnya
DO :
Gula darah
sementara :
450/dl
Diagnisis
22 des 2012
10.30
Medis
Diabetes
Mellitus
TD : 160/90
22 des 2012
11.00
mmHg
22 des 2012
11.30
mencatat karakteristik cairan DS : Neuropati ekstremitas
Luka ulkus diabetikum pada kaki
secret yang keluar
yang tidak perna sembuh bahkan
lukanya
sangat
dalam
sampai
25
kesakitan lagi
DO : diagnnosa medis DM
tehnik DS : Pasien mengtsksn mulsi
mempertahankan
dressing steril
merasakan perubahan
Do : mengbungi atau melakuakan DS : pasien mengatakan ada
kolaborasi
dengan
pasien
keluarga
perawatan luka
mengalami perubahan
DO : atau DS : pasien mengatakan sudah
26
3.6 Evaluasi
Jam
Tanggal
No
dx
1
Evaluasi
t.t.d
S:
-
mal nutrisi
pasien mengatakan asupan nutrisi dan pola
makan terjaga
O : - BB : 42 kg
-
Tindakan Keperawatan
Tanggal No.d
No
x
01 Juli 1
Tanda tangan
27
2008
3
4
5
nadi=
kepada
pasien
cara
kepada
perawat/keluarga
4
5
aktifitas.
Mendekatkan
barang-barang
yang
bertahap.
R:/Pasien miring kanan kiri
Mengobservasi keterbatasan aktifitas,
perhatikan adanya keterbatasan dan
derajat kemampuan dalam melakukan
aktfitias.
28
kepada
pasien
agar
diskusikan
tanda-tanda
infeksi.
R:/ Pasien dapat menjelaskan kembali
pentingnya menjaga luka jahitannya
dan tanda-tanda infeksi.
Menganjurkan kepada pasien agar
segera melapor jika terjadi tandatanda infeksi.
R:/ Pasien mengatakan akan segera
melapor
jika
terjadi
tanda-tanda
infeksi.
Mengobservasi luka jahitan terhadap
tanda-tanda infeksi.
R:/ Tidak ditemukan tanda-tanda
infeksi.
Melakukan
teknik
aseptik
dalam
perawatan luka.
R:/ tidak terjadi infeksi di luka
Tanggal
10 juli 2008
Jam
14.00
Evaluasi
Tanda tangan
S=
- klien mengatakan nyeri pada daerah
luka operasi
O=
- TTV: TD= 120/80 mmHg, nadi=
88x/menit, suhu= 37,1oC.
- skala nyeri 3 (nyeri sedang)
- terdapat luka jahitan post-op tertutup
kasa steril dan hypafix, tidak ada
perembesan darah.
A= masalah keperawatan nyeri belum
14.10
teratasi
P= Lanjutkan intervensi no 2,3,4,5
29
S= O=
- terpasang kateter urine
- terpasang drainase pada luka operasi
- terpasang infus NaCl 0,9 %, 20 tts/
menit, di tangan kanan
- klien tampak terbaring di atas tempat
tidur
- aktifitas sehari-hari dibantu oleh
14.20
30
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gejala diabetes adalah sering merasa haus, sering kelelahan, sering buang
air kecil terutama di malam hari, berkurangnya massa otot (pada penderita
diabetes tipe 1), turunnya berat badan (pada penderita diabetes tipe 1),
berkurangnya massa otot.
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien diabetes mellitus adalah
gangguan integritas kulit, intoleransi aktivitas, resiko injury, resiko gangguan
nutrisi, dan kekurangan volume cairan.
Intervensi pada diagnosa gangguan integritas kulit adalah monitor bagian
kerusakan terhadap adanya edema, instruksikan klien pentingnya inspeksi daerah
luka, batasi pengunjung, diskusikan pad pasien untuk rutinitas perawatan kaki.
Intervensi pada diagnosa intoleransi aktivitas adalah mempertimbangkan
kebudayaan klien ketika melakukan perwatan, mempertimbangkan usia klien,
monitor kemampuan klien untuk perawatn diri mandiri, monitor kebutuhan klien
terhadap kebersihan diri, pakaian,dan makan.
4.2 Saran
4.2.1. Dapat dijadikan proses pembelajaran
4.2.2. Mengobservasi tindakan apabila tidak terjadi perubahan pada tindakan
sebelumnya.
31
DAFTAR PUSTAKA
Stocklager, Jamie L. 2007. Buku Saku Keperawatan Gerontik Edisi 2. Alih
bahasa: Nikhe Budhi Subekti, S.Kep. Jakarta: EGC.
http://syamsulputra.blogspot.co.id/2011/08/askep-dm-dengan-nic-n-noc.html
(Dinduh pada tanggal 12 September pukul 17.30 WIB)
Carpenito,Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.
EGC : Jakarta
George L, Adams.1997. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. EGC : Jakarta
32