Vous êtes sur la page 1sur 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN CARSINOMA MAMMAE DIRUANG


BOUGENVIL RUMAH SAKIT RSUD dr. SOESELO SLAWI

DISUSUN OLEH
YUSNI MARYATI (C1013077)

DOSEN PEMBIMBING : Nurhakim yudhi W, S.kep., Ns.

STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI


Jl. Cut Nyak Dien Kalisapu slawi Kab.Tegal
Telp.(0283) 6197570,6197571
TAHUN 2015 / 2016

A. DEFINISI
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas
tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan
bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi ganas
B. ETIOLOGI
Etiologi kanker payudara dari beberapa sumber :
Menurut Sabiston (1995: 386) adalah:
1. Pengaruh diit.
2. Kanker majemuk.
3. Faktor genetik.
4. Pengaruh hormon.
5. Penyakit proliferasi dan hiperplasi atipik.
6. Radiasi ionisasi.
Menurut FKUI (1995: 344)
Faktor penyebab kanker payudara adalah:
1. Konstitusi genetik.
2. Pengaruh hormon.
3. Virogen.
4. Makanan (terutama yang banyak mengandung lemak).
5. Radiasi daerah dada.
Sedangkan Faktor resiko tinggi kanker payudara
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Masa reproduksi yang relatif panjang.
a. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
b. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
c. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan
wanita yang sudah punya anak.
d. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.

e. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
f. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
g. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 3 x lebih besar pada wanita
yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005,
hal : 43-46)
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri
maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit
dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan
tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal.
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat,
benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam
stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)
D. PATOFISIOLOGI
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, mula mula terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel atipik. Sel
ini akan berlanjut menjadi carsinoma

insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma

membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa
yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu
sekitar seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui
saluran limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995 )

E. PATHWAY
Faktor predisposisi dan resiko tinggi
Hiper plasia pada sel mammae

Mendesak
jaringan sekitar

Mendesak
Sel syaraf

Menekan jaringan
pada mammae

Mensuplai
nutrisi ke
jaringan ca
Hipermetabolis ke
jaringan

Suplai nutrisi
jaringan lain
Berat badan turun

Mammae
membengkak
Massa tumor
mendesak ke
jaringan luar
Perfusi jaringan
terganggu

Infiltrasi pleura
parietale
Expansi paru
menurun

Ulkus
Gg integritas kulit/
jaringan

Gg pola nafas

PENATALAKSANAAN

1. Pembedahan

Interupsi sel saraf


sel

Aliran darah
terhambat

nyeri

Peningkatan
konsistensi
mammae

Nutrisi kurang dari


kebutuhan

F.

Mendesak
Pembuluh darah

hipoxia
Necrose
jaringan

Ukuran
mammae
abnormal

Mammae
asimetrik

Gg body
image

Bakteri Patogen
Kurang
pengetahuan

cemas

Infeksi

a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi
sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit
yang terkena).
b. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar
limfe dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
1) Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi
aksial.
2) Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria
interna
2. Non pembedahan
a.

Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker
lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.

b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
c. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,
coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 160
G. KOMPLIKASI
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah kapiler
(penyebaran limfogen dan hematogen, dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum
tulang, otak, syaraf)
2. Gangguan neurovaskuler
3. Fibrosis payudara
4. kematian
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium meliputi: morfologi sel darah, LED, test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma
2. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara,
hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
3. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
4.

CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain

5.

Sistologi biopsi aspirasi jarum halus

6. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor
pada

peredaran

darah

dengan

(Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)

I. ASUHAN KEPERWATAN TEORI

sendimental

dan

sentrifugis

darah.

1. PENGKAJIAN
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan
riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta
review catatan sebelumnya.
Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data,
klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
a. Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses
keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk
mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .
b. Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas
kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.

2. RIWAYAT KELUHAN UTAMA


Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya
ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
3. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
a. Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
b. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat,trombosit
meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
b. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
c. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah
sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor
hormon.
5. PENGKAJIAN POLA KEBIASAAN HIDUP SEHARI-HARI MELIPUTI :
a. Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan
yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
b. eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah
masuk RS.
c. Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
d. Personal hygiene
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS
e. Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :
1) Status psikologis

Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat


sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping
yang negatif.
2) Status social
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat
lain.
f. Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
6. KLASIFIKASI DATA
Data pengkajian :
a. Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai
berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan
menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat
sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.
b. Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi :
asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik.
7. ANALISA DATA
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir
yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada
klien.
8.

KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan

DIAGNOSA

a.
b.
c.
d.
e.
f.

penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.


9.

PERENCANAAN
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan
perawatan

untuk

memenuhi

kebutuhan

klien

yang

telah

diketahui.

Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional,


implementasi dan evaluasi.
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor,
ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.

DO :
1) Klien nampak meringis
2) Klien nampak sesak
3) Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
a)
b)
c)
d)

Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang.


Nyeri tekan tidak ada
Ekspresi wajah tenang
Luka sembuh dengan baik

Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi
selanjutnya.
2) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara
efektif dan dapat mengurangi nyeri.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan
memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
4) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya
peningkatan nyeri.
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri
tidak dipersepsikan.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu, ditandai
dengan :
DS :
1) Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan
2) Klien mengeluh badan terasa lemah
3) Klien tidak mau banyak bergerak
DO :
Klien tampak takut bergerak
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat beraktivitas sehari hari
2) Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit
Intervensi :
1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.

Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada


keterbatasan gerak.
2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam
gerakan dan postur.
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh, ditandai dengan :
DS :
1) Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain
2) Ekspresi wajah tampak murung
3) Tidak mau melihat tubuhnya
DO :
1) Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
2) Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
1) Klien tampak tenang
2) Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga
pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali
dan diukur.
3) Diskusikan tanda dan gejala depresi
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri,
takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.
4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap,
mendekati normal.
d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah, ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
DO :
1) Klien jarang bicara dengan pasien lain
2) Klien nampak murung.
Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria Hasil :
1) Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
2) Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :

1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap


penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah
2) Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses
adaptasi.
3) Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO :
Adanya balutan pada luka operasi.
Terpasang drainase
Warna drainase merah muda
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
Tidak ada tanda tanda infeksi.
Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
1) Kaji adanya tanda tanda infeksi.
2) Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda tanda infeksi sehingga
dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
3) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
4) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
5) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses
infeksi.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya
f. Berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.

Intervensi :
1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan
datang.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat


pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan
pemasukan cairan yang adekuat.
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume
sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan
meningkatkan perasaan sehat.
4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan
menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.
5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada.
Anjurkan untuk Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi
mengindikasikan

terjadinya

perubahan
/

jaringan

berulangnya

payudara

yang

tumor

baru.

g. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah
ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas
yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan
dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi
prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau
dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan
informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan
menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam
tahap proses keperawatan berikutny
h. Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan
kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses
keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Erik T., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta
http://ners-blog.blogspot.com. Mudiarsa keperawatan_ asuhan CA MAMAE KANKER
PAYUDARA.html/ diakses 22 desember 2015

Sjamsuhidajat

R.,

(1997),

Buku

Ajar

Ilmu

Bedah,

Edisi

Revisi,

EGC,

Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi