Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
YUSNI MARYATI (C1013077)
A. DEFINISI
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas
tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan
bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi ganas
B. ETIOLOGI
Etiologi kanker payudara dari beberapa sumber :
Menurut Sabiston (1995: 386) adalah:
1. Pengaruh diit.
2. Kanker majemuk.
3. Faktor genetik.
4. Pengaruh hormon.
5. Penyakit proliferasi dan hiperplasi atipik.
6. Radiasi ionisasi.
Menurut FKUI (1995: 344)
Faktor penyebab kanker payudara adalah:
1. Konstitusi genetik.
2. Pengaruh hormon.
3. Virogen.
4. Makanan (terutama yang banyak mengandung lemak).
5. Radiasi daerah dada.
Sedangkan Faktor resiko tinggi kanker payudara
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Masa reproduksi yang relatif panjang.
a. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
b. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
c. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan
wanita yang sudah punya anak.
d. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
e. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
f. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
g. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 3 x lebih besar pada wanita
yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005,
hal : 43-46)
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri
maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit
dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan
tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal.
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat,
benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam
stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)
D. PATOFISIOLOGI
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, mula mula terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel atipik. Sel
ini akan berlanjut menjadi carsinoma
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa
yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu
sekitar seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui
saluran limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995 )
E. PATHWAY
Faktor predisposisi dan resiko tinggi
Hiper plasia pada sel mammae
Mendesak
jaringan sekitar
Mendesak
Sel syaraf
Menekan jaringan
pada mammae
Mensuplai
nutrisi ke
jaringan ca
Hipermetabolis ke
jaringan
Suplai nutrisi
jaringan lain
Berat badan turun
Mammae
membengkak
Massa tumor
mendesak ke
jaringan luar
Perfusi jaringan
terganggu
Infiltrasi pleura
parietale
Expansi paru
menurun
Ulkus
Gg integritas kulit/
jaringan
Gg pola nafas
PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Aliran darah
terhambat
nyeri
Peningkatan
konsistensi
mammae
F.
Mendesak
Pembuluh darah
hipoxia
Necrose
jaringan
Ukuran
mammae
abnormal
Mammae
asimetrik
Gg body
image
Bakteri Patogen
Kurang
pengetahuan
cemas
Infeksi
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi
sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit
yang terkena).
b. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar
limfe dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
1) Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi
aksial.
2) Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria
interna
2. Non pembedahan
a.
Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker
lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
c. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,
coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 160
G. KOMPLIKASI
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah kapiler
(penyebaran limfogen dan hematogen, dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum
tulang, otak, syaraf)
2. Gangguan neurovaskuler
3. Fibrosis payudara
4. kematian
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium meliputi: morfologi sel darah, LED, test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma
2. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara,
hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
3. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
4.
CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain
5.
6. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor
pada
peredaran
darah
dengan
sendimental
dan
sentrifugis
darah.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan
riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta
review catatan sebelumnya.
Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data,
klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
a. Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses
keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk
mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .
b. Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas
kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.
KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
DIAGNOSA
a.
b.
c.
d.
e.
f.
PERENCANAAN
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan
perawatan
untuk
memenuhi
kebutuhan
klien
yang
telah
diketahui.
DO :
1) Klien nampak meringis
2) Klien nampak sesak
3) Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
a)
b)
c)
d)
Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi
selanjutnya.
2) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara
efektif dan dapat mengurangi nyeri.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan
memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
4) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya
peningkatan nyeri.
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri
tidak dipersepsikan.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu, ditandai
dengan :
DS :
1) Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan
2) Klien mengeluh badan terasa lemah
3) Klien tidak mau banyak bergerak
DO :
Klien tampak takut bergerak
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat beraktivitas sehari hari
2) Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit
Intervensi :
1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
Intervensi :
1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan
datang.
terjadinya
perubahan
/
jaringan
berulangnya
payudara
yang
tumor
baru.
g. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah
ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas
yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan
dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi
prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau
dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan
informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan
menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam
tahap proses keperawatan berikutny
h. Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan
kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses
keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Erik T., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta
http://ners-blog.blogspot.com. Mudiarsa keperawatan_ asuhan CA MAMAE KANKER
PAYUDARA.html/ diakses 22 desember 2015
Sjamsuhidajat
R.,
(1997),
Buku
Ajar
Ilmu
Bedah,
Edisi
Revisi,
EGC,
Jakarta