Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah penting dalam bidang obstetri dan ginekologi adalah
perdarahan. Perdarahan post partum dapat terjadi salah satunya karena atonia
uteri. Atonia uteri adalah sebab penting kematian ibu. Selain itu pada keadaan
dimana
atonia
uteri
tidak
mempengaruhi morbiditas
mengakibatkan
kematian,
kejadian
ini
sangat
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Kesehatan, kematian ibu
pada tahun 2008 berjumlah 116 orang, dimana penyebab tertinggi adalah
perdarahan yang terjadi pada periode post partum dimana rata-ratanya adalah 72
orang (62,1%), infeksi 5 orang (4,3%), eklampsia 19 orang (16,4%) dan lain-lain 20
orang (17,21%).
Data yang diperoleh dari RSUD Syekh Yusuf Gowa jumlah ibu yang
melahirkan periode Januari sampai Desember 2009 sebanyak 997 orang dengan
perdarahan post partum 89 orang dimana jumlah atonia uteri 20 orang (22,4%),
retensio plasenta 18 orang (20,2%), laserasi jalan lahir 27 orang (30,3%) dan
kelainan pembekuan darah 6 orang (6,7%).
Perdarahan pasca partus lebih banyak dibandingkan dengan perdarahan
antepartum yang merupakan penyebab kematian ibu.. Perdarahan pasca persalinan
masih merupakan ancaman yang tidak terduga walaupun dengan pengawasan yang
sebaik-baiknya, perdarahan pasca persalinan masih merupakan salah satu
penyebab kematian ibu yang penting. (Anonim, 2009, online diakses pada tanggal
24 Juni 2010)
Dalam rangka menurunkan angka kejadian perdarahan pasca persalinan serta
mengurangi resiko kematian ibu, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah memberikan pelayanan kesehatan yang efektif pada pemeriksaan kehamilan
(antenatal care), persalinan, dan nifas dengan komplikasi.
Oleh karena perdarahan post partum utamanya karena atonia uteri
merupakan masalah penting yang erat hubungannya dengan masalah mortalitas
maternal, maka penulis termotivasi untuk mengambil kasus perdarahan post partum
karena atonia uteri di RSUD Syekh Yusuf Gowa sebagai karya tulis ilmiah.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah ini adalah penerapan asuhan
kebidanan pada Ny. S dengan perdarahan post partum karena atonia uteri di
RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 17 s/d 19 Juni 2010.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan perdarahan post
partum karena atonia uteri dan pendekatan asuhan kebidanan sesuai
kompetensi dan wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi data dasar pada Ny. S dengan perdarahan post partum
karena atonia uteri di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 17 s/d 19 Juni 2010.
b. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah aktual pada Ny. S dengan
perdarahan post partum karena atonia uteri di RSUD Syekh Yusuf Gowa
c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada Ny. S dengan
perdarahan post partum karena atonia uteri di RSUD Syekh Yusuf Gowa
d. Melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi untuk Ny. S
e. Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan perdarahan post
partum karena atonia uteri
f. Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan pada Ny. Sdengan perdarahan post partum karena atonia uteri di RSUD Syekh Yusuf
Gowa
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan dan penerapan ilmu
yang didapatkan pada Program Diploma III Kebidanan Universitas Indonesia
Timur Makassar.
2. Sebagai bahan masukan / informasi bagi tenaga bidan di RSUD Syekh Yusuf
Gowa dalam menangani kasus khususnya yang berkaitan dengan atonia uteri
3. Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam penerapan proses
asuhan kebidanan pada atonia uteri
4. Dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta tambahan pengalaman
yang sangat berharga dalam penerapan asuhan kebidanan pada atonia uteri.
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan untuk menulis karya tulis ilmiah ini :
1. Studi Kepustakaan
Mempelajari atau membaca berbagai literatur yang berhubungan dengan kasus
ini termasuk data dari internet.
2. Studi Kasus
Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan
kebidanan yang meliputi pengumpulan data dan merumuskan diagnosa/masalah
aktual, antisipasi diagnosa/masalah potensial, melaksanakan tindakan segera,
perencanaan tindakan segera, implementasi dan evaluasi serta dokumentasi
asuhan kebidanan untuk menghimpun data/informasi dalam pengkajian dengan
menggunakan teknik.
a. Anamnese
Yaitu penulis mengadakan tanya jawab dengan klien, suami, dan keluarga
yang terlibat guna mendapatkan data yang diperlukan untuk memberikan
asuhan kebidanan.
b. Pemeriksaan Fisik
Penulis memperoleh data dengan melakukan pemeriksaan fisik secara
sistematis mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki (Head To Too) melalui
inspeksi.
c. Pengkajian Psikososial Dan Spritual
Mengkaji tingkat emosi klien serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya
dan menanyakan klien tentang ibadahnya.
3. Studi Dokumentasi
Membaca dan mempelajari status kesehatan yang berhubungan dengan klien
yang bersumber dari catatan dokter, bidan maupun dari sumber lain.
4. Diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu dokter dan bidan maupun pembimbing
demi kelancaran penulisan karya tulis ini.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan untuk penulisan karya tulis ini terdiri
dari :
BAB I
A.
B.
C.
D.
E.
F.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ruang Lingkup
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
Metode Penulisan
Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Perdarahan Post Partum
1. Pengertian Perdarahan Post Partum
2. Penyebab Perdarahan Post Partum
3. Diagnosa Perdarahan Post Partum
4. Penanganan Perdarahan Post Partum
B. Tinjauan Tentang Atonia Uteri
1. Pengertian Atonia Uteri
2. Etiologi Faktor Predisposisi Atonia Uteri
3. Gejala Atonia Uteri
4. Pencegahan Atonia Uteri
5. Penanganan Atonia Uteri
C. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
2. Tahapan Dalam Asuhan Kebidanan
D. Pendokumentasian Dalam Asuhan Kebidanan
BAB III STUDI KASUS
A. Identifikasi Data Dasar
B. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
C. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
D. Tindakan Segera / Kolaborasi
E. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
G. Evaluasi Asuhan Kebidanan
H. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bagian ini membahas kesenjangan antara teori dan keadaan nyata
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Masa Nifas
1. Pengertian Masa Nifas (Puerperium)
a. Masa Nifas (puerperium) adalah mulai partus selesai dan berakhir setelah
kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali
seperti sebelum kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Wiknjosastro H, 2005 hal
241)
b. Masa nifas (puerperium) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan yang
normal. (Manuaba IBG, 1998 hal 195)
c. Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. (Saifudin AB, 2000 hal N-23)
d. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulihnya kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil dan
lama masa nifas 6-8 minggu. (Mochtar R, 1998 hal 118)
Masa nifas terdiri dari 3 periode, yaitu :
rupture
pada
saat
melahirkan
bayi
dan
Satu hari (24 jam) post partum suhu badan akan naik sedikit sebagai
akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan
kelelahan dan kembali normal setelah melahirkan. Namun bisanya
pada hari ketiga suhu badan akan naik.
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali/menit, habis
melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.
c) Tekanan Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah
setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan.
d) Pernapasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu dan denyut nadi tidak normal pernafasan yang
akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada saluran
pernafasan.
b. Perubahan Psikologis
Perubahan yang mendadak dan dramatis pada status hormonal
menyebabkan ibu yang berada dalam masa nifas menjadi sensitf terhadap
faktor-faktor yang dalam keadaan normal dapat diatasinya, disamping
perubahan hormonal, cadangan fisiknya sudah kering terkuras oleh tuntutan
kehamilan serta persalinan, keadaan kurang tidur, lingkungan yang asing
baginya dan oleh kecemasannya akan bayi, suami dan anak-anaknya yang
lain.
Perubahan psikologis dibagi dalam 3 fase yaitu (Suharti, 2007 hal 66-67)
1) Fase taking-in, terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu umumnya
menjadi pasif dan sangat tergantung pada orang lain.
2) Fase taking-hold, periode ini berlangsung pada hari ke-3 sampai ke-4
setelah
persalinan,
ibu
menjadi
lebih
berkonsentrasi
pada
d) Pencegahan
Pencegahan atau sekurang-kurangnya besiap siaga pada kasus
yang disangka akan terjadi perdarahan sangatlah penting, tindakan
pencegahan ini tidak saja dilakukan sewaktu bersalin namun sudah dimulai
saat ibu hamil dengan melakukan antenatal yang baik pada ibu yang
mempunyai faktor predisposisi atau riwayat perdarahan post partum
sangatlah dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit.
Pada penatalaksanaan kasus perdarahan post partum ini paradigma
pencegahan sudah harus dimulai saat melakukan asuhan persalinan
normal, bukan apabila sudah terjadi perdarahan adapun tindakan antisipasi
yang dapat dilakukan pada asuhan persalinan normal yaitu saat kala ini
dengan melakukan asuhan aktif kala III, antara lain menyuntikkan oksitosin
serta melakukan peregangan tali pusat terkendali.
Pada paradigma pencegahan segera sesudah plasenta dilahirkan
penolong persalinan melakukan pemeriksaan fundus uteri, melakukan
masasse fundus uteri sampai fundus berkontraksi dengan baik, dan teknik
melakukan pengawasan pada ibu untuk mendeteksi sedini mungkin
terjadinya perdarahan atau atonia uteri.
e) Penatalaksanaan (Depkes RI, 1999)
Bila terlihat tanda awal atonia uteri, ditempuh langkah-langkah sebagai
berikut :
(1) Lakukan masasse uterus sampai timbul kontraksi dan keluarkan
bekuan darah
(2) Nilai keadaan pasien (nadi, tekanan darah, warna kulit, kesadaran,
kontraksi uterus) dan perkirakan jumlah darah yang keluar. Bila ibu
dalam keadaan syok, pastikan jalan nafasnya bebas, beri oksigen, bila
yang hilang
Drips oksitosin 20 unit dalam 500 cc larutan Ringer Laktat
atau NaCl 0,9%.
didefenisikan
sebagai
suatu
diagnosa
tetapi
memerlukan
suatu
Rencana tindakan komprehensif bukan hanya meliputi kondisi klien akan tetapi
meliputi antisipasi serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan
tetapi meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta konseling, bila
perlu mengenai ekonomi, agama, budaya, ataupun masalah psikologis. Rencana
tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan dengan klien.
Semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang relevan dan
diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa secara
teoritis.
6. Langkah VI : Implementasi Asuhan Kebidanan
Melaksanakan rencana tindakan serta efisiensi dan menjamin rasa aman
klien.
Implementasi
dapat
dikerjakan
keseluruhan
oleh
bidan
ataupun
pikir
dengan
pendokumentasian
sebagai
pola
pikir
dengan
7 Langkah Varney
5 langkah
(Kompetensi Bidan)
Data
Soap / Notes
Subyektif
Obyektif
Assesment /
Diagnosa
Plan :
Assesment / diagnosa
Konsul
Tes lab
Rujukan
Pendidikan
/konseling
e. Follow up
a.
b.
c.
d.
BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S DENGAN
ATONIA UTERI
DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 17 - 19 JUNI 2010
No. Registrasi
: 204637
Tanggal pengkajian.
b. Ibu masuk kamar bersalin tanggal 17 Juni 2010, jam 07.00 wita. Ibu mengeluh
sakit perut tembus kebelakang yang dirasakan sejak jam 03.00 wita yang
c.
d.
e.
f.
Kala II
a. Ibu melahirkan tanggal 17 Juni 2010, jam 08.50 wita. Jenis kelamin
perempuan, BB : 3000 gram, PB : 50 cm, A/S : 8/10.
b. Jenis persalinan spontan, PBK
c. Pengeluaran darah 200 cc
d. Lama kala II 20 menit
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kala III
Plasenta lahir lengkap jam 09.10 wita, tali pusat berpilin
Kontraksi uterus baik
TFU 1 jari bawah pusat
Pengeluaran darah 100 cc
Lamanya kala III 10 menit
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Suhu
: 36,60C
Pernafasan
: 24x/menit
Tiba-tiba pada jam 11.25 wita, ibu mengeluh pusing, lemah dan merasakan
keluar darah yang banyak dari jalan lahir. Hasil observasi didapatkan :
pengeluaran darah 500 cc, konsistensi uterus teraba lembek.
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Suhu
: 360C
Pernapasan
: 26x/menit
1. Atonia uteri
Data Subyektif
Ibu merasakan adanya pengeluaran darah secara tiba-tiba dan banyak 2 jam
setelah melahirkan bayinya dan ibu merasa pusing serta kelelahan setelah
menjalani proses kelahiran.
Data Obyektif
a. Ibu melahirkan tanggal 17 Juni 2010, jam 08.50 wita. Jenis kelamin
perempuan, BB : 3000 gram, PB: 50 cm, A/S : 8/10.
b. Keadaan ibu tampak lemah
c. Konsistensi uterus lembek
d. Tampak pengeluaran darah dari jalan lahir lebih dari 500 cc
e. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah
: 90/70 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Suhu
: 360C
Pernafasan
: 26x/menit
Analisa dan interpretasi data
a. Perdarahan post partum adalah perdarahan yang lebih dari 500-600 ml
dalam masa waktu 24 jam setelah anak lahir dengan salah satu
penyebabnya adalah atonia uteri, dimana uterus mengalami kegagalan
dalam berkontraksi setelah persalinan. (Saifuddin AB, 2006, hal 26)
b. Keadaan ibu tampak lemah, umumnya wanita sangat lelah setelah
melahirkan lebih-lebih bila terjadi perdarahan post partum. (Trijatmo, 2005,
hal 242)
Rasional : Kandung kemih yang penuh akan menganggu kontraksi uterus dan
menyebabkan relaksasi fundus.
4. Bersihkan bekuan darah dan sisa jaringan didalam uterus
Rasional : Bekuan darah dan sisa jaringan harus dibersihkan karena dapat
menyebabkan
uterus
tidak
berkontraksi
sehingga
terjadi
perdarahan.
5. Lakukan kompresi bimanual interna
Rasional : Kompresi bimanual interna dilakukan untuk menekan forniks
anterior agar pengeluaran darah dari arteri uterine
6. Berikan ergometrin 0,2 mg IM
Rasional : Ergometrin diberikan untuk menghentikan perdarahan
7. Ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna
Rasional : Kompresi bimanual eksterna dilakukan untuk mengurangi
perdarahan
8. Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik dan vitamin penambah darah
(Amoxicilin 3 x 500 mg, metronidazole 3 x 500 mg, inbion 1x 500 mg)
Rasional : Amoxicilin meningkatkan daya tahan tubuh, metronidazole
mencegah terjadinya infeksi dan inbion sebagai penambah darah.
Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Diagnosa aktual
Masalah aktual
: Anemia ringan
Tujuan :
a. Perdarahan post partum karena atonia uteri teratasi
b. Syok hipovolemik tidak terjadi
Kriteria :
a.
b.
c.
d.
Kesadaran komposmentis
Ibu tidak lemah
Kontraksi uterus baik yaitu teraba keras dan bundar
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Tekanan darah : Sistole
: 100 - 130 mmHg
Diastole
: 60 - 90 mmHg
Nadi
: 60 - 90 x/menit
Suhu
: 36,50C - 37,50C
Pernapasan
: 16 - 24x/menit
e. Hb 12-14 mg%
f. Ibu dapat beristirahat dengan tenang
Rencana Tindakan :
a. Ajarkan pada ibu tentang massase fundus uteri
Rasional : Dengan massase akan merangsang uterus berkontraksi sehingga
mengurangi perdarahan.
b. Observasi TFU dan kontraksi uterus
Rasional : Kontraksi uterus diamati untuk memudahkan tindakan selanjutnya
c. Beri intake yang adekuat
Rasional : Dengan pemberian intake yang adekuat dapat membantu
memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi serta dapat mencegah
terjadinya dehidrasi.
d. Observasi cairan infus yang terpasang
Rasional : Dengan mengobservasi cairan infus dapat ditentukan banyaknya
asupan cairan yang sudah masuk sehingga membantu intervensi
selanjutnya.
e. Observasi jumlah perdarahan
Rasional : Dengan mengetahui jumlah perdarahan dapat membantu dalam
mengambil tindakan.
f. Anjurkan ibu istirahat yang cukup dan ciptakan suasana yang tenang
Rasional : Memberi kesempatan pada otot dan otak untuk memberi relaksasi
g. Observasi tanda-tanda vital tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada
1 jam kedua
Rasional : Merupakan tindakan indikator untuk mengetahui terjadinya syok
secara dini.
Langkah VI : Implementasi
Waktu
Ke
TD
Nadi
Suhu
TFU
Kontraks
Kandun
Perdarahan
(mmHg)
(x/menit
( C)
09.30
09.45
10.00
10.15
110/70
110/70
110/70
110/70
)
80
80
80
80
36,5
36,5
36,5
36,5
1 jbpst
1 jbpst
1 jbpst
1 jbpst
Uterus
Baik
Baik
Baik
Baik
Kemih
Kosong
Kosong
Kosong
Kosong
15 cc
15 cc
15 cc
15 cc
10.45
110/60
82
37
1 jbpst
Baik
Kosong
20 cc
11.15
110/60
82
37
1 jbpst
Baik
Kosong
20 cc
I
II
8. Memberikan Amoxicilin 3 x 500 mg, metronidazole 3 x 500 mg, dan inbion 1 x 500
mg.
Langkah VII : Evaluasi Asuhan Kebidanan
Tanggal 17 Juni 2010, jam 12.00 wita
1. Kesadaran ibu komposmentis
2. Perdarahan post partum karena atonia uteri teratasi ditandai dengan TFU 1 jari
bawah pusat dan kontraksi uterus membaik yaitu teraba keras dan bundar.
3. Ibu dapat beristirahat dengan tenang
No. Register
: 204637
Data Subyektif
1. Identitas Istri /Suami
Nama
: Ny. S
/ Tn. S
Umur
: 22 tahun
/ 24 tahun
Suku
: Makassar
/ Makassar
Agama
: Islam
/ Islam
Pendidikan
: SD
/ SMA
Pekerjaan
: IRT
/ Buruh Harian
Nikah / lamanya : 1x
/ ( 1 tahun)
Alamat
: Jl. Tamarunang
2. Ibu melahirkan di RSUD Syekh Yusuf Gowa pada tanggal 17 Juni 2010, pukul
08.50 wita
3. Ibu mengatakan banyak keluar darah dari jalan lahir 2 jam setelah kelahiran
bayinya saat akan dipindahkan ke ruang nifas jam 11.15 wita.
4. Ibu merasa pusing dan kelelahan setelah menjalani proses persalinan
B.
C.
Assesment (A)
Perdarahan post partum karena atonia uteri
D.
Planning (P)
Tanggal 17 Juni 2010, jam 11.35 wita
1. Melakukan massase fundus uteri pada ibu secara sirkuler menggunakan 4 jari
tangan
2. Mengobservasi kontraksi uterus; TFU 1 jari bawah pusat tampak pengeluaran
lokhia rubra
3. Memberikan intake yang adekuat; klien makan nasi dan minum air putih 2 gelas,
ditambah dengan susu 2 gelas.
4. Mengobservasi cairan infus yang terpasang; infus RL terpasang drips oksitosin
20 IU 28 tetes/menit
5. Mengobservasi jumlah perdarahan 100 cc
6. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup dan menciptakan suasana yang tenang;
ibu bersedia.
7. Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit
pada 1 jam kedua.
Jam
Waktu
TD
Nadi
Suhu
(mmHg)
(x/menit
( 0C )
09.30
09.45
10.00
10.15
110/70
110/70
110/70
110/70
)
80
80
80
80
36,5
36,5
36,5
36,5
10.45
110/60
82
11.15
110/60
82
Ke
I
II
TFU
Kontraks
Kandun
Perdarahan
1 jbpst
1 jbpst
1 jbpst
1 jbpst
Uterus
Baik
Baik
Baik
Baik
Kemih
Kosong
Kosong
Kosong
Kosong
15 cc
15 cc
15 cc
15 cc
37
1 jbpst
Baik
Kosong
20 cc
37
1 jbpst
Baik
Kosong
20 cc
A.
B.
C.
D.
Planning (P)
Tanggal 19 Juni 2010, jam 10.00 wita
1. Memotivasi pemberian ASI ekslusif
2. Mengukur TFU yaitu 3 jari bawah pusat dan kontraksi uterus teraba keras dan
bundar
3. Mengobservasi lokhia; pengeluaran lokhia rubra
4. Mengajarkan ibu cara merawat tali pusat
5. Memberikan penyuluhan tentang keluarga berencana; ibu mengerti dan mau
menjadi akseptor KB
6. Menganjurkan pada ibu untuk imunisasi bayinya; ibu bersedia
7. Mengingatkan ibu kembali control satu minggu kedepan; ibu bersedia datang
control sesuai tanggal yang ditentukan
8. Pada tanggal 19 Juni, jam 15.00 wita ibu sudah pulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil kasus
pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan perdarahan post partum karena
atonia uteri, yang dirawat di RSUD Syekh Yusuf Gowa selama 3 hari mulai tanggal 17
s/d 19 Juni 2010. Untuk memudahkan pembahasan, maka penulis akan membahas
berdasarkan pendekatan asuhan kebidanan dengan tujuh langkah varney dengan
uraian sebagai berikut :
A.
B.
kebidanan.
Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Pada tinjauan pustaka dikatakan bahwa perdarahan post partum karena
atonia uteri dimana uterus tidak berkontraksi sehingga uterus teraba lembek, pada
palpasi fundus uteri masih tinggi, perdarahan terjadi setelah plasenta lahir, kontraksi
tetap lembek setelah massase.
Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan studi kasus pada
Ny. S secara garis besar tampak ada persamaan dalam diagnosa aktual yang
ditegakkan sehingga tidak memperlihatkan adanya kesenjangan antara teori dan
praktek.
C.
potensial
selain
dari
diagnosa
atau
masalah
sekarang,
yaitu
kesenjangan.
Langkah IV. Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi
Adanya data yang memberikan indikasi adanya situasi segera dimana bidan
harus bertindak segera untuk menyelamatkan jiwa ibu dan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan yang lebih professional sesuai dengan keadaan yang dialami
oleh klien, adapun tindakan yang dilakukan untuk menangani perdarahan karena
atonia uteri adalah massase fundus uteri, pemberian cairan intravena, pemberian
uterotonika, kosongkan kandung kemih, membersihkan bekuan darah, bila belum
teratasi melakukan kompresi bimanual eksterna, kompresi bimanual interna dan
kompresi aorta abdominalis. Kolaborasi dengan dokter dalam penatalaksanaan
pemberian obat. Ini semua menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dan
E.
praktek.
Langkah V. Rencana Asuhan Tindakan
Rencana asuhan adalah proses penyusunan suatu tindakan berdasarkan
identifikasi masalah yang dialami serta antisipasi diagnosa atau masalah yang
mungkin terjadi. Rencana tindakan harus disetujui klien, semua tindakan diambil
berdasarkan rasional yang relevan dan diakui kebenarannya. Suatu situasi dan
kondisi tindakan harus dianalisa secara teoritis.
F.
tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman klien, implementasi dapat
dikerjakan oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan oleh ibu serta bekerjasama
dengan tim lainnya sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan.
Pada studi kasus Ny. S dengan perdarahan post partum karena atonia
uteri, semua tindakan yang telah direncanakan telah dilaksanakan seluruhnya
dengan baik, tanpa hambatan karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik
dari klien serta dukungan dan kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien serta
dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan.
G. Langkah VII. Evaluasi
Pada tinjauan manajenen kebidanan, evaluasi merupakan tingkat akhir dari
proses
manajemen
asuhan
kebidanan.
Mengevaluasi
pencapaian
tujuan
2. Tanda-tanda vital yang meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu
3.
4.
5.
6.
7.
8.
tubuh.
Perdarahan berhenti dimana uterus teraba bundar dan keras
Tinggi fundus uteri turun 1 cm/hari
Tidak terjadi syok hipovolemik
Pengeluaran lokhia sesuai dengan waktunya
Kebutuhan cairan dan nutrisi terpenuhi
Pemeriksaan kadar hemoglobin
Berdasarkan studi kasus Ny. S dengan perdarahan post partum karena
atonia uteri tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan
pustaka. Oleh karena itu bila dibandingkan dengan tinjauan pustaka dan studi
kasus Ny. S secara garis besar tidak ditemukan adanya kesenjangan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Selain penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek
melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny. S dengan
perdarahan post partum karena atonia uteri di RSUD Syekh Yusuf Gowa maka penulis
dapat menarik kesimpulan. Adapun kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Ny. S mengalami atonia uteri dengan keluhan adanya pengeluaran darah
secara tiba-tiba dan banyak dalam 2 jam setelah melahirkan bayinya dan ibu
merasa
pusing
serta
kelelahan
setelah
menjalani
proses
kelahiran.
Perdarahan post partum yang terjadi disebabkan karena atonia uteri dimana
pembuluh darah tidak tertekan oleh otot-otot uterus, sehingga terjadi
kegagalan kontraksi otot rahim menyebabkan uterus teraba lembek.
2. Penanganan yang dilakukan pada Ny. S dengan atonia uteri di RSUD Syekh
Yusuf Gowa adalah massase fundus uteri, pasang infus, kosongkan kandung
kemih, bersihkan bekuan darah, kompresi bimanual interna, memberikan
ergometrin, kompresi bimanual eksterna. Setelah dilakukan penanganan
keadaan ibu mulai membaik dan tidak mengalami syok.
3. Pendokumentasian yang digunakan pada studi kasus pada Ny. S berbentuk
SOAP yang merupakan bukti pertanggungjawaban bidan terhadap asuhan
kebidanan yang telah diberikan kepada klien.
B. Saran
1. Setiap ibu diharapkan segera memeriksakan diri ke sarana kesehatan saat
mengetahui dirinya hamil untuk memeriksakan kehamilannya mengenal
secara dini komplikasi yang mungkin terjadi dan petugas kesehatan
memberikan informasi tentang keadaan kehamilan dan persalinan dapat
berlangsung normal.
2. Dalam hal pendidikan kesehatan perlu ditingkatkan kepada ibu maupun
keluarganya agar mau mengerti dan mau bekerjasama untuk mengatasi
masalah serta partisipasi aktif keluarga sangat diperlukan dalam penanganan
atonia uteri.