Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
B. Plasenta previa
1. Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian
segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
jalan lahir yang ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar
melalui vagina tanpa adanya rasa nyeri pada kehamilan trimester
terakhir, khususnya pada bulan kedelapan (Chalik, 2008).
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi di segmen
bawah rahim yang dapat memberikan dampak yang sangat merugikan
ibu maupun janin berupa perdarahan, prematuritas dan peningkatan
angka kesakitan dan kematian perinatal (Romundstad et all, 2006).
2. Manifestasi Klinik
a) Perdarahan tanpa nyeri
b) Perdarahan berulang
darah
Timbulnya perlahan-lahan
Waktu terjadinya saat hamil
His biasanya tidak ada
Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
Presentasi mungkin abnormal
Jadi kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah
perdarahan tanpa nyeri. Biasanya baru terlihat setelah trimester
kedua atau sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa
abortus mungkin terjadi akibat lokasi abnormal plasenta yang
sedang tumbuh. Penyebab perdahan perlu ditegaskan kembali.
Kalau plasenta terletak pada ostium internum, pembentukan
segmen bawah uterus dan dilatasi ostium internum tanpa bias
diletakkan akan mengakibatkan robekan pada tempat peletakan
plasenta yang diikuti oleh perdarahan dari pembuluh-pembuluh
darah uterus. Perdarahan tersebut diperberat lagi dengan
ketidakmampuan serabut-serabut otot miometrium segmen
bawah uterus untuk mengadakan kontraksi dan retraksi agar
bias menekan pembuluh darah yang ruptur sebagaimana terjadi
secara normal ketika terjadi pelepasan plasenta dari dalam
uterus yang kosong pada kala tiga persalinan.
Akibat perlekatan yang abnormal seperti terlihat pada
plasenta akreta, atau akibat daerah pelekatan yang sangat luas,
maka proses perlekatan plasenta kadangkala terhalang dan
kemudian dapat terjadi pendarahan yang banyak setelah bayi
dilahirkan. Pendarahan dari tempat implantasi plasenta dalam
segmen bawah uterus dapat berlanjut setelah plasenta
dilahirkan, mengingat segmen bawah uterus lebih cenderung
memiliki kemampuan kontraksi yang jelek dibandingkan
korpus uteri. Sebagai akibatnya, pembuluh darah memintas
rahim.
Derajat II : plasenta sudah mencapai ostium uteri internum.
Derajat III : plasenta telah terletak pada sebagian ostium
uteri internum.
Derajat IV : plasenta telah berada tepat pada segmen bawah
rahim.
Menurut de Snoo dalam Mochtar (1998) klasifikasi plasenta
previa berdasarkan pembukaan 4 -5 cm yaitu:
Plasenta previa sentralis (totalis), apabila pada pembukaan
sebagian
pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 3 :
Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi
1998).
Palpasi abdomen, sering dijumpai kelainan letak pada janin,
tinggi fundus uteri yang rendah karena belum cukup bulan.
Juga sering dijumpai bahwa bagian terbawah janin belum turun,
apabila letak kepala, biasanya kepala masih bergoyang,
terapung atau mengolak di atas pintu atas panggul (Mochtar,
1998).
Pemeriksaan inspekulo, dengan menggunakan spekulum secara
hati-hati dilihat dari mana sumber perdarahan, apakah dari
uterus, ataupun terdapat kelainan pada serviks, vagina, varises
pecah, dll (Mochtar, 1998).
Pemeriksaan radio-isotop .
a) Plasentografi jaringan lunak
b) Sitografi
c) Plasentografi indirek
d) Arteriografi
e) Amniografi
f) Radio isotop plasentografi
Ultrasonografi, transabdominal ultrasonografi dalam keadaan
kandung kemih yang dikosongkan akan memberikan kepastian
diagnosa plasenta previa. Walaupun transvaginal ultrasonografi
lebih superior untuk mendeteksi keadaan ostium uteri internum
namun sangat jarang diperlukan, karena di tangan yang tidak
ahli cara ini dapat menimbulkan perdarahan yang lebih banyak
(Chalik, 2008). Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografis
sangat tepat dan tidak menimbulkan bahaya radiasi terhadap
kemudian berhenti.
Belum ada tanda tanda in partu.
Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam
batas normal).
Janin masih hidup.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Keluhan utama merupakan faktor utama yang
mendorong pasien mencari pertolongan atau berobat ke
rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan post operasi
sectio caesarea hari 1-3 adalah adanya rasa nyeri.
b) keluhan utama saat di kaji
keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat dikaji, diuraikan
dalam konsep PQRST.
Paliatif : apa penyebabnya, apa yang memperberat dan apa
yang mengurangi
Quality : dirasakan seperti apa, tampilannya, suaranya berapa
banyak.
Region : lokasinya dimana, penyebarannya
Saverity : Intensitasnya (skala), pengaruh terhadap aktivitas
Timing : kapan muncul keluhan, berapa lama, bersipat (tibatiba, sering, bertahap).
2) Riwayat kesehatan dahulu
Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan
klien atau memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita saat
ini. Termasuk faktor predisposisi penyakit.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan
hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang
dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit
klien dan lain-lain.
c. Riwayat ginekologi dan obstetric
1) riwayat ginekologi
i.
riwayat menstruasi
menarche
lama haid
siklus menstruasi
masalah selama haid
HPHT
ii.
riwayat perkawinan
usia ibu menikah
usia ayah menikah
lama perkawinan
perkawinan ke
jumlah anak.
iii.
riwayat keluarga berencana
2) riwayat obstetric
i.riwayat kehamilan : riwayat kehamilan dahulu dan sekarang
ii.riwayat persalinan : riwayat persalinan dahulu dan sekarang
iii.riwayat nifas : riwayat nifas dahulu dan sekarang (lochea,
warna, bau, jumlah, tinggi fundus)
d. Aktivitas sehari-hari
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang pola nutrisi,
eliminasi, tidur dan istirahat, aktivitas dan latihan, pola hygiene,
serta pola seksual.
e. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik ibu
Keadaan umum : kesadaran, penampilan
Tanda tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
Antropometri : tinggi badan, BB ( sebelum hamil, setelah
hamil, dan setelah melahirkan )
Pemeriksaan fisik head to toe
2) Pemeriksaan fisik bayi
Keadaan umum : kesadaran (APGAR Score), penampilan
Antropometri : BB, Tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar lengan atas, lingkar abdomen.
Pemeriksaan fisik head to toe
f. Data psikologis
adaptasi psikologis post partum
konsep diri
g. Data sosial
hubungan dan pola interaksi klien dengan keluarga, masyarakat,
dan lingkungan saat sakit
h. Kebutuhan bounding attachment
mengidentifikasi kebutuhan klien terhadap interaksi dengan bayi
secara nyata, baik fisik ,emosi maupun sensori
i. Kebutuhan pemenuhan seksual
mengidentifikasi kebutuhan klien terhadap pemenuhan seksual
pada masa nifas
j. data spiritual
mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme kesembuhan,
gangguan dalam melaksanakan ibadah
k. data pengetahuan
Data
Etiologi
masalah
I.Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d hilangnya cairan
yang berlebih
2. Gangguan perfusi jaringan pada janin b/d adanya perdarahan
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d kontraksi uterus
4. Gangguan Psikologis (cemas) b/d kurangnya pengetahuan tentang
perdarahan
II. Perencanaan
Dx:1 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d hilangnya
cairan yang berlebih
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan volume cairan
terpenuhi.
Kriteria hasil : Terpeliharanya kardiak output maksimal tanda tanda
vital dalam batas normal, mukosa bibir tidak kering, keadaan tidak
menurun.
Intervensi :
1) Anjurkan bedrest jika pasien dirawat dirumah
Rasional : pedarahan
2)
Kaji adanya syok, cek vital sign, warna membran mukosa dan kulit
Rasional : membantu menentukan banyaknya darah yang hilang cyanosis
dan perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
3)
Monitoring intake dan out put kaji berat jenis urine tiap jam
Rasional : menentukan besarnya kehilangan darah dan menggambarkan
terjadinya perfusi ginjal.
4)
pocked sel.
Rasional : meningkatkan sirkulasi volume darah dan mengatasi gejala
gejala syok.
5)
Hindarkan pemeriksaan rectal atau vagina.
Rasional : pemeriksaan rektal atau vagina dapat meningkatan perdarahan.
Dx:2 Gangguan perfusi jaringan pada janin b/d adanya perdarahan
Tujuan : perdarahan maternal dapat diatasi sehingga tidak terjadi hipoxia
janin.
Kriteria hasil : tidak terjadi hipoxia pada janin, detak jantung janin dalam
batas normal.
Intervensi :
1)
Kaji dan catat DJJ catat bradikardi atau takikardi
Rasional : dicatat perubahan aktifitas janin
2)
Catat perdarahan ibu dan kontraksi uterus, umur kehamilan dan
tinggi fundus
Rasional : jika kontraksi uterus disertai dilatasi serviks bedrest dan
pengobatan tidak efektif.
3) Anjurkan bedrest dengan posisi lateral kiri
Rasional : posisi lateral kiri meringankan tekanan inferior dan
meningkatkan sirkulasi gas janin dengan placenta.
4)
Kolaborasi pemberian suplemen oksigen pada ibu
Rasional : peningkatan oksigen dapat mensuplai pada janin.
5)
Kolaborasi dalam penggantian cairan yang hilang
Rasional : memelihara volume sirkulasi yang adekuat untuk transfor
oksigen.
Dx:3 Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d kontraksi uterus
Tujuan : mengurangi rasa nyeri
Kriteria hasil : nyeri berkurang
Intervensi
1)
Kaji skala nyeri pada pasien
Rasional : Mengetahui derajat nyeri dan tindakan terapi
2)
Catat petunjuk nonverbal fisiologi dan psikologi
Rasional : Mengidentifikasi luas beratnya masalah
3)
Kaji ulang faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri
Rasional : Membantu membuat diagnosa
4)
Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi
5)
Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas
Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya.
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan
rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan.
Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
klien.
Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstorm KD.
Williams obstetric. 22nd ed. New York. McGraw-Hill Companies, Inc; 2005.
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas/E.6. Jakarta:
EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Rustam, mochtar.1998. Sinopsis Obstetri; obstetri fisiologi, obstetri patologi edisi
ke 2. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
Wikojosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan Edisi Ke2 Cetakan Ke4. Jakarta:
YBB- SP.