Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMBEDAHAN, TRANSFUSI
DARAH, DAN ANALGETIKA
NON OPIOID
Pembimbing : dr Bambang Setiawan . SpAn
Oleh : Mohamad Walid Kuncoro
Otak 84
Ginjal 83
Otot lurik
Kulit 72
Hati
68
Tulang
Lemak
76
22
10
Peran natrium
Ekskresi air hampir selalu disertai
ekskresi natrium terapi kekurangan
cairan diberi infus mengandung Na
Berperan memlihara tekanan osmotik
dan memlihara volume cairan eks
Kebutuhan harian = 50-100 mEq (3-6 gr
NaCl)
Keseimbangan Na diatur oleh ginjal
Na :
Pemberian infus tanpa Na
Sekresi ADH
Peran kalium
Sebagian besar di dalam sel (150 mEq/L). K
pada plasma 2% dari total K tubuh.
Kebutuhan rutin 0,5 mEq/kgBB/hari. Kadar
normal 3-5 mEq/L.
Fungsi : Merangsang saraf otot, menghantarkan
impuls listrik, membantu utilisasi O2, asam
amino, glikogen , pembentukan sel.
Pembedahan menyebabkan katabolisme
jaringan dan mobilisasi K pada h1+2.
Hipokalemia (<3 mEq/L) :
Keletihan otot - Ileus paralitik
Gangguan irama jantung - Kembung
Lemas
Kebutuhan cairan
Kebutuhan air & elektrolit basal per 24 jam :
Dewasa
Anak/bayi
Air
30-35ml/kg
0-10 kg ---- 100 ml/kg
naik suhu 1C 10-20 kg ---- 1000 ml + 50 ml/kg ( > 10
kg )
+ 10-15%
>20 kg ---- 1500 ml + 20 ml/kg ( > 20
kg )
Na+ 1,5 mEq/kg
2 mEq/kg
K+
1,0 mEq/kg
2 mEq/kg
Tujuan terapi cairan :
Mengganti
Mengganti
Mengganti
Mengganti
DEHIDRASI
DEHIDRASI :
Ringan
Sedang
Berat
- Dewasa :
4% BB
6% BB
8% BB
- Anak/bayi :
5% BB
10% BB
15%
BB
DEHIDRASI PRA ANESTESIA
Akibat pemasukan yg kurang atau penyakit
penyerta :
Puasa
Muntah
Masuknya cairan ke rongga ketiga
(ekstraselular) : peritonitis, obstruksi ileus
Dehidrasi
DEHIDRASI DURANTE ANESTESIA / BEDAH
disebabkan :
Kekurangan cairan pra anestesia karena puasa
Kebutuhan utk pemeliharaan
insensible loss karena : - suhu ruang
operasi tinggi
- hiperventilasi
Translokasi cairan pd daerah operasi ke rgg
interstisial/ ketiga tergantung besar/kecilnya
pembedahan
Terjadinya perdarahan
Cairan
Translokasi cairan tgt besar kecilnya pembedahan :
- kecil ---------- 2-4 ml/kgBB/jam (bedah plastik)
- sedang ------ 4-6 ml/kgBB/jam (bedah tungkai, apendektomi)
- besar -------- 6-8 ml/kgBB/jam (reseksi usus, mastektomi
radikal)
Cairan yg diberikan : elektrolit/kristaloid
- ringer laktat : metab, di hati lambat (100 mEq/jam)
- asering (asetat ringar) : metab. di otot cepat
(400mEq/jam)
Cairan tanpa elektrolit (dekst 5%, 10%) tidak berguna pd
hipovolemia, karena cepat keluar dari sirkulasi dan mengisi
rgg interselular
Kecepatan/jumlah pemberian cairan, sampai dg :
kardiovaskular stabil
produksi urin 0,5-1 ml/kgBB/jam
Kristaloid
Infus
mOsm/L
Na
K
Ca
(mE (mEq/ (mEq/
q/L) L)
L)
Cl
(mEq/
L)
Plasm
a
D5W
NS
D5NS
D5
NS
RL
D5RL
Aserin
g
Iso (282,6)
Hipo (253)
Iso (308)
Hiper
(561)
Iso (330)
Iso (273)
Iso (273)
Iso (273,4)
146
105
4,2
2,5
Gluko
sa
(gr/L)
Laktat Aset
(mEq/L at
)
(mE
q/L)
27
50
154
154
38,5
130 4
130 4
130 4
3
3
3
154
154
38,5
109
109
109
50
50
50
28
28
28
Kristaloid
RA, RL, NS Isotonik Perbaikan perfusi jaringan
RA Metabolisme di otot, metabolisme 3-4 x lebih
cepat. Th/ Luka bakar-shock haemorrhagic, stroke
akut + dehidrasi, Loading sp, PE/E memperbaiki
asidosis laktat neonatus, hepatektomi, bedah otak,
dugaan stroke-edema otak
RL Metabolisme di hati
RA-RL Th/ Dehidrasi berat dan shock + Asidosis
Koloid
Poligelin (Haemaccel)
Bertahan lebih lama di dalam ruang intravascular 1
jam setelah pemberian 70% masih dalam ruang
Intravascular waktu paruh 4-6 jam
Dextran 70
Menyulitkan penentuan golongan darah o/k bersifat
menyelubungi Erithrocyt
Dextran 40
Menyebabkan Diatesis Haemorrhagic o/k bersifat
menyelubungi trombocyt. Faktor VIII Plasma
mempercepat Fibrinolisis
Haemacel, Fimahes,
Voluven
Isi ruang intravaskular
80% di ruang
intravaskular
4-6 jam oleh ginjal
Molekul lebih besar
500 cc 1 L
TD <10%
Hati2 pada gagal
ginjal, mengganggu
faktor pembentukan
darah.
Teknik pemberian
Untuk pemberian cepat
Dewasa : vena-vena punggung tangan, sekitar
pergelangan, lengan bawah, kubiti
Anak & bayi : punggung kaki, depan mata
kaki, kepala
Transfusi darah
Tujuan : Meningkatkan
kapasitas pengangkutan
oksigen dan volume
intravaskular (meningkatkan
volume intravaskular cukup
dengan kristaloid/koloid)
Transfusi darah
NORMAL
Hb (g%)
Ht (%)
Wanita
12-14
40-48
Pria
14-16
42-50
Transfusi darah
Perdarahan selama anest/pembedahan :
Bila < 10% vol drh (bayi/anak) atau < 20%vol
drh (dws) : kristaloid
Bila > 10%vol drh (bayi/anak) atau > 20% vol
drh (dws) : koloid/darah
Koloid/plasma ekspander iv dapat bertahan
lama di sirkulasi
Volume darah : - bayi/anak ------------ 80 ml/kgBB
- dewasa pria -------- 75
ml/kgBB
- dewasa wanita ---- 65
ml/kgBB
Transfusi darah
Pengukuran banyaknya perdarahan :
Mengukur jumlah darah dlm alat pengisap
+ 25% (kasa, kain penutup pasien, baju
operator/asisten)
Indikasi transfusi darah :
1.Perdarahan akut sd Hb < 8 gr% atau Ht <
30%. Pada orangtua, kel paru & jantung Hb
< 10 gr%
2.Bedah mayor kehilangan darah > 20% vol
drh
Pada dewasa dg perdarahan sampai 20%
(bayi/anak sampai 10%) masih bisa diganti
dg koloid dg jumlah yg sama, atau kristaloid
(ringer laktat, asering) sebanyak 3-4 X
jumlah perdarahan.
2.
4. Trombosit
Cara pemberian
Cara pemberian transfusi darah :
Sebelum diberikan, unit darah yg masih dingin
harus dihangatkan dulu, untuk mencegah
terjadinya hipotermia henti jantung. Bila
dihangatkan dg air panas harus < 40C, Jika > 40C
eritrosit akan rusak.
Sebelum dan sesudah transfusi, diberikan larutan
NaCl 0,9% karena merupakan larutan yg isotonik dg
plasma.
Bila dipakai larutan yg hipotonik, eritrosit akan
bengkak bahkan bisa lisis. Larutan yg mengandung
Ca++ akan menyebabkan pembekuan.
Pada pemberian 100 ml transfusi darah pantau
ketat terjadinya reaksi transfusi.
Komplikasi transfusi
1. Reaksi hemolitik : - intravaskular
- ekstravaskular
Destruksi eritrosit donor oleh antibodi resipien atau
sebaliknya
S/ pada pasien sadar :
- mual
- menggigil
- demam
- nyeri dada/panggul
S/ pada pasien dilakukan anestesia :
- demam
- perdarahan merembes
pada
- takikardia
tempat pembedahan
- hipotensi
- spasme bronkus
- syok
- Hb-uria, ikterus, renal
shut down
Komplikasi transfusi
2. Infeksi : - virus : hepatitis, HIV-AIDS, CMV
- bakteri : stafilokok, yesteria,
citrobakter
- parasit : malaria
3. Lain-lain :
- demam
- purpura
- urtikaria
- intoksikasi
sitrat
- anafilaksis
- hiperkalemia
- edema paru non-kardial - asidosis
Penanggulangan
T/ reaksi transfusi :
Stop transfusi
Oksigen 100%
Antihistamin
NSAIDs
Untuk mengurangi nyeri pasca bedah
yang bersifat ringan atau nyeri sedang
Diberikan sebagai tambahan opioid
untuk mengurangi ES opioid depresi
nafas
Sebagai anti inflamasi, analgesik,
antipiretik, anti pembekuan darah
Hambat enzim COX hambat sintetis
prostalglandin perifer
2. Indometasin (confortid)
Untuk mengobati arthritis
Dosis : 25 mg/8-12 jam
3. Diklofenak (voltaren)
Indikasi :
Arthritis rheumatoid
Osteiarthritis
Spondilitis spongiosa
Dosis :
50-100 mg/8-12 jam per oral
75 mg suntikan
50-100/12 jam suppositoria
4. Ketorolak (toradol)
Antipiretik <<
Anti inflamasi <<
Efek analgesi: 30 menit, lama kerja : 4-6 jam
Menghambat sintesis PG di perifer tanpa
menganggu resepor opioid di SSP
KI :
Tidak dianjurkan wamil, menyusui, usila, anak <
4 tahun, gangguan perdarahan, bedah
tonsilektomi
30 mg ketorolak = 12 mg morfin = 100 mg
petidin
Dosis :
10 -30 mg/hari
max 90 mg/hari
5. Ketoprofen
Dosis :
100-300mg per oral
1-2 supp /hari per rectal
100-300 mg/hari im, perinfus,
dihabiskan dalam 20 menit
6. Piroksikam
Dapat diberikan :peroral (kapsul,
tablet), flash, supp, ampul 10-20 mg
7. Tenoksikam (tilcotil)
Dosis :
20 mg/hari im, iv dilanjutkan dengan
oral
Ekskresi : ginjal, empedu
8. Meloksikam
Efektivitas sebanding
diklofenak/piroksikam
Mengurangi nyeri dengan ESO
minimal
Inhibitor selektif Cox-2
Dosis : 7,5- 15 mg/hari
9. Acetaminophen
Tidak punya sifat anti inflamasi
Inhibitor terhadap sintesis PG sangat
lemah
Dosis :
- 500-1000 mg/4-6 jam oral
- Max 4000 mg/hari
Dosis toksis ->nekrosis hati
Efek terhadap lambung dan ggg
pembekuan darah minimal
antipiretik
Efek samping
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Efek NSAID :
1.Efek puncak (cailing)
Bila kita menambah dosis yang sudah
maksimal atau dosis maksimal
dinaikkan, maka tidak mempunyai efek
meningkatkan anelgesik, bahkan
meningkatkan side effect
2. Efek sparing
Golongan NSAID + golongan opioid
sehingga meningkatkan kualitas
analgesic (inhibitor COX-2 )