Vous êtes sur la page 1sur 41

TERAPI CAIRAN PADA

PEMBEDAHAN, TRANSFUSI
DARAH, DAN ANALGETIKA
NON OPIOID
Pembimbing : dr Bambang Setiawan . SpAn
Oleh : Mohamad Walid Kuncoro

Sebagian besar (60%) tubuh kita terdiri dari air.


Fungsi:
pengangkutan zat2 makanan ke semua sel tubuh
pengeluaran bahan sisa dari dalam tubuh, melalui : urin,
tinja, keringat & uap air pernafasan
Jumlah cairan yg masuk & keluar dlm 24 jam relatif sama.
Masuk :
Keluar:
- Minuman -------- 800-1700ml
- Urin ----------- 600-1600
ml
- Makanan -------- 500-1000 ml
- Tinja ------------ 50-200 ml
- Hasil oksidasi -----200-300 ml
- Keringat/ ---- 850-1200
ml
paru (iwl)

Kandungan air dalam tiap organ tidak seragam

Otak 84
Ginjal 83
Otot lurik
Kulit 72
Hati
68
Tulang
Lemak

76
22
10

Zat-zat yg terlarut dlm cairan tubuh : elektrolit,


karbohidrat (BM kecil), protein (BM besar),
lemak, vitamin dll.
Sdd

Terapi cairan dibutuhkan kalau tubuh


tidak dapat memasukkan air,
elektrolit dan zat-zat makanan
secara oral. Puasa lama,
pembedahan saluran cerna,
perdarahan banyak, syok
hipovolemik dll.

Tekanan osmotik adalah tekanan yang


dibutuhkan untuk mencegah
perembesan cairan melalui membran
semipermeableke dalam cairan yang
konsentrasinya lebih tinggi.
Tekanan osmotik plasma darah = 285
+/- 5 mOsm/L
Isotonik (NaCl 0.96%, D5%, RL)
Hipotonik (aquadest)
Hipertonik

Peran natrium
Ekskresi air hampir selalu disertai
ekskresi natrium terapi kekurangan
cairan diberi infus mengandung Na
Berperan memlihara tekanan osmotik
dan memlihara volume cairan eks
Kebutuhan harian = 50-100 mEq (3-6 gr
NaCl)
Keseimbangan Na diatur oleh ginjal
Na :
Pemberian infus tanpa Na
Sekresi ADH

Peran kalium
Sebagian besar di dalam sel (150 mEq/L). K
pada plasma 2% dari total K tubuh.
Kebutuhan rutin 0,5 mEq/kgBB/hari. Kadar
normal 3-5 mEq/L.
Fungsi : Merangsang saraf otot, menghantarkan
impuls listrik, membantu utilisasi O2, asam
amino, glikogen , pembentukan sel.
Pembedahan menyebabkan katabolisme
jaringan dan mobilisasi K pada h1+2.
Hipokalemia (<3 mEq/L) :
Keletihan otot - Ileus paralitik
Gangguan irama jantung - Kembung
Lemas

Kebutuhan cairan
Kebutuhan air & elektrolit basal per 24 jam :
Dewasa
Anak/bayi
Air
30-35ml/kg
0-10 kg ---- 100 ml/kg
naik suhu 1C 10-20 kg ---- 1000 ml + 50 ml/kg ( > 10
kg )
+ 10-15%
>20 kg ---- 1500 ml + 20 ml/kg ( > 20
kg )
Na+ 1,5 mEq/kg
2 mEq/kg
K+
1,0 mEq/kg
2 mEq/kg
Tujuan terapi cairan :

Mengganti
Mengganti
Mengganti
Mengganti

defisit cairan saat puasa sebelum dan sesudah pembedahan


kebutuhan rutin saat pembedahan
perdarahan yg terjadi
cairan pindah ke ruang ketiga (rongga peritoneum, luar tubuh)

DEHIDRASI
DEHIDRASI :
Ringan
Sedang
Berat
- Dewasa :
4% BB
6% BB
8% BB
- Anak/bayi :
5% BB
10% BB
15%
BB
DEHIDRASI PRA ANESTESIA
Akibat pemasukan yg kurang atau penyakit
penyerta :
Puasa
Muntah
Masuknya cairan ke rongga ketiga
(ekstraselular) : peritonitis, obstruksi ileus

Dehidrasi
DEHIDRASI DURANTE ANESTESIA / BEDAH
disebabkan :
Kekurangan cairan pra anestesia karena puasa
Kebutuhan utk pemeliharaan
insensible loss karena : - suhu ruang
operasi tinggi
- hiperventilasi
Translokasi cairan pd daerah operasi ke rgg
interstisial/ ketiga tergantung besar/kecilnya
pembedahan
Terjadinya perdarahan

Cairan
Translokasi cairan tgt besar kecilnya pembedahan :
- kecil ---------- 2-4 ml/kgBB/jam (bedah plastik)
- sedang ------ 4-6 ml/kgBB/jam (bedah tungkai, apendektomi)
- besar -------- 6-8 ml/kgBB/jam (reseksi usus, mastektomi
radikal)
Cairan yg diberikan : elektrolit/kristaloid
- ringer laktat : metab, di hati lambat (100 mEq/jam)
- asering (asetat ringar) : metab. di otot cepat
(400mEq/jam)
Cairan tanpa elektrolit (dekst 5%, 10%) tidak berguna pd
hipovolemia, karena cepat keluar dari sirkulasi dan mengisi
rgg interselular
Kecepatan/jumlah pemberian cairan, sampai dg :
kardiovaskular stabil
produksi urin 0,5-1 ml/kgBB/jam

Kristaloid
Infus

mOsm/L

Na
K
Ca
(mE (mEq/ (mEq/
q/L) L)
L)

Cl
(mEq/
L)

Plasm
a
D5W
NS
D5NS
D5
NS
RL
D5RL
Aserin
g

Iso (282,6)
Hipo (253)
Iso (308)
Hiper
(561)
Iso (330)
Iso (273)
Iso (273)
Iso (273,4)

146

105

4,2

2,5

Gluko
sa
(gr/L)

Laktat Aset
(mEq/L at
)
(mE
q/L)
27

50
154
154
38,5
130 4
130 4
130 4

3
3
3

154
154
38,5
109
109
109

50
50
50

28
28
28

Kristaloid
RA, RL, NS Isotonik Perbaikan perfusi jaringan
RA Metabolisme di otot, metabolisme 3-4 x lebih
cepat. Th/ Luka bakar-shock haemorrhagic, stroke
akut + dehidrasi, Loading sp, PE/E memperbaiki
asidosis laktat neonatus, hepatektomi, bedah otak,
dugaan stroke-edema otak
RL Metabolisme di hati
RA-RL Th/ Dehidrasi berat dan shock + Asidosis

NS Hipertonik/Manitol Memperbaiki elektrolik


simptomatik
KA EN 3B, KA EN MG3 Membantu asupan oral
yg tdk adekuat

Koloid
Poligelin (Haemaccel)
Bertahan lebih lama di dalam ruang intravascular 1
jam setelah pemberian 70% masih dalam ruang
Intravascular waktu paruh 4-6 jam

Hydroxy Ethyl Starch (HAES Steril)


Bertahan dalam ruang intravascular selama 4-8 jam

Dextran 70
Menyulitkan penentuan golongan darah o/k bersifat
menyelubungi Erithrocyt

Dextran 40
Menyebabkan Diatesis Haemorrhagic o/k bersifat
menyelubungi trombocyt. Faktor VIII Plasma
mempercepat Fibrinolisis

Perbedaan kristaloid dan


koloid
Pembeda
KRISTALOID
KOLOID
Contoh
Mekanisme
kerja
Lama kerja
Ekskresi
Ukuran
molekul
Pemberian
Pemberian
preloading
pada
Komplikasi

NS, RL, asering


ruang intravaskular
Isi ruang
ekstravaskular
20% di ruang
intravaskular
jam oleh ginjal
Molekul lebih kecil
1,5 L -2 L
TD 40-50%

Haemacel, Fimahes,
Voluven
Isi ruang intravaskular
80% di ruang
intravaskular
4-6 jam oleh ginjal
Molekul lebih besar
500 cc 1 L
TD <10%
Hati2 pada gagal
ginjal, mengganggu
faktor pembentukan
darah.

Teknik pemberian
Untuk pemberian cepat
Dewasa : vena-vena punggung tangan, sekitar
pergelangan, lengan bawah, kubiti
Anak & bayi : punggung kaki, depan mata
kaki, kepala

Digunakan jarum anti karat atau kateter


plastik anti trombogenik diganti 1-3 hari
menghindari infeksi
Lebih dari 3 hari lebih baik digunakan
jarum lebih besar pada vena-vena besar

Transfusi darah
Tujuan : Meningkatkan
kapasitas pengangkutan
oksigen dan volume
intravaskular (meningkatkan
volume intravaskular cukup
dengan kristaloid/koloid)

Transfusi darah
NORMAL
Hb (g%)
Ht (%)

Wanita
12-14
40-48

Pria
14-16
42-50

Perdarahan - hipovolemia (penurunan vol.


intravask)
- penurunan Hb/Ht
- kapasitas pengangkutan O2
- gangguan kardiovaskular
- gangguan faktor pembekuan
- penyembuhan luka yg lambat

Transfusi darah
Perdarahan selama anest/pembedahan :
Bila < 10% vol drh (bayi/anak) atau < 20%vol
drh (dws) : kristaloid
Bila > 10%vol drh (bayi/anak) atau > 20% vol
drh (dws) : koloid/darah
Koloid/plasma ekspander iv dapat bertahan
lama di sirkulasi
Volume darah : - bayi/anak ------------ 80 ml/kgBB
- dewasa pria -------- 75
ml/kgBB
- dewasa wanita ---- 65
ml/kgBB

Transfusi darah
Pengukuran banyaknya perdarahan :
Mengukur jumlah darah dlm alat pengisap
+ 25% (kasa, kain penutup pasien, baju
operator/asisten)
Indikasi transfusi darah :
1.Perdarahan akut sd Hb < 8 gr% atau Ht <
30%. Pada orangtua, kel paru & jantung Hb
< 10 gr%
2.Bedah mayor kehilangan darah > 20% vol
drh
Pada dewasa dg perdarahan sampai 20%
(bayi/anak sampai 10%) masih bisa diganti
dg koloid dg jumlah yg sama, atau kristaloid
(ringer laktat, asering) sebanyak 3-4 X
jumlah perdarahan.

Jenis darah / komponen


Beberapa jenis darah/komponen untuk transfusi :
1. Darah lengkap (whole blood) :

2.

Segar (< 48 jam), Baru (< 6 hari), Biasa (35 hari)


Satu unit (kantung) berisi 450-540 ml.
Untuk menaikkan Hb 1g/dl atau Ht 35% diperlukan
darah lengkap 8 ml/kgBB.
Indikasi : - perdarahan akut
- syok
hipovolemik

- perdarahan > 1.500 ml pembedahan mayor


Packed red cell (eritrosit konsentrasi)

Satu unit (kantung) berisi 240-340 ml


Untuk menaikkan Hb 1g/dl atau Ht 3-5%, diperlukan
packed cell 4 ml/kgBB
Indikasi : - perdarahan lambat
- anemia
- penyakit jantung

Jenis darah / komponen


3. Plasma biasa dan plasma beku segar (PBS, FFP =
fresh - frozen plasma)

Satu unit (kantung) berisi 200 ml Mengendapkan darah


lengkap 72 jam.
Plasma biasa mengandung semua faktor pembekuan,
kecuali faktor V dan faktor VIII. Sedang plasma beku
segar, faktor V dan faktor VIII masih aktif.
Indikasi :
a.
a.
b.

Setelah transfusi darah masif


Transfusi darah masif defisiensi faktor koagulasi setiap pemberian
4-6 unit darah simpan, diberikan 1 unit PBS
Setelah terapi warfarin
Koagulopatia pada penyakit hepar

4. Trombosit

Konsentrat darah donor dgn sentrifugasi diberi setelah 12 jam


pengambilan
Trombosit mampat (Trombocyt concentrate), Cryoprecipitate-AHF

Cara pemberian
Cara pemberian transfusi darah :
Sebelum diberikan, unit darah yg masih dingin
harus dihangatkan dulu, untuk mencegah
terjadinya hipotermia henti jantung. Bila
dihangatkan dg air panas harus < 40C, Jika > 40C
eritrosit akan rusak.
Sebelum dan sesudah transfusi, diberikan larutan
NaCl 0,9% karena merupakan larutan yg isotonik dg
plasma.
Bila dipakai larutan yg hipotonik, eritrosit akan
bengkak bahkan bisa lisis. Larutan yg mengandung
Ca++ akan menyebabkan pembekuan.
Pada pemberian 100 ml transfusi darah pantau
ketat terjadinya reaksi transfusi.

Komplikasi transfusi
1. Reaksi hemolitik : - intravaskular
- ekstravaskular
Destruksi eritrosit donor oleh antibodi resipien atau
sebaliknya
S/ pada pasien sadar :
- mual
- menggigil
- demam
- nyeri dada/panggul
S/ pada pasien dilakukan anestesia :
- demam
- perdarahan merembes
pada
- takikardia
tempat pembedahan
- hipotensi
- spasme bronkus
- syok
- Hb-uria, ikterus, renal
shut down

Komplikasi transfusi
2. Infeksi : - virus : hepatitis, HIV-AIDS, CMV
- bakteri : stafilokok, yesteria,
citrobakter
- parasit : malaria
3. Lain-lain :
- demam
- purpura
- urtikaria
- intoksikasi
sitrat
- anafilaksis
- hiperkalemia
- edema paru non-kardial - asidosis

Penanggulangan
T/ reaksi transfusi :

Stop transfusi

Naikkan tekanan darah : - kristaloid


- vasokontriktor
- koloid
inotropik

Oksigen 100%

Diuretik manitol 50 mg / furosemid 10-20 mg

Antihistamin

Steroid dosis tinggi

Periksa analisis gas dan pH darah gangguan asam basa

Periksa elektrolit darah (Ca++, K+)


- hipokalsemia ok Ca diikat pengawet sitrat
- hiperkalemia ok darah simpan K+ >>

Jika perlu dilakukan exchange transfusion

NSAIDs
Untuk mengurangi nyeri pasca bedah
yang bersifat ringan atau nyeri sedang
Diberikan sebagai tambahan opioid
untuk mengurangi ES opioid depresi
nafas
Sebagai anti inflamasi, analgesik,
antipiretik, anti pembekuan darah
Hambat enzim COX hambat sintetis
prostalglandin perifer

1. Asam asetil salisilat


Anti piretik >>
= aspirin
Untuk mengurangi nyeri ringan atau
sedang
Dosis : 250/500 mg/8-12 jam per oral
Juga dapat digunakan sebagai anti
agregasi trombosit (1000 mg)

2. Indometasin (confortid)
Untuk mengobati arthritis
Dosis : 25 mg/8-12 jam

3. Diklofenak (voltaren)

Indikasi :
Arthritis rheumatoid
Osteiarthritis
Spondilitis spongiosa

Dosis :
50-100 mg/8-12 jam per oral
75 mg suntikan
50-100/12 jam suppositoria

4. Ketorolak (toradol)

Antipiretik <<
Anti inflamasi <<
Efek analgesi: 30 menit, lama kerja : 4-6 jam
Menghambat sintesis PG di perifer tanpa
menganggu resepor opioid di SSP
KI :
Tidak dianjurkan wamil, menyusui, usila, anak <
4 tahun, gangguan perdarahan, bedah
tonsilektomi
30 mg ketorolak = 12 mg morfin = 100 mg
petidin
Dosis :
10 -30 mg/hari
max 90 mg/hari

5. Ketoprofen

Dosis :
100-300mg per oral
1-2 supp /hari per rectal
100-300 mg/hari im, perinfus,
dihabiskan dalam 20 menit

6. Piroksikam
Dapat diberikan :peroral (kapsul,
tablet), flash, supp, ampul 10-20 mg

7. Tenoksikam (tilcotil)
Dosis :
20 mg/hari im, iv dilanjutkan dengan
oral
Ekskresi : ginjal, empedu

8. Meloksikam
Efektivitas sebanding
diklofenak/piroksikam
Mengurangi nyeri dengan ESO
minimal
Inhibitor selektif Cox-2
Dosis : 7,5- 15 mg/hari

9. Acetaminophen
Tidak punya sifat anti inflamasi
Inhibitor terhadap sintesis PG sangat
lemah
Dosis :
- 500-1000 mg/4-6 jam oral
- Max 4000 mg/hari
Dosis toksis ->nekrosis hati
Efek terhadap lambung dan ggg
pembekuan darah minimal
antipiretik

Efek samping
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Gangguan saluran cerna


Hypersensitivitas kulit
Gangguan fungsi ginjal
Gangguan fungsi hepar
Gangguan sistem darah
Gangguan kardiovaskular
Gangguan respirasi
Keamanan belum terbukti pada wamil,
menyususi, proes persalinan, anak,
manula

Efek NSAID :
1.Efek puncak (cailing)
Bila kita menambah dosis yang sudah
maksimal atau dosis maksimal
dinaikkan, maka tidak mempunyai efek
meningkatkan anelgesik, bahkan
meningkatkan side effect
2. Efek sparing
Golongan NSAID + golongan opioid
sehingga meningkatkan kualitas
analgesic (inhibitor COX-2 )

Aturan obat NSAID(ketorolac)

maksimal pemberian dosis dewasa:


120 mg/24 jam
sediaan : 30 mg (max 4 ampul), 10 mg
max pemberian : 5 hari
onset : 30 menit
durasi : 4-6 jam

artinya: jangan sampai mencapai efek


puncak (efek cailing)dan efek sparing
pemberian terbaik saat menjahit kulit

Vous aimerez peut-être aussi