Vous êtes sur la page 1sur 8

Status Hukum Kapal

a. Kegunaan untuk mewujudkan ketertiban lalu lintas pelayaran internasional


b. Setiap kapal yang belayar di laut harus laik laut dengan:
1. Memiliki identitas yang jelas (aspek status hukum) dengan mengibarkan bendera
kebangsaan kapal.
2. Memenihi syarat untuk dilayarkan (aspek keselamatan) dengan memiliki sertifikat
keselamatan dan sertifikat pencegahan pencemaran oleh minyak dari kapal.
3. Dijalankan oleh orang yang memiliki kompetensi untuk melayarkan kapal (aspek
pengawakan), ditunjukan dengan safe manning certificate.
c. Status Hukum Kapal diperoleh melalui proses:
1. Pengukuran
2. Pendaftaran
3. Penetapan kebangsaan kapal.

Biro Klafikasi Indonesia


BKI adalah lembaga klasifikasi kapal yang melakukan pengaturan kekuatan
konstruksi dan permesinan kapal, jaminan mutu, material marine, pengawasan
pembangunan, pemeliharaan, dan perompabakan kapal sesuai dengan klasifikasi.
b. Tugas Kelas:
memeriksa kapal sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan antara lain:
1. Peraturan Biro Klasifikasi.
2. SOLAS dan Amandemennya.
3. Marpol 73/78 dan Amandemennya.
4. International Load Line Convention.
c. Pelayanan Survey oleh BKI
1. Survey penerimaan kelas yaitu survey yang dilakukan bagi kapal dalam masa
pembangunan baru.
2. Survey mempetahankan kelas/periodik yaitu pemeriksaan setelah lewat 5 tahun
agar kapal tersebut dapat mempertahankan kelasnya.
3. Survey tambahan yaitu untuk suatu kejadian/peristiwa tertentu.

Tanda Selar Kapal


contoh
2013 : Tahun Pendaftaran
BA
: Tempat Pendaftaran
261013: Nomer Pendaftaran
L/N/P : Kategori Pendaftaran

Sertifikat Kapal yang tidak berlaku


a. Masa berlaku sudah berakhir,
b. Tidak melaksanakan pengukuhan sertifikat,
c. Kapal rusak dan dinyatakan tidak memenuhi persyaratan keselamatan kapal,
d. Kapal berubah nama,
e. Kapal berganti bendera,
f. Kapal tidak sesuai lagi dengan data teknis dalam sertifikat keselamatan kapal,
g. Kapal mengalami perombakan yang mengakibatkan perubahan kontruksi kapal,
perubahan ukuran utama kapal, perubahan fungsi atau jenis kapal,
h. Kapal tenggelam atau hilang,
i. Kapal ditutuh (scrapping).

PSC
a. Fungsi:
1. Sebagai suatu garis pertahanan kedua seelah negera bendera,
2. Menghapuskan kapal kapal SUB Standar,
3. Mendorong kapal kapal Nasional untuk memenuhi standar IMO,
4. Melaksanakan ketentuan,
5. Memeriksa kapal bendera tapi bukan negara peserta konvensi,
6. Memeriksa kapal dibawah ukuran konvensi,
7. Indetifikasi kapal di bawah standar atas resiko pencemaran dari perairan yang
dilalui.
8. Monitoring kontrol.
b. Pengawasan Secara Regional:
1. Adalah kerjasama antara negara negara pelabuhan, di dalam suatu kawasan yang
diperlukan untuk melaksanakan PSC,
2. Keuntungan agar kapal tetap efektif belayar tanpa gangguan, penanggulangan
pencemaran dan memperkecil kapal sub standar,
3. Pelakasanaan melalui pertukaran informasi atau kerjasama negara.
c. Port Safety Controling Officer
diberi kewenangan oleh pejabat yang berwenang dari pemerintah berkontribusi
melakukan pemeriksaan kapal dan bertanggung jawab secara eksklusif.
1. Melakukan pemeriksaan dipelabuhan
2. Untuk mengenali kekurangan peralatan kapal dan kemampuan awak serta
penerapan prosedur pengendalian.

Sijil
a.
Sijil adalah daftar semua orang yang harus melakukan dinas sebagai awak
kapal.
b.
Dinas awak kapal adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh mereka yang
diterima untuk bekerja di kapal.
c. Sijil awak kapal berisi:
1. Nama awak kapal.
2. Nama kapal.
3. Nama pengusaha kapal dan nahkoda.
4. Kedudukan setiap awak kapal.
5. ABK yang diberi peringkat perwira.
6. Harus ditanda tangani oleh nahkoda.

PKL
a.
adalah perjanjian antara seorang buruh kapal dengan seorang pengusaha kapal
dimana si buruh menyanggupi untuk bekerja dan mendapatkan upah dengan dibuat
secara otentik.
- Dibuat dan ditandatangani kedua belah pihak.
- Ditanda tangani oleh pejabat pemerintah.
b. Persyarata Bekerja di kapal
- memiliki sertifikat kelautan (COC dan COP).
- pengukuhan (endorsement) bagi yang memegang jabatan.

Mahkamah Pelayaran
Tugas dan Wewenang MahPel:
1. Menyelidiki:
a. Sebab sebab kecelakaan kapal.
b. Kesalahan dari mereka yang bersangkutan.
c. Perwira Kapal yang berkelakuan tidak senonoh.
d. Perwira Kapal yang tidak layak (ongeschikt)
2. Mengambil tindakan hukum disiplin terhadap Nahkoda atau Perwira Kapal:
a. Yang bersalah dalam suatu kecelakaan kapal
b. Yang berkelakuan tidak senonoh.

SID
a.
Seafarer Identification Document adalah Dokumen Identitas Pelaut yang
menerapkan standar peralatan sistem teknologi informasi yang berbasis pada ILO
2002 bimetric fingerprint standar dengan template barcode, diatur dalam konvensi
ILO No.185 tentang konvensi perubahan Dokumen Identitas Pelaut 1958, yang telah
diadopsi ILO pada tanggal 19 juni 2003 dan mulai berlaku secara internasional sejak
tanggal 9 febuari 2005.
b.
dengan adanya SID seorang pelaut dapat membuktikan bahwa dia memang
pelaut dan bukan teroris dan tidak terlibat aksi terorisme.

Vous aimerez peut-être aussi