Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Fakhri Fathurrahman
230110130090
Perikanan C
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya, tugas ujian akhir semester mengenai RKL DAN RPL
STUDI KASUS REKLAMASI PANTAI SAWARNA, BANTEN ini dapat
diselesaikan. Tugas ini disusun untuk memenuhi kewajiban dalam Mata Kuliah
Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Semoga dengan adanya tugas ini penulis dapat memberikan wawasan baru
yang bermanfaat, khususnya bagi penulis yang menyusun tugas ini dan umumnya
bagi khayalak banyak.
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab
Halaman
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISI ..iii
DAFTAR TABEL ..iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Maksud dan Tujuan .1
II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
2.1 Pra Kontruksi ..2
2.2 Kontruksi .5
2.3 Pasca Kontruksi .10
III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)
3.1 Pra Kontruksi .13
3.2 Kontruksi 15
3.3 Pasca Kontruksi ..18
IV. IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN 20
DAFTAR PUSTAKA ..22
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR TABEL
Judul
Halaman
RKL Pra Kontruksi ...2
RKL Kontruksi .5
RKL Pasca Kontruksi...10
RPL Pra Kontruksi13
RPL Kontruksi .15
RPL Pasca Kontruksi ...18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reklamasi merupakan suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau
lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan
berguna dengan cara dikeringkan, misalnya di kawasan pantai. Reklamasi
dilaksanakan mengikuti prosedur sejak tahap perencanaan (pra), pelaksanaan dan
pembangunan (proses) serta pemanfaatannya (pasca) baik di atas dan atau di
bawah lahan hasil reklamasi (Departemen Pekerjaan Umum, 2008).
Reklamasi menjadi alasan utama dalam pengembangan kota sehingga
alternatif reklamasi pantai dilakukan dengan berbagai alasan. Tujuan reklamasi
adalah menjadikan kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik
dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk kawasan
pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian, serta objek wisata
(Departemen Kelautan dan Perikanan, 2001).
Untuk melaksanakan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan yang
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan pedoman atau petunjuk
pelaksanaan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan berupa Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dilaksanakannya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan reklamasi kawasan pantai Pahawang, Lampung antara lain untuk:
1. Mengetahui dan mengendalikan perubahan lingkungan atau dampak
penting yang ditimbulkan akibat reklamasi kawasan pantai Sawarna,
Banten
2. Mengevaluasi pengelolaan lingkungan yang telah dan akan dilaksanakan
di kawasan wisata pantai Sawarna, Banten
BAB II
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
2.1 Pra Kontruksi
Tabel 1. RKL Pra Kontruksi
No
Dampak
Lingkungan
Yang Dikelola
Sumber
Dampak
1.
Dilakukan studi
kelayakan
untuk
mendapatkan
gambaran
mengenai
pembangunan
Lokasi yang
digunakan
sebagian kecil/
besarnya rumah
penduduk dan
area
penangkapan
nelayan
Indikator
keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Terbangunnya
kawasan
wisata Pantai
Sawarna
sebagai pusat
bisnis dan
obyek wisata
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Periode
Pengelolaan
lingkungan
hidup
Instansi pengelolaan
lingkungan hidup
Datang secara
langsung
ketempat lokasi
yang akan
direklamasi
Dipertimbangka
n lokasi tersebut
apakah layak
direklamasi
jembatan atau
tidak dari segi
lingkungan
Pesisir pantai
Sawarna,
Banten
6 bulan sebelum
infrastruktur
dimulai
No
Dampak
Lingkungan
Yang Dikelola
Sumber
Dampak
2.
Melakukan
permohonan
izin lahan
kepada
masyarakat
setempat
Pembebasan
lahan dan
perizinan
terhadap
masyarakat
yang lahannya
akan terkena
dampak
pembangunan
Indikator
keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Tidak
terjadinya
kesalahpaha
man
mengenai
pembebasan
lahan
Tidak terjadi
kesenjangan
sosial
mengenai
tujuan
dibangun
kawasan
Pantai
Sawarna,
Banten
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Periode
Pengelolaan
lingkungan
hidup
Instansi pengelolaan
lingkungan hidup
Dilakukan
sosialisasi secara
tranparansi
kepada
masyarakat
Pemilik lahan
yang lahannya
akan terkena
reklamasi,
sebaiknya diberi
modal dahulu
untuk membuka
usaha mikro.
Pesisir pantai
Sawarna,
Banten
6 bulan sebelum
infrastruktur
dimulai
No
Dampak
Lingkungan
Yang Dikelola
3.
Kesempatan
kerja dan
peluang usaha
Sumber
Dampak
Indikator
keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Merekrut tenaga Menambah
kerja untuk
lapangan
bekerja di usaha pekerjaan
mikro tersebut
seperti usaha
serta membuka mikro dan
usaha sendiri
nelayan dari
masyarakat
sekitar
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Periode
Pengelolaan
lingkungan
hidup
Instansi pengelolaan
lingkungan hidup
Mengutamakan
penduduk
setempat ketika
perekrutan
Memberikan
sosialisasi
kepada calon
pekerja
Memberikan
bantuan modal
terlebih dahulu
untuk membuka
usaha kecilkecilan
Pesisir pantai
Sawarna,
Banten
6 bulan sebelum
insfrastruktur
dimulai
2.2 Kontruksi
Tabel 2. RKL Kontruksi
No Dampak
Sumber
Lingkungan
Dampak
Yang Dikelola
1.
Penurunan
kualitas air
sebagai akibat
resuspensi
sedimen
Penggalian dan
pengerukan
Indikator
keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Mencegah
penurunan
kualitas air
sebagai akibat
kegiatan
pengerukan
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Periode
Pengelolaan
lingkungan
hidup
Instansi pengelolaan
lingkungan hidup
Melakukan uji
toksisitas sedimen
(TCLP: Toxicity
Characteristic
Leaching
Procedure) untuk
mengetahui
potensi
pencemaran dan
toksitas logam
berat dari bahan
B3 lain yang
terdapat dalam
sedimen
Pesisir pantai
Sawarna,
Banten
No
2.
Dampak
Lingkungan
Yang Dikelola
Sumber
Dampak
Munculnya
persepsi
negatif akibat
adanya
gangguan
kesehatan,
kenyamanan
dan keamanan
Pegerukan,
pegurugan dan
pemadatan
tanah urugan
Mobilisasi
peralatan dan
material
bangunan
Indikator
keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Tidak
menyebabkan
pencemaran
air laut
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Periode
Pengelolaan
lingkungan
hidup
Instansi pengelolaan
lingkungan hidup
encegah
terjadinya
persepsi negatif
masyarakat
terhadap proyek
Pesisir pantai
Sawarna,
Banten
Instansi pelaksana:
PT. Maju Mundur
Instansi Pengawas:
Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Banten
No
Dampak
Lingkungan
Yang Dikelola
Sumber
Dampak
3.
Gangguan
kesehatan pada
masyarakat
sekitar proyek
Penggalian,
pengerukan,
pegurugan dan
pemadatan
tanah urugan
Indikator
keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Mencegah
terjadinya
gangguan
kesehatan pada
masyarakat
sekitar
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Periode
Pengelolaan
lingkungan
hidup
Instansi pengelolaan
lingkungan hidup
embuat saluran
drainase
sementara
selama masa
konstruksi
Pesisir pantai
Sawarna,
Banten
Secara periode
disesuaikan
dengan
kebutuhan
supaya
terlaksana
seoptimal
mungkin.
Instansi pelaksana:
PT. Maju Mundur
Instansi Pengawas:
Kantor Kesehatan
Provinsi Banten
No
Dampak
Lingkungan
Yang
Dikelola
Sumber
Dampak
4.
Kenyamanan
Lingkungan
Mobilisasi
Peralatan
Pengerukan,
pegurugan, dan
pemadatan
tanah
Indikator
keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Mencegah dan
mengurangi
rasa tidak
nyaman
masyarakat
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Periode
Pengelolaan
lingkungan
hidup
Instansi pengelolaan
lingkungan hidup
Pengangkutan
peralatan dan
material
bangunan agar
dilaksanakan
dengan
membuat jalan
proyek
tersendiri mulai
dari jalan
lingkar ke
lokasi
Pesisir pantai
Sawarna,
Banten
Instansi pelaksana:
PT. Maju Mundur
Instansi Pengawas:
Dinas Pekerjaan Umum
No
Dampak
Lingkungan
Yang
Dikelola
Sumber
Dampak
5.
Peningkatan
tindak
pencurian dan
kriminalitas
lainnya
Mobilisasi
peralatan
Pengadaan
material urugan
dan material
bangunan
Mobilisasi
tenaga kerja
Indikator
keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Mencegah
timbulnya
tindak
kejahatan/krim
inalitas
pencurian, baik
dari segi
kuantitas
maupun
kualitas
Mencegah
peningkatan
keresahan
masyarakat
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Periode
Pengelolaan
lingkungan
hidup
Instansi pengelolaan
lingkungan hidup
Membentuk
satuan
pengamanan
proyek bekerja
sama dengan
seksi
keamanan desa
dan kepolisian
setempat
Pesisir pantai
Sawarna,
Banten
Instansi pelaksana:
PT. Maju Mundur
Instansi Pengawas:
Kepolisian resor
Provinsi Banten
No
1.
Kegiatan
pengurugan dan
pemadatan tanah
urugan
Indikator
keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Meningkatkan
kegunaan
lahan dan
mengurangi
dampak negatif
perubahan tata
guna lahan
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Periode
Pengelolaan
lingkungan hidup
Instansi pengelolaan
lingkungan hidup
Pasca operasi
pembangunan
Instansi pelaksana:
PT. Maju Mundur
Instansi Pengawas:
BPN provinsi Banten
No
Dampak
Lingkungan
Yang Dikelola
Sumber
Dampak
2.
Perubahan
dinamika arus
dan
gelombang,
sehingga
merubah
keseimbangan
transport
sedimen
Pemanfaatan
dan
pengoperasian
fasilitas
pelayaran
Indikator
keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Mencegah
terjadinya
perubahan
morfologi
kawasan
proyek sekitar
proyek yang
menimbulkan
kerugian
masyarakat di
sekitar
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Periode
Pengelolaan
lingkungan hidup
Instansi pengelolaan
lingkungan hidup
Dinding pantai
Pesisir pantai
Sawarna, Banten
Pasca operasi
pembangunan
Instansi pelaksana:
PT. Maju Mundur
Instansi Pengawas:
Dinas Perhubungan dan
Telekomunikasi
yang dibuat
landai
(kemiringan
20%)
No
Dampak
Lingkungan
Yang Dikelola
Sumber
Dampak
3.
Pembayaran
upah para
pekerja
Sebagai tanda
balas jasa
keikutsertaan
dalam
pembangunan
kawasan Pantai
Pasir Putih
Indikator
keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Terjaganya
kesejahteraan
serta sikap
saling
menghargai
antara pekerja
dan pihak
pembangun
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Periode
Pengelolaan
lingkungan hidup
Instansi pengelolaan
lingkungan hidup
Hasil pekerjaan
dievaluasi dan
menentukan
pemberian upah
Pesisir pantai
Sawarna, Banten
Pasca operasi
pembangunan
Instansi pelaksana:
PT. Maju Mundur
BAB III
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)
3.1 Pra Kontruksi
Tabel 4. RPL Pra Kontruksi
No
1.
Jenis
Dampak
yang
Timbul
Jenis
kompone
n
lingkunga
n tata
guna
lahan
Indikator /
Parameter
Sumber
Dampak
Metode
Pengumpulan
Analisis Data
Lokasi Pantau
Perubaha
n tata
guna
tanah
setelah
kegiatan
pengurug
Pengurugan
dan
pemadatan
tanah urugan
Observasi /
Tapak proyek yang
pengamatan
telah diurug
lapangan pada
lahan proyek
yang telah diurug
dan
membandingkan
tata guna tanah
hasil pengamatan
dengan tata guna
tanah pada
rencana proyek
Institusi Pemantau
Waktu dan
Frekuensi
Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
elama tahap
konstruksi dan
pasca
konstruksi,
sebulan sekali
PT. Maju
Mundur
BPN
Banten
BAPPEDAL
Banten
2.
Melakuka
n
permohon
an izin
lahan
kepada
masyaraka
t setempat
3.
Jenis
kompone
n
lingkung
an :
erosi,
akresi
dan
abrasi
Tidak
terjadinya
kesalahpah
a man
mengenai
pembebasa
n lahan
Tidak
terjadi
kesenjanga
n sosial
mengenai
tujuan
dibangun
kawasan
Pantai
Pasir putih,
Lampung
pendangk
alan alur
Pembebasan
lahan dan
perizinan
terhadap
masyarakat
yang lahannya
akan terkena
dampak
pembangunan
Mengirimkan surat
permohonan
reklamasi pantai
Melakukan
sosialisasi
pengembang an
proyek kepada
masyarakat
Daerah pemukiman
sekitar lokasi proyek
Dilakukan sampai
benar- benar
mendapat kan izin
PT. Maju
Mundur
Walikota
Banten
Walikota
Banten
Dinas
Perhubunga
n Provinsi
Banten
penggerusan
tebing alur,
penambahan
tebing alur
dan
pengendapa
n di dalam
alur
Metode
pemantauan
langsung di
lapangan
Pengambilan
data pengukuran
sekunder dan
primer
Pesisir pantai
Sawarna, Banten
Selama tahap
konstruksi
Sebelum dan
setelah kegiatan
pengerukan
dilaksanakan
PT. Maju
Mundur
Dinas
Perhubun
gan dan
Telekomu
nikasi
Banten
dan
Kementeri
an
Kelautan
dan
Perikanan
BAPPED
AL Garut
3.2 Kontruksi
No
1.
Jenis
Dampak
yang
Timbul
Ganggua
n
kesehata
n pada
masyarak
at di
sekitar
tapak
proyek
Institusi Pemantau
Indikator /
Parameter
Sumber
Dampak
Metode
Pengumpulan
Analisis Data
Lokasi Pantau
Waktu dan
Frekuensi
Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
Jumlah
kelurahan
gejala
sakit
masyrakat
di sekitar
tapak
proyek
Penggalian,
pengerukan,
pengurugan,
dan
pemadatan
lahan
Metode
pengumpulan
dan analisis data
Wawancara dan
observasi,
analisis deskriptif
Tapak proyek
yang telah diurug
selama tahap
konstruksi dan
pascakonstruksi,
sebulan sekali
PT. Maju
Mundur
Dinas
Kesehatan
Provinsi
Banten
BAPPEDA
L Banten
2.
Peningka
tan
kesempa
tan kerja
dan
pendapat
an
Jumlah /
prosentas
e
masyarak
at yang
mendapat
kesempat
an kerja,
sebagai
akibat
kegiatan
proyek
Perluasan
dan
intensitas
pelayaran
Observasi dan
wawancara,
analisis deskriptif
Di wilayah
pemukiman
masyarakat sekitar
proyek
Setiap 3 bulan
selama masa
konstruksi
PT. Maju
Mundur
Dinas
Pekerjaan
Umum
Provinsi
Banten
BAPPEDA
L Banten
3.
Penurunan
kualitas
udara
bersih
Tidak
menimbulk
an
pencemara
n udara.
Debu, dan
bahan
material
bahan
bangunan
dapat
menggangg
u kesehatan
masyarakat
dan pekerja
Kemacetan
akibat
reklamasi
menimbulkan
pencemaran
udar
(banyaknya
emisi karbon)
Melakukan analisis
perubahan kualitas
udara bersih
Di wilayah
pemukiman
masyarakat sekitar
proyek
PT. Maju
Mundur
Walikota
Banten
BAPPEDA
L Banten
Gangguan
biota air
Tidak
menyebabk
an
pencemara
n air laut
Masuknya
material
bangunan ke
dalam air
Melakukan analisis
apakah biota yang
terkena dampak
bisa dilindungi atau
diminimalisir
dampaknya
Di sepanjang pesisir
terkena dampak bisa
dilindungi atau
diminimalisir
dampaknya
PT. Maju
Mundur
Kementria
n
Kelautan
dan
perikanan
BAPPED
AL
Banten
Biota
Darat
(Flora dan
Fauna)
jumlah,
jenis,
keanekara
gaman
dan
sebaran
vegetasi
darat
berupa
tanaman
penghijau
Kegiatan
pengurugan
yang
menimbun
beberapa
jenis
tanaman
(kelapa yang
masih muda)
dan
beberapa
rumah
Pengumpulan
data secara
langsung dan
data sekunder
mengenai jumlah
tumbuhan yang
tertimbun dan
jumlah Fauna
yang direlokas
Pemantauan
dilaksanakan pada
lahan penghijauan
Pemantauan
dilakukan minimal
sebanyak tiga kali
selama
pelaksanaan
relokasi/peminda
han lokasi fauna
PT. Maju
Mundur
Dinas
Kebersiha
n dan
Pertamina
BAPPED
AL
Banten
No
1.
Jenis
Dampak
yang
Timbul
hidroose
anografi
Institusi Pemantau
Indikator /
Parameter
Sumber
Dampak
Metode
Pengumpulan
Analisis Data
Lokasi Pantau
Waktu dan
Frekuensi
Pelaksana
Pengawas
Pelapora
n
Perubaha
n intrusi
air asin
Perubaha
n pola
sedimenta
si
Pemanfaatan
dan
pengembang
an fasilitas
pelayaran
Pemeruman
(sounding) untuk
memantau
perubahan
kedalaman dasar
laut
Pengukuran laju
intrusi air asin ke
lapisan tanah
Pesisir pantai
Sawarna, Banten
selama tahap
konstruksi
PT. Maju
Mundur
Kementrian
kelautan
dan
perikanan
BAPPED
AL
Banten
3.
eningkat
an
frekuensi
dan
intensita
s tindak
kejahata
n/
kriminalit
as
Jumlah
dan jenis
kesempat
an kverja
baru yang
tercipta
Pengoperasia
n Pelayaran
dan fasilitas
penunjang
Observasi dan
wawancara
Pembayar
an upah
para
pekerja
Terjaganya
kesejahtera
an serta
sikap saling
menghargai
antara
pekerja dan
pihak
pembangun
Sebagai tanda
balas jasa
keikutsertaan
dalam
pembangunan
kawasan Bahu
Mall Manado
Membayar upah
sesuai perjanjian
yang sudah ada
Di sepanjang
pesisir dan
penduduk sekitar
Selama proyek
beroperasi, 6
bulan sekali
PT. Maju
Mundur
Kapolda
Provinsi
Banten
BAPPED
AL
Banten
Pesisir pantai
Sawarna,
Banten
Dilakukan secara
personal sampai
urusan selesai
PT. Maju
Mundur
Walikota
Banten
BAPPED
AL
Banten
Pesisir pantai
Sawarna,
Banten
BAB III
IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
Dalam penyempurnaan Studi Amdal, beberapa peraturan-peraturan yang
digunakan sebagai acuan adalah peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh
Pemerintah RI untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan diantaranya :
1. Undang Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
2. Undang Undang No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran.
3. Undang-undang RI No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
4. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan
5. Peraturan Pemerintah RI No.70 tahun 1996 tentang kepelabuhan
6. Peraturan Pemerintah RI No.18 tahun 1999 tentang pencemaran laut
7. Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 1999 tentang angkutan perairan
8. Peratutan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah No.1 tahun 1990
tantang pengelolaan lingkungan hidup di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa
Tengah
9. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep02/MENKLH/I/1998 Tentang Pedoman Penentuan Baku Mutu Lingkungan
10. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan AMDAL
11. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep13/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Penyusunan Keanggotaan dan Tata
Kerja Komisi AMDAL
12. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan AMDAL
13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-39/MENLH/08/1996
Tentang Jenis Kegiatan Yang Harus Dilengkapi Dengan AMDAL
14. Keputusan Kepala BAPEDDAL No. Kep-056 Tahun 1994 Tentang Pedoman
Penentuan Dampak Penting
15. Keputusan Kepala BAPEDDAL No. 299/II/1996 Tentang Pedoman Teknia
Kajian Aspek Sosial dalam Pemyusunan AMDAL
16. Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Tengah No. 660.I/26/1990 Tentang Baku
Mutu Kualitas Air di Propinsi Jawa Tengah
17. MARPOL 73/78
DAFTAR PUSTAKA
Nahdiyah, N, K. Nisa, A.D Noviasri. 2015. Analisis Dampak Reklamasi Pantai
Kawasan Sawarna, Banten. Universitas Brawijaya. Malang. 47 Hal.
Permen LH. 2006. Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Sjafii, B.I.E., Dietriech G. B., dan Iwan G. 2001. Analisis Pemanfaatan Ruang
Kawasan Pesisir Sawarna, Banten. Jurnal Pesisir & Lautan Vol. IV, No.1