Vous êtes sur la page 1sur 37

ASKEP PASIEN DENGAN

PENYIMPANGAN SEKSUAL

OLEH :
SABINUS B. KEDANG, S.Kep, Ns, M.Kep

PENGERTIAN

Sex dalam arti luas semua aspek badaniah.


Seksologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang seks.
Seksualitas adalah sautu keinginan untuk
mejalin kontak, kehangatan, kemesraan, atau
mencinta.
Respons seksual meliputi memandang dan
berbicara, berpegangan tangan, berciuman,
atau memuaskan diri, dan sama-sama
menimbulkan orgasme.
(Stuart & Sundeen, 2002, Yosep, 2010)

Rentang respons seksual yang


adaptif

Terjadi antara dua orang dewasa


Saling memberikan kepuasan anara kedua pihak
yang terlibat
Dilakukan tanpa paksaan
Tidak membahayakan secara fisik dan psikologis
Tidak dilakukan di tempat umum
Respons perilaku seksual maladaptif meliputi
perilaku yang tdk memenuhi satu atau lebih
kriteria diatas.

Keinginan/hasrat manusia
(Napoleon Hill, 1994)

Keinginan ekspresi seksual


Perasaan cinta
Keinginan untuk mendapatkan kemasyhuran, kekuasaan,
dan kekayaan
Keinginan untuk menikmati musik
Persahabatan dua orang dengan jenis kelamin sama atau
berbeda
Perkumpulan ahli pikir untuk tujuan spritual atau temporal
Adanya kesamaan senasib atau penderitaan bersama
Sugesti pribadi
Keinginan terhindar dari rasa takut
Narkotika dan alkohol

Lanjutan hasil penelitian


Napoleon

Penelitian napoleon terhadap 25.000 responden


menemukan bahwa rata-rata usia kesuksesan
pada usia diatas 40 tahun, karena pada usia
tersebut seseorang sudah dapat menyalurkan
energi seksualnya secara sempurna melalui tali
pernikahan.
Menurut hasil penelitian Napoleon, ekspresi seks
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu berprestasi
dan penyaluran seks melalui tali pernikahan.
Melalui dua cara ini orang akan mencapai
ketentraman dan kepuasan.

Faktor yang Mempengaruhi Seksualitas

1. Pertimbangan Perkembangan
Proses perkembangan manusia mempengaruhi aspek psikososial,
emosional dan biologik kehidupan yang selanjutnya akan
mempengaruhi seksualitas individu
Hanya aspek seksualitas yang telah dibedakan sejak fase konsepsi
2. Kebiasaan Hidup Sehat dan Kondisi Kesehatan
Tubuh, jiwa dan emosi yang sehat merupakan persyaratan utama
untuk dapat mencapai kepuasan seksual
Trauma atau stress dapat mempengaruhi kemampuan individu
untuk melakukan kegiatan atau fungsi kehidupan sehari-hari yang
tentunya juga mempengaruhi ekspresi seksualitasnya, termasuk
penyakit
Kebiasaan tidur, istirahat, gizi yang adekuat dan pandangan hidup
yang positif mengkontribusi pada kehidupan seksual yang
membahagiakan

Lanjutan....
3. Peran dan Hubungan
Kualitas hubungan seseorang dengan pasangan
hidupnya sangat mempengaruhi kualitas
hubungan seksualnya
Cinta dan rasa percaya merupakan kunci utama
yang memfasilitasi rasa nyaman seseorang
terhadap seksualitas dan hubungan seksualnya
dengan seseorang yang dicintai dan dipercayainya
Pengalaman dalam berhubungan seksual
seringkali ditentukan oleh dengan siapa individu
tersebut berhubungan seksual

Lanjutan.....
4. Konsep Diri
Pandangan individu terhadap dirinya sendiri
mempunyai dampak langsung terhadap seksualitas
5. Budaya, Nilai dan Keyakinan
Faktor budaya, termasuk pandangan masyarakat
tentang seksualitas dapat mempengaruhi individu
Tiap budaya mempunyai norma-norma tertentu
tentang identitas dan perilaku seksual
Budaya turut menentukan lama hubungan seksual,
cara stimulasi seksual dan hal lain terkait dengan
kegiatan seksual

Lanjutan.....
6. Agama
Pandangan agama tertentu yang diajarkan, ternyata
berpengaruh terhadap ekspresi seksualitas seseorang
Berbagai bentuk ekspresi seksual yang diluar kebiasaan,
dianggap tidak wajar
Konsep tentang keperawanan dapat diartikan sebagai
kesucian dan kegiatan seksual dianggap dosa, untuk agama
tertentu
7. Etik
Seksualitas yang sehat menurut Taylor, Lilis & Le Mone (1997)
tergantung pada terbebasnya individu dari rasa bersalah dan
ansietas
Apa yang diyakini salah oleh seseorang, bisa saja wajar bagi
orang lain

Istilah yang berkaitan dg


seksualitas manusia

Homoseksual; individu secara erotik tertarik pada


kelompok jenis kelamin yang sama dan menjalin
hubungan seksual dg mrk
Biseksual; individu tertarik pada sesama jenis dan
lawan jenis
Transvestite;
individu
mengenakan
pakaian
berlawanan dengan jenis kelaminnya
Transseksual; individu mengekspresikan pikiran dan
perasaannya berlawanan dg jenis kelaminnya dan
berusaha mengubah jenis kelaminnya secara legal
melalui pengobatan hormonal dan pembedahan

Disfungsi seksual
Suatu keadaan dimana seorang individu
mengalami suatu perubahan dalam fungsi
seksual
yang
digambarkan
sebagai
ketidakpuasan, merasa tidak dihargai, tidak
adekuat.
Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :

Jenis disfungsi seksual

Seksual Hipoaktif ; keadaan dimana seseorang


tidak ada keinginan utk melak.aktifitas seksual
Seksual hiperseksualitas; melakukan aktifitas
seksual secara berlebihan
Hasrat seksual hipoaktif, biasanya terjadi pada
wanita, hiperaktif biasanya terjadi pada pria
Keenganan
melakukan
hubungan
seksual;
menghindari hubungan seksual dg pasangan
Gangguan rangsangan seksual
Gangguan orgasmik; terlambat atau tdk orgasme
pada saat melakukan hubungan seksual

Lanjutan.....
Ejakulasi dini; terjadi pengeluaran sperma
sebelum atau setelah penetrasi
Dispareunia; terjadi nyeri pada genetalia
sebelum, selama, atau setelah hubungan
seksual
Vaginismus; spasme otot vagina pada saat
hubungan seksual
Impoten ; gangguan ereksi pada pria

PENYIMPANGAN PERILAKU
SEKSUAL
1. Transeksualisme
Rasa tidak nyaman yang menetap dan adanya
ketidakwajaran seks dengan preokupasi yang
menetap (sedikitnya untuk 2 tahun) dengan
menyisihkan karakteristik seks primer dan
sekunder dan memperoleh karakteristik lawan jenis
2. Gangguan identitas jender pada masa kanakkanak, remaja dan dewasa
Tekanan yang kuat dan menetap mengenai status
sebagai laki-laki atau perempuan dengan keinginan
yang kuat untuk berjenis kelamin lawan seks dan
penanggalan struktur anatomis individu

Lanjutan....
3. Pedofilia
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsung selama 6 bulan antara rangsangan
dan keinginan seksual, tindakan, fantasi atau
rangsangan lain yang melibatkan seorang anak
atau lebih yang berusia 13 tahun kebawah
4. Ekshibisionisme
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsung selama 6 bulan, antara rangsangan
dan keinginan seksual, tindakan, fantasi atau
rangsangan lain dengan memamerkan genitalnya
kepada orang asing/orang yang belum dikenal

Lanjutan.....
5. Sadisme Seksual
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsung selama 6 bulan antara rangsangan dan
keinginan seksual, tindakan, fantasi atau rangsangan
lain yang menimbulkan kesakitan yang nyata atau
stimulasi psikologis dan penderitaan fisik
6. Masokisme Seksual
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsung selama 6 bulan, antara rangsangan dan
keinginan seksual, tindakan ,fantasi atau rangsangan
lain yang melibatkan penghinaan, pemukulan,
pengikatan atau hal-hal lain yang sengaja dilakukan
untuk menderita

Lanjutan.....
7. Voyeurisme
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsunag selama 6 bulan, antara rangsangan dan
keinginan seksual, tindakan, fantasi atau rangsangan
lain yang melibatkan pengamatan terhadap orangorang yang telanjang, sedang menanggalkan pakaian
atau sedang melakukan kegiatan seksual tanpa
diketahui mereka
8. Fetisisme
Terjadi hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsung selama 6 bulan, antara rangsangan dan
keinginan seksual, tindakan, fantasi atau rangsangan
lain dengan menggunakan objek mati

Lanjutan....
9. Fetisisme
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsung selam 6 bulan, antara rangsangan dan
keinginan
seksual,
tindakan,
fantasi
atau
rangsangan
yang
kuat
dg
melihat
atau
menggunakan pakaian dalam wanita
10. Froteurisme
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berakhir 6 bulan antara rangsangan dan keinginan
seksual, tindakan, fantasi atau rangsangan seksual
dengan menggosokan genitalia pada individu yang
tidak menyetujuinya

Mitos & fakta ttg seksualitas


manusia

Pasien merasa malu jika membicarakan


seksualitasnya
Dampak : perawat tidak mengkaji masalah dan
kebutuhan seksualitas pasien
Fakta
:
pasien
menginginkan
perawat
membicarakan seksualitasnya
Masturbasi berlebihan, berbahaya.
Dampak : individu yang melakukan merasa
bersalah dan mengingkari perbuatannya.
Fakta : masturbasi tidak bermasalah sepanjang
dpt menimbulkan kepuasan dan kenikmatan

Lanjutan.....
Fantasi
seksual
tentang
melakukan
hubungan seksual dengan pasangan bukan
suami/istri menandai adanya permasalahan
Dampak;
individu
merasa
melakukan
selingkuh dan merasa bersalah terhadap
pasangannya
Faktasi ; melakukan fantasi seksual wajar
dan tidak berarti bahwa individu yang
berfantasi tersebut ingin melakukan hal
yang sebenarnya

Lanjutan...

Melakukan hubungan seks selama masa haid kotor dan


berbahaya
Dampak : wanita cendrung menghindari hubungan seks
pd masa haid dan merasa dirinya kotor
Fakta : menstruasi tidak kotor dan tdk berhaya, sehingga
tdk ada alasan utk tdk melakukan hub seks pd masa haid
Hubungan seksual melalui oral dan anal kotor dan
berbahaya
Dampak; individu yg melakukan merasa malu dan
bersalah.
Fakta; tdk berbahaya, namun dianjurkan menggunakan
kondom utk melakukan hub.seks anal-vagina spy vagina
tdk kontaminasi

Lanjutan....
Kebanyakan homoseksual menganiaya
anak-anak
Dampak; org homoseksual sering
diberhentikan dari pekerjaan sbg guru, org
tua tdk mengijnkan anaknya bergaul dg org
homoseksual
Fakta; org heteroseksual melakukan
aktivitas seksual dg anak dibawah umur
jauh lebih byk dari mrk yg homoseksual

Lanjutan.....

Homoseksual adalah orang sakit yang tidak mampu mengendalikan


perilaku seksnya
Dampak; mrk sering kehilangan pekerjaan
Fakta; perilaku seks berlebihan dilakukan oleh mrk yang
heteroseksual
Makin tua seseorang makin dekat dengan akhir aktivitas seksual.
Dampaknya; banyak org tua engan melakukan hub.seks pd masa
tua
Fakta; jika kondisi tubuh sehat, aktifitas seksual tetap efektif selama
masa tua
Minum alkohol dpt menghambat atau meningkatkan kenikmatan
seksual. Fakta byk individu mnm alkohol sblm melakukan
hub.seksual dan tdk melakukan hub seksual stlh minum alkohol
Fakta; data tidak mendukung keyakinan tersebut. Alkohol tdk
berpengaruh thp hambatan atau kenikmatan seksual

Pengkajian
Berikut ini pedoman wawancara yang baik dalam
mengumpulkan data yang berkaitan dengan aspek
psikoseksual :
Menggunakan pendekatan yang jujur dan berdasarkan
fakta yang menyadari bahwa klien sedang mempunyai
pertanyaan atau masalah seksual
Mempertahankan kontak mata dan duduk dekat klien
Memberikan waktu yang memadai untuk membahas
masalah seksual, jangan terburu-buru
Menggunakan pertanyaan yang terbuka, umum dan luas
untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan,
persepsi dan dampak penyakit berkaitan dengan
seksualitas

Lanjutan....

Jangan mendesak klien untuk membicarakan mengenai


seksualitas, biarkan terbuka untuk dibicarakan pada waktu
yang akan datang
Masalah citra diri, kegiatan hidup sehari-hari dan fungsi
sebelum sakit dapat dipakai untuk mulai membahas masalah
seksual
Amati klien selama interaksi, dapat memberikan informasi
tentang masalah apa yang dibahas, begitu pula masalah apa
yang dihindari klien
Minta klien untuk mengklarifikasi komunikasi verbal dan
nonverbal yang belum jelas
Berinisiatif untuk membahas masalah seksual berarti
menghargai kjien sebagai makhluk seksual, memungkinkan
timbulnya pertanyaan tentang masalah seksual.

Faktor predisposisi
Faktor biologis/genetik
Pandangan psikoanalitik; Freud memandang
seksualitas sbg salah satu kunci kekuatan
dlm
kehidupan
manusia.
Seksualitas
berkembang sebelum usia pubertas dan org
mengekspresikan seksualitas tergantung
faktor keturunan, biologik, dan sosial
Pandangan
perilaku;
perilaku
seksual
diperoleh dari proses pembelajaran

Stresor pencetus perubahan


hubungan seksual
Penyakit fisik dan emosional
Efek samping dari beberapa obat
Cedera atau pembedahan
Perubahan karena proses penuaan

Sumber koping
Pengetahuan individu tentang seksualitas
Pengalaman masa lalu yang positif tentang
seksual
Dukungan pasangan seksual
Norma sosial dan budaya yang mendorong
ekspresi seksual yang sehat

Lanjutan......
Perlu dikaji berbagai mekanisme koping yang mungkin
digunakan klien untuk mengekspresikan masalah
seksualnya, antara lain :
Fantasi, mungkin digunakan untuk meningkatkan
kepuasan seksual
Denial, mungkin digunakan untuk tidak mengakui
adanya konflik atau ketidakpuasan seksual
Rasionalisasi, mungkin digunakan untuk memperoleh
pembenaran atau penerimaan tentang motif, perilaku,
perasaan dan dorongan seksual
Menarik Diri, mungkin dilakukan untuk mengatasi
perasaan lemah, perasaan ambivalensi terhadap
hubungan intim yang belum terselesaikan secara tuntas

Diagnosa & Intervensi Keperawatan

Disfungsi seksual
Batasan Karakteristik :
Tidak adanya hasrat untuk aktivitas seksual
Perasaan jijik, ansietas, panik sebagai respons terhadap
kontak genital
Tidak adanya pelumasan atau sensasi subjektif dari
rangsangan seksual selama aktivitas seksual
Kegagalan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi
penis selama aktivitas seksual
Ketidakmampuan untuk mencapai orgasme atau ejakulasi
Ejakulasi prematur
Nyeri genital selama koitus
Kontriksi vagina yang mencegah penetrasi penis

Tujuan Perawatan

Tujuan Jangka Pendek :


Pasien akan mengidentifikasi stresor yang berperan dalam
penurunan fungsi seksual dalam 1 minggu
Pasien akan mendiskusikan patofisiologi proses penyakitnya
yang menimbulkan disfungsi seksual dalam 1 minggu
Untuk pasien dengan disfungsi permanen karenan proses
penyakit : pasien akan mengatakan keinginan untuk mencari
bantuan profesional dari seorang terapis seks supaya belajar
alternatif cara untuk mencapai kepuasan seksual dengan
pasangannya dalam dimensi waktu ditetapkan
Tujuan Jangka Panjang :
Pasien akan mendapatkan kembali aktivitas seksual pada
tingkat yang memuaskan untuk dirinya dan pasangannya
(dimensi waktu ditentukan oleh situasi individu)

Intervensi

Kaji riwayat seksual dan tingkat kepuasan sebelumnya


dalam hubungan seksual
Kaji persepsi pasien terhadap masalah
Bantu pasien menetapkan dimensi waktu yang
berhubungan dengan awitan masalah dan diskusikan apa
yang terjadi dalam situasi kehidupannya pada waktu itu
Kaji alam perasaan dan tingkat energi pasien
Tinjau aturan pengobatan, observasi efek samping
Anjurkan pasien untuk mendiskusikan proses penyakit
yang mungkin menambah disfungsi seksual
Dorong pasien untuk menanyakan hal-hal yang
berkenaan dengan seksual dan fungsi yang mungkin
menyusahkan dirinya

Perubahan pola
seksualitas
Batasan Karakteristik :
Laporan adanya kesukaran, pembatasan
atau perubahan dalam perilaku atau
aktivitas seksual
Laporan bahwa getaran seksual hanya
dapat dicapai melalui praktik yang berbeda
Hasrat untuk mengalami hubungan seksual
yang memuaskan dengan individu lain
tanpa butuh getaran melalui praktik yang
berbeda

Tujuan Perawatan

Tujuan Jangka Pendek :


Pasien akan mengatakan aspek-aspek seksualitas
yang ingin diubah
Pasien dan pasangannya akan saling berkomunikasi
tentang cara-cara dimana masing-masing meyakini
hubungan seksual mereka dapat diperbaiki
Tujuan Jangka Panjang :
Pasien akan memperlihatkan kepuasan dengan pola
seksualitasnya sendiri
Pasien dan pasangannya akan memperlihatkan
kepuasan dengan hubungan seksualnya

Intervensi Kep.
Kaji riwayat seksual, perhatikan ekspresi area ketidakpuasan
pasien terhadap pola seksual
Kaji area-area stress dalam kehidupan pasien dan periksa
hubungan dengan pasangan seksualnya
Catat faktor-faktor budaya, sosial, etnik dan religius yang
mungkin menambah konflik yang berkenaan dengan praktik
seksual yang berbeda
Terima dan jangan menghakimi
Bantu therapy dengan perencanaan modifikasi perilaku untuk
membantu pasien yang berhasrat untuk menurunkan perilakuperilaku seksual yang berbeda
Jika perubahan pola seksualitas berhubungan dengan penyakit
atau pengobatan medis, berikan informasi untuk pasien dan
pasangannya berkenaan dengan hubungan antara penyakit dan
perubahan seksual

Hasil yang diharapkan


Pasien mampu menghubungkan faktor-faktor fisik atau
psikososial yang mengganggu fungsi seksual
Pasien mampu berkomunikasi dengan pasangannya
tentang hubungan seksual mereka tanpa merasa tidak
nyaman
Pasien dan pasangannya mengatakan keinginan dan hasrat
untuk mencari bantuan dari terapi seks yang professional
Pasien mengatakan kembali bahwa aktivitas seksualnya
ada pada tahap yang memuaskan dirinya dan pasangannya
Pasien dan pasangannya mengatakan modifilkasi dalam
aktivitas seksual dalam berespon pada keterbatasan
karena penyakit atau tindakan medis

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi