Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dinding bola mata yang teriri dari : sklera dan kornea. Kornea kecuali
sebagai dinding juga berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar.
B.
Definisi
Hifema adalah adanya darah di dalam kamera anterior (Smeltzer,2001).
Hifema atau adanya darah dalam bilik mata depan dapat terjadi karena trauma
Etiologi
Hifema biasanya disebabkan trauma pada mata, yang menimbulkan
perdarahan atau perforasi (Douglas, 2002). Inflamasi yang parah pada iris, sel
darah yang abnormal dan kanker mungkin juga bisa menyebabkan perdarahan
pada bilik depan mata. Trauma tumpul dapat merobek pembuluh darah iris atau
badan siliar. Gaya-gaya kontusif akan merobek pembuluh darah iris dan merusak
sudut kamar okuli anterior. Tetapi dapat juga terjadi secara spontan atau pada
patologi vaskuler okuler. Darah ini dapat bergerak dalam kamera anterior,
mengotori permukaan dalam kornea.
D.
E.
Patofisiologi / Pathways
Terlampir
F.
Pemeriksaan Diagnostik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
G.
Penatalaksanaan Medis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
H.
Pengkajian
1. Data subyektif
a.
b.
Penglihatan silau
c.
d.
e.
f.
Nyeri
g.
2. Data obyektif
a.
Tanda-tanda vital
b.
Drainase
c.
Haemoragi
d.
Anisokor pupil
e.
f.
g.
Ketajaman penglihatan
h.
i.
Diabetes melitus
b.
Masalah-masalah sinus
c.
Hipertensi
d.
Glaukoma
e.
f.
Robekan retina
g.
Penyakit autoimun
b.
c.
Koma hipertensi
d.
Degenerasi retina
e.
Ketergantungan zat
5. Riwayat keluarga
a.
Glaukoma
b.
Diabetes melitus
c.
Katarak
d.
Pigmentosa retinitis
6. Riwayat sosial
a.
b.
c.
d.
I.
Diagnosa Keperawatan
1.
Tujuan
Kriteria hasil :
a. Pasien mendemonstrasikan pengetahuan pengontrolan nyeri
b. Pasien mengalami dan mendemonstrasikan periode tidur yang tidak
terganggu
c. Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri ringan (1-3)
Intervensi
Resiko
terjadi
komplikasi
dan
perdarahan
ulang
Kriteria hasil :
a.
a.
3.
Kriteria hasil :
a. Pasien menerima dan mengatasi sesuai dengan keterbatasan
penglihatan
b. Menggunakan penglihatan yang ada atau indra lainnya secara adekuat
Intervensi
dengan
sering
untuk
menentukan
kebutuhan
dan
menghilangkan ansietas
e. Anjurkan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran
f. Libatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas
g. Kurangi bising dan berikan istirahat yang seimbang
4.
Kriteria hasil :
a. Pasien
mendemonstrasikan
penilaian
penanganan
adaptif
untuk
mengurangi ansietas
b. Pasien mendemonstrasikan pemahaman proses penyakit
Intervensi
5.
penyakitnya
Kriteria hasil :
a. Pasien memahami instruksi pengobatan
b. Pasien memverbalisasikan gejala-gejala untuk dilaporkan
Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan, Dale. Oftalmologi Umum. Alih bahasa Jan Tambajong dan Brahm
U. Ed. 14. Jakarta : Widya Medika ; 2000.
2. Sidarta, Ilyas. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Cet. 5. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI ; 1998.
3. Tucker, Susan Martin et al. Standar Perawatan Pasien : proses keperawatan,
diagnosis dan evaluasi. Alih bahasa Yasmin Asih dkk. Ed. 5. Jakarta : Egc ;
1998
4. Darling, Vera H & Thorpe Margaret R. Perawatan Mata. Yogyakarta :
Penerbit Andi; 1995.
5. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.
Jakarta : EGC; 2001.
6. Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made
Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999
7. Douglas, Raymond S. Hifema. Departement of Ophthalmology, UCLA
Menical Center, Los Angeles, CA. 2002