Vous êtes sur la page 1sur 33

Asma adalah mengi berulang dan / atau batuk

persisten dengan karakteristik sbb;


Timbul secara episodik,
Cenderung nocturnal (pada malam hari)
Musiman
Setelah aktivitas fisik
Terdapat riw. Asma / atopi lain pd os/klrgnya

Pedoman Nasional Asma Anak (2004)


Ref : Buku Ajar Respirologi Anak thn 2012

Gambaran inflamasi
Normal

Asma

Asma merupakan 10 besar penyebab


kesakitan dan kematian di Indonesia
prevalensi asma di Indonesia sekitar 13
per 1.000 penduduk
Kira-kira 220% populasi anak
dilaporkan pernah menderita asma

Faktor keturunan (risiko 6-16 kali )


Kerentanan atau reaksi alergi terhadap
bahan tertentu

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Alergen
Infeksi
Cuaca
Iritan
Kegiatan jasmani
Refluks gastroesofagitis
Psikis

Respon imun yang buruk terhadap


lingkungan Antibodi ( IgE )
menyerang sel sel mati dalam paru
ikatan antigen dengan antibodi
pelepasan mediator seperti Histamin,
bradikinin, prostaglandin serta anafilaksis
dari substansi yang bereaksi lambat
bronkospasme, pembengkakan membran
mukosa dan pembentukan mukus yang
banyak.

menurut Phelan dkk (1983)


1. Asma episodik sering
2. Asma kronik atau persisten
3. Asma episodik jarang

Klasifikasi penyakit
asma
Parameter klinis,

Asma episodik jarang


Asma episodik sering Asma persisten
(asma ringan)
(asma sedang)
(asma berat)

kebutuhan obat,
dan faal paru

Frekuensi serangan < 1x /bulan


Lama serangan

< 1 minggu

> 1x /bulan

Sering

1 minggu

Hampir sepanjang tahun


tidak ada remisi

Gejala siang dan malam


Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala

Tidur dan aktivitas


Tidak tergangguSering tergangguSangat terganggu
Pemeriksaan fisis
di luar serangan

Normal

Obat pengendali

Tidak perlu

Mungkin terganggu
Tidak pernah normal
(ada kelainan)

Perlu, non steroid

Perlu, steroid

Uji faal paru


PEF/FEV1 <60%
PEF/FEV1 >80%PEF/FEV1 60-80%
(di luar serangan)
Variabilitas 20-30%

Variabilitas faal paru


(bila ada serangan)

>15%

< 30%

< 50%

Asma
ringan/
sedang

Asma
berat

Penilaian derajat serangan

Parameter
Aktivitas
(bayi)

Ringan

Sedang

Berat

Bicara

Berjalan
(menangis
keras)
Kalimat

Berbicara
Istirahat
(menangis
(berhenti
lemah)
makan)
Penggal klm. Kata-kata

Posisi

Bisa baring

Kesadaran

Mungkin
teragitasi
Tidak ada

Lebih suka
duduk
Biasanya
teragitasi
Tidak ada

Sianosis
Mengi

Sedang,
akhir eksp.
Sesak napas Minimal

Duduk bertopang lgn.


Biasanya
teragitasi
Ada

Nyaring,
Terdengar
eksp. + insp. tanpa steto.
Sedang
Berat

Ancaman
gagal napas

Bingung

Sulit / tidak
terdengar

(1) gejala timbul berulang-ulang


(2) timbul waktu/musim tertentu
(3) berat-ringan gejala berbedabeda
(4) dapat sembuh/hilang sendiri
spontan atau dengan obat
(5) ada riwayat asma / alergi lain
pada
pasien atau keluarganya
(6) ada berbagai faktor pencetus

Mengi/wheezing berulang dan/atau batuk kronik


berulang merupakan titik awal untuk menegakkan
diagnosis.
Asma sulit didiagnosis pada anak di bawah 3 tahun.
Untuk anak yang sudah besar (>6 tahun)
pemeriksaan faal/fungsi paru sebaiknya dilakukan.
Uji fungsi paru yang sederhana dengan peak flow
meter, atau yang lebih lengkap dengan spirometer.
Lainnya bisa melalui uji provokasi bronkus dengan
histamin, metakolin, latihan (exercise), udara kering
dan dingin, atau dengan NaCl hipertonis.

Variabilitas pada PFR (peak flow rate) FEV1


(forced expiratory volume in 1 second) 15%
Reversibilitas pada PFR atau FEV1 15%
Penurunan 20% pada FEV1 (PD20 atau
PC20) setelah provokasi bronkus dengan
metakolin atau histamin.

Tujuan tata laksana asma anak secara


umum adalah untuk menjamin
tercapainya potensi tumbuh kembang
anak secara optimal.

1. Anak dapat menjalani aktivitas normalnya


2. Sesedikit mungkin angka absensi sekolah.
3. Gejala tidak timbul siang ataupun malam
hari.
4. Uji fungsi paru senormal mungkin
5. Kebutuhan obat seminimal mungkin
6. Efek samping obat dapat dicegah agar
tidak atau sesedikit mungkin timbul

Apabila tujuan ini belum tercapai, maka perlu reevaluasi tata


laksananya

Reliever
Controller

Klasifikasi

Pengendali
(Controller)

Pelega
(Reliever)

Asma episodik
jarang

tidak

Ya

Asma episodik
sering

Ya

Ya

Asma persisten

Ya

Ya

Algoritma serangan asma


Klinik / IGD
Nilai derajat serangan

Serangan ringan
(nebulisasi 1x,
respons baik

bertahan 1-2 jam,


boleh pulang
gejala timbul lagi
serangan sedang

Serangan sedang
(nebulisasi 2-3x,
repons parsial)
berikan O2

nilai ulang sedang Ruang


Rawat Sehari
pasang infus

Serangan berat
(nebulisasi 3x,
respons buruk)
O2 sejak awal
pasang infus
nilai ulang berat,
Ruang Rawat Inap
foto Ro toraks

Serangan ringan
(nebulisasi 1x,
respons baik
bertahan 1-2 jam,
boleh pulang
gejala timbul lagi

serangan sedang

Boleh pulang
bekali -agonis
(hirupan / oral)
jika ada obat
pengendali, teruskan
inf.virus (+),
steroid oral
24-48 jam kontrol proevaluasi

Serangan sedang
(nebulisasi 2-3x,
repons parsial)
berikan O2
nilai ulang sedang Ruang
Rawat Sehari
pasang infus

Rng. Rawat Sehari


Oksigen teruskan
Steroid oral
Nebulisasi / 2 jam
8-12 jam klinis stabil boleh pulang
12 jam tetap belum
baik rawat inap

Serangan berat

Serangan berat
(nebulisasi 3x,
respons buruk)
O2 sejak awal
pasang infus
nilai ulang berat,
Ruang Rawat Inap
foto Ro toraks

Ruang Rawat Inap


Oksigen teruskan
atasi dehidrasi &
asidosis jika ada
steroid IV tiap
6-8 jam
nebulisasi/1-2 jam
aminofilin IV awal,
lanjutkan rumatan
nebulisasi 4-6x
baik, interval 4-6 jam
24 jam stabil
boleh pulang
dengan steroid &
aminofilin IV tetap
tidak baik ICU

Tabel 1. : Takaran obat, cairan, dan waktu untuk nebulisasi

Cairan , Obat, Waktu Nebulisasi


jet

Nebulisasi
ultrasonik

Garam faali (NaCl


0,9%)

5 ml

10 ml

B-agonis/
antikolinergik/ steroid

Lihat tabel 2

Waktu

10-15
menit

3-5 menit

Tabel 2. : Obat untuk nebulisasi, jenis dan dosis


Nama generik

Nama dagang

Sediaan

Dosis nebulisasi

Golongan b-agonis
Fenoterol

Berotec

Solution 0,1%

5-10 tetes

Salbutamol

Ventolin

Nebule 2,5 mg

1 nebule (0,1-0,15
mg/kg)

Terbutalin

Bricasma

Respule 2,5 mg

1 repsule

Golongan antikolinergik
Ipratropium
bromide

Atroven

Solution 0,025% > 6 thn : 8-20 tetes


6 thn : 4-10 tetes

Pulmicort
Flixotide

Respule
Nebule

Golongan steroid
Budesonide
Fluticasone

Tabel 3. : Sediaan steroid yang dapat digunakan untuk serangan asma


Steroid Oral :
Nama
Generik

Nama Dagang

Sediaan

Dosis

Prednisolon

Medrol, Medixon
Lameson, Urbason

Tablet
4 mg

1-2 mg/kgBB/hari-tiap 6
jam

Prednison

Hostacortin,
Pehacort, Dellacorta

Tablet
5 mg

1-2 mg/kgBB/hari-tiap 6
jam

Triamsinolon

Kenacort

Tablet
4 mg

1-2 mg/kgBB/hari-tiap 6
jam

Steroid Injeksi :
Nama Generik

Nama Dagang Sediaan

Jalur

Dosis

M. prednisolon
suksinat

Solu-Medrol
Medixon

Vial 125 mg
Vial 500 mg

IV /
IM

1-2 mg/kg
tiap 6 jam

HidrokortisonSuksinat

Solu-Cortef
Silacort

Vial 100 mg
Vial 100 mg

IV /
IM

4 mg/kgBB/x
tiap 6 jam

Deksametason

Oradexon
Kalmetason
Fortecortin
Corsona

Ampul 5 mg IV /
Ampul 4 mg IM
Ampul 4 mg
Ampul 5 mg

0,5-1mg/kgBB
bolus, dilanjutkan
1 mg/kgBB/hari
diberikan tiap 6-8
jam

Betametason

Celestone

Ampul 4 mg IV /
IM

0,05-0,1
mg/kgBB tiap 6
jam

Inisial: 6-8 mg/kgBB IV selama 10-20


menit
Berikan rumatan 0,5-1 mg/kgBB/jam
Perlu monitor kadar aminofilin
Hati-hati safety margin sempit

Bila serangan asma sering terjadi dan


telah berlangsung lama emfisema
Bila sekret banyak dan kental, salah
satu bronkus dapat tersumbat
atelektasis
Bila atelektasis berlangsung lama dapat
berubah bronkiektasis
bila ada infeksi bronkopneumonia
gagal pernapasan, gagal jantung,
bahkan kematian.

Mortalitas akibat asma jumlahnya kecil.


Gambaran yang paling akhir
menunjukkan kurang dari 5000
kematian setiap tahun dari populasi
berisiko yang jumlahnya kira-kira 10
juta penduduk.
Informasi mengenai perjalanan klinis
asma menyatakan bahwa prognosis
baik ditemukan pada 5080% pasien

Vous aimerez peut-être aussi