Vous êtes sur la page 1sur 23

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KUALITATIF ALKOHOL

I.

Tujuan
Tujuan dari praktikum uji kualitatif alkohol adalah untuk mengidentifikasi sampel yang
mengandung gugus-OH.

II.

Prinsip
Prinsip dari praktikum uji kualitatif alkohol ini adalah berdasarkan adanya perubahan
warna, terbentuk endapan, dan adanya gas. Untuk metode Ritter berdasarkan reaksi
oksidasi alkohol primer dan sekunder oleh larutan kalium permanganate dalam asam
asetat. Untuk metode Iodoform berdasarkan reaksi oksidasi alkohol (R-CHOH-CH3)
menjadi R-CO-CH3, iodinasi dan pemutusan gugus Cl3- menghasilkan endapan
iodoform kuning terang.

III.

Dasar Teori
Alkohol memiliki rumus umum R-OH dan dicirikan oleh hadirnya gugus
hidroksil (hydroksil group), -OH (Harold Hard,2003).
Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa dengan air, tetapi
satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah gugus
hidroksil, -OH. Nama umum untuk alkohol diturunkan dari gugus alkil yang melekat
pada OH dan kemudian ditambahkan kata alkohol. Dalam sistem IUPAC, akhiran ol
menunjukkan adanya gugus hidroksil (Hart, 1983).
Alkohol adalah senyawa yang mempunyai rumus umum ROH, dimana R adalah
gugus alkil. Gugus ini dapat merupakan rantai panjang, terbuka, rantai tertutup (siklik)
dan dapat juga mempunyai ikatan rangkap atau gugus aromatik. Contoh :
CH3
CH3CH2OH

CH3CH2OH
CH3

Etanol

2-metil-1-propanol

sikloheksanol

Benzil alkohol
Semua alkohol

mengandung gugus OH, yang merupakan gugus fungsional.

Perbedaan gugus R mempengaruhi dari sifat-sifat senyawa tersebut, kecepatan


reaksinya, dan kadang-kadang juga jenis reaksinya.

Senyawa dimana gugus OH

langsung terikat oleh gugus aromatik bukan alkohol melainkan fenol.

Golongan

senyawa ini mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan alkohol dan tersendiri
(Karyadi, 1994).
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 1

Ikatan yang terjadi dalam alkohol mirip air, yaitu oksigen dalam keadaan hibrida
sp3. Dua orbital sp3 dari atom oksigen terikat pada atom lain, dan dua orbital sp 3
lainnya terisi masing-masing dengan sepasang elektron (Fessenden & Fessenden,
1986).
Sifat-sifat fisis dari alkohol, yaitu :
a. Titik didih
Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya
maka titik didih alkohol lebih tinggi dari pada titik didih alkali halida atau eter
yang berat molekulnya sebanding. Titik didih semakin tinggi jika rantai karbon
semakin panjang.
b. Kelarutan dalam air
Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkali halida
padanannya tidak larut. Kelarutan dalam air ini langsung disebabkan oleh ikatan
hidrogen antara alkohol dan air.
Bagian hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob (hydrophobic); menolak
molekul-molekul air. Makin panjang bagian hidrokarbon ini akan makin rendah
kelarutan alkohol dalam air. Bagian rantai hidrokarbon cukup panjang, sifat hidrofob
ini dapat mengalahkan sifat hidrofil (menyukai air) gugus hidroksil. Percabangan
meningkatkan kelarutan dalam air. Banyaknya gugus hidroksil juga memperbesar
kelarutan dalam air (Fessenden & Fessenden, 1986).
Golongan alkohol adalah senyawa-senyawa yang dianggap turunan alkana, jika
satu atom H atau lebih diganti oleh gugus hidroksil (OH). Berdasarkan kedudukan
gugus OH dalam rantai karbon C, maka alkohol dibagi atas :
1. Alkohol primer, yaitu alkohol dimana gugus OH-nya terikat pada atom C
primer, yaitu atom C yang satu ikatannya mengikat satu atom C lain.
2. Alkohol sekunder, yaitu alkohol dimana gugus OH-nya terikat pada atom C
yang telah terikat pada dua buah atom C lain.
3. Alkohol tersier, yaitu alkohol dimana gugus OH terikat pada atom C yang telah
diikat oleh tiga atom C lain.
Alcohol adalah turunan hidroksil dari alkana R H, maupun sebagai turunan
alkil dari air. Terdapat di alam terutama dalam bentuk ester. Merupakan senyawa yang
banyak penggunaannya, terutama sebagai pelarut senyawa organik, disamping itu
pembuat senyawa-senyawa organic yang lain.

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 2

Berdasarkan cara pembuatan maupun reaksi-reaksinya, alcohol merupakan


senyawa hidroksida turunan dari alkana,maka kemungkinan atom hydrogen yang
digantikan oleh gugus hidroksi dapat satu atau lebih, sehingga dikenal:
-

Monohidroksi alcohol, yaitu alcohol yang mengandung satu gugus hidroksi.


Contoh : CH3-CH2-OH

Polihidroksi alcohol, yaitu alcohol yang mengandung lebih dari satu gugus
hidroksi. (Besari, 1998) Contoh:

Reaksi Substitusi Alkohol


Dalam larutan asam, alkohol dapat mengalami reaksi substitusi, di mana alkohol
diprotonkan. Reaksi :
(CH3)3COH

+ HCl

(CH3)3CCl

t-butanol

H2O

t- butil klorida

Reaski Eliminasi Alkohol (Reaksi Dehidrasi Alkohol)


Alkohol mengalami reaksi eliminasi dalam suasana cukup asam, dengan
menghasilkan alkena dan melepaskan air. Reaksi :
H2SO4 pekat
CH3CH2OH

CH2=CH2 + H2O
180o

Reaksi Oksidasi Alkohol


Sebuah molekul mengalami oksidasi jika molekul tersebut memperoleh oksigen
atau kehilangan hiodrogen. Alkohol dapat dioksidasi menjadi keton, aldehida, atau
asam karboksilat. Oksidasi alkohol perimer menjadi asam karboksilat dan alkohol
sekunder menjadi keton. Sedangkan alkohol tersier tidak mengalami oksidasi jika
dalam suasana basa. Namun jika dalam suasana asam, maka alkohol tersier mengalami
dehidrasi dan alkenanya teroksidasi. Reaksi :

O
CH3CH2OH

CH3CO2H

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 3

Reaksi Esterifikasi
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dari senyawa alkohol.
Alkohol primer dan alkohol sekunder akan menjadi ester jika dipanaskan dengan asam
karboksilat dalam suasana asam (Keenan, 1992).
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan
hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar
terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya
sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah
cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian.
Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok
senyawa, fenol memiliki titik didih dan kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung
pada sifat subtituen yang menempel pada cincin benzena (Petrucci, 1987).
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi
eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang rantai
hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang sifat
hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil
dapat memperbesar kelarutandalam air (Hart, 1990).
Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat.
Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier
menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi
menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi (Fessenden, 1997).
Beberapa oksidasi dari alkohol antara lain :

Oksidasi menjadi aldehid. Hasil oksidasi mula-mula dari alkohol primer adalah
suatu aldehid (RCH=O). Aldehid, siap dioksidasi menjadi asam karboksilat.
Oleh sebab itu, reaksi antara alkohol primer dengan zat oksidator kuat akan
menghasilkan asam karboksilat, dan bukan intermediet aldehid. Pereaksi
tertentu harus dipakai apabila intermediet aldehid merupakan hasil yang
diinginkan.

Oksidasi menjadi keton. Suatu alkohol sekunder dioksidasi oleh oksidator yang
reaktif kuat menjadi keton.

Oksidasi menjadi asam karboksilat. Suatu oksidator kuat yang umum dapat
mengoksidasi alkohol primer menjadi asam karboksilat.

Oksidator umum :
-

Larutan panas KMnO4 + OH.

Larutan panas CrO3 + H2SO4 (pereaksi Jones). (Hart, 1999).

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 4

IV.

Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
- Pembakar Spiritus
- Penjepit Tabung Reaksi
- Pipet Reaksi
- Rak Tabung Reaksi
- Spatula
- Tabung Reaksi
- Gelas Ukur
- Pengaduk
- Kompor

2. Bahan
-

Etanol 96%

Metanol

Isopropil Alkohol

Gliserol

Iodium dalam KI

NaOH 10%

FeCl3 0,1M

KMnO4 0,1M

CuSO4 1M

K2Cr2O7

Aquades

Asam Asetat Glasial

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 5

V.

Prosedur Kerja
1. Uji Kualitatif Alkohol Metode Ritter

2. Uji Kualitatif Alkohol Metode Iodoform

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 6

3. Uji Air dalam Alkohol

4. Test Oksidasi
-

Menggunakan K2Cr2O7

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 7

Menggunakan KMnO4 0,1 M

5. Perbedaan Senyawa Mono dan Poli

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 8

VI.

Data Hasil Pengamatan


1. Uji Kualitatif Alkohol Metode Ritter
No

Bahan

1.

CH3COOH

Penambahan

Hasil Percobaan

+ Etanol

- Tidak terjadi perubahan warna

+ KMnO4

- Terjadi perubahan warna, dari yang


tadinya bening berubah menjadi
ungu, dan setelah di kocok berubah
menjadi kuning

2.

CH3COOH

+ Metanol

- Tidak terjadi perubahan warna

+ KMnO4

- Terjadi perubahan warna, dari yang


tadinya

bening

berubah

menjadi

ungu, dan setelah di kocok berubah


menjadi kuning
3.

CH3COOH

+ Isopropil Alkohol

- Tidak terjadi perubahan warna

+ KMnO4

- Terjadi perubahan warna, dari yang


tadinya

bening

berubah

menjadi

ungu, dan setelah di kocok berubah


menjadi merah
4.

CH3COOH

+ Gliserol

- Tidak terjadi perubahan warna

+ KMnO4

- Terjadi perubahan warna, dari yang


tadinya bening berubah menjadi ungu,
dan setelah di kocok berubah menjadi
merah

2. Uji Kualitatif Alkohol Metode Iodoform


No
1.

Sampel
Etanol

Penambahan

Hasil Percobaan

+ NaOH

- Tidak terjadi perubahan warna

+ KI

- Terdapat endapan kuning, warna


larutan bening

Dipanaskan

- Terdapat endapan kuning, warna


larutan bening

+ I2 dan NaOH

- Terdapat banyak endapan kuning,


warna larutan kuning

+ Aquades

- Terdapat endapan kuning, warna


larutan bening

2.

Metanol

+ NaOH

- Tidak terjadi perubahan warna

+ KI

- Tidak terdapat endapan, warna larutan


kuning
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 9

Dipanaskan

- Tidak terdapat endapan, warna larutan


bening

+ I2 dan NaOH

- Tidak terdapat endapan, warna larutan


kuning

+ Aquades

- Tidak terdapat endapan, warna larutan


bening

3.

Isopropyl

+ NaOH

- Tidak terjadi perubahan warna

Alkohol

+ KI

- Terdapat endapan kuning, warna


larutan kuning

Dipanaskan

- Terdapat endapan kuning, warna


larutan bening

+ I2 dan NaOH

- Terdapat banyak endapan kuning,


warna larutan bening

+ Aquades

- Terdapat endapan kuning, warna


larutan bening

4.

Gliserol

+ NaOH

- Terjadi perubahan warna, larutan


semula berwarna bening berubah
menjadi kuning

+ KI

- Tidak terdapat endapan, larutan


berwarna kuning keruh

Dipanaskan

- Tidak terdapat endapan, larutan


berwarna kuning

+ I2 dan NaOH

- Tidak terdapat endapan, warna


larutan kuning keruh

+ Aquades

- Terdapat endapan kuning, warna


bening

3. Uji Air dalam Alkohol


No
1.

Sampel
Etanol

Penambahan
+ CuSO4

Hasil Percobaan
Terdapat endapan biru muda, warna
larutan bening

2.

Metanol

+ CuSO4

Tidak terdapat endapan, warna larutan


biru

3.

Isopropil

+ CuSO4

Alkohol
4.

Gliserol

Tedapat endapan biru, warna larutan


bening

+ CuSO4

Tidak terdapat endapan, warna larutan


biru

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 10

4. Test Oksidasi
-

Menggunakan K2CrO4
No

Bahan

1.

Air

Penambahan

Hasil Percobaan

+ H2SO4

- Tidak terjadi perubahan warna

+ K2Cr2O7

- Terjadi perubahan warna, semula


bening berubah menjadi kuning
dengan cepat

+ Etanol

- Terjadi perubahan warna, semula


berwarna kuning berubah menjadi
ungu

Dipanaskan

- Terjadi perubahan warna, semula


berwarna ungu berubah menjadi
bening

2.

Air

+ H2SO4

- Tidak terjadi perubahan warna

+ K2Cr2O7

- Terjadi perubahan warna, semula


berwarna bening berubah menjadi
kuning

+ Metanol

- Terjadi perubahan warna, semula


berwarna kuning berubah menjadi
ungu

Dipanaskan

- Terjadi perubahan warna, semula


berwarna ungu berubah menjadi
bening

3.

Air

+ H2SO4

- Tidak terjadi perubahan warna

+ K2Cr2O7

- Terjadi perubahan warna, semula


berwarna

bening,

berubah

menjadi kuning
+ Isopropil Alkohol

- Terjadi perubahan warna, semula


berwarna kuning berubah menjadi
ungu

Dipanaskan

- Terjadi perubahan warna, semula


berwarna ungu berubah menjadi
bening

4.

Air

+ H2SO4

- Tidak terjadi perubahan warna

+ K2Cr2O7

- Terjadi perubahan warna, semula


berwarna

bening,

berubah

menjadi kuning
+ Gliserol

- Terjadi perubahan warna, semula


Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 11

berwarna kuning berubah menjadi


ungu pudar
Dipanaskan

- Terjadi perubahan warna, semula


berwarna

ungu

pudar

berubah

menjadi bening

Menggunakan KMnO4
No

Bahan

1.

Air

Penambahan

Hasil Percobaan

+ H2SO4

- Tidak terjadi perubahan

+ KMnO4

- Terjadi perubahan warna,


semula berwarna bening
berubah menjadi ungu

+ Etanol

- Warna larutan ungu

Dipanaskan

- Terjadi perubahan warna


dengan lambat dari ungu
menjadi coklat, setelah
didiamkan berubah menjadi
bening

2.

Air

+ H2SO4

- Tidak terjadi perubahan

+ KMnO4

- Terjadi perubahan warna,


semula berwarna bening
berubah menjadi ungu

+ Metanol

- Warna larutan ungu

Dipanaskan

- Terjadi perubahan warna


dengan lambat dari ungu
menjadi coklat, setelah
didiamkan berubah menjadi
bening

3.

Air

+ H2SO4

- Tidak terjadi perubahan

+ KMnO4

- Terjadi perubahan warna,


semula berwarna bening
berubah menjadi ungu

+ Isopropil Alkohol

- Warna larutan ungu

Dipanaskan

- Terjadi perubahan warna


dengan lambat dari ungu
menjadi coklat, setelah
didiamkan berubah menjadi
bening
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 12

4.

Air

+ H2SO4

- Tidak terjadi perubahan

+ KMnO4

- Terjadi perubahan warna,


semula berwarna bening
berubah menjadi ungu pudar

+ Gliserol

- Warna larutan ungu pudar

Dipanaskan

- Terjadi perubahan warna


dengan cepat dari ungu
menjadi coklat, setelah
didiamkan berubah menjadi
bening

5. Perbedaan Senyawa Mono dan Poli


No
1.

Sampel
Etanol

Penambahan
+ CuSO4

Hasil Percobaan
Terdapat endapan biru, warna larutan
bening

2.

Gliserol

+ CuSO4

Terdapat

endapan

coklat,

warna

larutan bening

VII. Reaksi yang Terjadi


1. Uji Kualitatif Alkohol Metode Ritter

2. Uji Kualitatif Alkohol Metode Iodoform

3. Uji Air dalam Alkohol


C2H5OH + CuSO4

(C2H5 Cu ) + H2O + SO4- (etanol)

CH3OH + CuSO4

(CH3 Cu) + H2O + SO4- (methanol)

C3H7OH + CuSO4

(C3H7 Cu) + H2O +SO4- (isopropyl alkohol)

C3H5(OH)3 + CuSO4

(C3H5 Cu) + 3/2 H2O + SO4- (gliserol)


Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 13

4. Tes Oksidasi
-

Menggunakan K2Cr2O7

Menggunakan KMnO4
5 R-CHO + 2 KMnO4

5R-COOH + MnO2 +H2O

Etanol

CH3CH2OH + 2 KMnO4 CH3-COOH + MnO2 + H2O

Metanol

CH3OH + 2 KMnO4

COOH + MnO2 + H2O

CH3CH2-COOH + MnO2 + H2O

Isopropil Alkohol

C3H7OH + 2 KMnO4

Gliserol

C3H5(OH)3 + 2 KMnO4

CH3CCH-COOH + MnO2 + H2O

5. Perbedaan Senyawa Mono dan Poli


C2H5OH + CuSO4 + NaOH
C3H5O3 + CuSO4 + NaOH

(C2H5O Cu Na ) + H2O (etanol)


(C3H5O Cu Na)2 . 3H2O (gliserol)

VIII. Pembahasan
1. Uji Kualitatif Alkohol Metode Ritter
Metode Ritter memiliki prinsip reaksi oksidasi alkohol primer dan sekunder oleh
larutan kalium permanganat dalam asam asetat.
Pada percobaan pertama yaitu metode Ritter sampel yang digunakan
adalah Etanol, Metanol, Isopropil Alkohol dan Gliserol. Prosedur kerja metode
Ritter yaitu dengan memasukkan asam asetat glacial kedalam 4 tabung reaksi,
kemudian ditambahkan 2 tetes sampel (etanol, methanol, isopropyl alkohol dan
gliserol, setelah itu ditambahkan 3 tetes larutan KMnO 4, kemudian di kocok dan di
amati perubahan yang terjadi.
Pada sampel etanol perubahan yang terjadi adalah dari larutan berwarna
ungu pada penambahan KMnO4 setelah dilakukan pengocokan larutan berubah
menjadi coklat muda, hal ini terjadi karena etanol termasuk alkohol primer yang
dapat mengoksidasi menjadi aldehid. Pada sampel methanol perubahan yang
terjadi yaitu larutan berwarna ungu pada penambahan KMnO 4 setelah dilakukan
pengocokan larutan berubah menjadi coklat muda, hal ini terjadi karena methanol
termasuk alkohol sekunder yang dapat mengoksidasi menjadi keton. Pada sampel
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 14

isopropyl alkohol perubahan yang terjadi adalah larutan berwarna ungu pada
penambahan KMnO4 setelah dilakukan pengocokan larutan berubah menjadi
warna coklat tua, hal ini terjadi karena isopropyl alkohol termasuk alkohol
sekunder yang dapat mengoksidasi menjadi keton. Pada sampel gliserol perubahan
yang terjadi adalah larutan berwarna ungu setelah penambahan KMnO4 setelah
dilakukan pengocokan larutan berubah menjadi coklat muda, hal ini tidak sesuai
dengan teori karena gliserol termasuk alkohol tersier, seharusnya gliserol tidak
teroksidasi apabila direaksikan dengan KMnO4, hal ini terjadi karena kesalahan
praktikan yang mungkin gliserol terkontaminasi dengan sampel lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa etanol dapat dioksidasi oleh KMnO4 menjadi
aldehid karena ethanol termasuk alkohol primer, methanol dan isopropyl alkohol
dapat dioksidasi oleh KMnO4 menjadi keton karena metanol dan isopropyl alkohol
termasuk alkohol sekunder. Gliserol tidak dapat mengoksidasi karena gliserol
termasuk alkohol tersier. Adapun reaksinya yaitu sebagai berikut :

2. Uji Kualitatif Alkohol Metode Iodoform


Pada percobaan kedua yaitu metode Iodoform kami memakai beberapa
sampel untuk diuji senyawa alkohol atau bukan. Sampel yang digunakan adalah
Etanol, Metanol, Isopropil Alkohol dan Gliserol. Adapun prosedur kerjanya yaitu
dengan memasukkan 3 tetes cairan sampel (etanol, methanol dan isopropyl
alkohol, dan gliserol) kedalam masing-masing tabung reaksi, kemudian
dicampurkan dengan 2 mL NaOH 10 %, setelah itu ditambahkan tetes demi teted
larutan I2 dalam KI hingga warna larutan menjadi kuning stabil dan terbentuk
endapan, Jika belum terdapat endapan dipanaskan sampai suhu 60C, jika warna
coklat berubah tambahkan larutan I2 dan beberapa tetes larutan NaOH serta 5 mL
Aquades.
Pada sampel etanol dicampurkan dengan 2 mL NaOH 10% tidak terjadi
perubahan warna hal ini disebabkan warna dasar etanol dan NaOH sama-sama
bening, setelah ditambahkan I2 dalam KI terdapat endapan kuning dan warna
larutan bening, setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan, setelah ditambahkan KI
terdapat banyak endapan kuning dan warna larutan menjadi kuning stabil hal ini
membuktikan bahwa etanol bisa diidentifikasi dengan tes Iodoform. Pada sampel
methanol dicampurkan dengan NaOH tidak terjadi perubahan warna karena warna
larutan methanol dan NaOH sama-sama bening, kemudian setelah ditambahkan KI
warna larutan menjadi kuning dan tidak terdapat endapan, setelah dipanaskan tidak
terdapat endapan, dan setelah ditambahkan KI, NaOH dan aquades masih tidak
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 15

terdapat endapan, hal ini menunjukkan bahwa senyawa methanol tidak bisa di
identifikasi menggunakan metode iodoform. Pada sampel isopropyl alkohol
dicampurkan dengan NaOH tidak terjadi perubahan warna karena warna larutan
isopropyl alkohol dan NaOH sama-sama bening, kemudian setelah penambahan KI
terdapat endapan kuning dan warna larutan menjadi kuning stabil ini menunjukan
bahwa isopropyl alkohol bisa diidentifikasi melalui metode iodoform. Pada sampel
gliserol dicampurkan NaOH tidak terjadi perubahan warna, setelah ditambahkan
KI warna larutan berubah menjadi kuning keruh, setelah dipanaskan dan
ditambahkan KI serta NaOH warna larutan tidak terjadi perubahan, setelah
ditambahkan aquades warna larutan menjadi bening dan terdapat sedikit endapan,
pengaruh endapan terjadi karena faktor penambahan aquades.
Menurut literature Tes Iodoform pada alkohol hanya dapat digunakan untuk
mengidenifikasi etanol dan alkohol skunder (2 0) dengan gugus metil yang melekat secara
langsung pada karbon pembawa gugus hidroksil (-OH). Uji positif dari tes iodoform untuk
mengidentifikasi alkohol ini ditandai dengan terbentuknya endapan iodoform (CHI 3)
yang berwarna kuning dari triiodometana (iodoform), dapat diperoleh dari reaksi dengan
alkohol yang mengandung kelompok gugus-gugus seperti gambar berikut:

"R" bisa berupa sebuah atom hidrogen atau sebuah gugus hidrokarbon
(misalnya, sebuah gugus alkil).
Jika "R" adalah hidrogen, maka akan dihasilkan alkohol etanol, CH3CH2OH.

Etanol merupakan satu-satunya alkohol primer yang menghasilkan reaksi


triiodimetana (iodoform).

Jika "R" adalah sebuah gugus hidrokarbon, maka dihasilkan alkohol


sekunder. Banyak alkohol sekunder yang dapat menghasilkan reaksi
triiodometana, tetapi semuanya memiliki sebuah gugus metil terikat pada
karbon yang memiliki gugus -OH.

Tidak ada alkohol tersier yang bisa mengandung gugus ini karena tidak ada
alkohol tersier yang bisa memiliki sebuah atom hidrogen terikat pada
karbon yang memiliki gugus -OH. Tidak ada alkohol tersier yang dapat
menghasilkan reaksi triiodometana (iodoform).

Berikut adalah mekanisme reaksi Iodoform:

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 16

3. Uji Air dalam Alkohol


Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam
alkohol. Tahap pertama, dengan mengisi ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml
larutan sampel (etanol, methanol, isopropil alkohol,dan gliseroll) kemudian
tambahkan CuSO4 anhidrat secukupnya. Kemudian mengocok larutan tersebut dan
mendiamkannya.
Berdasarkan percobaan untuk larutan sampel etanol dengan menambahkan
CuSO4 anhidrat terdapat endapan biru dan warna larutan bening. Pada sampel
etanol dengan menambahkan CuSO4 anhidrat terjadi perubahan warna tetapi tidak
terdapat endapan. Pada sampel isopropyl alkohol dengan menambahkan CuSO4
anhidrat terdapat endapan dan larutan berwarna bening. Pada sampel gliserol
dengan menambahkan CuSO4 anhidrat terjadi perubahan warna menjadi warna biru
tetapi tidak terdapat endapan.
CuSO4 merupakan padatan putih, jika terkena air akan terbentuk garam
hidratnya yang akan berubah menjadi biru. Jadi jika alkohol mengandung air akan
diketahui dengan terjadinya perubahan warna biru. Hal tersebut menunjukkan
adanya air dalam semua sampel alkohol.
Jadi dapat disimpulkan alkohol yang mengandung air adalah methanol dan
gliserol karena methanol dan gliserol berubah warna menjadi biru saat
ditambahkan CuSO4 anhidrat. Sedangkan sampel etanol dan isopropyl alkohol
secara teori seharusnya warna larutan berwarna biru dan terdapat endapan
sedangkan dalam percobaan yang telah kami lakukan etanol dan isopropyl alkohol
warna larutan bening, hal ini terjadi karena kesalahan praktikan yang mungkin
sampel etanol dan isopropyl alkohol telah terkontaminasi oleh bahan-bahan
lainnya.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
R OH + CuSO4 R Cu + H2O + SO4
C2H5OH + CuSO4

(C2H5 Cu ) + H2O + SO4- (etanol)

CH3OH + CuSO4

(CH3 Cu) + H2O + SO4- (methanol)

C3H7OH + CuSO4

(C3H7 Cu) + H2O +SO4- (isopropyl alkohol)

C3H5(OH)3 + CuSO4

(C3H5 Cu) + 3/2 H2O + SO4- (gliserol)


Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 17

4. Test Oksidasi
-

Menggunakan K2Cr2O7
Pada percobaan ini 2 ml air dan 5 tetes asam sulfat pekat, campur
dengan 1 ml kalium bikromat kemudian di masukkan kedalam tabung
reaksi, setelah itu di tambahkan sampel (etanol, methanol, isopropyl
alkohol dan gliserol, kemudian dipanaskan.
Pada sampel etanol setelah penambahan K2Cr2O7 terjadi perubahan
warna dari yang tadinya bening menjadi kuning, setelah penambahan
etanol larutan berwarna kuning keruh seperti minyak diatas air, dan
setelah dipanaskan berubah menjadi bening dengan waktu yang cepat.
Pada sampel metanol setelah penambahan K2Cr2O7 terjadi perubahan
warna dari yang tadinya bening menjadi kuning, setelah penambahan
metanol larutan berwarna kuning gelap seperti minyak didalam air, dan
setelah dipanaskan berubah menjadi bening dengan waktu yang cepat.
Pada sampel isopropyl alkohol setelah penambahan K2Cr2O7 terjadi
perubahan warna dari yang tadinya bening menjadi kuning, setelah
penambahan isopropyl alkohol larutan berwarna kuning gelap seperti
minyak didalam air, dan setelah dipanaskan berubah menjadi bening
dengan waktu yang cepat. Pada sampel gliserol setelah penambahan
K2Cr2O7 terjadi perubahan warna dari yang tadinya bening menjadi
kuning, setelah penambahan gliserol larutan berwarna coklat, dan
setelah dipanaskan berubah menjadi bening dengan waktu yang sangat
lambat.
Dapat disimpulkan bahwa sampel etanol dapat dioksidasi oleh
K2Cr2O7 karena etanol termasuk alkohol primer. Sampel methanol dan
isopropyl alkohol dapat dioksidasi oleh K2Cr2O7 karena methanol dan
isopropyl alkohol termasuk alkohol sekunder. Sedangkan gliseroltidak
dapat dioksidasi oleh K2Cr2O7 karena gliserol termasuk alkohol tersier.

Menggunakan KMnO4
Pada percobaan ini 2 ml air dan 5 tetes asam sulfat pekat, campur
dengan 1 ml KMnO4 kemudian di masukkan kedalam tabung reaksi,
setelah itu di tambahkan sampel (etanol, methanol, isopropyl alkohol
dan gliserol, kemudian dipanaskan.
Pada sampel etanol setelah penambahan KMnO4 terjadi perubahan
warna dari yang tadinya bening menjadi ungu, setelah penambahan
etanol larutan tetap berwarna ungu, dan setelah dipanaskan berubah
menjadi coklat, lama kelamaan bening dengan waktu yang lambat. Pada
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 18

sampel metanol setelah penambahan KMnO4 terjadi perubahan warna


dari yang tadinya bening menjadi ungu, setelah penambahan metanol
larutan tetap berwarna ungu, dan setelah dipanaskan berubah menjadi
coklat, lama kelamaan bening dengan waktu yang lambat. Pada sampel
isopropyl alkohol setelah penambahan KMnO4 terjadi perubahan warna
dari yang tadinya bening menjadi ungu, setelah penambahan isopropyl
alkohol larutan tetap berwarna ungu, dan setelah dipanaskan berubah
menjadi coklat, lama kelamaan bening dengan waktu yang lambat. Pada
sampel gliserol setelah penambahan KMnO4 terjadi perubahan warna
dari yang tadinya bening menjadi ungu, setelah penambahan etanol
larutan tetap berwarna ungu pudar, dan setelah dipanaskan berubah
menjadi bening dengan waktu yang cepat.
Dapat disimpulkan bahwa sampel etanol dapat dioksidasi oleh
KMnO4 karena etanol termasuk alkohol primer. Sampel methanol dan
isopropyl alkohol dapat dioksidasi oleh KMnO4 karena methanol dan
isopropyl alkohol termasuk alkohol sekunder. Sedangkan gliseroltidak
dapat dioksidasi oleh KMnO4 karena gliserol termasuk alkohol tersier.
5. Membedakan Senyawa Mono dan Poli
Pada prosedur kali ini yaitu tentang membedakan Monoalkohol dan
Polialkohol.. Pada tes ini dgunakan sampel etanol dan gliserol dengan penambahan
aquadest , CuSO4 dan NaOH 10% .
Dimana reaksi yang terjadi adalah pada gliserol yaitu pada saat
penambahan 3 tetes larutan CuSO4 warna larutan yang terbentuk adalah biru
bening dan setelah penambahan NaOH warnanya berubah menjadi hijau, hal ini
terjadi karena gliserol termasuk polihidroksi, yang bisa merubah warna biru bening
menjadi hijau setelah ditambahkan CuSO4 dan NaOH . Dan pada etanol yaitu pada
penambahan CuSO4 warna yang terbentuk biru keruh dan setelah penambahan
NaOH terbentuk warna biru muda dan terdapat endapan berwarna biru keruh, hal
ini terjadi karena etanol termasuk monohidroksi, yang dapat membuat endapan
biru setelah ditambahkan larutan CuSO4 dan NaOH.
Jadi dapat disimpulkan, senyawa mono hidroksi yaitu etanol karena
terdapat endapan biru setelah penambahan CuSO4 dan NaOH. Dan senyawa poli
hidroksi adalah gliserol karena bisa merubah larutan menjadi hijau setelah
penambahan CuSO4 dan NaOH.
Reaksi yang terjadi yaitu:
C2H5OH + CuSO4 + NaOH
C3H5O3 + CuSO4 + NaOH

(C2H5O Cu Na ) + H2O (etanol)


(C3H5O Cu Na)2 . 3H2O (gliserol)
Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 19

IX.

Daftar Pustaka
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina
Aksara. Jakarta.
Hard, Harold. 2003. Kimia Organik Edisi Kesebelas. Erlangga: Jakarta.
Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.
Karyadi, Benny. 1994. KIMIA 2. Balai Pustaka: Jakarta.
Keenan, Charles W., dkk, -Aloysius Hadyana Pudjatmaka-. 1992. Ilmu Kimia untuk
Universitas Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Petrucci, Ralph H. 1987. alih bahasa Suminar Ahmadi. Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern. Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Tania. 2015. Petunjuk Praktikum KIMIA ORGANIK I. Cirebon : Universitas
Muhammadiyah Cirebon
https://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/alkohol/ diakses 28 Desember 2015
https://www.scribd.com/doc/134505931/Lapak-2-Alkohol diakses 28 Desember 2015
http://moslem-chemist.blogspot.co.id/2012/12/laporan-praktikum-sintesis
iodoform.html diakses 28 Desember 2015
http://airudiyat.blogspot.co.id/2013/07/identifikasi-senyawa-alkohol-dan-fenol_31.html
diakses 28 Desember 2015
http://dsikreatif.blogspot.co.id/2013/05/praktikum-kimia-alkohol.html

diakses

28

Desember 2015

Cirebon, 3 Januari 2016


Asisten Praktikan

Tania Avianda Gusman, M.Sc

Praktikan

Nurazizah Fitriyani Nahri

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 20

Lampiran
1. Uji Kualitatif Alkohol Metode Ritter

2. Uji Kualitatif Alkohol Metode Iodometri

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 21

3. Uji Air dalam Alkohol

4. Tes Oksidasi
-

Menggunakan K2Cr2O7

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 22

Menggunakan KMnO4

5. Membedakan Senyawa Mono dan Poli

Laporan Praktikum Uji Kualitatif Alkohol | 23

Vous aimerez peut-être aussi