Vous êtes sur la page 1sur 40

ASKEP

Benign Prostatic
Hyperplasia,BPH

ANATOMI PROSTAT

Prostat adalah organ tubuh yang


terletak dibawah kandung kemih,
hanya dimiliki kaum pria, bentuk
seperti buah kenari dengan ukuran
normal 4 X 3 X 2 cm, berat sekitar 20
gram.

Kelenjar Prostat mengelilingi


uretra
Fungsinya adalah menambahkan
cairan mani
cairan ini mengandung asam
sitrat, kalsium, dan enzim yang
kemungkinan besar berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan
berenang dan kesuburan sperma

Fungsi Prostat
menghasilkan cairan air mani untuk
membantu kelancaran penyaluran
sperma keluar dari penis
mengatur penyaluran air seni dan air
mani.
Kontraksi otot prostat dan otot
sekitarnya juga berperan dalam
memompa air mani pada saat
ejakulasi.

Prostat tumbuh membesar pada


masa pubertas kemudian tidak
mengalami perkembangan yang
berarti sampai usia 40 tahun, setelah
itu mulai tumbuh membesar secara
perlahan.

hiperplasia prostat jinak


(Benign Prostatic
Hyperplasia,BPH).

DEFINISI
adalah pembesaran atau hypertropi
prostat. Kelenjar prostat membesar,
memanjang ke arah depan ke dalam
kandung kemih dan menyumbat
aliran keluar urine, dapat
menyebabkan hydronefrosis dan
hydroureter.

ETIOLOGI
Penyebab pastinya belum diketahui.
Beberapa Hipotesis adalah :
1.Peningkatan Hormon
DihydrotestosteronDengan bertambahnya
usia, prostat diduga makin sensitif
terhadap rangsangan DHT.
2.Ketidakseimbangan hormon estogren dan
penurunan testoteron
3.Berkurangnya sel yang mati dalam kelenjar
prostat
4.Berkaitan proses penuaan

PATOFISIOLOGI
Sejalan dengan pertambahan umur kelenjar
prostat akan mengalami hyperplasia.
Pembesarab jaringan prostat periuretral
menyebabkan obstruksi leher kandung kemih
dan uretra pars prostatika yang mengakibatkan
berkurangnya aliran kemih dari kandung kemih.
Lobus yang mengalami hipertrofi dapat
menyumbat volum vesikal atau uretra prostatik,
dengan demkian menyebabkan pengosongan
urine inkomplit atau retensi urine. Akibatnya
terjadi dilatasi ureter (Hidroureter) dan ginjal
(Hidronefrosis) secara bertahap. Infeksi saluran
kemih dapat tejadi akibat stasis urine, dimana
sebagian urine tetap berada dalam saluran
kemih dan berfungsi sebagai media untuk
organisme infektif.

MEKANISME KLINIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.

KESULITAN UNTUK BERKEMIH


BERKEMIH KURANG TUNTAS
URGENSI
NOKTURIA
BERKEMIH HARUS MENGEDAN
MERASA KANDUNG KEMIHNYA PENUH DAN
MERASA NYERI HIBET DIPERUT BAGIAN
BAWAH
7. HEMATURIA
8. FREKUENSI BUANG AIR KECIL SERING ( Dalam
sehari semalam bisa 10-20 kali buang air
kecil. )

Derajat berat BPH menurut


Sjamsuhidajat (2005)
Stadium I
Ada obstruktif tapi kandung kemih masih
mampu mengeluarkan urine sampai habis.
Stadium II
Ada retensi urine tetapi kandung kemih
mampu mengeluarkan urine walaupun tidak
sampai habis, masih tersisa kira-kira 60-150
cc.Ada rasa ridak enak BAK atau disuria dan
menjadi nocturia.
Stadium III
Setiap BAK urine tersisa kira-kira 150 cc.
Stadium IV
Retensi urine total, buli-buli penuh pasien
tampak kesakitan, urine menetes secara
periodik (over flow inkontinen).

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. URINALISIS
2. Pemeriksaan colok dubur (DRE = Digital Rectal
Exam). Pada BPH akan ditemukan permukaan
prostat yang rata, mulus dan kenyal.
3. Pemeriksaan PSA (Prostate Spesific Agent). Tes
ini mengukur kadar antigen khusus yang
dihasilkan prostate dalam darah. Pada BPH
nilai PSA masih dalam batas atas normal atau
sedikit meninggi.
4. USG transrektal (USG lewat dubur), untuk
menilai ukuran prostat, jumlah sisa air seni
dalam kandung kemih dan kelainan lain.
5. Uroflowmetri, untuk mengukur kelancaran
pancaran air seni saat berkemih.

colok dubur (DRE = Digital


Rectal Exam

KOMPLIKASI
infeksi saluran kemih dan apabila
tidak diobati, dapat mengakibatkan
gagal ginjal. (Corwin,2000)
hernia dan hemoroid
Sistitis
Pyelonefritis

PENATALAKSANAAN MEDIS
Stadium I
Pada stadium ini biasanya belum
memerlukan tindakan bedah,
diberikan pengobatan konservatif,
misalnya mengham
betadrenoresptor
alfasepertialfazosindanterazosin

Alpha blockers

The urethra is
Alpha blockers help
constricted here
ease the constriction
by the prostate.
caused by the prostate
on the urethra.

Stadium II
Pada stadium II merupakan indikasi
untuk melakukan pembedahan
biasanya dianjurkan reseksi
endoskopi melalui uretra (trans
uretra)
(Trans Uretral Resection
Prostatectomy)

TURP: An instrument passed through


the penis is used with a loop attached
to a cutting current to cut the
obstructing prostate out, making the
urine channel much wider.

Stadium III
Sebaiknya dilakukan pembedahan
terbuka. Pembedahan terbuka dapat
dilakukan melalui trans vesika,
retropubik dan perineal.

Stadium IV
Pada stadium IV yang harus dilakukan
adalah membebaskan penderita dari
retensi urin total dengan memasang
kateter
kemudian terapi definitive dengan TUR
atau pembedahan terbuka
Pada penderita yang keadaan umumnya
tidak memungkinkan dilakukan
pembedahan dapat dilakukan pengobatan
konservatif dengan memberikan obat
penghambat adrenoreseptor alfa

Pembedahan terbuka
TURP(Trans Uretral Resection Prostatectomy)
Yaitu pengangkatan sebagian atau
keseluruhan kelenjar prostat melalui sitoskopi
atau resektoskop yang dimasukkan malalui
uretra.
Prostatektomi Suprapubis
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui
insisi yang dibuat pada kandung kemih.
Prostatektomi retropubis
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui
insisi pada abdomen bagian bawah melalui
fosa prostat anterior tanpa memasuki
kandung kemih.

Prostatektomi Peritoneal
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat
radikal melalui sebuah insisi diantara
skrotum dan rektum.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Sirkulasi
kasus preoperasi adanya peningkatan
tekanan darah
Post Operasi .Penurunan tekanan darah;
peningkatan nadi
Integritas Ego
kegelisahan, kacau mental, perubahan
perilaku.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Eliminasi
Pre Op : dikaji keragu-raguan dalam
memulai aliran urin, aliran urin
berkurang, pengosongan kandung
kemih inkomplit, frekuensi berkemih,
nokturia, disuria dan hematuria.
postoperasi : obervasi drainase
kateter mengevaluasi warna urin.
Konstipasi.

Makanan dan cairan


anoreksia, mual, muntah, penurunan
berat badan
Nyeri dan kenyamanan
Pada pasien postoperasi biasanya
ditemukan adanya nyeri suprapubik,
pinggul tajam dan kuat, nyeri
punggung bawah.

Keselamatan/ keamanan
kaji adanya tanda-tanda infeksi
saluran perkemihan seperti adanya
demam (pada preoperasi), sedang
pada postoperasi perlu adanya
inspeksi balutan dan juga adanya
tanda-tanda infeksi baik pada luka
bedah maupun pada saluran
perkemihannya.

Seksualitas
Takut inkontinensia/menetes selama
hubungan intim, penurunan kekuatan
kontraksi saat ejakulasi, dan pembesaran
atau nyeri tekan pada prostat.
Laboratorium
urin analisa, kultur urin, urologi., urin,
BUN/kreatinin, asam fosfat serum, SDP/sel
darah putih. kadar hemoglobin dan
hematokrit karena imbas dari perdarahan

Diagnosa dan Inrtervensi


Keperawatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Retensi urine b/d obstruksi mekanik


Intervensi :
Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam
dan bila tiba2 dirasakan.
Observasi aliran urine, perhatikan ukuran dan
kekuatan
Perfusi/palpasi area suprapubik
Berikan/dorong kateter
Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap berkemih.
Perhatikan penurunan pengeluaran urine dan
perubahan berat jenis
Kolaborasi tarapi konservatif

Diagnosa dan intervensi

Nyeri b/d distensi kandung kemih


Intervensi:
1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi,
intensitas(skala 0-10)lamanya
2. Pertahankan tirah baring bila
diindikasikan.
3. Berikan tindakan kemyamanan, con:
pijatan punggung.
4. Latihan nafas dalam, aktivitas terapeutik
5. Dorong menggunakan rendam duduk,
sabun hangat untuk perineum.

Diagnosa dan Intervensi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perubahan eliminasi urine b/d obstruksi mekanik


Intervensi:
Kaji haluaran urine dengan sistem kateter.
Bantu pasien memilih posissi yang normal untuk
berkemih.
Perhatikan waktu, jumlah berkemih dan ukuran
aliran setelah kateter dilepas.
Dorong pasien untuk berkemih bila terasa
dorongan.
Ukur volume residu bila ada kateter suprapubik.
Instruksikan pasien untuk melakukan latihan
perineal.Con: mengencangkan bokong, memulai
dan menghentikan aliran urine.

Diagnosa dan Intervensi


Resiko tinggi untuk infeksi : sehubungan
dengan
Prosedur invasif, instrumentasi sela-ma operasi,
kateter, seringnya irigasi kandung kemih.
Jaringan traumatik, insisi bedah.
Refluk urine ke dalam kandung kemih.
Terbukanya sistem drainage urine.
ditandai dengan :
Post TUR Prostat hari ke II
Masih terpasang kateter dengan irigasi drip NaCl 0,9
%.

Resiko infeksi
Memasang dan melepaskan kateter
dengan cara aseptik dan antiseptik.
Rawat kateter dengan tehnik aseptik
dan antiseptik.
Cegah terjadinya refluks urine yaitu
kembalinya urine ke kandung kemih.
Dengan cara : menggantung urine bag
lebih rendah dari kandung kemih.

Resiko infeksi
Dan klem kateter bila akan
memindahkan klien.
Gunakan tehnik aseptik pada saat
mengosongkan urine bag.
Ganti kateter setiap 7 - 10 hari
dengan tehnik aseptik .
Irigasi kateter dilakukan dengan
tehnik aseptik dan antiseptik

Resiko infeksi
Anjurkan klien banyak minum 2500 cc 3000 cc / hari bila tidak ada kontra
indikasi
Mengukur / mengamati tanda kardinal
klien setiap 4 jam atau sesuai
kebutuhan.
Kolaborasi dengan Tim medis untuk
penberian antibiotik atau pemeriksaan
diagnostik

Diagnosa dan Intervensi

1.
2.
3.
4.

Ansietas b/d perubahan status kesehatan


Intervensi :
Selalu ada untuk pasien, buat hubungan saling
percaya dengan pasien atau orang yang
terdekat
Berikan informasi tentang prosedur dan tes
khusus serta apa yang akan dilakukan
Lindungi privasi klien
Dorong pasien atau orang terdekat untuk
menyatakan masalah atau perasaan

Diagnosa dan intervensi

1.
2.
3.
4.
5.

Kurang pengetahuan b/d kesalahan interprestasi


Intervensi:
Kaji ulang proses penyakit dan pengalaman pasien
Dorong untuk menyatakan rasa takut atau perasaan dan
perhatian
Berikan informasi bahwa kondisi tidak ditularkan secara
seksual
Anjurkan menghindari makanan berbumbu seperti kopi
dan alkohol, duduk yang lama dan pemasukan cairan
cepat
Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi
medik.

Evaluasi
Menunjukkan penurunan ansietas
Menyebutkan bahwa nyeri dan rasa tidak
nyaman menurun
Menunjukkan pola-pola eliminasi urine
yang normal
Menunjukkan pemahaman prosedur
pembedahan dan perjalanan pascaoperasi
serta teknik lain yang bermanfaat dalam
memudahkan kontrol kandung kemih
Mencegah atau menurunkan resiko infeksi
Melaporkan ansietas menurun

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi