Vous êtes sur la page 1sur 28

PEMERIKSAAN FISIK

JANTUNG
SUL FADHILAH HAMZAH

SIKLUS JANTUNG

INSPEKSI
- Inspeksi pada dada anterior dapat
mengungkapkan lokasi ictus cordis
- Perhatikan ada asimetris jantung,
benjolan pada sternum voussure
cardiac
- Perhatikan adakah pulsasi
parasternal

Iktus
Lokasi
cordis

PALPASI

Ictus cordis diperiksa saat


pasien telentang, biasanya
terletak pada sela iga ke-5
atau ke-4 dan linea
midklavikularis

Pergeseran iktus kordis


ke lateral karena
pembesaran jantung
dapat ditemukan pada
gagal jantung kongesif,
kardiomiopati,
penyakit jantung
iskemik

Diameter
Ictus cordis berdiameter <
2,5 cm dan hanya
menempati satu ruang sela
iga
Pada posisi lateral dekubitus kiri,
diameter iktus kordis yang
melebihi 3 cm menunjukkan
pembesaran ventrikel kiri

LANJUTAN...
Amplitudo
Biasanya
amplitudonya
kecil dan terasa
cepat serta
seperti mengetuk

Peningkatan amplitudo dapat


mencerminkan pressure
overload ventrikel kiri (stenosis
aorta) atau volume overload
ventrikel kiri (regurgitasi mitral)
Impuls dengan amplitudo
yang tinggi dan terus
menerus dengan lokasi
normal menunjukkan
hipertropi ventrikel kiri
Impuls dengan amplitudo yang
rendah dan terus menerus
terjadi karena kardimiopati
dengan dilatasi ventrikel

PERKUSI
Perkusi jantung dimaksudkan
terutama untuk menentukan besar
jantung
dan
Tepi bentuk
kiri di sebelah
cranial berada pada
costa II,
Tepi kiri di sebelah caudal berada pada
ruang intercostalis 5, 2 cm di sebelah
medial linea misklavikularis
Tepi kanan di sebelah cranial berada pada
costa III dextra, 1 cm di sebelah lateral
sternum
Tepi kanan di sebelah caudal berada pada
costa VI dextra

AUSKULTASI
Dengarkan bunyi jantung dengan
stetoskop pada ruang sela iga ke-2
kanan di dekat tulang sternum, di
sepanjang tepi kiri sternum pada
setiap ruang sela iga mulai dari ruang
sela iga ke-2 hingga ke-5 dan pada
daerah apeks kordis.

BISING JANTUNG
saat terjadinya bising
Bising Midsistolik

Bising Pansistolik

Bising Sistolik Akhir

Bising diastolik awal

Bising middiastolik

Bising diastolik akhir

bentuk bising

Bising kresendoBising kresendo-dekresend

Bising
dekresendo

Bising plateu

Intensitas bising
Gradasi bising
Derajat

Deskripsi

Derajat
1

Bising terdengar sangat samar-samar sekalipun dengan


stetoskop, dan terdengar setelah dokter sudah
membiasakan telinganya untuk menangkap bunyi tsb;
tidak terdengar pada semua posisi

Derajat
2

Bising tidak terdengar (senyap), tetapi segera


terdengar ketika ujung stetoskop diletakkan pada dada
pasien

Derajat
3

Bising terdengar cukup keras

Derajat
4

Bising terdengar keras disertai thrill yang dapat diraba

Derajat
5

Bising terdengar sangat keras dengan disertai thrill.


Dapat terdengar ketika sebagian ujung stetoskop
diangkat dari permukaan dada pasien

Lokasi intensitas maksimal dan


penjalaran atau penyebaran bising
serta arah aliran darah
Nada : karakteristik ini dikategorikan
sebagai nada yang tinggi, sedang, atau
rendah

Kualitas : karakteristik ini


dinyatakan dengan istilah
hembusan (blowing),
kasar (harsh), gemericik
(rumbling) dan musikal

Manuver untuk Mengenali Bising Sistolik


Manuver

Efek kardiovaskular

Berdiri, fase mengejan


pada valsava

Penurunan volume ventrikel kiri


karena aliran balik vena ke dalam
jantung
Penurunan tonus vaskular:
Tekanan darah arterial
Tahanan vaskular perifer

Berjongkok , pelepasan
valsava

Peningkatan volume ventrikel kiri


karena aliran balik vena ke dalam
jantung
Peningkatan tonus vaskular:
Tekanan darah arterial
Tahanan vaskular perifer

Manuver untuk Mengenali Bising Sistolik


Efek pada bunyi dan bising sistolik

Manuv Prolaps katup


er
mitral

Kardiomiopati
hipertrofik

Stenosis aorta

Obstruksi
aliran keluar

Volume darah
yang
diejeksikan ke
dalam aorta

Intensitas bising

Intensitas
bising

Intensitas
bising

Prolaps katup

Obstruksi
aliran keluar

Volume darah
yang

Prolaps katup
mitral

Berdiri,
fase
mengejan Bunyi klik
pada
terdengar lebih
valsava
awal dalam sistol
dan bising
memanjang

Splitting Patologik Bunyi Jantung Kedua

Splitting yang tetap (fixed


splitting)
mengacu
kepada
spliting
lebar
yang
tidak
bervariasi menurut respirasi.
Keadaan ini terjadi pada defek
septum atrial dan kegagalan
ventrikel kanan

Splitting bunyi S2 yang lebar (wide


splitting) merupakan peningkatan splitting
normal yang menetap di sepanjang siklus
respiratorik. Splitting yang lebar dapat
disebabkan
oleh
penutupan
katup
pulmonal yang lambat (karena stenosis
pulmonal atau RBBB). Splitting yang lebar
dapat pula terjadi karena penutupan dini
katup aorta seperti pada regurgitasi
mitralis

Splitting paradoksal (reversed splitting)


mengacu kepada splitting yang terjadi
pada saat ekspirasi dan menghilang pada
saat inspirasi. Penutupan katup aorta
mengalami kelambatan yang abnormal
sehingga bunyi A2 baru terdengar setelah
bunyi P2 pada waktu ekspirasi. Kelambatan
inspiratorik yang normal pada bunyi P2
akan membuat splitting menghilang.
Penyebab splitting paradoksal yang paling
sering ditemukan adalah LBBB

Bising Midsistolik
Stenosis pulmonal
Lokasi : ruang sela iga ke2 dan ke-3 kiri
Penjalaran
:
jika
intensitasnya
kuat,
bising ini menjalar ke
bahu dan leher kiri
Intensitas : lemah hingga
kuat, jika kuat disertai
thrill
Nada : sedang

Lokasi : ruang sela iga ke-2


kanan
Penjalaran : sering ke leher
dan ke bawah sampai tepi
kiri stenum dan bahkan
sampai apeks kordis
Intensitas
:
terkadang
terdengar
pelan,
tetapi
sering kali keras dengan
disertai thrill
Nada : sedang; pada daerah
apeks, nadanya dapat lebih
tinggi
Kualitas : sering kali kasar;
pada
apeks,
kualtasnya
mungkin lebih musikal

Stenosis aorta

Kardiomiopati
hipertrofik
Lokasi : ruang sela iga ke-3 dan
ke-4 kiri
Penjalaran : ke bawah di
sepanjang tepi kiri sternum
sampai apeks kordis,
mungkin pula sampai basis
kordis tetapi tidak sampai
daerah leher
Intensitas : bervariasi
Nada : sedang
Kualitas : kasar
Cara yang membantu diagnosis
: bising berkurang ketika

Bising Pansistolik
Defek septum ventrikel
Lokasi : ruang sela iga ke3, ke-4, dan ke-5 kiri
Penjalaran : sering melebar
Intensitas : sering sangat
keras dengan disertai
thrill
Nada : tinggi
Kualitas : sering kasar

Regurgitasi mitral
Lokasi : apeks
Penjalaran : ke aksila kiri;
yang lebih jarang lagi,
bising menjalar ke tepi kiri
sternum
Intensitas : pelan hingga
keras; jika keras, bising
disertai thrill
Nada : sedang hingga tinggi
Kualitas : hembusan/tiupan
Cara
yang
membantu
diagnosis : berbeda dengan
regurgitasi trikuspid, bising
pada regurgitasi mitral tidak
menjadi lebih keras pada

Regurgitasi trikuspid
Lokasi
:
tepi
kiri-bawah
sternum
Penjalaran : ke sisi kanan
sternum,
ke
daerah
xipodeus dan mungkin pula
ke linea midklavikularis kiri
tetapi tidak sampai aksila
Intensitas : bervariasi
Nada : sedang
Kualitas : hembusan/tiupan
Cara
yang
membantu
diagnosis : berbeda dengan
regurgitasi
mitral,

Bising diastolik
Stenosis mitral
Lokasi : biasanya terbatas
pada apeks
Penjalaran : sedikit atau tidak
ada
Intensitas : derajat 1-4
Nada : rendah, gunakan
ujung sungkup stetoskop
Cara yang membantu
diagnosis : menaruh
sungkup stetoskop (bell)
tepat pada iktus kordis,
mengubah posisi pasien
menjadi miring ke kiri

Lokasi : ruang sela iga ke-2


hingga ke-4 kiri
Penjalaran : jika kuat, bising
ini dapat menjalar sampai
apeks dan mungkin pula
sampai tepi kanan sternum
Intensitas : derajat 1 hingga 3
Nada : tinggi. Gunakan ujung
membran stetoskop
Kualitas : hembusan; dapat
dikelirukan dengan suara
napas
Cara yang membantu
diagnosis : bising terdengar
paling jalas ketika pasien
duduk, memiringkan

Regurgitasi aorta

Tekanan Vena Jugularis (JVP)


Upayakan agar pasien nyaman. Tinggikan sedikit kepala
sehingga otot-otot sternomastoideus rileks
Tinggikan kepala ranjang hingga sudut 30. miringkan
kepala pasien sedikit menjauhi sisi leher yang diperiksa
Gunakan penerangan dari samping. Kenali dan temukan
pulsasi vena jugularis
Fokuskan perhatian pada vena jugularis interna kanan.
Cari pulsasi pada incisura sterni diantara
m.sternokleidomastoideus pada os sternum dan
klavikula
Kenali titik pulsasi tertinggi pada vena jugularis interna
kanan. Bentanga penggaris secara horisontal dari titik
ini an letakkan sebuah penggaris secara vertikal pada
angulus sterni membentuk sudut 90.

Pulsasi jugularis interna


Jarang dapat diraba
Sifatnya bergelombang,
cepat dan lembut, biasanya
dengan dua puncak dan
dua palung per detak
jantung
Pulsasi akan menghilang
jika dilakukan penekanan
ringan pada vena jugularis
tepat di atas ujung sternalis
os klavikula
Ketinggian pulsasi berubah
menurut posisi tubuh
pasien; ketinggiannya akan
menurun jika posisi tubuh
semakin tegak

Pulsasi karotis
Dapat diraba
Denyutan terasa memukul
lebih keras dengan
komponen keluar tunggal

Pulsasi tidak hing dengan


penekanan

Ketinggian pulsasi tidak


berubah oleh posisi tubuh
pasien

Peningkatan tekanan
menunjukkan gagal
jantung kanan atau yang
lebih jarang dijumpai
stenosis trikuspid atau
obstruksi vena cava

Tekanan vena
yang diukur
melebihi 3 cm
atau mungkn 4
cm diatas
angulus sterni
atau yang
melebihi jarak
total 8 cm atau 9
cm diatasatrium
kanan diangap
sebagai kenaikan
di atas nilai
normal

Vous aimerez peut-être aussi