Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan Rahmatnya, maka Asosiasi Tenaga Ahli Pemborong Indonesia atau disingkat ATAPI, telah dibentuk oleh para Dewan Pendiri yang sebanyak 5 (lima) orang.
Karena didorong oleh keinginan yang luhur, maka para pengusaha atau Pemborong
Nasional yang khusus bergerak didalam Bidang Keahlian Konstruksi dengan dijiwai
semangat persatuan dan kesatuan yang berlandaskan pancasila dan UUD tahun
1945.
Kami pengusaha Bidang Keahlian Konstruksi sadar akan kedudukan, tugas, tanggungjawab dan kewajiban kami sebagai bagian dari masyarakat terhadap kelangsungan Pembangunan Nasional yang berkesinambungan agar tercapai masyarakat
yang adil dan makmur serta sejahtera, sesuai amanah UU no 18 tahun 1999, semua
pelaku Tenaga Ahli Konstruksi perlu untuk menyatukan diri dan berhimpun dalam
satu wadah organisasi unutk meningkatkan kemampuan, keahlian, kecerdasan,
pengetahuan dan profesionalisme dalam rangka pelaksanaan pembangunan.
Agar semua tercapai maksud dan tujuan kita, maka dengan ini kami menyatakan
berhimpun dalam satu organisasi yang kami beri nama ASOSIASI TENAGA AHLI
PEMBORONG INDONESIA atau disingkat ATAPI.
1. ANGGARAN DASAR
BAB I
BAB II
BAB III
Dewan Pendiri..................................................................................1
BAB IV
Organisasi........................................................................................3
BAB V
BAB VI
BAB VII
Pengambilan Keputusan................................................................10
BAB VIII
Susunan Dewan.............................................................................11
BAB IX
Keuangan.......................................................................................13
BAB X
BAB XI
Peraturan Peralihan......................................................................14
BAB XII
Ketentuan Penutup........................................................................14
Umum.............................................................................................17
BAB II
Keanggotaan..................................................................................17
BAB III
Sanksi............................................................................................18
BAB IV
Keuangan ......................................................................................20
BAB V
Ketentuan Khusus..........................................................................20
BAB VI
Peraturan Peralihan.......................................................................20
BAB VII
BAB VIII
Penutup..........................................................................................21
3. SUSUNAN PENGURUS...................................................................................... 23
4. LAMPIRAN.
ANGGARAN DASAR
ASOSIASI TENAGA AHLI PEMBORONG INDONESIA
(A T A P I)
BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama ASOSIASI TENAGA AHLI PEMBORONG INDONESIA dengan singkatan ATAPI
Pasal 2
Tempat Kedudukan
Tempat kedudukan di setiap tingkatan adalah sebagai berikut :
1. ATAPI ditingkat Pusat berkedudukan dan berkantor Pusat di Jakarta
2. ATAPI ditingkat daerah Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi yang bersangkutan
3. ATAPI ditingkat Kabupaten / Kota berkedudukan di Ibu kota Kabupaten / Kota
yang bersangkutan
Pasal 3
Waktu
Organisasi ini didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya
BAB II
AZAS, LANDASAN DAN TUJUAN
Pasal 4
Azas
ATAPI berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945
Pasal 5
Landasan
Landasan konstitusi ATAPI adalah:
1. Undang-Undang Dasar tahun 1945 sebagai landasan konstitusional
2. Undang-Undang nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konsruksi serta turunannya
3. Undang-Undang No. 1 tahun 1987, tentang kamar dagang dan industri
4. Undang-Undang No. 5 tahun 1985, tentang organisasi kemasyarakatan
5. Peraturan Dasar ATAPI
6. Keputusan Dewan Pendiri
BAB III
DEWAN PENDIRI
Pasal 6
Dewan Pendiri
1. Dewan pendiri ATAPI adalah orang-orang yang mempunyai keberanian, kepedulian, tekat, semangat, dan mempunyai jati diri yang tidak tercela. Dewan Pendiri
terdiri dari orang-orang yang banyak mengerti mengenai Pengembangan Jasa
Konstruksi. Dewan Pendiri ATAPI berjumlah 5 (lima) orang atau lebih.
2. Dewan Pendiri merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi, berdasarkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi.
3. Dewan Pendiri mempunyai wewenang dan tugas sebagai berikut:
a. Menunjuk dan memberhentikan Dewan Penasehat, Dewan Pembina dan
Dewan Pengurus, apabila melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta Peraturan Organisasi.
b. Memantau pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan serta program kerja ATAPI yang dijalankan oleh Dewan Pengurus Pusat.
c. Memberikan bimbingan, nasehat, masukan dan pengawasan kepada Dewan
Pengurus Pusat ATAPI
d. Dewan Pendiri menunjuk secara langsung Ketua Umum, sekretaris Jenderal
dan Bendahara Umum DPP-ATAPI, sedangkan MUNAS hanya memilih ketuaketua dan unsur pengurus lainnya serta pertanggungjawaban DPP
e. Dewan Pendiri mengesahkan struktur komposisi Dewan Penasehat, Dewan
Pembina dan Dewan Pengurus Pusat ATAPI, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
sekali.
f. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Penasehat, Dewan Pembina dan
Dewan Pengurus Pusat ATAPI, dilakukan dalam Rapat Khusus Dewan Pendiri
dan dilantik dalam MUNAS.
g. Dewan Pendiri dapat mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) apabila diperlukan penyempurnaan atau perbaikan pasal-pasal
yang diperlukan
h. Keputusan Dewan Pendiri tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun juga. Keputusan Dewan Pendiri mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan syah
demi hukum.
i. Pengangkatan dan pemberhentian anggota Dewan Pendiri dilakukan oleh Rapat Khusus Dewan Pendiri, dengan ketentuan bahwa usul yang bersangkutan
harus disetujui sekurang-kurangnya + 1(satu per dua Plus satu) dari jumlah
anggota Dewan Pendiri, atau atas permintaan anggota Dewan Pendiri sendiri
tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
j. Para anggota Dewan Pendiri, memilih salah seorang anggota Dewan Pendiri
menjadi ketua yang juga merangkap sebagai anggota.
k. Ketentuan lebih lanjut mengenai Dewan Pendiri diatur dalam Peraturan Khusus
Organisasi.
Pasal 7
Rapat Dewan Pendiri
1. Tiap-tiap tahun setelah laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat disampaikan kepada dan diterima oleh Dewan Pendiri, laporan pertanggungjawaban
Dewan Pengurus Pusat dilakukan di depan peserta Musyawarah Nasional (MUNAS) sebagai laporan masa bakti kepengurusan Dewan Pengurus Pusat dengan
salinan ditujukan kepada Dewan Pendiri.
2. Rapat Luar Biasa Dewan Pendiri diadakan tiap kali dianggap perlu oleh Dewan
Pendiri sendiri maupun atas permintaan tertulis dari Dewan Pengurus Pusat.
3. Ketua Dewan Pendiri atau seorang anggota Dewan Pendiri yang ditunjuk oleh para anggota Dewan Pendiri yang lain, memanggil segenap anggota Dewan Pendiri
untuk mengadakan rapat luar biasa Dewan Pendiri, dengan surat undangan yang
dikirimkan secara tercatat ke alamat terakhir masing-masing anggota Dewan Pendiri, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum rapat tersebut diadakan
4.
5.
6.
7.
8.
9.
dengan pengertian bahwa tanggal surat undangan dan tanggal rapat tidak dihitung.
Segala rapat diketuai oleh Dewan Pendiri dan jika ketua Dewan Pendiri tidak hadir, rapat dapat dipimpin oleh seorang anggota Dewan Pendiri lainnya yang dipilih
oleh dan diantara mereka yang hadir.
Dalam rapat ini masing-masing anggota Dewan Pendiri berhak untuk mengeluarkan satu suara.
Seorang anggota Dewan Pendiri dalam rapat hanya boleh diwakili oleh anggota
Dewan Pendiri lainnya atau seorang lain dengan surat kuasa khusus.
Segala rapat untuk mengubah atau membubarkan organisasi, sebagaimana disebut dalam Anggaran Dasar ini, hanya dapat secara syah diselenggarakan bila
dalam rapat tersebut hadir sekurang-kurangnya + 1(satu per dua Plus satu) dari
jumlah anggota Dewan Pendiri, dan usul/keputusan yang berkenan didukung atau
disetujui oleh sekurang-kurangnya + 1(satu per dua Plus satu) dari seluruh
anggota Dewan Pendiri yang hadir.
Segala rapat lain dengan maksud tersebut pada ayat 7 diatas, hanya terselenggarakan dengan sah, apabila dalam rapat tersebut hadir sekurang-kurangnya +
1(satu per dua) dari jumlah anggota Dewan Pendiri, usul/keputusan yang berkenan didukung atau disetujui oleh sekurang-kurangnya suara terbanyak biasa.
Jika atas undangan tersebut, anggota sekurang-kurangnya + 1(satu per dua
Plus satu) dari seluruh anggota Dewan Pendiri yang hadir atau terwakili dengan
sah kurang dari quorum tersebut dalam ayat 7 dan 8 diatas, maka secepatcepatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari, selambat-lambatnya 14(empat belas) hari
kemudian (dengan pengertian tanggal surat panggilan dan tanggal rapat tidak dihitung), ketua dapat memanggil untuk rapat berikutnya, dalam rapat berikut ini dapat
diambil/disetujui oleh sedikitnya + 1(satu per dua Plus satu) dari jumlah suara
yang dikeluarkan dengan sah.
BAB IV
ORGANISASI
Pasal 8
Bentuk
Organisasi ATAPI dari tingkat Pusat sampai tingkat daerah merupakan satu kesatuan, mandiri dan nirlaba serta tidak merupakan bagian dari salah satu organisasi
politik.
Pasal 9
Tujuan
ATAPI bertujuan :
1. Meingkatkan dan mengembangkan kemampuan usaha, bagi kepentingan anggota
ASOSIASI TENAGA AHLI PEMPORONG INDONESIA (ATAPI) sebagai pelakupelaku ekonomi nasional di bidang jasa pelaksana konstruksi yang bersifat spesialisasi dalam rangka mewujudkan kehidupan dunia usaha Nasional yang berdaya saing tinggi
2. Membina hubungan dengan konsep dan program kemitraan yang sinergi dengan
pelaku sebagai penyedia jasa pada jasa pelaksana bersifat spesialisasi keahlian
dengan instansi pemerintah pada khususnya bakditingkat Pusat , Provinsi dan
Kabupaten /Kota
3. Menghinpun dan membentuk kekuatan ekonomi secara bersama dalam dunia
usaha jasa pelaksana konstruksi spesialisasi sehingga tercipta upaya saling mendukung sesama anggota
Pasal 10
Struktur
Struktur ATAPI adalah merupakan satu kesatuan yang terkait oleh satu garis hubungan jenjang bertingkat, dimana setiap kebijakan-kebijakan organisasi ditingkat daerah tidak boleh bertentangan dengan kebijakan-kebijakan organisasi ditingkat Pusat.
Masing masing tingkatan dengan sebutan sebagai berikut :
1. Pimpinan ditingkat Pusat disebut Dewan Pimpinan Pusat ATAPI disingkat DPPATAPI
2. Pimpinan ditingkat daerah Propinsi disebut Dewan Pimpinan Daerah ATAPI dengan menyebutkan Propinsinya, disingkat DPD ATAPI dengan menyebut Propinsi
3. Pimpinan ditingkat daerah Kabupaten / Kota disebut Dewan Pimpinan Cabang
ATAPI dengan menyebutkan Kabupaten / Kota disingkat DPC-ATAPI dengan menyebutkan Kabupaten / Kota
Pasal 11
Perangkat
Perangkat organisasi ATAPI di setiap tingkatan adalah sebagai berikut :
1. Perangkat organisasi di tingkat Pusat terdiri atas :
a. Musyawarah Nasional disingkat MUNAS
b. Musyawarah Nasional Khusus disingkat MUNASUS
c. Musyawarah Kerja Nasional disingkat MUKERNAS
d. Rapat Pimpinan Nasional disingkat RAPIMNAS
e. Dewan Pimpinan Pusat disingkat DPP
2. Perangkat organisasi ditingkat Propinsi terdiri atas :
a. Musyawarah Daerah Provinsi disingkat MUSDA
b. Musyawarah Daerah Luar Biasa Provinsi disingkat MUSDALUB
c. Musyawarah Kerja Daerah Provinsi disingkat MUKERDA
d. Rapat Pimpinan Daerah Provinsi disingkat RAPIMDA
e. Dewan Pimpinan Daerah Provinsi disingkat DPD
3. Perangkat organisasi ditingkat kabupaten / kota terdiri atas :
a. Musyawarah Cabang disingkat MUSCAB
b. Musyawarah Cabang Luar Biasa disingkat MUSCABLUB
c. Musyawarah Kerja Cabang disingkat MUKERCAB
d. Dewan Pimpinan Cabang disingkat DPC
BAB V
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 12
Keanggotaan
Keanggotaan ATAPI diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Anggota Biasa yaitu orang perseorangan yang berprofesi sebagai tenaga kerja
konstruksi.
2. Anggota Luar Biasa yaitu tokoh masyarakat / pengusaha.
Pasal 13
Hak Anggota
Hak anggota diatur dengan ketentuan sebagai berikut
1. Anggota Biasa mempunyai :
a. Hak suara yaitu hak bicara, hak mengambil keputusan, hak dipilih dan memilih
pengurus ATAPI
4 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ATAPI
b. Hak untuk mengikuti segala kegiatan dan hak pelayanan untuk mendapat informasi, bimbingan, bantuan, dan perlindungan organisasi dalam menjalankan
kegiatannya.
2. Anggota Luar Biasa mempunyai :
a. Hak bicara yaitu hak mengajukan usul, saran, dan pendapat serta mengajukan
pertanyaan
b. Hak untuk mengikuti semua kegiatan organisasi sesuai dengan ketentuan yang
ada.
Pasal 14
Kewajiban Anggota
Kewajiban anggota adalah diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Mematuhi Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
2. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik organisasi dan Kode Etik organisasi
BAB VI
MUSYAWARAH DAN RAPAT RAPAT
Pasal 15
Musyawarah Nasional
Musyawarah Nasional diatur dengan ketentuan sebgai berikut :
1. Kewenangan MUNAS adalah :
a. Menyusun Anggaran Dasar
b. Menilai pertanggungjawaban DPP
c. Menetapkan kebijaksanaan Umum
2. Pelaksanaan periodisasi dilaksanakan melalui MUNAS sekali dalam 5 (lima) tahun
masa jabatan DPP.
3. Peserta MUNAS terdiri dari atas:
a. Peserta Penuh yaitu utusan dari :
1. DPP sebanyak 3 (tiga) orang yang dinyatakan dengan surat mandat dari
DPP
2. DPD sebanyak 1 (satu) orang dinyatakan dengan surat mandat dari DPDPROV
b. Peserta Peninjau yaitu utusan dari :
1. DPP maksimum 5 (lima) orang yang dinyatakan dengan surat mandat dari
DPP
2. DPD maksimum 2 (satu) orang dinyatakan dengan surat mandat dari DPDPROV
4. Hak Peserta MUNAS diatur dengan ketentuan :
a. Peserta penuh mempunyai hak suara
b. Peserta peninjau menjadi hak bicara
5. Penanggung jawab MUNAS adalah DPP dan untuk melaksanakannya dibentuk
Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana yang bertanggung jawab kepada DPP
Pasal 16
Musyawarah Nasional Khusus
Musyawarah Nasional Khusus diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kewenangan MUNASUS untuk menyusun perubahan Anggaran Dasar
2. Pelaksanaan MUNASUS sewaktu-waktu atas permintaan minimal 2/3 (dua pertiga) dari jumlah DPD-PROV yang ada dan atau adanya keputusan Dewan Pendiri
3. Peserta MUNASUS sama dengan Peserta MUNAS
4. Hak Peserta MUNASUS sama dengan Hak Peserta MUNAS
5 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ATAPI
2. Pelaksanaan MUKERDA minimal 1 (satu) kali dalam satu masa periode kepengurusan atau sewaktu-waktu jika diperlukan atas permintaan sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah DPC-KAB / DPC-KOT yang ada dan atau adanya keputusan DPP.
3. Peserta MUKERDA adalah sama dengan Peserta Penuh MUSDA
4. Hak peserta MUKERDA sama dengan hak Peserta Penuh MUSDA
5. Penanggungjawab MUKERDA adalah DPD
Pasal 23
Rapat Pimpinan Daerah
Rapat Pimpinan Daerah diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kewenangan RAPIMDA untuk membantu menyusun dan menetapkan hal-hal
yang tidak dapat diputuskan sendiri oleh DPD
2. Pelaksanaan RAPIMDA minimal 1(satu) kali dalam satu masa periode kepengurusan atau sewaktu-waktu jika diperlukan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3
dari jumlah DPC-KAB / DPC-KOT yang ada dan atau adanya keputusan DPP
3. Peserta RAPIMDA adalah sama dengan Peserta Penuh MUSDA
4. Hak peserta RAPIMDA sama dengan hak Peserta Penuh MUSDA
5. Penanggungjawab RAPIMDA adalah DPD
Pasal 24
Rapat Dewan Pimpinan Daerah
Rapat Dewan Pimpinan Daerah diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Rapat Dewan Pimpinan disingkat RDP
a. Dilaksanakan minimal sekali dalam 3 (tiga) bulan
b. Tugas dan wewenang memonitoring dan mengevaluasi serta menetapkan kebijaksanaan DPD
2. Rapat Dewan Pimpinan lengkap disingkat RDPL
a. Dilaksanakan minimal sekali dalam 6 (enam) bulan
b. Tugas dan wewenang mengevaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan
rencana kerja DPD
Pasal 25
Musyawarah Cabang
Musyawarah Cabang diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Kewenangan MUSCAB-KAB / MUSCAB-KOT adalah
a. Menilai pertanggungjawaban DPC-KAB / DPC-KOT
b. Menetapkan kebijaksanaan Umum
c. Memilih Dewan Pimpinan dari DPC-KAB / DPC KOT
2. Pelaksanaan MUSCAB-KAB / MUSCAB-KOT sekali dalam lima tahun diakhir masa jabatan DPC-KAB / MUSCAB-KOT
3. Peserta MUSCAB-KAB / MUSCAB-KOT terdiri dari
a. Peserta Penuh yaitu utusan dari :
1. DPC-KAB / KOT sebanyak 3 (tiga) orang yang dinyatakan dengan surat
mandat dari DPC-KAB / KOT.
2. Anggota minimal (satu per empat) dari jumlah anggota yang telah memiliki
KTA yang diatur dengan surat mandat dari DPC-KAB / KOT
3. DPD sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang yang mendapat mandat dari Ketua
Propinsi
b.Peserta Peninjau yaitu orang perseorangan yang dinyatakan dengan surat
mandat dari DPC-KAB / KOT
4. Hak peserta MUSCAB-KAB / KOT
a. Peserta Penuh mempunyai hak suara
8 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ATAPI
Pasal 28
Rapat Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten / Kota
Rapat Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten / Kota diatur dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Rapat Dewan Pimpinan disingkat RDP
a. Dilaksanakan minimal sekali dalam 3 (tiga) bulan
b. Tugas dan wewenang memonitoring dan mengevaluasi serta menetapkan kebijaksanaan DPC-KAB/KOT
2. Rapat Dewan Pimpinan lengkap disingkat RDPL
a. Dilaksanakan minimal sekali dalam 6 (enam) bulan
b. Tugas dan wewenangnya adalah mengevaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan rencana kerja DPC-KAB /KOT
BAB VII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 29
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan diatur dengan ketentuan :
1. Pengambilan keputusan pada musyawarah dan rapat dapat dinyatakan sah bila
jumlah yang hadir mencapai Kuorum.
2. Musyawarah / Rapat dinyatakan kuorum bila peserta yang hadir lebih besar dari
2/3 jumlah Peserta Penuh, sesuai dengan pasal-pasal yang berlaku dalam Musyawarah / Rapat tersebut.
3. Jika belum mencapai kuorum, musyawarah / rapat dapat ditunda selama 12 jam
untuk memberi kesempatan hadir kepada Peserta yang mempunyai hak sebagai
Peserta Penuh.
4. Setelah masa tunda ternyata tetap tidak kuorum maka musyawarah / rapat dapat
diteruskan jika jumlah Peserta yang hadir lebih besar dari Jumlah Peserta Penuh dan keputusan dinyatakan sah serta mengikat.
BAB VIII
KLASIFIKASI BIDANG / SUB BIDANG
KETRAMPILAN TENAGA KERJA
NO
BIDANG / SUB-BIDANG
ARSITEKTURAL
1 Juru Gambar / Draftman Arsitektur
2 Tukang Pasang Bata / Dinding / Bricklayer / Bricklaying (Tukang Bata)
Tukang Pasang Batu / Stone (Rubble) Mason (Tukang Bangunan
3
Umum)
4 Tukang Plesteran / Plesterer / Solid Plesterer
5 Tukang Pasang Keramik (Lantai dan Dinding)
6 Tukang Pasang Lantai Tegel / Ubin / Marmer
7 Tukang Kayu / Carpenter (Termasuk Kayu Bangunan)
8 Tukang Pasang Plafon / Ceiling Fixer / Ceiling Fixing
9 Tukang Pasang Dinding Gypsum
10 Tukang Pasang Plafon Gypsum
11 Tukang Cat Bangunan
12 Tukang Taman / Landscape
13 Pelaksana Lapangan Pekerjaan Plambing
10 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ATAPI
NO
KODE
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
SIPIL
1 Juru Gambar / Draftman -Sipil
2 Juru Ukur / Teknisi Survey Pemetaan
3 Teknisi Laboratorium Jalan (Campuran Beton Beraspal)
4 Teknisi Laboratorium Beton
5 Teknisi Laboratorium Tanah
6 Teknisi Laboratorium Aspal
7 Operator Alat Penyelidikan Tanah / Soil Investigation Operator
8 Tukang Pekerjaan Pondasi / Fondation Work
9 Tukang Pekerjaan Tanah / Earthmoving
10 Tukang Besi-beton / Barbender / Bar bending
11 Tukang Cor Beton / Concretor / Concrete Operations
12 Tukang Pasang Perancah / Formworker/Formwork
13 Tukang Pasang Scaffolding/Scaffolder/Scaffolding
14 Tukang Pasang Pipa Gas / Gas Pipe Fitter
15 Tukang Perkerasan Jalan / Paving
16 Tukang Pasang Konstruksi Rig/Piling Rigger/Rigger
17 Tukang "Boring" / Boring and Driving
18 Tukang Pekerjaan Baja
19 Pekerja Aspal Jalan
20 Mandor Produksi Campuran Aspal Panas
21 Mandor Perkerasan Jalan
22 Teknisi Pekerjaan Jalan dan Jembatan
23 Juru Ukur Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan
24 Tukang Perancah Besi
25 Tukang Konstruksi Baja & Plat (dan Tukang Pasang Menara)
26 Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan Pelaksana
27 Lapangan Pekerjaan Jembatan Pelaksana
28 Lapangan Pekerjaan Jaringan Irigasi Pelaksana
29 Saluran Irigasi
30 Pelaksana Bangunan Irigrasi
31 Pelaksana Bendungan
11 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ATAPI
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
61
63
Pelaksana Terowongan
Teknisi Perhitung Kuantitas Pekerjaan Sumber Daya Air
Pengawas Bendungan
Pengawas Bangunan Irigrasi
Pengawas Saluran Irigrasi
Pengawas Lapangan Pekerjaan Jalan
Pengawas Lapangan Pekerjaan Jembatan
Tekisi Pengerukan
Teknisi Survey Teknik Sipil
Pelaksana Pekerjaan Jembatan
Pelaksana Pekerjaan Jalan
Kepala Pengawas Pekerjaan Jalan dan Jembatan
Juru Hitung Kuantitas
Juru Ukur Pekerjaan Jalan / Jembatan
Teknisi Penghitung Kuantitas Pekerjaan Jalan / Jembatan
Steel Erector of Bridge
Pelaksana Bangunan Gedung / Pekerjaan Gedung
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung
Tukang Kayu Bekisting
Tukang Pasang Beton Pra Cetak
Tukang Rangka Aluminium
Mandor Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
Mandor Pemasangan Rangka Baja Jembatan
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Pemasangan Jembatan Rangka Baja
Juru Gambar Pekerjaan Jalan dan Jembatan
Tukang Bekisting (Acuan) dan Perancah Bidang Sumber Daya Air
Mandor Pekerjaan Perkerasan Aspal
Mandor Tukang Pasang Beton Precast
Asisten Teknisi Laboratorium Jalan (Campuran Beton Beraspal)
Asisten Teknisi Laboratorium Beton
Asisten Teknisi Laboratorium Mekanika Tanah
Teknisi Geoteknik
MEKANIKAL
1 Juru gambar / Draftman Mekanikal
2 Operator Bulldozer Operator
3 Motor Grader Operator Mesin
4 Excavator Operator Tangga
5 Intake Dam
6 Operator Road Roller / Road Roller Paver Operator
7 Operator Wheel Loader
8 Operator Crowler Crane
9 Operator Rough Terrain Crane
10 Operator Truck Mounted Crane
11 Operator Tower Crane
12 Operator Wheel Crane
13 Operator Backhoe
14 Operator Pile Hammer
15 Operator Mobil Pengaduk Beton
16 Operator Crawler Tractor Bulldozer
17 Operator Dump Truck
18 Operator Forklif
19 Operator Specialized Equipment Plant
12 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ATAPI
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
ELEKTRIKAL
1 Teknisi Instalasi
2 Teknisi Instalasi
3 Teknisi Instalasi
4 Teknisi Instalasi
5 Teknisi Instalasi
6 Teknisi Instalasi
7 Teknisi Instalasi
8 Teknisi Instalasi
9 Teknisi Instalasi
TATA LINGKUNGAN
1 Pelaksana Plambing / Pekerjaan Plambing
2 Pengawas Plambing / Pekerjaan Plambing
3 Juru gambar / Draftman - Tata lingkungan
4 Tukang Sanitary
5 Tukang Pipa Air / Plumber
6 Tukang Pipa Gas
7 Tukang Pipa Bangunan
8 Tukang Filter Pipa
9 Juru Pengeboran Air Tanah
10 Pelaksana Perpipaan Air Bersih
11 Pelaksana Pembuatan Fasilitas Sampah dan Limbah
12 Pelaksana Pengeboran Air Tanah
13 Pengawas Perpipaan Air Bersih
14 Pengawas Pengeboran Air Tanah
15 Tukang Plambing
16 Mandor Plambing
17 Pelaksana Pengujian Kualitas Air Minum SPAM
18 Pelaksana Pemasangan Pintu Air
19 Pelaksana Lapangan Perpipaan Air Madya
20 Pelaksana Lapangan TK II Pekerjaan Perpipaan
21 Pelaksana Pemasangan Pipa Leachate (Lindo dan Gas di TPA)
22 Pelaksana Pekerjaan Bangunan Limbah Permukiman
23 Pelaksana Pekerjaan Lapisan Kedap Air Ditempat Pemproses TPA
24 Teknisi Sondir
25 Teknisi Geologi Teknik
LAIN - LAIN
1 Estimator / Biaya Jalan
2 Quantity Surveyor
3 Mandor Tukang Batu / Bata / Beton
4 Mandor Tukang Kayu
5 Mandor Batu Belah
6 Mandor Tanah
7 Mandor Besi / Pembesian / Penulangan Beton
BAB IX
KLASIFIKASI BIDANG / SUB BIDANG
TENAGA KERJA AHLI KONSTRUKSI
NO
KLASIFIKASI/SUBKLASIFIKASI (SKA)
ARSITEKTUR
1
Arsitek
2
Ahli Desain Interior
3
Ahli Arsitektur Lansekap
4
Ahli Iluminasi
SIPIL
1
Ahli Teknik Bangunan Gedung
2
Ahli Teknik Jalan
3
Ahli Teknik Jembatan
14 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ATAPI
NO
KODE
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Ahli
Keselamatan Jalan
Teknik Terowongan
Teknik Landasan Terbang
Teknik Jalan Rel
Teknik Dermaga
Teknik Bangunan Lepas Pantai
Teknik Bendungan Besar
Teknik Sungai dan Drainase
Teknik Irigasi
Teknik Rawa dan Pantai
Teknik Pembongkaran Bangunan
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan
Geoteknik
Geodesi
MEKANIKAL
1
Ahli Teknik Mekanikal
2
Ahli Teknik Sistem Tata Udara dan Refrigerasi
3
Ahli Teknik Plambing dan Pompa Mekanik
4
Ahli Teknik Proteksi Kebakaran
5
Ahli Teknik Transportasi Dalam Gedung
ELEKTRIKAL
1
Ahli Teknik Pembangkit Tenaga Listrik
2
Ahli Teknik Transmisi Tenaga Listrik
3
Ahli Teknik Distribusi Tenaga Listrik
4
Ahli Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik
Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi Dalam
5
Gedung
Ahli Teknik Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api
6
TATA
1
Ahli
2
Ahli
Ahli
3
Ahli
4
LINGKUNGAN
Teknik Lingkungan
Perencanaan Wilayah dan Kota
Teknik Sanitasi dan Limbah
Teknik Air Minum
MANAJEMEN PELAKSANAAN
Ahli Manajemen Konstruksi
1
2
Ahli Manajemen Proyek
3
Ahli K3 Konstruksi
Ahli Sistem Manajemen Mutu
4
BAB X
SUSUNAN DEWAN
Pasal 30
Dewan Pimpinan
15 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ATAPI
DPP, dapat dipilih untuk 2 (dua) kali masa periode berikutnya, apabila peserta
Munas/Musda Prov/Muscab Kab/Kot bersepakat memilih kembali
2. Untuk jabatan Ketua Umum DPP, akan ditunjuk secara aklamasi oleh Dewan
Pendiri dan dilantik secara bersama diadakan MUNAS
Pasal 33
Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan
Tugas dan wewenang Dewan Pimpinan antara lain diatur dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Menyelenggarakan musyawarah dan rapat-rapat sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan bila dianggap perlu dapat mengeluarkan keputusan yang strategis demi tercapainya tujuan ATAPI.
2. Ketua Umum DPP, atau ketua DPD-Prov, atau Ketua DPC-Kab/Kot, adalah pimpinan tertinggi di masing-masing tingkatan, seorang profesional yang dapat menjabarkan dan melaksanakan keputusan musyawarah/rapat-rapat, yang bertanggung jawab ke dalam maupun ke luar terhadap jalannya organisasi, yang mengatur tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota dewan di setiap
tingkatannya yang mengukuhkan dan melantik Dewan Pimpinan di bawahnya.
Pasal 34
Penggantian Antar Waktu Dewan Pimpinan
Pergantian Antar Waktu diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Apabila Ketua Umum DPP berhalangan tetap dan/atau karena sesuatu sebab tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya maka dapat diganti oleh salah
seorang unsur ketua yang dipilih atau yang ditetapkan berdasarkan keputusan
Rapat DPP dan hasilnya diminta pengesahan pada Dewan Pendiri.
2. Apabila Ketua DPD berhalangan tetap dan/atau karena sesuatu sebab tidak dapat
menjalankan tugas dan kewajibannya maka dapat diganti oleh salah seorang unsur Wakil Ketua yang dipilih atau yang ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat
DPD dan hasilnya diminta pengesahan pada DPP.
3. Apabila Ketua DPC-Kab/Kot, berhalangan tetap dan/atau karena sesuatu sebab
tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya maka dapat diganti oleh salah
seorang unsur Wakil Ketua yang dipilih atau ditetapkan berdasarkan keputusan
Rapat DPC dan hasilnya diminta pengesahan pada DPD
4. Masa jabatan bagi pengganti dihitung sebagai suatu masa jabatan apabila waktu
menjabat sampai dengan akhir masa jabatan berakhir lebih dari setengah masa
jabatan yang tersisa.
5. Apabila ada jabatan lowong anggota Dewan Pimpinan Harian, maka penggantinya
ditetapkan oleh Ketua Umum di tingkat Pusat, oleh Ketua Prov di tingkat provinsi
oleh ketua Kab/Kot untuk tingkat Kab/Kot untuk tingkat Kab/Kota, dan selanjutnya
diminta pengesahan dari Dewan Pimpinan setingkat di atasnya dan hasilnya di
pertanggung jawabkan pada setingkat diatasnya dan hasilnya dipertanggung jawabkan pada musyawarah tingkatan masing-masing.
6. Apabila ada jabatan lowong anggota Kompartemen, Departemen, Biro di masingmasing tingkatan, maka penggantinya ditetapkan melalui Rapat Dewan Pengurus
Harian masing-masing tingkatannya, dan selanjutnya diminta pengesahan dari
Dewan Pimpinan setingkat di atasnya dan hasilnya di pertanggung jawabkan pada
musyawarah tingkatan masing-masing.
Pasal 35
Pendelegasian Wewenang Dewan Pimpinan
Pendelegasian wewenang diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
17 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ATAPI
1. Apabila karena satu dan lain hal Ketua Umum DPP/Ketua DPD berhalangan sementara atau karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan tugas untuk waktu
tertentu maka Ketua Umum DPP diwakili oleh salah seorang unsur Ketua DPP,
dan ketua DPP diwakili oleh unsur Wakil Ketua DPD sesuai dengan pembagian
pembidangannya.
2. Dalam menjalankan rutinitas organisasi bila Ketua Umum DPP berhalangan, maka
rapat dipimpin oleh salah seorang unsur Ketua yang hadir atas dasar kesepakatan/penunjukan para Ketua tersebut.
3. Dalam menjalankan rutinitas organisasi bila Ketua DPD berhalangan, maka rapat
dipimpin oleh salah seorang unsur Wakil ketua yang hadir atas dasar kesepakatan/penunjukan para ketua tersebut.
Pasal 36
Dewan Pembina dan Dewan Penasehat
Dewan Pembina dan Dewan Penasehat diatur dengan ketentuan :
1. Dewan Pembina terdiri atas pejabat/Tokoh Masyarakat yang ikut memberikan
arahan dalam mengembangkan serta memajukan organisasi ditingkat Pusat/daerah.
2. Dewan Penasehat tediri atas tokoh Masyarakat, tokoh pengusaha, dan anggota
yang mempunyai keahlian di bidangnya, ikut memberikan arahan yang berguna
untuk memajukan ATAPI.
BAB XI
KEUANGAN
Pasal 37
Sumber Dana
Sumber dana untuk operasional dan pelaksanaan program, didapat melalui pungutan resmi organisasi berupa:
1. Uang iuran dan uang pangkal anggota
2. Dana Pembinaan DPD, Rp. 15.000.000,- (lima belas juta) per lima tahun sekali
3. Bantuan dan Sumbangan yang tidak mengikat
Pasal 38
Pertimbangan Keuangan
1. Perimbangan penerimaan uang iuran untuk setiap tingkatan diatur sebagai berikut :
a) Dewan Pimpinan Pusat
b) Dewan Pimpinan Daerah
c) Dewan Pimpinan Cabang
2. Pembagian harga sesuai dengan Surat Keputusan tentang Petunjuk Dan
Pelaksanaan Biaya Registrasi dan Sertifikasi yang ditetapkan oleh DPP-ATAPI
Pasal 39
Pengelolaan Harta Kekayaan
Pengelolaan harta kekayaan diatur dengan ketentuan :
1. Dewan Pimpinan di setiap tingkatan bertanggung jawab atas harta kekayaan organisasi serta pengelolaannya
2. Bila organisasi bubar maka kekayaan diserahkan kepada Dewan-Dewan sosial
melalui Dewan Pendiri.
BAB XII
18 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ATAPI
1. Hal hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur lebih Lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau peraturan Organisasi yang tidak boleh bertentanga dngan Anggran Dasar
2. Apabila terdapat perbedaan tafsir mengenai suatu ketetuan dalam Anggaran
Dasar dan Anggara umah Tanggga, Tafsir yang Sah Adalah yang ditetapkan
oleh Dewan pendiri
3. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak disahkan dan ditandatangani oleh Ketua
Umum dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Tenaga Ahli Pemborong Indonesia (DPPATAPI)
Ditetapka Di : J a k a r t a
Pada Tanggal : November 2013
Pasal 5
Kehilangan Hak Keanggotaan
Hak anggota sesuai dengan pasal 11 AD, diberikan kepada orang perseorangan
yang telah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA), akan hilang apabila :
1. Tidak mendaftarkan ulang keanggotaannya pada tahun berjalan
2. Melanggar AD / ART / Kode Etik ATAPI
3. Dikenai Sanksi Organisasi.
BAB III
SANKSI
Pasal 6
Sanksi Organisasi
Sanksi organisasi dikenakan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Menerbitkan surat teguran/peringatan kepada anggota yang melanggar pasal 5
ayat 1 dan 2, ART-ATAPI
2. Mengenakan pembekuan sementara keanggotaan ATAPI
3. Pencabutan kenggotaan
Pasal 7
Proses Penerapan Sanksi
Proses penerapan sanksi organisasi melalui tahapan :
1. Menerbitkan Surat Teguran / Peringatan
2. Surat Teguran / Peringatan ke I dijatuhkan dengan masa berlaku 1 (satu) minggu
terhitung sejak Surat Teguran / Peringatan diterima oleh anggota yang terkena
sanksi
3. Surat Teguran / Peringatan ke II dijatuhkan apabila Surat Teguran / Peringatan
ke I diabaikan dengan masa berlaku 2 (dua) minggu, terhitung sejak Surat Teguran / Peringatan diterima oleh anggota yang terkena sanksi
4. Surat Teguran / Peringatan ke III dijatuhkan apabila Surat Teguran / Peringatan
ke II diabaikan dengan masa berlaku 2 (dua) minggu, terhitung sejak Surat Teguran / Peringatan diterima oleh anggota yang terkena sanksi
5. Apabila Surat Teguran / Peringatan ke I s/d III diabaikan maka akan dilaksanakan pembekuan sementara keanggotaan di ATAPI untuk masa 2 (dua) bulan.
6. Dalam masa pembekuan sementara keanggotaan, anggota tersebut dapat melakukan upaya pembelaan atau permohonan peninjauan kembali kepada Dewan
Pimpinan Pusat.
7. Bila upaya sebagaimana point tersebut diatas tidak dilaksanakan maka kepada
yang bersangkutan dikenakan pencabutan keanggotaannya.
8. Surat Teguran / Peringatan dapat dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat bila
Dewan Pimpinan Daerah tidak bersedia mengeluarkan Surat Teguran / Peringatan padahal nyata-nyata telah melanggar Anggaran Dasar / Anggaran Rumah
Tangga.
9. Surat Teguran / Peringatan dapat dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah
Propinsi bila Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten / Kota tidak bersedia mengeluarkan Surat Teguran / Peringatan padahal nyata-nyata telah melanggar Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga dan untuk pencabutan Hak Keanggotaan
harus lebih dahulu mendapat persetujuan dari DPP.
10. Jika ada anggota yang telah nyata-nyata membahayakan atau merugikan organisasi dapat segera dijatuhkan sanksi tanpa melalui prosedur/tahapan yang telah
diatur di atas, akan tetapi diberikan kebebasan untuk mempertanggung jawabkannya melalui pembelaan pada Munas/Musda-Prov/Muscab-Kab/Kot.
23 Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ATAPI
11. Kewenangan untuk pencabutan keanggotaan ada di Ketua Umum DPP dan atas
persetujuan Dewan Pendiri / khusus untuk DPD dan untuk Kabupaten/Kota Keputusan ada pada ketua Umum dan Sekretaris Jenderal
Pasal 8
Sanksi Jabatan
Sanksi Jabatan dilaksanakan melalui proses:
1. Pemberhentian Sementara terhadap pengurus dapat dijatuhkan apabila pengurus
dengan nyata telah melanggar AD/ART, setelah terlebih dahulu diterbitkan Surat
Teguran / Peringatan berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali sesuai keputusan Rapat
DPH yang diagendakan khusus.
2. Sanksi Pemberhentian Tetap terhadap anggota pengurus dijatuhkan apabila setelah 1 (satu) bulan tidak melakukan upaya banding pada tingkatan yang lebih tinggi, atau apabila upaya banding ditolak. Khusus untuk pengurus DPP upaya banding dilakukan melalui Dewan Pendiri.
Pasal 9
Sanksi terhadap Dewan Pimpinan Daerah
Sanksi terhadap DPD dilaksanakan melalui proses:
1. Pembekuan Sementara apabila :
a. DPD Propinsi tidak memenuhi dan atau melalaikan tugas dan kewajibannya
maka DPP dapat melakukan pembekuan sementara kepada DPD Propinsi, setelah terlebih dahulu diterbitkan Surat Teguran / Peringatan berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali sesuai keputusan Rapat DPP yang diagendakan khusus.
b. DPC Kabupaten / Kota tidak memenuhi dan atau melalaikan tugas dan kewajibannya maka DPD Propinsi dapat melaksanakan pembekuan sementara, setelah terlebih dahulu diterbitkan Surat Teguran / Peringatan berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali sesuai keputusan Rapat DPD Propinsi yang diagendakan khusus.
2. Pembekuan Tetap apabila:
a. DPD Propinsi yang dibekukan sementara dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
dapat mengajukan banding kepada Dewan Pendiri, dan apabila keputusan Dewan Pendiri setuju dengan keputusan DPP, maka kepada DPD Propinsi tersebut dijatuhkan putusan Pembekuan Tetap.
b. DPC Kabupaten / Kota yang dibekukan sementara dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan dapat mengajukan banding kepada DPP, dan apabila keputusan DPP setuju dengan keputusan DPD Propinsi, maka kepada DPC Kabupaten / Kota tersebut dijatuhkan putusan Pembekuan Tetap.
c. DPD Provinsi atau DPC-Kab/Kot menyatakan telah membekukan kepengurusan di tingkatannya masing-masing.
3. Pencabutan Pembekuan dilakukan apabila:
a. DPD Propinsi yang dibekukan sementara dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
dapat mengajukan banding kepada Dewan Pendiri, dan apabila keputusan Dewan Pendiri menolak keputusan DPP, maka Pembekuan Sementara dicabut
dan dikembalikan pada keadaan semula.
b. DPC Kabupaten / Kota yang dibekukan sementara dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan dapat mengajukan banding kepada DPP, dan apabila keputusan DPP
menolak keputusan DPD Propinsi, maka Pembekuan Sementara dicabut dan
dikembalikan pada keadaan semula.
BAB IV
KEUANGAN
Pasal 10
Pelaporan
Pengaturan pelaporan keuangan dilaksanakan dengan ketentuan :
1. Laporan keuangan DPD Propinsi disampaikan kepada DPP setiap tanggal 31 Desember tahun berjalan
2. Laporan keuangan DPP disampaikan kepada Dewan Pendiri setiap tanggal 31
Desember tahun berjalan
3. Pembukuan dimulai setiap tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember setiap
tahunnya.
4. Laporan keuangan harus diaudit setiap tahunnya.
BAB V
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 11
Ketentuan Khusus
1. Penggunaan kewenangan khusus oleh Dewan Pendiri (DPP-ATAPI), seperti diatur
dalam Anggaran Dasar lebih lanjut diatur dalam Peraturan Khusus Organisasi.
2. Peraturan Organisasi yang diamanatkan oleh Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD-ART) ini, harus sudah ditetapkan dan diterbitkan oleh Dewan
Pimpinan Pusat dan Dewan Pendiri paling lambat 2 (dua) bulan setelah diterbitkannya Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) organisasi
BAB VI
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 12
Peraturan Peralihan
1. Masa jabatan kepengurusan organisasi, masa bhakti bulan november 2013 dan
berakhir pada bulan november 2018.
2. Semua pembentukan Kepengurusan Organisasi dimulai dari pembentukan Dewan
Pertimbangn Pusat, Dewan Pembina Pusat dan Dewan Pimpinan disemua tingkatan, yang harus sudah selesai seluruhnya pada awal 2017
3. Pengesahan struktur pengurus ATAPI oleh Dewan Pendiri diselenggrakan selambat-lambatya 5 (lima) tahun sekali dan dilantik dan atau dikukuhkan didepa MUNAS.
BAB VII
PENYEMPURNAAN ANGGRAN RUMAH TANGGA
Pasal 13
Penyempurnaan Anggran Rumah Tangga
Penyempurnaan Anggran rumah Tangga Hanya dapat dilaksanakan melalui rapat
khusus Dewan Pendiri ATAPI dan apabila Dewan Pendiri menyetujui perubahan
Anggaran Rumah Tangga maka Dewan Pimpinan Pusat dapat mengadakan pasalpasal yang diinginkan dan hasilnya disampaikan pada Dewan Pendiri, untuk mendapatkan persetujuan. Dan apabila Dewan pendiri tidak menjetujui perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga maka yang berlaku adalah yang sudah ditetapkan oleh Dewan Pendiri
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 14
Penutup
1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Anggraan Ruma Tangga ini, akan diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi yang tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar ATAPI.
2. Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak disahkan
dan ditetapkan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP-ATAPI.
Ditetapka Di : J a k a r t a
Pada Tanggal : November 2013
SUSUNAN PENGURUS
DEWAN PIMPINAN PUSAT
ASOSIASI TENAGA AHLI PEMBORONG INDONESIA
I. DEWAN PENDIRI
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Ketua
Wakil Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
c. BENDAHARA UMUM
Bendahara I
Bendahara II
Bendahara III
: Wita Andraini
: Siti Halimah Tahir, SE.
: Camellia F. Mokoginta
: Shandy, SE.
d. KEPALA-KEPALA DEPARTEMEN
Kode
Prov.
NAMA PROVINSI
Nanggroe
01
Aceh
Darussalam
02
Sumatera
Utara
Kode
Kab/Kota
1172
1107
1113
1101
1118
1171
1174
1106
1112
1111
1173
1105
1117
1110
1116
1104
1109
1115
1103
1108
1114
1102
1175
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Kota Sabang
Kab. Aceh Barat
Kab. Gayo Lues
Kab. Simeulue
Kab. Pidie Jaya
Kota Banda Aceh
Kota Lhokseumawe
Kab. Aceh Tengah
Kab. Aceh Barat Daya
Kab. Aceh Utara
Kota Langsa
Kab. Aceh Timur
Kab. Bener Meriah
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Aceh Tenggara
Kab. Pidie
Kab. Nagan Raya
Kab. Aceh Selatan
Kab. Aceh Besar
Kab. Aceh Tamiang
Kab. Aceh Singkil
Kota Subulussalam
1206
1225
1277
1218
1274
1219
1211
1220
1205
1278
1217
1273
1210
1204
1223
1272
1216
1209
1203
1271
1215
1208
1222
1202
1276
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
03
04
1213
1214
1207
1224
1201
1275
1212
1221
26
27
28
29
30
31
32
33
Kab. Langkat
Kab. Nias Selatan
Kab. Labuhan Batu
Kab. Nias Utara
Kab. Nias
Kota Medan
Kab. Deli Serdang
Kab. Padang Lawas
Sumatera
Barat
1371
1304
1376
1309
1303
1375
1308
1302
1374
1307
1312
1301
1373
1306
1311
1377
1372
1305
1310
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Kota Padang
Kab. Sawahlunto/Sijunjung
Kota Payakumbuh
Kab. Pasaman
Kab. Solok
Kota Bukit Tinggi
Kab. Lima Puluh Koto
Kab. Pesisir Selatan
Kota Padang Panjang
Kab. Agam
Kab. Pasaman Barat
Kab. Kepulauan Mentawai
Kota Sawah Lunto
Kab. Padang Pariaman
Kab. Dharmas Raya
Kota Pariaman
Kota Solok
Kab. Tanah Datar
Kab. Solok Selatan
Riau
1401
1406
1471
1405
1404
1409
1403
1408
1402
1473
1410
1407
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2
3
4
Kota Palembang
Kab. Ogan Ilir
Kab. Ogan Komering Ulu
Kab. Banyuasin
05
Jambi
1505
1571
1504
1509
1503
1572
1508
1502
1507
1501
1506
06
Sumatera
Selatan
1671
1610
1601
1607
10
1606
1609
1605
1608
1672
1674
1604
1673
1611
1603
1602
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Bengkulu
1705
1704
1771
1703
1702
1708
1701
1707
1706
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kab. Seluma
Kab. Kaur
Kota Bengkulu
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Rejang Lebong
Kab. Kepahiang
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Lebong
Kab. Mukomuko
Lampung
1802
1807
1801
1806
1805
1810
1872
1811
1804
1871
1812
1803
1809
1808
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kab. Tanggamus
Kab. Way Kanan
Kab. Lampung Barat
Kab. Lampung Utara
Kab. Lampung Tengah
Pringsewu
Kota Metro
Kab. Mesuji
Kab. Lampung Timur
Kota Bandar Lampung
Kab. Tulang Bawang Barat
Kab. Lampung Selatan
Pesawaran
Kab. Tulang Bawang
09 DKI Jakarta
3173
3172
3171
3175
3101
3174
1
2
3
4
5
6
10 Jawa Barat
3216
3210
3204
3275
3215
3209
3203
3279
3274
3214
3208
3202
3278
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kab. Bekasi
Kab. Majalengka
Kab. Bandung
Kota Bekasi
Kab. Karawang
Kab. Cirebon
Kab. Cianjur
Kota Banjar
Kota Cirebon
Kab. Purwakarta
Kab. Kuningan
Kab. Sukabumi
Kota Tasikmalaya
07
08
11
12
11
Jawa
Tengah
12 DI Yogyakarta
3273
3217
3213
3207
3201
3277
3272
3212
3206
3271
3211
3205
3276
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Kota Bandung
Kab. Bandung Barat
Kab. Subang
Kab. Ciamis
Kab. Bogor
Kota Cimahi
Kota Sukabumi
Kab. Indramayu
Kab. Tasikmalaya
Kota Bogor
Kab. Sumedang
Kab. Garut
Kota Depok
3329
3323
3317
3311
3305
3375
3328
3322
3316
3310
3304
3374
3327
3321
3315
3309
3303
3373
3326
3320
3314
3308
3302
3372
3325
3319
3313
3307
3301
3371
3324
3318
3312
3306
3376
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
Kab. Brebes
Kab. Temanggung
Kab. Rembang
Kab. Sukoharjo
Kab. Kebumen
Kota Pekalongan
Kab. Tegal
Kab. Semarang
Kab. Blora
Kab. Klaten
Kab. Banjarnegara
Kota Semarang
Kab. Pemalang
Kab. Demak
Kab. Grobogan
Kab. Boyolali
Kab. Purbalingga
Kota Salatiga
Kab. Pekalongan
Kab. Jepara
Kab. Sragen
Kab. Magelang
Kab. Banyumas
Kota Surakarta
Kab. Batang
Kab. Kudus
Kab. Karanganyar
Kab. Wonosobo
Kab. Cilacap
Kota Magelang
Kab. Kendal
Kab. Pati
Kab. Wonogiri
Kab. Purworejo
Kota Tegal
3471
3404
3403
3402
3401
1
2
3
4
5
Kota Yogyakarta
Kab. Sleman
Kab. Gunung Kidul
Kab. Bantul
Kab. Kulon Progo
13
14
15
13
14
15
3518
3512
3506
3576
3529
3579
3523
3517
3511
3505
3575
3528
3522
3516
3510
3504
3574
3527
3521
3515
3509
3503
3573
3526
3520
3514
3508
3578
3502
3572
3525
3519
3513
3507
3577
3501
3571
3524
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Kab. Nganjuk
Kab. Situbondo
Kab. Kediri
Kota Mojokerto
Kab. Sumenep
Kota Batu
Kab. Tuban
Kab. Jombang
Kab. Bondowoso
Kab. Blitar
Kota Pasuruan
Kab. Pamekasan
Kab. Bojonegoro
Kab. Mojokerto
Kab. Banyuwangi
Kab. Tulungagung
Kota Probolinggo
Kab. Sampang
Kab. Ngawi
Kab. Sidoarjo
Kab. Jember
Kab. Terenggalek
Kota Malang
Kab. Bangkalan
Kab. Magetan
Kab. Pasuruan
Kab. Lumajang
Kota Surabaya
Kab. Ponorogo
Kota Blitar
Kab. Gresik
Kab. Madiun
Kab. Probolinggo
Kab. Malang
Kota Madiun
Kab. Pacitan
Kota Kediri
Kab. Lamongan
Kalimantan
Barat
6110
6104
6109
6171
6103
6112
6108
6102
6111
6107
6101
6172
6106
6105
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kab. Melawi
Kab. Pontianak
Kab. Sekadau
Kota Pontianak
Kab. Landak
Kab. Kubu Raya
Kab. Kapuas Hulu
Kab. Bengkayang
Kab. Kayong Utara
Kab. Sintang
Kab. Sambas
Kota Singkawang
Kab. Ketapang
Kab. Sanggau
Kalimantan Tengah
6201
6208
6271
1
2
3
Jawa
Timur
16
17
18
6213
6207
6205
6212
6206
6204
6211
6203
6210
6202
6209
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kalimantan
Selatan
6301
6306
6310
6311
6372
6305
6371
6304
6309
6303
6308
6302
6307
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kalimantan
17
Timur
6407
6401
6474
6406
6473
6405
6472
6404
6410
6471
6403
6408
6402
6409
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kab. Bulungan
Kab. Paser
Kota Bontang
Kab. Malinau
Kota Tarakan
Kab. Berau
Kota Samarinda
Kab. Kutai Timur
Kab. Tana Tidung
Kota Balikpapan
Kab. Kutai Kartanegara
Kab. Nunukan
Kab. Kutai Barat
Kab. Penajam Paser Utara
7101
7105
7104
7174
7109
7172
7107
7171
7106
7103
7108
7110
7102
7173
7111
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
18
Sulawesi
Utara
19
20
21
22
19
20
21
22
Sulawesi
Tengah
7202
7210
7207
7201
7206
7205
7204
7209
7203
7208
7271
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kab. Banggai
Kab. Sigi
Kab. Buol
Kab. Banggai Kepulauan
Sulawesi
Selatan
7371
7317
7311
7305
7322
7316
7310
7304
7315
7309
7303
7326
7325
7373
7314
7308
7302
7313
7307
7301
7372
7318
7312
7306
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Kota Makassar
Kab. Luwu
Kab. Bone
Kab. Takalar
Kab. Luwu Utara
Kab. Enrekang
Kab. Barru
Kab. Jeneponto
Kab. Pinrang
Kab. Pangkajene Kepulauan
Kab. Bantaeng
Kab. Toraja Utara
Kab. Luwu Timur
Kota Palopo
Kab. Sidenreng Rappang
Kab. Maros
Kab. Bulukumba
Kab. Wajo
Kab. Sinjai
Kab. Selayar
Kota Pare-Pare
Kab. Tana Toraja
Kab. Soppeng
Kab. Gowa
Sulawesi
Tenggara
7471
7404
7410
7408
7403
7405
7472
7407
7402
7409
7406
7401
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kota Kendari
Kab. Kolaka
Konawe Utara
Kab. Kolaka Utara
Kab. Konawe
Bali
5105
5104
5171
5103
5108
5102
5107
1
2
3
4
5
6
7
Kab. Klungkung
Kab. Gianyar
Kota Denpasar
Kab. Badung
Kab. Buleleng
Kab. Tabanan
Kab. Karang Asem
Kab. Toli-Toli
Kab. Donggala
Kab. Poso
Kab. Tojo Una-Una
Kab. Morowali
Kab. Parigi Moutong
Kota Palu
23
24
25
26
23
24
25
26
5101
5106
8
9
Kab. Jembrana
Kab. Bangli
Nusa
Tenggara
Barat
5202
5208
5271
5201
5207
5206
5205
5204
5203
5272
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nusa
Tenggara
Timur
5313
5316
5307
5301
5319
5312
5306
5315
5311
5305
5310
5304
5317
5309
5303
5314
5371
5318
5308
5302
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Kab. Manggarai
sumba tengah
Kab. Alor
Kab. Sumba Barat
Kab. Manggarai Timur
Kab. Ngada
Kab. Belu
Kab. Manggarai Barat
Kab. Ende
Kab. Timor Tengah Utara
Kab. Sikka
Kab. Timor Tengah Selatan
Sumba Barat Daya
Kab. Flores Timur
Kab. Kupang
Kota Rote Ndao
Kota Kupang
Nagekeo
Kab. Lembata
Kab. Sumba Timur
Maluku
8105
8104
8103
8172
8102
8109
8101
8108
8107
8106
8171
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Papua
9401
9413
9404
9408
9431
9418
9402
9409
9436
9430
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kab. Merauke
Kab. Boven Digoel
Kab. Nabire
Kab. Yapen Waropen
Kab. Mamberamo Tengah
Kab. Tolikara
Kab. Jayawijaya
Kab. Biak Numfor
Kab. Deiyai
Kab. Lanny Jaya
9417
9411
9435
9429
9416
9403
9434
9428
9427
9415
9471
9433
9426
9420
9414
9412
9410
9432
9419
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Maluku
Utara
8272
8206
8271
8205
8202
8204
8201
8203
1
2
3
4
5
6
7
8
Banten
3602
3601
3673
3600
3672
3674
3671
3604
3603
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kab. Lebak
Kab. Pandeglang
Kota Serang
Banten
Kota Cilegon
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang
Kab. Serang
Kab. Tangerang
Gorontalo
7504
7502
7503
7501
7505
7571
1
2
3
4
5
6
30
Kepulauan
30
Bangka
Belitung
1900
1906
1971
1905
1902
1904
1901
1903
1
2
3
4
5
6
7
8
31
31
2105
2001
1
2
27
28
23
27
28
29
Kepulauan Riau
Kab. Jayapura
Kab. Dogiyai
Kab. Mamberamo Raya
Kab. Supiori
Kab. Asmat
Kota Jayapura
Kab. Puncak
Kab. Waropen
Kab. Keerom
Kab. Mappi
Kab. Mimika
Kab. Paniai
Kab. Yalimo
Kab. Sarmi
32
33
32 Papua Barat
33
Sulawesi
Barat
2072
2004
2071
2003
2002
3
4
5
6
7
9104
9101
9108
9105
9109
9106
9107
9102
9171
9103
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
7604
7601
7605
7602
7603
1
2
3
4
5
Kab. Mamuju
Kab. Majene
Kab. Mamuju Utara
Kab. Polewali Mamasa
Kab. Mamasa