Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang di lakukan ( Mustika,2011 ) mengenai
hubungan pengaruh PDB dan Jumlah Penduduk Terhadap
Kemisikinan Di indonesia dengan menggunakan metode regresi
linear berganda menjadia acuan dalam menentukan indikator
kemiskinan. Pada penelitian yang di lakukan oleh peneliti
sebelumnya dapat di tarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara pertumbuhan penduduk , jumlah penduduk, dan
tingkat pengangguran terhadap Kemiskinan dan yang paling
dominan memiliki keterkaitan dengan kemiskinan adalah PDB dan
variabel jumlah penduduk.
Spatial Correlation and demography. Exploring Indias
demographic patterns oleh (Oliveau, 1995). Penelitian terdahulu ini
memiliki persamaan pada perhitungan guna pencarian pola dan
ditampilkan
dalam
pemetaan.
Pada
penelitian
terdahulu
dengan
metode
perhitungan
pada
penelitian
ini
10
2.2 Kemiskinan
Menurut Sen dalam Bloom dan Canning, (2001) bahwa
seseorang dikatakan miskin bila mengalami "capability deprivation"
dimana seseorang tersebut mengalami kekurangan kebebasan yang
substantif. Menurut Bloom dan Canning, kebebasan substantif ini
memiliki dua sisi: kesempatan dan rasa aman. Kesempatan
membutuhkan
pendidikan
dan
keamanan
membutuhkan
11
Hal
ini
dikarenakan
kemiskinan
itu
bersifat
12
dan
tingkat
pendidikan
yang
rendah.
Selain
itu,
dari
suatu
kebijakan
tertentu
yang
menyebabkan
13
struktur
sosial
yang
mendukung
dalam
mendapatkan
kemiskinan
menurut
Nurkse,1953
dalam
menentukan kebutuhan
dasar
hidupnya.
Konsep
ini
14
dalam
kualitas
sumberdaya
manusia.
Kualitas
15
16
kebutuhan
yang
sangat
bervariasi
yang
17
(1966)
mencoba
mengidentifikasi
penyebab
mikro,
ketidaksamaan
kemiskinan
pola
muncul
kepemilikan
karena
adanya
sumberdaya
yang
18
19
20
pendekatan
pendapatan
dan
pendekatan
pengeluaran
yang
produksi
tersebut
dalam
penyajiannya
Pertambangan
dan
Penggalian,
Industri
Jasa
Keuangan,
Persewaan
dan
Jasa
Perusahaan, Jasa-jasa.
2. Menurut Pendekatan Pendapatan
PDRB merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu
wilayah dalam waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi
adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan
keuntungan; sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak
langsung lainnya. Dalam definisi ini PDRB mencangkup
juga penyusutan neto. Jumlah semua komponen pendapatan
per sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Oleh
karena itu PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto
seluruh sektor.
3. Menurut Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan
akhir yaitu:
21
aspek
sosial
dan
kesejahteraan
manusia.
22
manusia
dan
perluasan
kebebasan
memilih.
-
Membentuk
satu
indeks
komposit
dari
pada
(2.1)
Dimana :
Xi
1,2,3
23
(2.2)
Dimana :
X1 : indeks angka harapan hidup
X2 : indeks tingkat pendidikan
X3 : indeks standar hidup layak.
Tahap ketiga adalah menghitung Reduksi Shortfall, yang
digunakan untuk mengukur kecepatan perkembangan nilai
IPM dalam suatu kurun waktu tertentu.
r = { (IPMt+n IPMt) / (IPM ideal IPMt) }1/n
(2.3)
Dimana :
IPMt : IPM pada tahun t
IPMt+n : IPM pada tahun t+n
IPM ideal : 100
Tinggi
Menengah Atas
Rendah
24
2.8 Pengangguran
Dalam standar pengertian yang sudah ditentukan secara
internasional, yang dimaksudkan dengan pengangguran adalah
seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja yang
secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah
tertentu,
tetapi
tidak
dapat
memperoleh
pekerjaan
yang
sebab
itu,
menurut
Sadono
Sukirno
(2000)
mengelompokkan
masing-masing
pengangguran
perlu
25
(kurangnya
produktivitas
seringkali
26
dapat
mengakibatkan
tidak
tercapainya
tujuan
sumberdaya,
lingkungan,
kehancuran
memunculkan
kekurangan
ekologis,
masalah-masalah
tabungan,
yang
sosial,
kerusakan
kemudian
seperti
dapat
kemiskinan,
27
2.10
Pemodelan
Pemodelan
matematis
digunakan
untuk
mempelajari
28
yang disebarkan oleh hewan, seperti penyakit tangan, kaki dan mulut
(Harvey dkk, 2007). Saat ini pemanfaatan model matematis dan
analisis statistik dalam epidemiologi difokuskan untuk membuat
prediksi faktor faktor yang menjadi parameter terhadap transmisi
penyakit dalam populasi (vektor maupun manusia)(Maiti dkk, 2004).
Model matematis persebaran penyakit yang memiliki
validitas dan akurasi tinggi merupakan konsep dasar untuk
memahami
dampak
penyakit
dan
menyusun
strategi
sudah
memiliki
parameter
kunci
seperti
struktur
epidemiologi
berbasis
persamaan
(model
29
statistikal
banyak
didiskusikan
untuk
30
31
jarak
aslinya
di
permukaan
bumi
(dengan
dengan
luas
sebenarnya
(juga
dengan
mempertimbangkan skalanya).
3. Sudut atau arah
Sudut atau arah suatu garis yang direpresentasikan di atas
peta harus sesuai dengan arah yang sebenarnya (seperti di
permukaan bumi).
4. Bentuk
Bentuk suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus
sesuai dengan bentuk yang sebenarnya (juga dengan
mempertimbangkan faktor skalanya).
proyeksi peta
peta
yang
digunakan
untuk
perencanaan
jaringan
32
ketika
area
studinya
33
membangunnya
tidak
berubah-rubah
atau
tetap.
Sedangkan
34
A
X
B
Dimana ,
X
Wij
n
Dimana :
Q
35
No
Tetangga
Meliputi
Jumlah
Jumlah
Terdekat
Kelurahan
Tetangga
Tetangga
Dari
Tetangga
1.
Sukoharjo,wonogir 6
i,
klaten,karanganyar
, surakarta (kota)
2.
II
Sragen, magelang, 11
17
semarang, salatiga
(kota), grobogan
3.
III
Blora,pati,kudus,d
21
38
26
64
emak,semarang
(kota),kendal,tema
nggung,purworejo,
wonosobo,
magelang (kota)
4.
IV
Rembang,jepara,
36
batang,banjarnegar
a, kebumen
5.
Cilacap,
31
95
banyumas,purbalin
gga,pekalongan,pe
kalongan (kota)
6.
VI
Pemalang,brebes
33
128
7.
VII
163
wi j wij
x
x
i
s2
37
Dimana,
z(Gi)
w (d ) x
ij
:nilai Gi*statistik
j
wi
s2
38