Vous êtes sur la page 1sur 4

REVIEW ORIGINAL ARTICLE

PREVALENCE OF ROTAVIRUS INFECTION


IN CHILDREN BELOW TWO YEARS
PRESENTING WITH DIARRHEA
WG CDR B.M. JOHN A, COL AMIT DEVGAN B,*, MAJ BARNALI MITRA C

Disusun oleh :

Sari Nurmalia (210.121.0022)


Pembimbing :

Dr. Ariani Setyaningsih, Sp. A, M.Biomed

LABORATORIUM ILMU ANAK


RSD KANJURUHAN KEPANJEN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2016
RESUME

Diare menyebabkan 1,5 juta kematian per tahun dan menduduki peringkat
dua penyebab kematian pada anak. Rotavirus diidentifikaskan sebagai penyebab
diare paling sering pada anak. Diperkirakan 29% kematian pada anak dibawah
usia 5tahun disebabkan oleh rotavirus. Infeksi rotavirus dapat berefek pada anak
tanpa memperhatikan sosio-ekonomi, kondisi lingkungan dan seringkali
menyebabkan dehidrasi dibanding penyebab diare lain. Pemberian vaksin adalah
solusi yang tepat untuk diare jenis ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi cross sectional dengan
menggunakan subjek pasien diare di layanan kesehatan tersier pada bulan januari
2011 sampai juni 2012. Kriteria inklusi: anak usia kurang dari 2 tahun dengan
diare akut. Diare akut adalah perubahan konsistensi feses menjadi lembek dan
peningkatan frekuensi buang air besar. Kriteria ekslusi: anak dengan disentri,
diare > 14 hari, diare setelah MRS akibat sebab lain. Riwayat pemberian susu
diklasifikasikan ke breast feeds (BF), those on top feeds only (FF) and those on
both breast feeds and top feeds (MF). Klasifikasi dan menegement diare mengacu
pada WHO tentang menegement diare. Anak pada penelitian ini mendapat terapi
rehidrasi oral atau cairan intravena tergantung keparahan dehidrasinya. Sample
feses dikumpulkan dari anak MRS sebelum dilakukan terapi. Sample feses
dianalisa untuk antigen rotavirus dengan menggunakan teknik ELISA dan kit
Rotavirus Antigen Detection Microwell by IVD Research Inc. Quality Diagnostic
Products (Cat Code Rota-96). Uji ELISA ini digunakan untuk mengetahui kadar
kualitatif antigen rotavirus di feses. Data dianalisa menggunakan software IPSS
17.0.
Dari 250 anak, 123 (49.2%) laki-laki dan 127 (50.8%) perempuan.
Distribusi usia menunjukkan angkan maksimum pada keompok usia 6 bulan 15
bulan (74.8% dari keseluruhan keompok dan 78.3% dari kelompok rotavirus).
Sebanyak 44 (17.6%) anak mendapat asi eklusif (BF), 90 (36%) mendapat makan
pendamping saja (FF) dan 116 (46.4%) mendapat asi eksklusi dan makan
pendamping (MF). Dari 250 anak dengan diare, 109 (43.6%) disertai muntah
selama diare. Sebanyak 81 (32.4%) disertai batuk pilek dan 83 (33.2) disertai
demam selama diare. Insidensi letargi sebanyak 41.2%, rewel 39.2%, mata
cowong 21.2%, perubahan skin pinc 28%. Sebanyak 204 (81.6%) dengan BAK

terakhirkurang dari 6 jam, 26 (10.4%) dengan dehidrasi berat mendapat cairan


intravena, 77 (30.8%) didiagnosis dengan dehidasi ringan sedang. Rotavirus
dideteksi pada 60 (24%) sample. Proporsi kasus rotavirus positif pada pasien
sebanyak 45.2%. Hubungan antar musim dan diare akibat infeksi rotavirus belum
begitu jelas. Pada penelitian kami, tidak adnya signifika secara statistik antara
infeksi dan waktu, tetapi presentase terbanyak infeksi rotavirus terjadi pada bulan
oktober sampai desember (32.5%).
Tipe diare rotavirus tidak ada yang spesifik dan angka kekambuhan cukup
sering. Predominan muntah selama diare mebuat terapi rehidrasi oral tidaklah
memungkinkan. Imunisasi adalah upaya pencegahan yang sangat penting dalam
mengontrol infeksi rotavirus.
Penelitian kami mempunyai beberapa keterbatasan. Ini mengacu pada
studi di RS dan hasilnya tidak sepenuhnya menggambarkan penyakit di
masyarakat.
EVIDENCE BASED MEDICINE
Patient problem (bagaimana pasien dan masalah apa?)
Tingginya angka kematian anak akibat diare. Subjek penelitian adalah
anak usia kurang dari 2 tahun dengan diare akut.
Intervention (tes diagnostik, terapi, paparan, dsb).
Penatalaksanaan diare yang diberikan pada anak tergantung derajad
dehidrasi, bisa rehidrasi per oral ataupun dengan jalur intravena.
Comparison (jika relevan, misalnya gold standard, plasebo)
Klasifikasi dan managemnent diare mengacu pada panduan WHO.
(Clinical) outcome (Patient- Oriented Outcome that Matters, misalnya, perbaikan
klinis, mortalitas, morbiditas)
Dari 250 anak dengan diare, 109 (43.6%) disertai muntah selama diare.
Sebanyak 81 (32.4%) disertai batuk pilek dan 83 (33.2) disertai demam
selama diare.

CRITICAL APPRAISAL

Validity: Menilai Validitas (Kebenaran) Efek Terapi


No
Kriteria
.
1
Apakah penelitian melakukan randomisasi dalam
menempatkan pasien kedalam kelompok eksperimental
dan kelompok kontrol?
2
Apakah kelompok kelompok yang diteliti sebanding pada
awal penelitian
3
Kecuali intervensi yang diberikan, apakah kolompokkelompok yang diteliti mendapat perlakuan yang sama?
4
Apakah semua pasien yang diteliti dianalisis sesuai dengan
hasil randomisasi?
5
Apakah pengkuran hasil dilakukan dengan objektif dan
buta tentang siapa mendapat intervensi?
Importance: Menilai Kemaknaan Klinis
No Kriteria
1
2

Apakah intervensi memberikan efek cukup besar?


Apakah estimasi efek intervensi memiliki presisi yang
cukup tinggi

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Applicability
Populasi riset yang diambil dalam penelitian ini bisa dijadikan contoh
untuk dilakukannya penelitian di Indonesia. Subyek penelitian yang diambil
berdasarkan umur dan gejala (diare).

Tidak
Jelas

Tidak
Jelas

Vous aimerez peut-être aussi