Vous êtes sur la page 1sur 17

Chapter II& III

Management Accounting &


Control

Oleh :
Ribka Simamora (1411060219)
Vera (1411060220)
Ita Permata Sari (1411060221)

Akuntansi Manajemen dan Sistem Pengendalian


Manajemen Organisasi Sektor Publik
BAB I. PENDAHULUAN
Akuntansi manajemen sektor publik sangat dibutuhkan dalam pengelolaan organisasi
sektor publik. Akuntansi manajemen memberikan informasi-informasi tidak hanya informasi
keuangan tetapi juga informasi secara keseluruhan. Akuntansi manajemen mambantu organisasi
sektor publik dalam proses perencanaan dan pengendalian. Pada zaman globalisasi yang semakin
kompleks permasalahan yang muncul, maka organisasi publik harus bisa menyesuaikan diri.
Dengan adanya akuntansi manajemen maka bisa membantu organisasi dalam pencapaian
tujuannya dan membantu organisasi membangun hubungan baik antar bagian dalam organisasi.
Proses perencanaan bisa memberikan gambaran yang jelas tentang target yang akan dicapai
organisasi.
Penerapan akuntansi manajemen sektor publik merupakan langkah untuk mengelola semua
sumber daya dalam organisasi. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang berusaha
untuk memberikan pelayanan kepada publik. Supaya publik tidak kecewa maka pihak intern
organisasi harus dikelola dengan baik terlebih dahulu. Dengan akuntansi manajemen membantu
pihak intern untuk mendapatkan kejelasan tugas. Selain itu juga membantu organisasi dalam
melakukan pengendalian. Pengendalian dibutuhkan untuk menjamin tujuan organisasi yang telah
ditetapkan bisa tercapai.
Akuntansi manajemen sektor publik berfungsi sebagai penyedia informasi untuk
pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Pengaruh aspek-aspek tersebut sangat besar
pada organisasi sektor publik. Akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik berperan
dalam merencanakan strategi, memberikan informasi biaya, penilaian investasi, penganggaran,
dan penentuan biaya pelayanan, dan tarif pelayanan. Sehingga dengan adanya akuntansi
manajemen seluruh kegiatan dalam organisasi sektor publik dapat dikelola dengan baik.

BAB II.KAJIAN PUSTAKA


2.1

Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada pembahasan Akuntansi Manajemen dan
Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah peran akuntansi dalam organisasi?
Bagaimanakh proses perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi sektor publik?
Apa sajakah tipe pengendalian manajemen?
Bagaimanakh struktur pengendalian manajemen?
Bagaimanakah proses pengendalian manajemen sektor publik?
2.2

Tujuan

Mengetahui penjelasan dari peran akuntansi dalam organisasi


Mengetahui proses perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi sektor publik
Mengetahui tipe-tipe pengendalian manajemen
Mengetahui proses pengendalian manajemen sektor public

BAB III. PEMBAHASAN


3.1 Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi
Perencanaan adalah suatu cara sebuah organisasi dalam menetapkan tujuan dan sasaran
organisasi. Perencanaan meliputi :
1. Aktivitas yang sifatnya strategik
2. Aktivitas yang sifatnya taktis
3. Aktivitas yang sifatnya operasional
Peran akuntansi menajemen dalam perencanaan adalah memberikan informasi historis
dan prospektif. Informasi historis memberikan informasi tentang bagaimana masa lalu
organisasi, apakah semua tujuan dan sasaran organisasi tercapai atau tidak. Sedangkan informasi
prospektif lebih memberikan informasi tentang rencana masa depan, sehingga bisa memberikan
motivasi untuk peningkatan kinerja. Proses perencanaan meliputi:
1. pengembangan sistem perencanaan
2. penerapan tujuan
3. pemilihan alat yang paling tepat untuk memonitor perkembangan pencapaian tujuan
Pada organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat heterogen. Tingkat
kestabilan lingkungannya dipengaruhi faktor politik dan ekonomi. Informasi akuntansi
diperlukan untuk membuat prediksi-prediksi dan estimasi mengenai kejadian ekonomi di masa

mendatang dikaitkan dengan keadaan ekonomi dan politik saat ini. Faktor politik terkadang
dapat meracuni organisasi sektor publik dan tidak berbeda dengan faktor ekonomi. Kedua faktor
ini bisa menimbulkan adanya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Selain itu, globalisasi juga menyebabkan semakin tingginya ketidakpastian. Negara satu dengan
negara lain seakan-akan sudah tidak ada batas. Peristiwa-peristiwa di suau negara akan dengan
cepat diketahui oleh negara lain. Oleh karena itu akuntansi sebagai alat perencanaan memiliki
peran yang sangat penting dalam menentukan arah organisasi.
Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Informasi sifatnya rutin ataukah ad hoc
2. Informasi kuantitatif ataukah kulaitaif
3. Informasi disampaikan melalui saluran formal ataukah informal
Berdasarkan cara penyampaiannya informasi akuntasi terdiri dari:
1. Informasi akuntansi disampaikan secara formal
2. Informasi akuntansi disampaikan secara informal
3.2

Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian Organisasi


Pengendalian adalah suatu bentuk pengawasan untuk menjamin bahwa strategi untuk

mencapai tujuan organisasi dijalankan secara ekonomis, efisian dan efektif.


Pola pengendalian organisasi tergatung pada jenis dan karakteristik organisasi. Organisasi sektor
publik yang sifatnya tiak mengejar laba serta adanya pengaruh politik yang besar, maka alat
pengendaliannya berupa peraturan birokrasi. Akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam
pengendalian organisasi yang mengkuantifikasi keseluruhan kinerja terutama dalam ukuran
moneter. Informasi akuntansi, umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial, sehingga
memungkinkan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang akhirnya
membentuk gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan.
Informasi akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) berbeda
dengan akuntansi sebagai alat pengendalian organsiasi. Pengendalian keuangan terkait dengan
peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi, khusunya memastikan likuiditas dan
solvabilitas organisasi. Pengendalian organisasi terkait dengan pengintegrasian aktivitas
fungsional ke dalam sistem organisasi secara keseluruhan. Pengendalian organisasi diperlukan
untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang
telah ditetapkan. Pengendalian organisasi membutuhkan informasi yang lebih luas dibandingkan
pengendalian keuangan.

3.3

Proses Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial Organisasi Sektor Publik


Perencanaan dan pengendalian adalah dua hal yang perlu dipertimbangkan bersama-

sama. Pengendalian tanpa perencanaan tidak akan berarti karena tidak ada tindak lanjut untuk
mengidentifikasi apakah rencana organisasi telah dicapai. Perencanaan tanpa pengendalian juga
tidak akan berarti karena tidak ada target atau rencana yang digunakan sebagai pembanding.
Jones and Pendlebury (1996) membagi proses perencanaan dan pengendalian manajerial
pada organisasi sektor publik menjadi lima tahap yaitu:
1. Perencanaan tujuan dan sasaran dasar.
2. Perencanaan operasional
3. Penganggaran
4. Pengendalian dan pengukuran
5. Pelaporan, analisis, dan umpan balik
Perencanaan tujuan dan sasaran dasar merupakan langkah utama dalam perencanaan.
Dengan adanya tujuan dan sasaran dasar organisasi maka akan diketahui dengan jelas organisasi
harus dibawa ke arah mana dan tujuan apa yang harus dicapai. Perencanaan operasional
memberikan rincian tentang kegiatan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Penganggaran membantu organisai untuk mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana
publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata.
Pengendalian dan pengukuran merupakan cara dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan
dalam organisasi untuk meminimalisir dan mendeteksi adanya kecurangan. Pelaporan merupakan
bentuk penyampaian hasil dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Analisis diperlukan
untuk mengetahui apakah laporan tersebut sudah sesuia dengan keadaan organisaai ataukah ada
praktek manipulasi. Umpan balik berperan penting untuk evaluasi kinerja organisasi. Dengan
adanya umpan balik maka akan membantu organisasi dalam memperbaiki kekurangankekurangan.
3.4

Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik


Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sector public adalah memberikan

informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi. Dalam organisasi sector public, perencanaan dimulai
sejak dilakukannya perencanaan strategic, sedangkan pengendalian dilakukan terhadap
pengendalian tugas (task control).
Peran akuntansi manajemen dalam organisasi sector public :

1.
2.
3.
4.
5.

Perencanaan strategic;
Pemberian informasi biaya;
Penilaian investasi;
Penganggaran;
Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan

(chargingfor service); dan


6. Penilaian kerja
3.4.1 Perencanaan Strategik
Pada tahap perencanaan strategic, manajemen organisasi membuat alternative-alternatif
program yang dapat mendukung strategi organisasi, yang telah diseleksi dan dipilih program
yang sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki. Peran akuntansi manajemen
adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program (cost of program) dan
berapa biaya suatu aktivitas (cost of actifity), sehingga manager dapat menentukan berapa
anggaran yang dibutuhkan berkaitan dengan sumberdaya yang dimiliki.
Untuk memberikan jaminan dialokasikannya sumber daya input secara ekonomis, efisien,
dan efektif, maka perlu informasi akuntansi manajemen yang akurat, relefan, dan handal untuk
menghitung besarnya biaya program, aktivitas, atau proyek. System informasi akuntansi
manajemen yang baik adalah dapat mengurangi peluang terjadinya pemborosan, kebocoran dana,
dan mendeteksi program-program yang tidak layak secara ekonomi. Tiga masalah utama pada
akuntansi manajemen sektor publik adalah efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan ( cost,
quality, and service ).
Kualitas pelayan publik yang tinggi dan murah dapat diperoleh jika pemerintah
mengadopsi system informasi akuntansi manajemen yang modern. Meskipun pada dasarnya
organisasi public dapat menerapkan teknik akuntansi manajemen yang diterapkan sector swasta
untuk menentukam biaya produk atau pelayanan, tetapi terdapat sedikit perbedaan antara sector
public dengan sector swasta dalam hal penentuan biaya produk/pelayanan. Hal tersebut
dikarenakan sebagian besar biaya pada sector swasta cenderung merupakan engineered cost yang
memiliki hubungan secara langsung dengan output yang dihasilkan, sementara biaya pada sector
public sebagian besar merupakan discretionarycosts yang ditetapkan di awal periode anggaran
dan sering tidak memiliki hubungan langsung antara aktivitas yang dilakukan dengan output
yang dihasilkan. Kebanyakan output yang dihasilkan di sector public merupakan intangible
output yang sulit di ukur.

3.4.2 Pemberian Informasi Biaya


Biaya (cost) dalam konteks organisasi sector public dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
o Biaya input, adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan. Bisa berupa
biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
o Biaya output, adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantar produk hingga sampai ke tangan
pelanggan.
o Biaya proses, yang dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi, biaya diukur dengan
mempertimbangkan fungsi organisasi.
Akuntansi manajemen sector public memiliki peran yang strategis dalam perencanaan
finansial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Dalam hal ini akuntansi manajemen
sector public membutuhkan cost accounting untuk pengambilan keputusan biaya serta untuk
memberikan informasi mengenai pengeluaran pulik yang dapat digunakan oleh pihak internal
maupun eksternal untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Proses penentuan biaya meliputi lima aktifitas, yaitu :
a. Cost finding : pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk atau jasa pelayanan
b. Cost recording : dilakukan setelah cost finding berhasil yang meliputi kegiatan pencatatan
data kedalam system akuntansi organisasi
c. Cost analyzing : melakukan analisis biaya yang telah di catat, yaitu mengidentifikasi jenis
dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan volume kegiatan. Manajemen organisasi harus
dapat menentukan pemicu biya agar dapat dilakukan strategi efisiensi biaya.
d. Strategic cost reduction : melakukan strategi penghematan biaya agar tercapai value for
money. Karakteristik pendekatan strategi dalam pengurangan biaya adalah sbb :
- Berjangka panjang
- Berdasarkan kultur perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dan berfokus pada
peayanan masyarakat
- Manajemen harus bersifat proaktif dalam penghematan biaya
- Keseriusan pada manajemen puncak
e. Cost reporting : memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan dalam bentuk
internal report yang kemudian diagregasikan ke dalam satu laporan yang akan disampaikan
kepada pihak eksternal.
3.4.3 Penilaian Investasi

Dalam hal ini akuntansi manajemen berperan untuk menilai kelayakan investasi secara
ekonomi dan finansial, misalkan saja dalam mengidentifikasi biaya, risiko, dan manfaat atau
keuntungan dari suatu investasi. Dalam penilaian suatu investasi, faktor yang harus diperhatikan
oleh akuntan manajemen adalah tingkat diskonto, tingkat inflasi, tingkat risiko dan
ketidakpastian dan sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan.
Penilaian investasi pada sektor public pada dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan di
sektor swasta. Teknik-teknik penilaian investasi pada sektor swasta didesain untuk organisasi
yang berorientasi pada laba. Sementara organisasi publik merupakan organisasi yang tidak
berorientasi pada upaya mengejar laba, sehingga terkadang teknik-teknik tersebut tidak dapat
diterapkan untuk sektor publik
Penilaian investasi dalam organisasi public dilakukan dengan menggunakan analisis
biaya manfaat (cost benefit analysis). Tetapi analisis ini terkadang sulit untuk dilakukan,
sehinggan untuk memudahkan kemudian menggunakan anailis efektifitas biaya (costeffectiveness analysis). Analisis efektifitas biaya ini menekankan seberapa besar dampak yang
dicapai dari suatu proyek atau investasi dengan biaya tertentu.
3.4.4 Penganggaran
Akuntansi manajemen sangat erat hubungannya dengan penganggaran. Akuntansi manajemen
berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran public yang efektif. Terkait dengan tiga
fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya public, alat distribusi, dan stabilisasi,
maka akuntansi manajemen merupakan alat yang vital

untuk mengalokasikan dan

mendistribusikan sumber dana public secara ekonomis, efisien, efektif, adail, dan merata. Untuk
mencapai hal tersebut harus didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang handal.
3.4.5 Penentuan Biaya Pelayanan (Cost of Service) dan Penentuan Tarif Pelayanan
(Charging for Services)
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan
untuk memberikan pelayanan tertentu dengan tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasa
pelayanan public, termasuk menghitung subsidi yang diberikan. Penentuan biaya pelayanan (cost
of service) dan penentuan tarif pelayanan (charging for service) merupakan satu rangkaian yang

keduanya sama-sama membutuhkan informasi akuntansi. Dengan informasi akuntansi


manajemen, sumber-sumber inefisiensi di organisasi dapat dideteksi dan dihilangkan.
3.4.6 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, akuntansi manajemen berperan
dalam pembuatan indicator kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan ukur untuk
masing-masing aktifitas yang dilakukan.
3.5

Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Organisasi memelukan system pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan

dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktifitas, yaitu :
(1)
perencanaan;
(2)
koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi;
(3)
komunikasi informasi;
(4)
pengambilan keputusan;
(5)
memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan
(6)
(7)

organisasi;
pengendalian, dan
penilaian kinerja.
Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena

adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses
pengendalian manajemen. System pengendalian manajemen sector public berfokus pada
bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien serta didukung dengan
perangkat lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang
digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.
3.6 Tipe Pengendalian Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.

2.

Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen


terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa

3.

anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.


Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi
kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

3.7

Struktur Pengendalian Manajemen


3.7.1 Pusat-pusat Pertanggungjawaban
Terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya, pusat pendapatan,

pusat laba, dan pusat investasi. Adanya pusat tanggung jawab berguna mewujudkan satu atau
lebih maksud yang disebut dengan cita-cita.
a. Pusat biaya (expense center)
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajer dinilai berdasarkan biaya
yang telah dikeluarkan. Pada pusat biaya, ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah
digunakan. Contoh pusat biaya pada organisasi sektor publik ialah Departemen Produksi, Dinas
Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum.
b. Pusat Pendapatan (revenue center)
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajer dinilai berdasarkan
pendapatan yang dihasilkan. Pusat pendapatn diukur secara moneter, tetapi tidak ada upaya
formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (yaitu, beban atau biaya) dengan output. Contoh
pusat pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran.
c. Pusat Laba (Profit Center)
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input dengan output dalam
satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Karena laba
merupakan ukuran kinerja yang memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan
satu indikator yang komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator
(beberapa diantaranya menunjuk ke arah yang berbeda). Contoh: BUMN dan BUMD, obyek
pariwisata milik PEMDA, bandara, dan pelabuhan.
d. Pusat Investasi (investmen center)
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajer dinilai berdasarkan laba
yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban
yang dipimpinnya. Investasi merupakan salah satu hal mendasar yang dibutuhkan oleh
perusahaan dan dapat memberikan keuntungan bagi investor. Contoh pusat investasi adalah
Departemen Riset dan Pengembangan dan Balitbang.

Manajer pusat pertanggungjawaban, sebagai budget holder, memiliki tanggung jawab


untuk melaksanakan anggaran. Pusat pertanggungjawaban memperoleh sumber daya input
berupa tenaga kerja, material, dan sebagainya yang dengan input tersebut diharapkan dapat
menghasilkan output dalam bentuk barang atau pelayanan pada tingkat kuantitas dan kualitas
tertentu. Pengendalian anggaran meliputi pengukuran terhadap output dan belanja yang riil
dilakukan dibandingkan dengan anggaran. Adanya perbedaan atau varians antara hasil yang
dicapai dengan yang dianggarkan kemudian dianalisis untuk diketahui penyebabnya dan dicari
siapa yang bertanggungjawab atas terjadinya varians tersebut, sehingga dapat segera dilakukan
tindakan korektif.
Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan program atau aktivitas
tertentu, dan penggabungan program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut
seharusnya mendukung program pusat pertanggungjawaban pada level yang tinggi, sehingga
pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.
Setiap

jenis

pusat pertanggungjawaban

membutuhkan

data

mengenai

belanja

(pengeluaran) yang telah dilakukan dan output yang dihasilkan selama anggaran. Laporan kinerja
disiapkan dan dikirimkan ke semua level manajemen unutk dievaluasi kinerjanya, yaitu
dibandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan anggaran.
Pusat pertanggungjawaban memiliki peran penting dalam sistem pengendalian
manajemen. Melalui pusat pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat untuk disah kan dan
dikomunikasikan kepada manajer level menengah dan bawah untuk dilaksanakan.
Struktur

organisasi

termanifestasi

dalam

bentuk

struktur

pusat

pertanggungjawaban

(responsibility centers). Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:


1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi
yang dipimpinnya:
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat;
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien; dan

7. Sebagai alat pengendalian anggaran.


Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan
yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan dikaitkan
dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah sumber daya yang digunkan, sedangkan
output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.
Suatu struktur pusat pertanggungjawan harus mendukung pusat pertanggungjawaban
lainnya. Sehingga penggabungan aktivitas dari masing-masing pusat pertanggungjawaban seiring
dengan tujuan utama perusahaan.Dalam hal ini apapun aktivitas di perusahaan dapat mendukung
tercapainya tujuan perusahaan pada level yang lebih tinggi.
3.8

Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan

komunikasi formal dan informal. Sistem pengendalian manajemen organisasi dirancang untuk
mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi. Pengendalian organisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi atau melalui
sistem pengendalian dan manajemen informasi yang dirancang secara formal.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri
dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi: (1) perumusan strategi (strategy
formulation), (2) perencanaan strategik (strategic planning), (3) penganggaran, (4), dan (5)
evaluasi kinerja. Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung,
pertemuan informal, diskusi, atau melalui metoda management by walking around.
Sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan
adanya goal congruence, yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujuan personal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan dalam dua
kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor informal. Faktor pengendalian formal
misalnya adalah sistem pengendalian manajemen, sistem aturan (rules of the game), dan reward
& punishment system. Sementara itu, faktor informal terdiri atas faktor eksternal dan internal.
Faktor pengendalian informal yang bersifat eksternal, misalnya etos kerja dan loyalitas
karyawan, sedangkan yang bersifat internal misalnya: kultur organisasi (organitation culture),
gaya manajemen (management style), dan gaya komunikasi(communicationstyle).

3.8.1

Perumusan Strategi

Merupakan proses penentuan visi, misi, ujuan, sasaran, target arah dan kebijakan, serta
strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggungjawab manajemen puncak.
Hasil perumusan srategi lebih bersifat permanen dan berjangka panjang. Dalam organisasi baik
swasta maupun pemerintahan sangat jarang dilakukan perubahan visi, misi, dan tujuan
organisasi. Yang sering dilakukan adalah revisi srategi atau adopsi strategi baru untuk
mewujudkan visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan. Biasanya revisi dilakukan apabila ada
pengaruh dari limgkungan yang dapat berupa ancaman atau peluang baru.
Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima
komponen dasar, yaitu:

Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekuitf
organisasi dan memberikan rerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai.

Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran


(assessment) faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus
dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.

Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan
dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan strategik.

Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi.

Implementasi dan pengendalian rencana strategik.


Sementara itu Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasilitasi proses

perumusan strategi, yaitu:

Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategik.


Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi.
Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi.
Menilai lingkungan eksternal.
Menilai lingkungan internal.
Identifikasi isu strategik yang sedang dihadapi organisasi.
Perumusan strategi untuk me-manage isu-isu.
Menetapkan visi organisasi untuk masa kedepan.
3.8.2

Perencanaan Strategik

Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik (strategic plannig).


Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek yang
akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan
dibutuhkan.
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses
untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalahproses menentukan
bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa rencanarencana strategik. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk
program-program.
3.8.3

Penganggaran

Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan


tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik
yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah
adanya pengaruh politk dalam proses penganggaran.
3.8.4

Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, yang
merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat
pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara
menciptakan mekanisme reward&punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards) dan
hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.

IV. KASUS
Southwest Airlines Corporation merupakan perusahaan penerbangan yang didirikan di
Texas melalui bisnis pelayanan pelanggan pada 18 Juni 1971.Dapat dikatakan Southwest ini
merupakan perusahaan penerbangan yang tersukses di Amerika Serikat.Southwest juga memiliki
salah satu dari rekor pelayanan pelanggan terbaik. Southwest memiliki penerapan strategi yang
berbeda dengan perusahaan penerbangan yang lain. Penerapan strategi yang berbeda tersebut
diantaranya: pendekatan yang digunakan ialah short-haul atau trayek pendek dan pendekatan
point-to-point atau titik ke titik, tidak memiliki tempat duduk yang telah dijatahkan, membayar

awaknya menurut trayek, menggunakan bandara yang kurang padat, reservasi online melalui
southwest.com, pilot yang direkrut tidak menjadi serikat nasional, petugas landasan yang lebih
sedikit, waktu penyelesaian lebih pendek, tingkat pergantian karyawan lebih rendah, proses
penyaringan karyawan baru dilakukan oleh masing-masing karyawan di setiap posisi. Dengan
penerapan strategi ini Southwest dapat menjadi perusahaan penerbangan tersukses.
Fokus
Fokus dalam kasus ini adalah penerapan strategi yang dilakukan oleh Southwest yang berbeda
dengan perusahaan penerbangan yang lainnya, dimana dalam kasus ini dijelaskan perbedaan
strategi yang dilakukan oleh Southwest dalam menjalankan usahanya dengan perusahaan
penerbangan yang lainnya.
Jawaban
1. Strategi yang dilakukan ialah strategi unit bisnis dimana Southwest menekankan pada
bagaimana perusahaan akan tetap dapat bersaing dalam pasar dengan perusahaanperusahaan penerbangan lainnya.Basis yang digunakan ialah diferensiasi dimana perusahaan
melakukan diferensiasi penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis sehingga
menciptakan sesuatu yang dipandang oleh pelanggan sebagai sesuatu yang unik dan basis
biaya rendah ialah penekanan atau peminimalisasian biaya.
2. Sistem pengendalian Southwest dapat dikatakan membantu melaksanakan strategi
perusahaan, hal ini dapat dijelasakan dari penerapan sistem pengendalian yang
menghantarkan Southwest menjadi perusahaan penerbangan tersukses di Amerika Serikat
sebagai contoh sistem perekrutan karyawan yang benar-benar paham tentang posisinya, yang
akan meningkatkan mutu dari karyawan,dan menjaga kenyamanan pelanggan Southwest.

IV. Kesimpulan dan Saran


Akuntansi sebagai alat perencanaan organisasi membantu organisasi sektor publik untuk
mendapatkan informasi historis dan prospektif. Informasi historis memberikan informasi tentang
kinerja organisasi masa lalu, sedangkan informasi prospektif memberikan informasi tentang
rencana masa depan yang ingin dilakukan.
Proses perencanaan meliputi pengembangan sistem perencanaan, penerapan tujuan,
pemilihan alat yang paling tepat dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan. Perencanaan ini
membantu organisasi untuk menetapkan tujuan dan sasaran organisasi. Sehingga masa depan

organisasi jelas. Perencanaan ini salah satu tindakan yang membantu organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan ketidakstabilan lingkungan. Sehingga organisasi tidak terlindas oleh
zaman. Akuntansi sebagai alat pengendalian merupakan suatu bentuk pengawasan untuk
menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan organisasi sudah dijalankan dengan baik dan
sesuai prosedur. Pengendalian dan perencanaan saling mempunyai ketergantungan. Perencanaan
tanpa pengendalian tidak akan berarti, begitu sebaliknya.
Peran akuntansi manajemen dalam organisasi sector public meliputiperencanaan
strategic, pemberian informasi biaya yang di dalamnya terdapat lima aktivitas (cost finding, cost
recording, cost analyzing, strategic cost reduction, dan cost reporting), penilaian investasi,
penganggaran, penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan
(charging for service) serta penilaian kerja.
Dalam pengendalian manajemen terdapat beberapa aktivitas, yaitu perencanaan,
koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, komunikasi informasi, pengambilan
keputusan, memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi, pengendalian, danpenilaian kinerja.
Tipe pengendalian manajemen terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu pengendalian preventif,
pengendalian operasional, dan pengendalian kerja.
Struktur pengendalian manajemen meliputi pusat pertanggungjawaban pada tiap-tiap
bagian. Diantaranya yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi. Setiap
pusat-pusat pertanggujawaban bertugas untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu.
Proses epengendalian manajemen pada organisasi sektor publik meliputi komunikasi
formal melalui perumusan strategi, perencanaan strategik, penganggaran, dan evaluasi kinerja.
Sedangkan komunikasi informal melalui komunikasi langsung, peremuan informal, diskusi, atau
melalui metoda management by walking around.

Daftar Pustaka
1. Mardiasmo (2009) Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: Andi.
2. Mahmudi (2011) Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: UII Press

Vous aimerez peut-être aussi