Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
12
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.
13
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.
14
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.
3. Uji Tuberkulin.
Uji untuk menunjukkan adanya reaksi imunitas seluler yang
timbul setelah4-6 minggu infeksi pertama dengan basil
tuberkulosa. Cara yang digunakan yang paling sering adalah
cara dari mantoux, sering disebut dengan istilah Test Mantoux.
F. Komplikasi
1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial.
Penyabaran langsung dari tuberkulosa ke kelenjar limfe
mediastinum dan para trakeal yang berasal dari kelenjar hilus.
Paling sering menyerang kelenjar-kelenjar limfe supra klavikula
dan servikalis anterior. Bereaksi sangat lamban dengan obat
tuberkulostatika. Bila terjadi abses, dilakukan tindakan
pembedahan.
2. Pleuritis tuberkulosa.
Merupakan penyakit dini tuberkulosa primer, 6 8 bulan setelah
outset, sering disertai dengan eritema nodusum.
3. Efusi pleura.
Cairan biasanya jernih. Prognosa baik, reaksi terhadap obatobatan biasanya dramatis. Resolusi sempurna dicapai dalam
satu sampai dua minggu. Kemungkinan untuk mendapat
tuberkulosa post primer di kemudian hari lebih besar.
4. Tuberkulosa milier
Paling dini terjadi 8 bulan setelah timbulnya tuberkulosa primer,
gambaran radiologis tampak pada dua minggu setelah gejala
klinis. Di cari kemungkinan adanya tuberkel pada fundus okuli,
sumsum tulang dan hati.
G. Penatalaksanaan.
Sesuai dengan kebijaksanaan program P2 TB Paru pada saat ini
adalah dengan upaya pengobatan jangka pendek. Adapun paduan
obat yang digunakan diantaranya pengobatan standar II selama 6
bulan, yang dibagi atas 2 tahap, yaitu :
1. Tahap intensif.
Diberikan setiap hari kerja selama satu bulan ( 24 kali minum
obat ) berupa :
a. TB 5 : Rifampicin 450 mg.
b. TB 4 : INH 400 mg + Vit B6 10 mg.
c. TB 2 : Ethambutol 1000 mg.
2. Tahap intermitten
Diberikan secara berkala 5 bulan ( 2 X seminggu ) berupa :
a. TB 6 : Rifampicin 600 mg.
b. TB 4 : INH 400 mg + Vit B6 10 mg.
c. TB 3 : INH 300 mg.
Pada awal bulan ke empat dilaksanakan pemeriksaan sputum BTA
sebanyak 5 kali. Dan pada akhir pengobatan dilaksanakan
15
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.
16
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.
Diagnosa keperawatan
Gangguan pertukaran
gas berhubungan dengan penurunan area
paru y a n g e f e k t i f ,
atelektasis, kerusakan
membran alveoli
kapiler, sekresi yang
kental, udem bronkeal.
Perencanaan keperawatan
Tujuan dan kriteria
Rencana keperawatan
hasil
Tujuan :
1. Kaji fungsi pernapasan seJalan nafas efektif.
perti bunyi napas, pola, ritme,
kedalaman dan penggunaan
Kriteria hasil :
otot bantu pernapasan.
2. Catat k e m a m p u a n untuk
Sesak napas
mengeluarkan sputum / batuk
berkurang/
efektif, catat warna, jumlah
hilang.
dan adanya hemoptisis.
RR 16 20 X/
3.
Berikan posisi semi fowler/
mt
fowler tinggi.
Tak ada
4.
Bantu pasien untuk melatih
sianosis.
batuk efektif dan napas dalam
Suara napas
5. Lakukan suction jika perlu
normal.
untuk mengeluarkan sekret
dari mulut dan trakea.
6. Pertahankan hidrasi cairan
2500 cc / hari jika tidak ada
kontra indikasi.
7. Berikan t e r a p i O 2 sesuai
program.
8. Berikan terapi obat seperti :
bronchodilator, mokolitk d a n
kortikosteroid (p r e d n i s o n /
dexametason).
9. Rencanakan pemeriksaan lab
10. Persiapkan alat untuk intubasi
darurat.
11. Rencanakan foto thorax ulang
untuk evaluasi lebih lanjut.
Tujuan :
1. K a j i a d a n y a d i s p n e u ,
P e r t u k a r a n gas
tachipneu, bunyi napas yabg
tidak terganggu.
abnormal/ hilang, peningkatan
usaha nafas, keterbatasan
Kriteria hasil :
pengembangan dinding dada
dan kelemahan.
Tidak
sesak
2. Evaluasi perubahan tingkat
napas.
kesadaran. C a t a t a d a n y a
Frekuensi
sianosis, perubahan warna
normal.
kulit
termasuk
membran
Bunyi
nafas
mukosa
dan
ujung
jari
kuku.
bersih.
3. Ajarkan napas dalam dan
Tidak tampak
pursed-lip breathing terutama
sianosis.
pada pasien dengan kerusakan parenkhim dan fibrosis.
4. Tekankan perlunya istirahat
dan pembatasan aktifitas, kaji
kemampuan aktifitas mandiri
pasien.
5. Berikan terapi O2 sesuai
indikasi.
17
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.
Gangguan
nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
kelemahan,
batuk,
yang
terus
menerus
/
dispneu,
anoreksia.
Tujuan :
Kebutuhan
terpenuhi.
Tujuan :
Pengetahuan
pasien dan keluarga
meningkat.
nutrisi
Kriteria hasil :
Pasien
menghabis kan
porsi makanan
yang dihidangkan.
Tidak t e r j a d i
penurunan BB.
Kadar
Hb
normal.
Kriteria hasil :
Pasien dapat menjelaskan k e m b a l i
tentang kondisi, terapi
pengobatan
dan
pencgahan penyakit
18
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
Pasien memahami
panyebarannya dan
cara-cara penularannya.
Pasien menunjukkan kemampuannya dalam menjaga
penularan kepada
orang lain :
Menutup mulut
19
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.
saat batuk.
Tidak meludah
sembarang
tempat
Tidak
mengguna kan
alat-alat makan
yang
sama
dengan oang
lain