PIODERMA

Bambang Suhariyanto

SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSD Dr. Soebandi Jember
Fakultas Kedokteran
Universitas Jember
L/O/G/O
2015

DEFINISI
Penyakit kulit yang disebabkan oleh
kuman
Staphylococcus
atau
Streptococcus atau oleh kedua-duanya.

ETIOLOGI
Utama:
Staphylococcus aureus
Streptococcus B hemolyticus

Jarang:
Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus
aureus

Staphylococcus
aureus

Staphylococcus
aureus

Streptococcus B
haemolyticus

Streptococcus B
haemolyticus

Streptococcus B
haemolyticus

FAKTOR PREDISPOSISI

PATOFISIOLOGI
1. Mikroorganisme patogen dari aliran
darah menyebabkan infeksi sekunder
kulit.

Pada keadaan ini kelainan kulit bisa akibat langsung dari

kuman atau bakteri yang menginvasi epidermis, dermis,
atau endotel kapiler dermis.
Pertahanan kulit terhadap bakteri :
Asam Lemak
Flora Normal
Sistem Imun

PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI
2.Penyebaran toksin spesifik yang berasal dari
mikroorganisme patogen
- Staphylococcus Scalded Skin Syndrome
- Streptococcus Toxic Shock Syndrome

3.Kelainan kulit pada penyakit sistemik

- Eritema Nodosum
- Eritema Multiform

KLASIFIKASI
1. Pioderma Primer

Timbul pada kulit yang normal, gejala klinik tertentu

Etiologi satu macam mikroorganisme

2.

Pioderma Sekunder

Timbul pada pada kulit yang telah ada penyakit kulit.

Tandanya adalah pus, pustul, bula purulen, krusta kuning

kehijauan, pembesaran KGB, leukositosis, demam.

Misalnya, dermatitis impetigenisata, skabies impetigenisata

BENTUK KLINIS PIODERMA

1.Impetigo
2.Folikulitis
3.Furunkel /
Karbunkel
4.Ektima
5.Pionikia
6.Erisipelas

7. Selulitis
8. Flegmon
9. Ulkus piogenik
10. Abses multipel kelenjar
keringat
11. Hidraadenitis
12. Staphylococcal scalded
skin syndrome

IMPETIGO
Pioderma
epidermis)

superfisialis

Terdapat 3 bentuk klinis :

Impetigo Krustosa
Impetigo Bulosa
Impetigo Neonatorum

(terbatas

pada

IMPETIGO KRUSTOSA
Banyak mengenai anak-anak.
Sinonim:
Impetigo Kontagiosa,
Impetigo Vulgaris,
Impetigo Tillbury Fox

Etiologi: Streptococcus hemolyticus

Predileksi: Sekitar lubang hidung & mulut.

IMPETIGO KRUSTOSA
Efloresensi:
Eritema & vesikel yang cepat pecah menjadi krusta tebal
berwarna kuning seperti madu, terdapat erosi di bawahnya.

Komplikasi:
Glomerulonefritis ( 2 5% )

Diagnosis banding:
Ektima; Herpes Simpleks

Pengobatan:
Salep Antibiotika dan antibiotika sistemik

Impetigo Krustosa

IMPETIGO BULOSA
Sinonim
: Impetigo vesiko-bulosa
Etiologi
: Staphylococcus aureus
Faktor predisposisi
: banyak keringat
Gejala Klinis
:
Mengenai anak dan dewasa
Predileksi : ketiak, dada, punggung
Lesi : eritema, bula, bula hipopion. Vesikel/ bula
pecah tampak berupa krusta dengan dasar
eritematosa.

IMPETIGO BULOSA

Diagnosis banding
: dermatofitosis
Terapi
:
Bila vesikel/ bula sedikit dipecahkan.
Cairan antiseptik, antibiotika topikal dan atau
sistemik

Impetigo Bulosa

IMPETIGO NEONATORUM

Varian impetigo bulosa pada neonatus.

Klinis mirip impetigo bulosa namun lesi menyeluruh,

demam (+)

Diagnosis banding

: Sifilis Kongenital

Terapi

: Antibiotika Sistemik
Bedak salisil 2%

FOLIKULITIS
Definisi

: Radang folikel rambut

Etiologi

: Staphylococcus aureus

Klasifikasi : Folikulitis superfisialis dan profunda

Folikulitis Superfisialis = Impetigo Bockhart

Proses terbatas di epidermis
Predileksi : Tungkai bawah
Lesi kulit : Papul eritematosa / pustul biasanya multipel,
di tengahnya terdapat rambut

Folikulitis Profunda

Klinis seperti folikulitis superfisialis disertai

infiltrat di subkutan
Diagnosis banding : Tinea Barbae
Terapi : Antibiotika Sistemik dan
Antibiotik Topikal

Folikulitis

Folikulitis

FURUNKEL / KARBUNKEL
Definisi: radang folikel rambut dan sekitarnya akibat
Staphylococcus aureus
Furunkel yang lebih dari satu disebut furunkulosis.
Kumpulan furunkel disebut karbunkel
Klinis :
Keluhan utama : nyeri
Predileksi
: friction area; aksila, bokong
Efloresensi
:
Nodus eritematosa berbentuk kerucut, ditengahnya
terdapat pustul. Nodus melunak menjadi abses berisi pus
dan jaringan nekrotik dan kemudian pecah

Furunkel

Karbunkel

Furunkulosis
Furunkel

Furunkulosis

EKTIMA
Ulkus superfisial dengan krusta diatasnya
Etiologi
: Streptococcus haemolyticus
Gejala
:
Predileksi tungkai bawah
Efloresensi
:
Krusta tebal berwarna kuning, dibawahnya terdapat ulkus
dangkal
Diagnosa Banding : Impetigo Krustosa
Terapi
: Antibiotika Topikal dan Sistemik

Ektima

PIONIKIA
Radang di sekitar kuku oleh piokokus
Etiologi : S. aureus dan atau S. hemolitycus
Klinis : - Riwayat trauma sebelumnya
- Muncul tanda radang di lipat kuku, menjalar ke
matriks & lempeng kuku
terbentuk abses
subungual
Terapi : - kompres dgn larutan antiseptik
- antibiotika sistemik
- ekstraksi kuku jika terdapat abses subungual

ERISIPELAS
Etiologi : S. hemolyticus
Klinis
:
Gejala konstitusi
: demam, malese
Predileksi
: tungkai bawah (trauma)
Efloresensi
:
Eritema berwarna merah cerah, batas tegas, pinggir
meninggi, tanda radang akut (+). Bisa disertai edema,
vesikel, bula. Terdapat leukositosis.
Dapat terjadi elefantiasis bila sering residif

Erisipelas

SELULITIS
Infiltrat difus di sub kutan dgn tanda-tanda radang
akut
FLEGMON = Selulitis yg mengalami supurasi
Terapi :
Istirahat (elevasi tungkai)
Antibiotika sistemik
Kompres larutan antiseptik
Dapat diberikan diuretik jika terdapat edemaI
insisi flegmon

www.themegallery.com

Selulitis

Ulkus Piogenik
Ulkus dengan gejala klinik tidak khas, disertai pus diatasnya
Anjuran kultur untuk menyingkirkan etiologi kuman lain

Abses Multipel Kelenjar Keringat

Infeksi pada kelenjar keringat berupa abses multipel, tidak
nyeri, berbentuk kubah
Etiologi : S. aureus
Keringat yang banyak menjadi salah satu faktor predisposisi
sering bersama-sama miliaria

Abses Multipel Kelenjar Keringat

Efloresensi

Nodul eritematosa, multipel, tidak nyeri, berbentuk

kubah, lama memecah
Diagnosis banding

: furunkulosis

Terapi

Antibiotika topikal dan sistemik

Hidradenitis Supurativa
Infeksi kelenjar apokrin akibat S. aureus
Predileksi : daerah banyak kelenjar apokrin (ketiak,
perineum)
Klinis
:
Mengenai usia remaja dewasa
Riwayat trauma sebelumnya (keringat, deodoran, rambut ketiak
digunting)
Gejala konstitusi : demam, malese
Lesi kulit
: nodus dengan tanda radang, kemudian melunak
menjadi abses
pecah
fistel
Jika menahun ditemukan abses, fistel, sinus yang multipel

Hidradenitis Supurativa

Diagnosis banding
: skrofuloderma
Terapi
:
antibiotika sistemik
kompres
insisi
eksisi kelenjar apokrin jika kronik residif

Hidradenitis Supurativa

Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

(S.S.S.S)
Etiologi : S. aureus grup II faga 52, 55, 71
Mengenai
Anak < 5 thn ok fungsi ginjal yang belum sempurna
untuk mengeksresikan eksotoksin kuman
Dewasa : kegagalan fungsi ginjal
gangguan imunologik
obat imunosupresif

Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

(S.S.S.S)
Patogenesis :
Sumber infeksi di mata, telinga, hidung dan tenggorokan.
Kuman menghasilkan eksotoksin (epidermolin dan
eksfoliatin) yang bersifat epidermolisis
Toksin sampai ke kulit
Lisis epidermis

Klinis :
Demam tinggi
Infeksi sal. nafas atas
Efloresensi : eritema mendadak di muka, leher, ketiak,
lipat paha akhirnya seluruh tubuh menyeluruh dalam
24 jam. Dalam 24 - 48 jam kemudian muncul bula
berdinding kendur, tanda Nikolsky (+). Dalam 2-3 hr
kemudian terjadi pengeriputan spontan, pengelupasan
kulit erosif

Komplikasi
Selulitis, pneumonia, septikemia
Laboratorium
Bakteriologik dari suumber infeksi (mata, THT)
kuman tidak ditemukan di kulit
Histopatologi
Lepuh intraepidermal, celah di stratum granulosum,
nekrosis sel (-)
Diagnosis banding
NET

Terapi :
Antibiotika sistemik (kloksasilin, klindamisin,
golongan sefalosforin).
Sofratulle atau antibiotika topikal
Prognosis :
kematian bayi : 1 10% oleh karena
gangguan keseimbangan cairan/elektrolit,
sepsis.

Terapi Umum
1.

Penisilin dan semisintetiknya :

Ampisilin
:
Dewasa: 4 x 500 mg/hr
Anak: 7,5-25mg/kgBB/dosis 4x1hari ac
Amoksisilin
:
Dewasa: 4 x 500 mg/hr
Anak: 7,5-25mg/kgBB/dosis 3x1hari ac

2. Golongan obat penisilin resisten- penisilinase:

a Kloksasilin

Dewasa: 4 x 250-500 mg/hr ac

Anak: 10-25mg/kgBB/dosis 4x1hari ac

b. Dikloksasilin

Dewasa: 4 x 125 500 mg/hari

Anak: 5-15mg/kgBB/dosis 3-4x1hari ac

2. Klindamisin :

Anak: 8-20mg/kgBB/hari 3-4 x 1 hari

Dewasa: 4 x 150 mg/hr
3. Eritromisin :
Dewasa: 4 x 500 mg/hr
Anak: 12,5-25mg/kgBB/dosis 4x1hari pc
4. Sefalosporin (Sefadroksil) :
Dewasa: 2 x 500 - 1000 mg/hr
Anak: 25mg/kgBB/hari dalam 2 dosis

Terapi Topikal
Antibiotika topikal :
Basitrasin
Neomisin 0,5%
Polimiksin B
Asam fusidat 2%
Mupirosin 2%

Larutan Antiseptik :
Larutan Permanganas
Kalikus 1/5.000 1/10.000
Povidon yodium 7,5 - 10%
dilarutkan 10x
Larutan Asam Salisilat
1/1.000
Solusio asidum borikum 3%

Pemeriksaan Penunjang
Darah : Leukositosis
Kultur dan tes resistensi

TERAPI UPDATE

www.themegallery.com

Introduction
Untuk menentukan skin and soft tissue
infection (SSTI) dikategorikan berdasarkan
1. Penyebab agen mikroba
2. Jaringan
yang
terkena
(kutan,
subkutan, fasia dan otot)
3. Gejala klinis

CEFDITOREN PIVOXIL

www.themegallery.com

Struktur Formula Cefditoren pivoxil

Spektrum lebih luas
dan lebih kuat

Lebih stabil
terhadap ensim B
laktamase

Penyerapan secara oral

diperbaiki

Lebih Aktif
terhadap Bakteri
Gram positif

Spektrum Antibakteri

Sensitifitas pada P. acne

Patogen, Anatomi dan

Klasifik Patogen Infeksi
Anatom Infeksi
asi
Gram
positif
Aerob
kokus

i
S. aureus

S. pyogenes

Kulit,

Kulit

Infeksi Luka
Bedah, ,
Selulitis,
folikulitis,
furunkel,
karbunkel,
Impetigo,
Erysipelas
Faringitis,
Selulitis,
Impetigo,
Echtyma,

Keunggulan Cefditoren
Pifoxil
Efektif , Aman untuk mengobati
infeksi kulit dan jaringan lunak
disebabkan :
Staphylococcus aureus,
Streptococcus pyogenes
Propionibacterium acnes
Memiliki Efek Anti Inflamasi
Dosis 2 x 200 mg
selama 10 hari,
Diberikan setelah makan.

Kontraindikasi

Pasien yang pernah mengalami syok

anafilaktif karena kandungan obat terkait,
pasien yang alergi terhadap protein susu,
karena produk ini mengandung Natrium
kaseinat, pasien dengan riwayat hipersensitif
terhadap antibiotik yang mengandung
sefalosporin.

Farmakologi

Cefditoren
Pivoxil

Cefditoren
aktif
(Dinding
Intestinal)

Efek Bakterisidal
hambat sintesa
dinding sel bakteri
Afinitas tinggi
terhadap Penicilline
Binding Protein
(PBPs)
Sensitif pada
bakteri gram positif,
bakteri anaerob dan
bakteri penghasil
enzim B-laktamase

Efek Samping

Diare
Mual
Reaksi alergi (eksantema)
Gangguan fungsi hati (peningkatan SGOT
SGPT)
Abnormalitas eosinofil

TERIMAKASIH