Vous êtes sur la page 1sur 7

34

RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN AKUT MIOKARD INFARK
I. TINJAUAN TEORI
A. Pengertian.
Suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau kematian otot
jantung yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhambatnya
aliran darah koroner secara tiba-tiba atau secara tiba-tiba kebutuhan
oksigen meningkat tanpa disertai perfusi arteri koroner yang cukup.
B. Patofisiologi
Berawal dari proses arterosklerosis yang merupakan faktor
etiologi yang paling umum, yaitu terjadinya penimbunan lemak dan
jaringan fibrous di dalam dinding artei. Hal ini menyebabkan
penyempian lumen pembuluh darah ateri atau obsruksi, sehingga
suplai O2 ke miokard nerkurang atau tidak ada. Gangguan
keseimbangan O2 suplai dengan O2 demand ini menyebabkan
timbulnya iskhemia miokard.
Iskhemia miokard yang terjadi lebih dari 35-45 menit
mengakibatkan kerusakan sel-sel miokard yang ireversibel dan
nekrosis. Sifat kontraktil otot jantung yang nekrosis akan berkurang.
Meluasnya infark tergantung pada kemampuan jaringan sekitar
iskhemia untuk mendapatkan sirkulasi kolateral yaitu timbulnya
pembuluh darah baru di dalam jantung untuk mengkompensasi
kerusakan arteri.
Gambaran klinik AM ditentukan oleh letak, dan tingkat/luasnya
proses penyakit. Nerdasarkan oklusi yang terjadi pada pembuluh
darah koroner, maka AMI dapat diklasifikasikan sbb :
AMI anterior, AMI inferior, AMI posteror.
C. Etiologi
1. Progesif artrosklerosis.
2. Coronary thrombosis.
3. Kontriksi arteri koroner yang lama.
D. Tanda dan Gejala
Untuk mendiagnosa AMI didasarkan pada 3 krieria yaitu :
1. Riwayat nyeri dada yang khas.
Nyeri dada seperti nyeri angina pectoris tapi yang khas pada
AMI :
a. Nyeri lebih hebat,
b. Berlangsung lebih lama / > 30 menit.
c. Tidak berhubungan dengan aktivitas.
d. Tidak hilang dengan pemberian nitrat, hilang dengan
pemberian opiat.

35
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.

2. Kelainan gambaran EKG yang khas.


a. Gelombang T hiperakut : timbul beberapa menit setelah
permulaan infark dan akan hilang dalam beberapa jam.
b. Gelombang ST elevasi : berbentuk konfek/cembung timbul
beberapa menit sampai jam setelah permulaan infark dan
menjadi turun/ hilang setelah beberapa hari.
c. Gelombang Q patologis : timbul dalam waktu 1 sampai 3 jam
dan secara progresif menjadi lebih dalam pada 12-24 jam
berikutnya, QS didahului ST elevasi yang berlangsung lebih
1 hari.
3. Perubahan kadar cardiac enzim yang khas :
Yaitu terjadi peningkatan pada permulaan serangan, kemudian
akan mencapai kadar maksimal lalu kembali ke kadar normal,
dimana peningkatan ini berhubungan dengan timbulnya nyeri
dada/ permulaan infark. Dalam hal ini pelu diperiksa cardiac
enzim secara serial tiap 6 jam pada 24 jam pertama, kemudian
tiap 12 jam pada 24 jam kedua dan tiap 24 jam sampai normal.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan elektrocaddiografi.
2. Pemeriksaan cardiac enzim serial.
3. Pemeriksaan Ro Thorax.
4. Pemeriksaandarah lipid.
5. Pemeriksaan Echocardiografi.
6. Katerisasi jantung dan angiografi.
F. Komplikasi
1. Aritmia.
2. Gagal jantung kiri.
3. Shock cardiogenik.
4. Thrombo emboli.
5. Pericarditis.
6. Ruptur ventrikel.
G. Penatalaksanaan
Prinsip : penatalaksanaan AMI adalah menurunkan kebutuhan
oksigen dan meningkatkan persediaan oksigen.
1. Bedrest total selama 24 jam pertama.
2. Infus emergency.
3. Therapi oksigen 2-4 pertama
4. Bed side cardiac monitoring.
5. Serial EKG record.
6. Menghilangkan nyeri dada dngan :
Opiat
: morphin, pethidin.
Nitrogliserin
: oral, transdrmal, infus.

36
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.

7. Therapi lain-lain :
Streptokinase pada AMI < 6 jam
Bila blocker, calsium antagonis.
Vasodilator perifer
8. Menenangkan pasien dengan :
Obat penenang
Penyuluhan
9. Diet : dipuasakan pada 8 jam pertama setelah serangan
kemudian diberikan secara bertahap mulai dengan DJ I,II, III.
10. Monitor balance cairan.
11. Mobilisasi etelah 24 jam pertama tidak ada komplikasi dimulai
mobilisasi secara bertahap sesuai keadaan umum pasien.
II. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN AKUT MIOKARD INFARK
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data subyektif
a. Keluhan nyeri dada : ciri-ciri, lokasi, lama, radiasinya.
b. Faktor-faktor pencetus.
c. Riayat penyakit HT,DM, CHF
d. Risiko faktor : ada/tidak.
2. Data obyektif :
Pemeriksaan fisik
a. Tanda vital : Tensi
: normal/naik turun.
Nadi
: normal/ irreguler.
Suhu
: meningkat.
Pernapasan : meningkat/dyspnea.
b. Raut muka : tampak tegang
c. Integritas diri : iritable, respon emosi meningkat, denial
d. Jugularis vena pressure : normal/ meningkat,
e. Kelenjar tiroid : membesar/ tidak.
f. Artei karotis : teraba jelas/ tidak teraba.
g. Kulit : berkeringat/pucat/sianosis,
h. Ekstremitas : oedema/tidak, akral dingin.
i. Auskultasi jantung paru
: bunyi jantung III, IV, ronchi
basah (+)/(-).
3. Data Penunjang
a. EKG: abnormal, gel Q, segmen ST, gel T.
b. Laboratorium
:
Cardiac enzim meningkat
Cholesterol, triglicerid meningkat
Leukosit : normal/ naik
AGD : normal/ hipoksia.
c. Ro Thorax : Cor : normal/ cardiomegali.
Pulmo : normal/ oedem paru
d. Arteriografi koroner

37
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.

B. Diagnosa dan Perencanaan Keperawatan


No

Diagnosa keperawatan

Gangguan rasa nyaman


nyeri dada berhubungan
dengan iskemi jaringan
karena
penyempitan
arteri koroner.
Data subyektif :
Pasien
mengatakan
nyeri
dada
seperti
tertekan benda berat,
tertusuk
menjalar
kebahu,leher,rahang
epigastrum dan lengan
> 20
Data obyektif : tensi,
nadi,
resopirasi
meningkat
OS
mengerutkan dahi diiringi
takipnea/takhikardi
Keluar keringat dingin
OS menggosok tangan
kiri
Ekspresi wajah kesakitan
OS memegang bagian
yang sakit

In to le ra n si terhadap
aktivitas berhubungan
dengan ketidakse im ba n ga n antara
suplai dan kebutuhan
oksigen,kurangnya
curah jantung, kelemahan
fisik.
DS:
Pasien m en ga ta ka n
rasa lelah dan nyeri dada

Perencanaan keperawatan
Tujuan dan kriteria
Rencana keperawatan
hasil
Tujuan :
S et e lah dila ku ka n
tindakan keperawatan
pasien mengungkapkan nyeri dada berkurang
(frekuensi, in te n sit a s ,
tin gka t
n ye ri)
sudah hilang
Kriteria hasil:
Ekspresi wajah rileks
Pasien mengatakan nyeri dada
berkurang sudah
hilang dan merasa
nyaman Vital Sign
normal
EKG dan enzim
jantung DBN

1.

Monitor karakter nyeri


dan keluhan pasien
2. Dapatka gambaran rasa
n ye ri p asie n (lo ka si ,
intensitas, durasi, penjalaran
dan faktor pencetus)
3. Tinjau riwayat angina
pektoris/miocard infark
4. Beri lingkungan yang
tenang dan nyaman
5. Anjurkan keluarag untuk
selalu melakukan pendekatan
dan perhatian pada pasien
6. Bantu
pasien
dalam
teknik relaksasi, napas
dalam, distraksi, quaided
imagenary
7. Cek Vital Sign sebelum
dan sesudah pengobatan
narkotik/
morfin
dan
laporkan bila resapirasi <
12 x/menit, nadi >
100x/menit, Td < 90 60
mmHg
8. Anjurkan pasien untuk
istirahat total dengan
posisi
semi
fowler
sampai nyeri hilang
9. Kolaborasi untuk pemberian obat, anti angina
beta blocker, analgetik,
EKG serial pemeriksaan
enzim jantung
10. Kolaborasi untuk pemberian obat pencahar
dan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi

Tujuan :
Pasien dapat mendemonst ra sikan pe rba ika n
toleransi aktivitas yang
telah dilakukan tindakan
keperawatan
Kriteria :
Kemampuan beraktivitas meningkat,
HR/ritme dan BP
dalam batas normal,
Angina hilang/terkontrol

1.

2.
3.

Monitor HR, Ritme, BP,


EKG dan enzim jantung,
sebelum, selama dan
se su d ah be ra kt if ita s
sesuai indikasi.
K o re la sia kan dengan
keluhan pasien (nafas
pendek/chess pain )
Tingkatkan istirahat total
24 48 jam setelah
serangan AMI dan batasi
aktifitas

38
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.

DO:
takhikardi,tachipnea
dengan aktivitas minimal

4.

Rasa letih hilang


Sesak nafas ketika
beraktifitas
berkurang/hilang

5.

6.
7.
3

Cemas/takut
berhubungan dengan
perubahan kesehatan,
ancaman kematian
DS :
Pasien
mengungkapkan rasa
takut akan penyakitnya
yang tidak sembuh,
Insomnia

Tujuan :
Rasa cemas cemas /
ta kut
b e rku ra n g
se t e lah d ila ku kan
tindakan keperawatan.

Risiko tinggi penurunan


cardiac output berhubungan dengan perubahan
irama,
kecepatan konduksi elektrik,
penurunan
daya

Tujuan :
Penurunan
cardiac
output tidak terjadi
se t e lah d ila ku kan
t in d a ka n perawatan
selama.. hari.

Kriteria :
Pasien mampu memecahkan masalah
secara positif
Istirahat cukup
Tidak
tampak
cemas, tidak tegang
Vital Sign dalam
batas normal

Anjurkan pasien untuk


tidak mengejan saat BAB
Je la skan a kt if it a s /
mobilitas bertahap 24
setelah serang tanpa
komplikasi (misal : duduk
di kursi bila nyeri hilang ,
ambulasi progresif dan
istirahat 1 jam setelah
makan.
Periksa Vital Sign sebelum
dan sesudah aktifitas.
Bantu aktifitas pasien
sesuai kebutuhan

1. O b s e r v a s i ke lu ha n
pasien/rasa cemas dan
perilaku distruktif.
2. O r i e n t a s i k a n pasien
terhadap prosedur rutin
dan aktifitas penting
3. J a w a b
pe rt an ya a n
pasien sesuai fakta
4. Be ri inf orma si yang
konsisiten sesuai indikasi
5. Berikan waktu istirahat /
tidur cukup
6. Anjurkan keluarga untuk
memberi suport
dan
pendekatan
kepada
pasien
7. Jaga privasi pasien
8. Anjurkan pasien untuk
mengutarakan masalah
kepada orang lain yang
dipercayai
9. Monitor Vital Sign setiap
6 jam
10. Dukung
kemandirian
pasien untuk merawat dan
me-n ga mb il
ke p ut u sa n
selama
penyembuhan
11. Tunjukkan sikap empati
dan siap membantu.
12. Kolaborasi untuk pemberian
se d at if ,
hipotonik
se su a i in d ika si
1.
2.
3.

Auskultasi BP, bandingkan saat berbaring, duduk


sendiri bila memungkinkan.
Auskultasi suara pernapasan
Be ri ma ka n an yang
mudah di cerna.dan porsi

39
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.

kontraksi otot jantung.


Kriteria
Pasien menunjuk
kan kemampuan
aktifitas meningkat,
dyspnea, angina,
dysritmia berkurang
Vital Sign. dalam
batas normal.
EKG, lab dalam
batas normal.
5

Risiko tinggi penurunan perfusi jaringan


perifer be rhu b un ga n
dengan aliran darah
berkurang
(penyumbatan
vena,
vasokonstriktor,
tromboemboli)

4.

5.

Tujuan :
Perfusi jaringan adekuat.

1.

Kriteria :
Kulit kering dan
hangat.
Nadi perifer kuat.
VS dalam batas
normal.
Intake output
seimbang.
Edema hilang.
Bebas dari rasa
nyeri.

2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Risiko tinggi kelebihan


ca ira n berhubungan
dengan perfusi organ
menurun, retensi sodium /
air.

Tujuan :
Distensi periferal/
edema tidak ada,
suara paru bersih,
BB stabil.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kurang pengetahuan
tentang
penyakitnya
berhubungan dengan

Tujuan :
Pengetahuan
meningkat.

pasien

kecil, hindari kafein :


kopi, coklat, cola.
Observasi kelembaban,
warna kulit, keluarnya
ke rin ga t , p e red a ran
darah kapiler dan tanda
oedema.
Kolaborasi untuk pemberian O2, infus, serial
EKG, chest X ray, lab.

M o n i t o r p e ru b ah an
cerebral perfusi :cemas,
bingung, letargi, stupor.
Periksa adanya sianosis,
puncak kulit dingin, nadi
perifer lemah, turgor kulit,
membran mukosa.
Lakukan tindakan pergerakan kaki aktif/pasif.
Monitor respirasi, balance
cairan 24 jam.
Kaji fngsi gastro intestinal :
anoreksia, mual, muntah,
konstipasi, distensi abdomen.
Atur posisi bedres.
Masage daerah ujung/
perifer beberapa kali
sehari.
Kolaborasi
untuk
pemeriksaan laboratorium.
Auskultasi suara pernafasan.
Periksa adanya distensi
vena jugularis.
Monitor intake dan output
yang berkurang, hitung
balance cairan.
Timbang BB setiap hari
bila memungkinkan.
Pertahankan total intake
2000 ml/24 jam dalam batas
toleransi kardiovaskuler.
Monitor elektrolit koreksi
sesui dengan indikasi.
Kolaborasi untuk diet
rendah sodium, diuretik.
Beri
program
terapi
cairan intra vena sesuai
indikasi.

1 . Kaji tingkat pengetahuan.


2 . Beri penjelasan tentang
penyakitnya, faktor risiko,

40
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.

kurang informasi, salah


menginterpretasikan
informasi, keterbatasan
kognitif.
DO :
Pasien me na n ya kan
tentang penyakitnya serta
cara pengobatannya.

Kriteria :
Pasien
mengungkapkan
telah
mengerti
tentang penyakit
nya,program diet
/latihan,
tujuan
pengobatan
dan
efek samping,
Perubahan
pola
hidup
sesuai
kebutuhan.

pe mb at a sa n aktifitas,
da n d ie t p en go ba t an
se rt a
ge ja la
ya n g
mu n gkin t im bu l.
3. Beri dorongan pasien
untuk
menghindarkan
faktor risiko merokok,
minum alkohol serta
faktor pencetus seperti
makanan tinggi sodium.
4. Ingatkan program latihan
level aktifitas, jalan kerja
rekreasi dan aktifitas
sosial.

Vous aimerez peut-être aussi

  • SK Pemberlakuan Pedoman
    SK Pemberlakuan Pedoman
    Document3 pages
    SK Pemberlakuan Pedoman
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Rab Rs MH
    Rab Rs MH
    Document6 pages
    Rab Rs MH
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Panduan Komunikasi Revisi I
    Panduan Komunikasi Revisi I
    Document10 pages
    Panduan Komunikasi Revisi I
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • SK Pasien Informasi Belum
    SK Pasien Informasi Belum
    Document7 pages
    SK Pasien Informasi Belum
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Document3 pages
    SAMPUL
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Kalender RSMH Jasi 2
    Kalender RSMH Jasi 2
    Document8 pages
    Kalender RSMH Jasi 2
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Patway O2
    Patway O2
    Document1 page
    Patway O2
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Struktur Organisasi Kamar Operasi
    Struktur Organisasi Kamar Operasi
    Document1 page
    Struktur Organisasi Kamar Operasi
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Biomekanika 2015
    Biomekanika 2015
    Document41 pages
    Biomekanika 2015
    Riyan Ardyanto
    Pas encore d'évaluation
  • Document
    Document
    Document8 pages
    Document
    Chia Lingsih
    Pas encore d'évaluation
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document9 pages
    Kata Pengantar
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Furniture
    Furniture
    Document1 page
    Furniture
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Biomekanika 2015
    Biomekanika 2015
    Document41 pages
    Biomekanika 2015
    Riyan Ardyanto
    Pas encore d'évaluation
  • PANDUAN PENDAFTARAN Jadi
    PANDUAN PENDAFTARAN Jadi
    Document10 pages
    PANDUAN PENDAFTARAN Jadi
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Ppi Pertanyaan
    Ppi Pertanyaan
    Document11 pages
    Ppi Pertanyaan
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Kamar Operasi
    Kamar Operasi
    Document1 page
    Kamar Operasi
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Kewenangan Klinis Dokter Bedah
    Kewenangan Klinis Dokter Bedah
    Document1 page
    Kewenangan Klinis Dokter Bedah
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Hospital by Law
    Hospital by Law
    Document1 page
    Hospital by Law
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Penggolongan Obat
    Penggolongan Obat
    Document1 page
    Penggolongan Obat
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • 7 Langkah Varney Kebidanan SBB
    7 Langkah Varney Kebidanan SBB
    Document5 pages
    7 Langkah Varney Kebidanan SBB
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Tulisan Cuci TGN
    Tulisan Cuci TGN
    Document1 page
    Tulisan Cuci TGN
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • PETUNJUK
    PETUNJUK
    Document1 page
    PETUNJUK
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • BERSIH
    BERSIH
    Document1 page
    BERSIH
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Pentingnya Vaksin Kanker Serviks
    Pentingnya Vaksin Kanker Serviks
    Document3 pages
    Pentingnya Vaksin Kanker Serviks
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Ppi Pertanyaan
    Ppi Pertanyaan
    Document11 pages
    Ppi Pertanyaan
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • ISOLASI
    ISOLASI
    Document1 page
    ISOLASI
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • RUANG
    RUANG
    Document1 page
    RUANG
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • AKREDITASI
    AKREDITASI
    Document1 page
    AKREDITASI
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • BERSIH
    BERSIH
    Document1 page
    BERSIH
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation
  • Buku Saku
    Buku Saku
    Document1 page
    Buku Saku
    Dedy Hartantyo
    Pas encore d'évaluation