Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP
1. Pendahuluan
Industri farmasi adalah badan usaha yang
memiliki izin dari MenKes untuk melakukan
pembuatan obat meliputi pembuatan sediaan
farmasi (formulasi) dan bahan obat (bahan
berkhasiat atau tidak berkhasiat).
Industri farmasi yang memproduksi bahan
obat atau yang menggunakan bahan hayati,
non hayati, mengintroduksi jenis tumbuhan
baru atau jasad renik dalam proses
produksinya serta yang menerapkan suatu
teknologi khusus, dapat diperkirakan akan
mempunyai potensi besar menimbulkan
dampak terhadap lingkungan.
2. Pengertian
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup
(AMDAL) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan: Setiap rencana
usaha/kegiatan yang mungkin dapat
menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki
AMDAL.
Pasal 1 Ketentuan Umum (UU No 32/2009):
AMDAL adalah kajian mengenai dampak
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.
Permenkes No
157/MenKes/Per/III/1990 tentang
AMDAL Industri farmasi , pasal
1.a. yang dimaksud dengan AMDAL
adalah hasil studi mengenai dampak
suatu kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan.
Jenis Industri farmasi yang wajib
AMDAL menurut Permenkes tsb pada
Lampiran I : adalah Industri Bahan
Baku Obat (Bahan Obat Berkhasiat).
4. Fungsi AMDAL
AMDAL merupakan syarat yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan
atau kegiatan, yang diterbitkan oleh pejabat
yang berwenang.
Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu
usaha dan atau kegiatan yang diterbitkan
pejabat yang berwenang itu wajib dilampirkan
pada permohonan izin melakukan usaha
Dalam keputusan itu terdapat ketentuan yang
wajib dipatuhi oleh pemrakarsa/pemohon
yaitu rencana pengelolaan lingkungan dan
rencana pemantauan lingkungan dari
usaha/kegiatan itu.
1.
2.
3.
4.
6. Peran serta
masyarakat
Pemrakarsa usaha wajib mengumumkan
terlebih dahulu usahanya kepada masyarakat,
sebelum menyusun AMDAL (KepKa Bapedal No
2/2000, tentang keterlibatan masyarakat dan
keterbukaan informasi dalam proses AMDAL).
Dalam kurun waktu 30 hari sejak
pengumuman, masyarakat berhak
memberikan saran, pendapat, dan tanggapan
terhadap rencana usaha yang diusulkan.
Saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat
itu akan dijadikan dasar pertimbangan dalam
penilaian AMDAL oleh Komisi untuk penetapan
kelayakan lingkungan hidup dari rencana
usaha yang diusulkan itu.
DOKUMEN AMDAL
KERANGKA ACUAN (KA)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
(ANDAL)
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
(RKL)
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(RPL)
RINGKASAN EKSEKUTIF
A. KERANGKA ACUAN
1.
2.
1.
2.
Dasar pertimbangan
penyusunan KA
Keanekaragaman (jenis usaha/kegiatan, dampak
usaha, rona lingkungan hidup, bentuk usaha, ukuran,
tujuan dan sasaran usaha).
Keterbatasan sumber daya. KA yang disusun
harus mempertimbangkan adanya keterbatasan
waktu, dana, tenaga, metode, dsb, tanpa mengurangi
mutu kajian ANDAL. Dengan adanya keterbatasan ini,
perlu kiranya menentukan prioritas yang diutamakan,
sehingga tujuan ANDAL masih dapat terpenuhi.
Efisiensi. Dengan melakukan pembatasan pada
faktor dan ruang lingkup yang berkaitan langsung
dengan keperluan ANDAL, maka pelaksanaan ANDAL
dapat dilakukan secara efisien
Pemrakarsa proyek
Instansi yang bertanggungjawab
Penyusun studi ANDAL
Para pakar lingkungan dan masyarakat yang
berkepentingan (Ps 33-35 PP 27/1999 tentang
AMDAL
Pemakai dokumen KA
Pemrakarsa dan penyusun studi ANDAL
Perencana dan Pengambil Keputusan
studi kelayakan lingkungan
1.
2.
3.
4.
5.
Proses Pelingkupan KA
1.
2.
3.
Sistematika KA
Bab I. Pendahuluan,
mencakup Latar belakang (tujuan dan kegunaan
usaha/proyek, Landasan hukum dan kebijaksanaan
regional dan lokal tentang pengelolaan lingkungan hidup),
Tujuan dan kegunaan Studi ANDAL.
Bab II. Ruang Lingkup Studi,
mencakup lingkup rencana usaha, lingkup rona
lingkungan hidup awal, isu-isu pokok, dan lingkup wilayah
kajian.
Bab III. Metodologi,
mencakup metode pengumpulan dan analisis data,
metode prakiraan dampak, metode evaluasi dampak.
Bab IV. Pelaksana Studi,
mencakup Pemrakarsa, Penyusun AMDAL, Biaya studi dan
Waktu Studi.
Bab V. Daftar Pustaka
Bab VI. Lampiran
B. ANALISIS DAMPAK
LINGKUNGAN (ANDAL)
ANDAL adalah telaahan/kajian secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu
rencana usaha dan atau kegiatan (PP No 27/1999,
pasal 1).
ANDAL disusun oleh pemrakarsa usaha atau
penyusun AMDAL (jasa konsultan yang ditunjuk)
berdasarkan pada Kerangka Acuan (KA) yang telah
ditetapkan.
Penyusunan ANDAL berpedoman pada penyusunan
ANDAL, RKL, dan RPL yang telah ditetapkan KepKa
Bapedal No 09 Tahun 2000, tanggal 17 Februari
2000, tentang pedoman penyusunan AMDAL.
Untuk Industri Farmasi dan Usaha Kegiatan di Bidang
Kesehatan ANDAL mengacu pada Permenkes No
157/MenKes/Per/III/1990 dan SK Menkes No 286/
Menkes/SK/VI/1990.
B.3. Isi/Sistematika
Dokumen ANDAL
a.
b.
c.
d.
Pendahuluan
Ruang lingkup studi
Metodologi
Rencana usaha dan atau kegiatan Rona
lingkungan awal Prakiraan dampak besar
dan penting
e. Evaluasi dampak besar dan penting
f. Daftar pustaka
g. Lampiran
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar belakang
Uraian singkat dan jelas tentang:
a. tujuan dan kegunaan usaha,
b. peraturan dan perundangan yang berlaku
c. kebijaksanaan lokal tentang pengelolaan
lingkungan hidup
d.kaitan rencana usaha dengan dampak yang
akan ditimbulkan
e. isu-isu pokok hasil pelingkupan KA.
1.2. Tujuan Studi ANDAL
a.
b.
c.
d.
a. Prakiraan dampak
pada Udara
d. Evaluasi dampak
sosekbud
C. RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN (RKL)
RKL ini merupakan dokumen yang memuat upaya
pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan
dampak besar dan penting yang bersifat negatif,
serta upaya peningkatan dampak positif dari
usaha/kegiatan.
RKL dan RPL merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari AMDAL.
RKL merupakan saran tindak lanjut yang menjadi
pedoman utama bagi pengelola lingkungan di
perusahaan tersebut.
RKL bersifat pokok arahan, prinsip-prinsip atau
persyaratan yang diperlukan dalam rancangan rinci
rekayasa.
Dalam implementasinya, RKL dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan: sains dan teknologi, sosial
ekonomi, dan kelembagaan. Ketiga cara pendekatan
ini saling menyempurnakan RKL dan RPL.
D. RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN (RPL)
Pemantauan lingkungan hidup digunakan untuk
memahami fenomena yang terjadi di alam akibat
adanya usaha/kegiatan.
Pemantauan berbeda dengan pengamatan,
karena kegiatan pemantauan yang dilakukan
bersifat sistematis, berulang dan terencana
RPL memuat komponen/parameter lingkungan
hidup yang dipantau, lokasi pemantauan,
frekwensi dan waktu pemantauan, metode
pengumpulan dan analisis data, kelayakan
secara ekonomis, lembaga yang bertanggung
jawab dan penyandang dana, pelaksana
pemantauan, pengawas, dll
Aspek-aspek yang dipantau harus terkait dengan
dampak yang dinyatakan dalam ANDAL dan
dirumuskan dalam RKL.
E. Ringkasan Eksekutif
1.
2.
3.
6. Penilaian Dokumen
AMDAL
Penilaian dokumen AMDAL dilakukan oleh Komisi
1.
2.
3.
1.
2.
Penilaian AMDAL:
Tingkat Pusat, berkedudukan di Jakarta dibentuk oleh
MNLH/BAPEDAL untuk menilai usaha/kegiatan yang
bersifat strategis, lokasi melebihi satu propinsi, berada di
wilayah sengketa, berada di lautan, atau di lintas batas
negara RI dengan negara lain.
Tingkat Propinsi, berkedudukan di ibu kota Propinsi,
dibentuk oleh Gubernur atau Ka BAPEDALDA propinsi
untuk menilai usaha/kegiatan yang lokasinya melebihi
satu kabupaten/kota.
Tingkat Kabupaten/Kota, berkedudukan di
kabupaten /kota dibentuk oleh Bupati atau Walikota,
dipimpin oleh Ka Bapedalda kabupaten/kota
Dua aspek penilaian AMDAL:
Kelengkapan administrasi dan Dokumen AMDAL
Kualitas Dokumen AMDAL
Unsur pemerintahan
Unsur/wakil masyarakat yang terkena dampak
Unsur Perguruan Tinggi
Unsur Pakar
Organisasi Masyarakat Lingkungan (LSM
Lingkungan)
Susunan Komisi terdiri dari Ketua (dijabat
Kepala Bapedal, Bapedalda), Sekretaris (dijabat
oleh pejabat yang menangani AMDAL), Anggota
komisi (unsur-unsur komisi penilai AMDAL)
Anggota komisi penilai hendaknya telah memiliki
sertifikat kursus AMDAL tipe A, B, dan C, atau
pernah menyusun AMDAL.
Kadaluwarsa AMDAL
Keputusan kelayakan LH suatu usaha/ kegiatan
dinyatakan kadaluwarsa atas kekuatan PP no
27/1999, bila rencana usaha/kegiatan tidak
dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun
setelah diterbitkannya keputusan kelayakan tsb.
Jika telah dinyatakan kadaluwarsa, jika usaha
tsb akan dilaksanakan kembali maka
pemrakarsa wajib mengajukan kembali
permohonan persetujuan atas AMDAL
kepada instansi yang bertanggungjawab.
Instansi yang bertanggungjawab dapat
memutuskan, AMDAL yang pernah disetujui
dapat sepenuhnya digunakan lagi, atau
pemrakarsa wajib membuat studi AMDAL
yang baru.
Batalnya Keputusan
Kelayakan LH
Apabila terjadi perubahan lingkungan hidup
yang sangat mendasar akibat peristiwa
alam atau akibat lain, sebelum dan pada
waktu usaha sedang dilaksanakan
Apabila pemrakarsa mengubah desain,
proses, kapasitas, bahan baku dan bahan
penolong yang digunakan.
Jika pemrakarsa hendak melaksanakan
usaha/kegiatan yang telah dibatalkan,
maka wajib mengajukan studi AMDAL yang
baru
TERIMA KASIH