Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
penggunaan
Nonsteroidal
Anti-inflammatory
Drugs sebagai pencegahan dalam mengurangi rasa sakit
post-operatif saat Pencabutan Bedah Gigi Molar Ketiga?
Suatu uji klinis random meta-analisis
Fbio Wildson Gurgel Costa, Diego Felipe Silveira Esses, Paulo Goberlnio de Barros
Silva, Francisco Samuel Rodrigues Carvalho, Carlos Diego Lopes S, Assis Filipe
Medeiros Albuquerque, Tcio Pinheiro Bezerra, Thyciana Rodrigues Ribeiro,
Cristiane S Roriz Fonteles, and Eduardo Costa Studart Soares.
Sumber: Anesthesia Progress: Summer 2015, Vol. 62, No. 2, pp. 57-63.
Pada awal abad terakhir, Crile1 merupakan satu dari peneliti pertama
konsep analgesik pencegahan setelah observasi pada penelitiannya bahwa
jika transmisi rasa sakit dihambat sebelum insisi pembedahan, terdapat
penurunan morbiditas post-operatif. Analgesik pencegahan dianggap sebagai
sebuah terapi dengan tujuan untuk mencegah sensitisasi pusat dan periferal,
hingga melemahkan (atau idealnya mencegah) peningkatan sensasi sakit
post-operatif.2 Analgesik harus memberikan pasien dengan analgesia selama
METODE
Sebuah literatur dicari pada database elektronik PubMed dilakkan untuk
artikel berbatas bahasa Inggris, dengan topik berikut (DeCS/MeSH) atau
kombinasi: analgesik, gigi molar ketiga, dan pencegahan. Tidak ada batasan
terkait periode penerbitannya. Dua orang reviewer secara pribadi
mengevaluasi judul ldan abstrak dari artikel yang dipilih pada babak review
pertama, semua artikel yang tidak memenuhi kriteria eligibilitas dieksklusi.
Kriteria Inklusi
Uji klinis random dipilih pada NSAIDs yang diberikan secara oral
sebelum prosedur pembedahan gigi molar ketiga mandibula, tanpa gejala
akut, dengan tujuan untuk mendapatkan analgesik pencegahan.
Kriteria Eksklusi
Yang dieksklusi dari penelitian ini adalah artikel-artikel yang melibatkan
pemebrian obat-obatan selain NSAIDs, pemberian NSAIDs saja setelah
pembedahan, tinjauan pustaka, penelitian yang menggunakan pemberian
dengan cara lain selain rute oral, penelitian yang melakukan pemberian
obat-obatan pada pasien dengan pembentukan rasa sakit akut, penelitian
yang menggunakan metode analgesik selain medikasi, dan penelitian yang
tidak menyebutkan tipe NSAID yang digunakan.
Ekstraksi Data
Beberapa data yang dikumpulkan: jenis kelamin, usia, waktu prosedur
pembedahan, anestetikum yang digunakan, protokol mengenai pemberian
NSAIDs, efek samping medikasi, hasil statistik signifikan, bantuan medikasi
analgesik, serta metodologi uji klinis.
Meta-analisis
Keberhasilan respon dalam terapi analgesik pre-operative didukung oleh
penggunaan NSAIDs dianggap positif, serta respon positif untu placebo
dianggap gagal. Data dianalisis untuk uji DerSimonian-Lair meta-analisis
random, menggunaan program software BioEstas 5.0 secara statistik.
Karena hilangnya data pada penelitian oleh Kaczmarzyck dkk. 7
mengenai pilihan pasien terkait analgesik pencegahan, jumlah individu yang
tidak menggunakan pertolongan dengan medikasi suplemen dianggap
memiliki respon positif terhadap analgesik pencegahan. Pada penelitian Sisk
dan Grover8 serta Sisk dkk.9 seluruh jawaban berbeda dari uji obat-obatan
dianggap gagal, sementara itu pada penelitian oleh Aznar-Arasa dkk. 10 serta
Liporaci Junior,11 kalkulasi dieksklusi karena mereka tidak memiliki data yang
cocok untuk membuat kalkulasi kategorial nominal.
Untuk evaluasi metodologi penelitian ini, skor berikut diajukan oleh Koes
dkk.
serta dimodifikas oleh Koyyalagunta dkk. 13 digunakan: (a)
homogenitas, (b) komparabilitas dari karakteristik relevan dasar, (c) prosedur
randomisasi yang sesuai, (d) yang dikeluarkan dijelaskan secara terpisah
untuk setiap kelompok studi, (e) hilang saat follow-up, (f) jumlah pasien pada
kelompok paling kecil, (g) intervensi termasuk dan dijelaskan dalam protokol,
(h) studi pragmatik, (i)hindari atau co-inteervensi serupa, (j) pengontrolan
placebo, (k) pasien tutup mata, (l) pengukuran hasil relevan, (m) penilaian
12
hasil tutup mata, (n) periode follow-up adekuat, (o) kemauan untuk merawat
analisisnya, dan (p) frekuensi dari hasil-hasil paling penting yang
diperlihatkan oleh setiap pasien.
HASIL
Setelah menggabungkan hasil-hasil yang diangkat dalam penelitian ini,
diperoleh sebanyak 704 artikel (Gambar 1).
Pada babak pertama, judul dan abstrak jurnal dibaca, dan dari hasil ini,
529 penelitian yang tidak sesuai dengan tema dieksklusi. Pada babak kedua,
169 jurnal dieksklusi karena tidak memenuhi kriteria yang diambil oleh
penelitian ini, berikutnya: 99 jurnal yang melibatkan pemberian obat-obatan
selain NSAIDs, 18 jurnal yang memberikan NSAIDs hanya setelah
pembedahan, 4 jurnal berpa tinjauan pustaka, 22 penelitian yang
menggunakan pemberian pada jalur lain selain melalui oral, 13 penelitian
yang memberikan obat-obatan pada pasien dengan pembentukan rasa sakit
akut, 7 jurnal yang melibatkan anestesi umum pada pasien, 5 penelitian
yang lebih memilih metode-metode analgesik dibandingkan penggunaan
medikasi, serta 1 studi yang tidak menginformaskan penggunaan NSAID.
Kemudian, sejumlah 6 artikel dipilih untuk peninjauan ulang secara
sistematis.7,9-11,14,15 Semua penelitian yang dilakukan secara random, doubleblinded, dan uji klinis kontrol-placebo, serta hanya 2 penelitian yang
bertentangan.9,15
maksimal 71
dalam skala berkisar dari 0 sampai 100 (rata-rataSD
59.78.1). skor Cochrane minimal menunjukkan kualitas miinimal ntuk
inklusi pada review sistematik. Penelitian menunjukkanskor paling rendah
pada kurangnya informasi atau kelalaian penyimpanan data, yang
bertanggung jawab secara umum dalam penurunan skor rata-rata. Sebagai
tambahan, tidak ada penelitian yang melaporkan lebih dari 50 atau 100
pasien per kelompok, yang dianggap meningkatkan skor penelitian ini.
DISKUSI
NSAIDs merupakan medikasi yang sering digunakan diseluruh dunia.
NSAIDs dapat mengontrol gejala-gejala post-operatif secara adekuat setelah
pencabutan impaksi gigi molar ketiga. Efektivitas analgesik menyediakan
kualitas hidup pasien yang lebih baik pada periode post-operatif,
memungkinkan penyembuhan lebih cepat dan dapat kembali dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari lebih cepat.10,11,14,16
Berdasarkan Bridgman dkk.17 dan Liporaci-Junior dkk.11 satu dari
mekanisme yang membantu kontrol rasa sakit post-operatif merupakan efek
dari penggunaan anestesi lokal, serta NSAIDs bukan merupakan faktor
utama yang berperan dalam efek analgesik pencegahan. Review sistematis
saat inidari literatur menunjukkan bahwa 2 anestetik lokal yang digunakan:
lidocaine (2%) dan articaine (4%). Hal ini merupakan faktor penting dalam
mengevaluasi keberhasilan dan durasi analgesik, mempertimbangkan onset
berbeda dari aktivitas dan potensi. Faktor lainnya yang harus
dipertimbangkan adalah konsentrasi vasokonstriktor, yang berkaitan dengan
derajat absorpsi dari cairan anestetikum dan derajat vasokontstriksi lokal.
Peneliti yang terdaftar dalam penelitian ini menggunakan konsentrasi dan
tipe vasokonstriktor yang berbeda.
Kondisi umum dari pencegahan rasa sakit post-oeratif termasuk
pemberian NSAIDs pra-operatif, kortikosteroid, dan/atau anestesi lokal yang
bertahan lama.8 Derajat nosisepsi berkaitan dengan konsentrasi histamin,
kinin, dan prostaglandin pada daerah inflamasi. Konsentrasi maksimum dari
prostaglandin pada luka jaringan akut terjadi secara secara simultandengan
intensitas rasa sakit post-operatif (3 sampai 4 jam setelah luka). NSAIDs
mampu membatasi sensitisasi periferaldengan menurunkan sintesis
prostaglandin pada area pembedahan.7,9,15
dan tingkat plasma mencapai 2 sampai 4 jam; hal ini dianggap lebih efektif
dibandingkan aspirin 650 mg dan dapat memiliki kapasitas analgesik yang
mirip seperti meperidine pada konsentrasi antara 100 mg dan 150 mg.8
Berdasarkan Al-Sukhun dkk.14dan Aznar-Arasa dkk.10 NSAIDs dapat
menunjukkan beberapa efek samping seperti ulser, perdarahan
gastrointestinal, dan peningkatan perdarahan trans-operatif. Beberapa
peneliti dilaorkan memiliki efek samping terkait pemberian NSAIDs seperti
sakit kepala, mual, muntah, mengantuk, dan pusing. Akan tetapi, 2 efek
terakhir berkaitan dengan peneliti Sisk dkk. 9serta Sisk dan Grover8
menegaskan bahwa midazolam digunakan pada beberapa pasien, yang
dapat menjelaskan gejala-gejala tersebut.
Selebihnya, beberpa peneliti memilih untuk meresepkan analgesik
tambahan untuk memberikan kenyamanan lebih baik pada pasien tersebut
yang tidak mendapat kenyamanan pada analgesik post-operatif.
Acetaminophen 500 mg, 750 mg, 1000 mg, dan metamizol 575 mg
digunakan. Terdapat perbedaan signifikanhanya pada penelitian oleh AlSukhun dkk.14 Kelompok dengan pemberian celecoxib sebelum prosedur
pembedahan
mengkonsumsi
analgesik
pertolongan
lebih
sedikit
dibandingkan kelompok dnegan pemberian ibuprofend an placbeo untuk
memberikan analgesik pencegahan.
Meskipun beberapa peneliti menemukan bahwa analgesik pencegahan
bukan merupakan modalitas terapi yang efisien ketika digunakan untuk
pencabutan gigi molar ketiga, biasanya karena ada kehadiran mediator
inflamatori yang berkelanjutan pada area luka jaringan yang mengarah pada
persepsi rasa sakit yang persisten, hal ini menarik untuk melaksanakan
penelitian yang lebih detail.17
Meskipun meta-analisis tidak bisa memperlihatkan pengurangan rasa
sakit post-operatif setelah penggunaan analgesik pencegahan dengan
NSAIDs dari pandangan statistik, eksklusi dari penelitian oleh Aznar-Arasa
dkk.10 dan Liporaci Junior11 dari kalkulasi (karena kurangnya data kontingen
numerikal) dapat dipertimbangkan.
Liporaci Junior menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada
hasilnya menggunakan ketoprofen sebagai obat untuk analgesik
pencegahan.11 Ketoprofen merupakan medikasi yang sama pada peneltian
oleh Kaczmarzyck dkk.7 juga ditemukan tidak ada odds ratio signifikan dalam
penggunaannya (Gambar 2). Kemudian, inklusi dari Liporaci Junior 11 dalam
analisis statistik kemungkinan tidak dapat merubah meta-analisis.
KESIMPULAN
Analgesik penncegahan berlanjut menjadi topik yang sangat
kontroversial. Analisis kami tidak menemukan dasar analgesik pencegahan
dengan berbagai NSAIDs pada model pembedahan gigi molar ketiga. Akan
tetapi, hal ini dapat terjadi karena banyaknya perbedaan antara model
eksperimental, termasuk metode pemberian obat yang berbeda, kombinasi
obat-obatan, waktu evaluasi rasa sakit post-operatif, tipe pembedahan,
penggunaan NSAID bersamaan, penggunaan sedasi, dan anestetik lokal
serta vasokonstriktor yang berbeda, yang mempengaruhi perbandingan
diantara efek-efeknya. Selanjutnya, uji klinis yang lebih jauh diperlukan
untuk memungknkan analisis mengenai efek sebenarnya dan pengaplikasian
klinis dari analgesik pecegahan dengan NSAIDs pada praktek kedokteran
gigi.