Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di zaman globalisasi seperti sekarang ini peran transportasi sangatlah penting di
berbagai aspek kehidupan terutama untuk perekonomian bangsa. Transportasi merupakan
urat nadi perekonomian di sebuah negara tak terkecuali di Indonesia. Oleh karena itu
kebutuhan akan moda angkutan sangat tinggi. Dengan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi yang sebanding dengan meningkatnya moda angkutan maka kebutuhan lahan
seperti jalan sebagai infrastruktur transportasi akan meningkat pula. Dan bagaimana jika
infrastruktur tersebut sudah dapat menampung jumlah kendaraan yang ada.
Persimpangan adalah pertemuan atau percabangan dua jalan atau lebih yang
bersilangan, baik sebidang maupun yang tidak sebidang (Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu lintas jalan). Lajur adalah bagian jalur yang
memanjang, dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu
kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda motor (Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu lintas jalan)
Dalam sebuah persimpangan baik itu bersinyal maupun tidak bersinyal
mempunyai beberapa permasalahan meliputi volume kendaraan yang melintas, panjang
antrian kendaraan, konflik lalu lintas, kapasitas simpang, drajat kejenuhan, efektifitas
kerja simpang dan kondisi fisik dari persimpangan tersebut.
Jalan Pantura merupakan jalan arteri primer dengan volume lalu lintas yang padat
karena pada jalan ini merupakan jalan lintas utama perdagangan di kawasan pantai utara
jawa yang menghubungkan beberapa kota besar yang ada di Pulau Jawa. Volume lalu
lintas yang terjadi pada Jalan Pantura padat maka secara otomatis persimpangan yang
berpotongan dengan Jalan Pantura volume lalu lintasnya juga padat khususnya pada
persimpangan Jalan Gajah Mada di kawasan Mulya Dana kota Tegal. Simpang Panggung
Baru merupakan sebuah persimpangan yang mempertemukan Jalan Pantura dari arah
Jakarta menuju Semarang dan arah sebaliknya (Jalan Gajah Mada) yang berpotongan
dengan Jalan Kolektor yaitu jalan Perintis Kemerdekaan menuju ke pusat kota Tegal.
1
Volume lalu intas pada persimpangan ini termasuk padat terutama pada jam sibuk pagi
dan siang khususnya pada Jalan Martoloyo dari arah Jakarta menuju Semarang dan
sebaliknya, konflik lalu lintas pada persimpangan ini rata-rata adalah serius.
Maka dari itu Perlu adanya sebuah survai untuk mengamati suatu persimpangan
apakah persimpangan masih dapat memberikan tingkat pelayanan yang bagus atau tidak.
Apabila jumlah kendaraan yang melalui ruas jalan di kaki persimpangan tertentu pada
satuan waktu tertentu melebihi kapasitas pada jalan tersebut maka dapat dikatakan ruas
jalan pada kaki persimpangan sudah mencapai tingkat pelayanan yang buruk. Selain
mengamati tingkat pelayanan pada jalan kita juga perlu mengamati kualitas jalan apakah
ada kerusakan pada jalan, apakah kerusakan jalan dapat berakibat pada meningkatnya
angka kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. Usaha untuk meningkatkan tingkat
pelayanan tersebut adalah dengan melakukan manajemen rekayasa lalu lintas. Kami
membuat laporan suvai lalu lintas ini dengan sampel persimpangan Panggung Baru di
Kota Tegal untuk menghitung drajat kejenuhan guna mengamati kinerja fase pada traffic
light yang ada pada persimpangan, dan konflik lalu lintas yang terjadi pada
persimpangan. Agar kami dapat menentukan salah satu alternatif untuk dijadikan
rekomendasi manajemen lalu lintas pada persimpangan tersebut.
B.
C.
Pembahasan mengenai desain kapasitas simpang, dan kondisi eksisting simpang Mulya
Dana di Kota Tegal dengan prasarana yang disediakan pihak pengelola Kota Tegal.
Dengan batasan masalah yaitu :
1. Untuk menghitung volume lalu lintas.
2. Untuk menghitung drajat kejenuhan.
3. Untuk mengetahui kondisi sarana dan kelengkapan jalan pada tiap kaki simpang
dengan melakukan inventarisasi jalan.
4. Untuk mengetahui kinerja fase pada traffic light.
BAB II
GAMBARAN UMUM
Gambaran Umum
3
Kota Tegal merupakan sebuah kota yang banyak dibangun pertokoan dan pusat Pemerintah
Kota Tegal sehingga daerah ini menjadi cukup ramai. Selain itu kota Tegal merupakan daerah
yang di lalui oleh jalan Pantura sehingga banyak aktifitas pengiriman barang baik yang berasal
dari daerah lain masuk ke kota Tegal maupun dari kota Tegal menuju ke kota - kota lain karena
di Tegal terdapat industri logam dalam skala kecil, menyebabkan banyak kendaraan berat untuk
mengirimkan barang yang masuk masuk ke daerah ini.
Lokasi yang kami survai adalah simpang Panggung Baru , simpang ini merupakan sebuah
simpang tiga yang mempertemukan Jalan Perintis Kemerdekaan (Jalan Kolektor) dari dan
menuju kota Tegal dengan Jalan Martoloyo (Arteri / jalan Pantura) dari arah Jakarta menuju
Semarang dan sebaliknya. Secara umum persimpangan Panggung Baru merupakan sebuah
persimpangan bersinyal yang terletak pada suatu kawasan perumahan dan pertokoan, sehingga
daerah persimpangan ini menjadi daerah yang cukup ramai dengan volume lalu lintas dengan
jumlah yang tinggi, baik yang berasal dari arah Jalan Martoloyo Pantura maupun arus lau lintas
dari arah jalan Perintis Kemerdekaan kolektor menuju arah kota Tegal, selain itu Simpang
Panggung Baru Kota Tegal merupakan titik simpul atau pertemuan antara arus yang berasal dari
jalan Perintis Kemerdekaan Kota Tegal dan kawasan jalan Pantura yaitu Jalan Martoloyo. Pada
Jalan Martoloyo Kendaraan yang paling banyak melintas merupakan kendaraan niaga adalah
kendaraan berat dan sedang diantaranya, truk sedang 2 sumbu, truk berat 3 sumbu, trailer, tangki,
kontainer dan kendaraan angkutan umum. Dan kendaraan dari dan menuju Jalan Perintis
kemerdekaan kendaraan yang paling banyak melintas adalah kendaraan ringan seperti sepeda
motor, sepeda, becak, mobil pribadi, truk sedang, pick up dan mobil box kecil. Kondisi jalan
pada simpang Panggung Baru ini cukup baik tapi tidak memenuhi syarat lalu lintas karena
pengaturan fasenya yang salah menyebabkan panjangnya antrian di sepanjang jalan patura
tepatnya di jalan gajah mada sehingga terjadi kemacetan lebih dari 60 meter.
BAB III
5
METODE SURVAI
Dalam penyusunan laporan umum ini menggunakan data primer. Metode
pengumpulan data adalah dengan melaksanakan survai di lapangan, survai-survai tersebut
telah ditentukan dalam studi Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas. Survai-survai yang
dilakukan adalah :
a.
b.
c.
Survai TC
d.
2.
Alat-alat tulis;
2)
3)
4)
5)
6)
stopwatch
3.
4.
B.
2.
Target Data
Target data yang diamati adalah data arus lalu lintas atau volume lalu lintas dan
jenis/klasifikasi jenis kendaraan untuk setiap arah pergerakan kendaraan pada tiaptiap kaki persimpangan dalam satuan waktu tertentu.
3.
4.
Lokasi Survai
Survai gerakan membelok dilakuan pada titik persimpangan Mulyadana Kota
Tegal, pada tiap kaki simpangnya.
5.
C.
2.
Target Data
Target data yang akan didapatkan dari survai konflik lalu lintas ini adalah
kecepatan kendaraan dan jarak antar kendaraan yang mengalami konflik di
persimpangan.
3.
a.
b.
5.
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
INVENTARISASI SIMPANG
gerakan membelok
terklasifikasi (CTMC)
TC
Spot Speed
PELAKSANAAN SURVEY
Kondisi Simpang
Derajat Kejenuhan
IDENTIFIKASI MASALAH
BAB IV
10
TK..KECELAKAAN
perbandingan arus lalu lintas dengan arus jenuh, waktu siklus penyesuaian
dan waktu hijau, kapasitas dan derajat kejenuhan.
B.
Analisa Data
1. Inventarisasi Simpang
Klasifikasi Jalan
Prasarana jalan di Persimpangan Jalan Gajah Mada di Mulya
Dana termasuk dalam kategori jalan arteri yang melayani semua jenis
kendaraan dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata
tinggi, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan ini banyak dilewati
mobil angkutan niaga dan angkutan umum yang menuju ke beberapa
daerah kota dan kabupaten lain dari Kota Tegal maupun kota dan
11
kabupaten lain yang melintasi wilayah Kota Tegal. Prasarana jalan Hos
Cokroaminoto termasuk dalam kategori jalan kolektor yang melayani
angkutan pengumpulan/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak
sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan ini banyak dilewati mobil pribadi yang menuju Pusat Pemerintah
Daerah Kota Tegal dan menuju ke pemukiman serta kendaraan barang
yang menuju ke Kawasan Industri.
Persimpangan Mulya Dana di Jalan Gajah Mada memiliki 3 kaki
simpang:
Kaki Utara
KELAS JALAN
FUNGSI JALAN
Simpang
Utara
Selatan
Timur
II C
III B
II C
Arteri
Kolektor
Arteri
c. Lebar jalan
Prasarana jalan persimpangan Mulyadana harus mendapat
perhatian yang lebih. Karena desain geometris jalan yang ada sudah
cukup baik. Lebar jalan tersebut dianggap sudah efektif untuk
menampung
volume
lalu
lintas
yang
melewati
persimpangan
d. Kondisi jalan
Kondisi jalan di persimpangan Mulyadana mengalami kerusakan
jalan yang cukup parah di kaki simpang sebelah utara. Jalan berlubang
dengan kedalaman yang cukup dalam dan lebar. Jenis konstruksi jalan
dengan perkerasan aspal dan beton di dekat traffic light sebelah utara
12
Trotoar
Pada persimpangan Mulyadana terdapat trotoar selebar 2.5
meter di semua kaki simpang.
f.
g.
Tikungan / Belokan
Tikungan atau belokan di simpang ini telah didesain dengan baik
yang memiliki radius putar yang cukup untuk kendaraan besar.
Gerakan belok kiri pada saat lampu merah (left turn on red, LTOR)
diijinkan karena ruas jalan pada kaki simpang memiliki lebar approach
yang
cukup
sehingga
dapat
langsung
melintasi
antrian
pada
Marka Jalan
Marka jalan di persimpangan ini berupa stop line pada mulut
simpang dan marka panah pada belok kiri serta marka lajur pada kaki
simpang. Pada semua kaki simpang ditemukan fasilitas penyeberang
jalan atau zebra cross pada mulut simpang.
i.
Penerangan Jalan
Penerangan jalan di simpang sudah cukup baik.Pada setiap
pulau lalu lintas sudah dipasang lampu.Dan pada setiap kaki simpang
juga dipasang lampu dengan jarak antar lampu 40 meter, dilengkapi
dengan
lampu
yang
dipasang
pada
pohon,
selain
menambah
j.
Merah : 54 detik
Kuning : 5 detik
Hijau : 32 detik
2. Simpang timur
Merah : 61 detik
Kuning : 5 detik
Hijau : 29 detik
Waktu fase antara simpang utara dan selatan dibuat sama Karen arus
pada jalan pantura ini cukup
Kiri
Lurus
34
211
14
Kendaraan
berat
Sepeda
motor
Tidak
bermotor
Belok Kiri
301
157
136
31
17
06.00-07.00
100
80
60
40
20
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
07.00-08.00
60
50
40
30
20
10
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
15
11.00-12.00
50
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
4 Kendraan tidak bermotor
12.00-13.00
40
30
20
10
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
Kana
n
Lurus
25
211
341
107
136
22
15
Belok Kanan
16
06.00-07.00
30
20
10
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
07.00-08.00
40
30
20
10
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
11.00-12.00
40
30
20
10
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
17
12.00-13.00
40
30
20
10
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
Kana
n
Kiri
42
29
138
166
58
25
Belok Kiri
06.00-07.00
80
60
40
20
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
18
07.00-08.00
50
40
30
20
10
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
11.00-12.00
60
40
20
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
12.00-13.00
40
30
20
10
0
1 Sepeda motor
2 Kendaraan Ringan
3 Kendaraan berat
19
Arah
Simpan
Lalu
Lintas
Timur
Selatan
Utara
Kiri
Kanan
Kanan
Lurus
Kiri
Lurus
N
o
Volume
Nilai
(smp/jam)
Sian
Pagi
g
138 153
139
102
99
101
554
799
110
392
490
523
(Q)
134
777
757
Arus lalu lintas tertinggi terjadi pada kaki simpang selatan dengan nilai Q
sebesar 777 smp/jam.Hal ini dikarenakan pada arah selatan simpang
Mulyadana merupakan jalan utama pantura menuju arah Jakarta. Sedangkan
untuk arus lalu lintas terendah terjadi pada kaki simpang sebelah timur
dengan nilai Q sebesar 134 smp/jam.Hal ini dikarenakan pada arah timur
simpang Mulyadana tidak terdapat tarikan perjalanan hanya terdapat sedikit
pemukiman dan pertokoan yang tidak terlalu ramai.
3. Survai Antrian dan Tundaan
N0
N0
1
KAKI
SIMPAN
G
KAKI
SIMPAN
Utara
G
PANJANG
ANTRIAN
TUNDAAN
72
2
1
Timur
Utara
18
3
2
Selatan
Timur
78 27
Selatan
28
29
Antrian paling panjang terjadi pada simpang selatan yaitu 78 meter. Pada
simpang ini sering terjadi antrian panjang karena arus lalu lintasnya yang
relatif tinggi dibandingkan dengan arus lalu lintas pada kaki simpang yang
lain.
20
Tundaan tertinggi terjadi pada kaki sebelah utara dengan waktu tundaan 29
detik.
21
4. Arus Jenuh
Arus jenuh adalah besarnya keberangkatan antrian didalam suatu pen dekat
selama kondisi yang ditentukan (smp/jam hijau).
Fsf
Fg
Fp
Frt
Flt
a.
So=600 We
Lebih lengkapnya bisa dilihat dalam tabel penghitungan arus jenuh dasar
dibawah ini :
Penghitungan arus jenuh
LEBAR
Kaki Simpang
Utara
Timur
Selatan
b.
We
(m)
6.7
4.7
6.7
ARUS
JENUH
DASAR
So ( smp/ jam )
4000
2800
4000
22
c.
Kaki
simpan
g
Lingkung
an jalan
Hambat
an
samping
Rasio
kendaraan
tidak
bermotor
Utara
Komersil
Sedang
0,06
Timur
Komersil
Sedang
0,62
23
Fsf
0,8
9
0,8
Selatan
d.
Komersil
Sedang
0,05
2
0,8
9
e.
f.
Prt=rt (
smp
smp
)/Q(
)
jam
jam
Prt adalah jumlah kendaraan belok kanan dibagi dengan jumlah total arus
kendaraan pada kaki simpang tersebut ( smp/jam ). Setelah Prt diketahui
dapat dihitung Frt dengan rumus :
Frt=1.00Prt 0.26
2)
24
Plt=(
smp
smp
)/Q (
)
jam
jam
Plt adalah jumlah kendaraan belok kiri dibagi dengan jumlah total arus
kendaraan pada kaki simpang tersebut ( smp/jam ). Untuk mencari Flt
dapat dicari dengan rumus :
Flt=1.00Plt 0.16
Sehingga arus kendaraan masing masing kaki dapat dilihat melalui tabel berikut :
Faktor penyesuaian belok kanan dan kiri
jumlah
belok
kaki
arus
kanan
belok kiri
simpang
( smp/jam
( smp/jam
( smp/jam
Prt
Plt
Frt
0,1
Utara
757
101
Timur
134
65
Selatan
777
68
g.
70
0,97
3
0.5
0.4
8
0.0
Flt
1,12
5
1.02
9
0,91
7
kaki
simpa
ng
Lebar
We
So
(m)
( smp/j
am)
Faktor Penyesuaian
Fcs
Fsf
25
Fg
Fp
Frt
Flt
Arus
Jenuh S
( smp/jam
)
Utara
6.7
4000
0.94
Timur
Selata
n
4.7
2800
0.94
6.7
4000
0.94
0,8
9
0,8
2
0,8
9
1
1
1
1
0.7 1,12
6 5
1.02
1 3
0,97
9
0,91
7
3276.8
1691.5
3242.7
Arus jenuh tertinggi terjadi pada kaki simpang sebelah utara dengan nilai
3276.8 smp/jam karena pada kaki simpang ini merupakan jalan Pantura
menuju
arah
Waktu Siklus
Dengan melakukan survey dilapangan, maka kondisi eksisting waktu siklus dapat
diketahui dengan memakai alat stop watch, hasil yang diperoleh dari survey semua
kaki simpang memiliki fase yang sama yaitu:
No.
1
2
3
Kaki
Simpang
Utara
Timur
Selatan
Kunin
g
Merah
5
5
5
54
61
54
All
Red
6
6
6
Keterang
an
Total
101
101
101
Semua
sama
Menurut MKJI 1997 untuk waktu siklus yang disarankan untuk simpang berfase
2 adalah antara 40-80 detik. Simpang ini memiliki waktu siklus 101 detik, jadi
simpang ini belum memenuhi aturan waktu siklus menurut MKJI 1997.
Besarnya waktu siklus ini, menyebabkan kemacetan lalu lintas karena,
tingginya arus lalu lintas yang melewati simpang ini sehingga waktu siklus
yang tidak sesuai dengan aturan waktu siklus untuk simpang 2 fase ini
menimbulkan masalah yang berarti, apalagi pada jam sibuk siang.
26
5. Kapasitas
Kapasitas sesungguhnya C ( smp/jam ) dihitung dengan menggunakan rumus :
g
C=S ( )
c
Kaki simpang
Utara
Timur
Selatan
Rasio
hijau
( GR )
( g/c )
0.36
0.29
0.36
Kapasitas
(C)
( smp/ja
m)
1167.97
485.67
1220.69
6. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
DS=
Q
C
DS adalah jumlah volume pada kaki simpang dibagi kapasitas pada kaki
simpang yang sama.
Utara
Timur
Selatan
757
134
777
1167.97
485.67
1220.69
0.65
0.28
0.64
Kaki simpang yang memiliki derajat kejenuhan tertinggi adalah simpang utara jalan
Gajah Mada dari arah Semarang ke Jakarta yaitu sebesar 0.65.
No
Kaki
Simpang
Derajat
Utara
Timur
Selatan
Tundaa
Time
Panjang
Antrian
s
(smp/ja
(detik)
101
101
101
(detik)
29
27
28
(m)
72
18
78
m)
1167.97
485.67
1220.69
Kejenuha
n
1
2
3
Cycle
0.65
0.28
0.64
Kapasita
Dari hasil analisis yang telah kami lakukan dapat terlihat kinerja tiap-tiap kaki
simpang sebagai berikut:
a) Kaki simpang sebelah utara dengan lebar pendekat 6,7 meter, memiliki
derajat kejenuhan 0.65, waktu siklus 101, tundaan 29 detik, panjang antrian
72 meter, kapasitas 1167.97 smp/jam.
b) Kaki simpang sebelah timur dengan lebar pendekat 4,7 meter, memiliki
derajat kejenuhan 0.28, waktu siklus 101, tundaan 27 detik, panjang antrian
18 meter, kapasitas 485.67 smp/jam.
c) Kaki simpang sebelah selatan dengan lebar pendekat 6,7 meter, memiliki
derajat kejenuhan 0.64, waktu siklus 101, tundaan 28 detik, panjang antrian
78 meter, kapasitas 1220.69 smp/jam.
28
motor.
3/20 x 100% = 15% adalah mobil dengan tingkat keseriusan konflik
serius.
1/20 x 100% = 5% adalah 1 becak dengan tingkat keseriusan non
serius.
motor.
5/20 x 100% = 25% adalah mobil dengan tingkat keseriusan konflik
30
serius
KETERANGAN
C. SIMPANG SELATAN
D. SIMPANG UTARA
31
serius
NON SERIUS
KETERANGAN
BAB V
PENUTUP
I.
Kesimpulan
32
Kondisi jalan pada simpang utara cukup parah dengan lubang yang
besar dan dalam.
II. Saran
Seharusnya
Fase
pada
Simpang
37 detik
Kuning
3 detik
Hijau
30 detik
52 detik
Kuning
3 detik
Hijau
15 detik
Perbaikan
marka jalan agar terlihat lebih jelas.
33
atau
pengecatan
ulang
9. Lampiran Foto
34
35
Gb. 9.4 fasilitas penyeberang jalan (zebra cross) yang mulai menghilang
36
Gb. 9.6 sebagian jalan di simpang timur yang digunakan untuk lahan parkir
37
38