Vous êtes sur la page 1sur 10

Aspek Medikolegal dan Hukum Kedokteran Kepolisian

1. Keterlibatan Dokter
Kedokteran Kepolisian atau lebih dikenal sebagai DOKPOL adalah penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran untuk kepentingan tugas kepolisian. Banyak yang
mengira bahwa DOKPOL identik dengan Kedokteran Forensik, namun sebenarnya adalah
berbeda oleh karena Kedokteran Forensik adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang
diterapkan di dalam DOKPOL, sehingga Kedokteran Forensik merupakan bagian dari
penerapan DOKPOL. Ilmu-ilmu lain yang juga merupakan bagian terapan dari DOKPOL
selain Kedokteran Forensik adalah Forensik Klinik, Psikiatri Forensik, Kedokteran Gigi
Forensik,

Biomolekuler

Forensik,

Medikolegal,

Toksikologi

kedokteran

Forensik,

Kedokteran Gawat Darurat, Kesehatan Lapangan, Kedokteran Lalu Lintas dan sebagainya.
2. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum bahwa DOKPOL berperan dalam tugas kepolisan adalah
tercantum dalam Bab III Pasal 14 ayat 1 butir (h) UU No. 2 Tahun 2001 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia yang berbunyi "menyelenggarakan identifikasi kepolisian,
kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan
tugas kepolisian". Disini berarti mengungkapkan bahwa DOKPOL merupakan salah satu
pengemban tugas atau fungsi teknis kepolisian harus dapat berperan dalam penyelenggaraan
tugas-tugas pokok kepolisian sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia tersebut.

Hak dan Kewajiban Dokter, Tersangka, dan Publik


Hak dokter
Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional
Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan keluarganya

Menerima imbalan jasa

Kewajiban dokter
Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
Merujuk pasien kedokter yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih baik apabila tidak
mampu melakukan pemeriksaan atau pengobatan
merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien meninggal
dunia
melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain
yang bertugas dan mampu melaksanakannya dan
Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran

Hak-Hak Tersangka
Sehubungan dengan pemeriksaan tersangka, undang-undang telah menetapkan beberapa hak
tersangka atau terdakwa yang perlu dihormati dan dihargai. Antaranya adalah seperti yang
tercantum dalam UU No 8 tahun 1981 tentang KUHAP:
Pasal 50
(1)

Tersangka berhak segera mendapat pemeriksaan oleh penyidik dan selanjutnya dapat
diajukan kepada penuntut umum.

(2) Tersangka berhak perkaranya segera dimajukan ke pengadilan oleh penuntut umum.
(3) Terdakwa berhak segera diadili oleh pengadilan.

Pasal 51
Untuk mempersiapkan pembelaan :

a.

Tersangka berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti
olehnya tentang apa yang disangkakan kepadanya pada waktu pemeriksaan dimulai;

b.

Terdakwa berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti
olehnya tentang apa yang didakwakan kepadanya.

Pasal 52
Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau terdakwa berhak
memberikan keterangan secara bebas keapada penyidik atau hakim.

Pasal 53
(1)

Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau terdakwa
berhak untuk setiap waktu mendapat bantuan juru bahasa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 177.

(2)

Dalam hal tersangka atau terdakwa bisu dan atau tuli diberlakukan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 178.

Pasal 54
Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari
seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat
pemeriksaan, menurut tatacara yang ditentukan dalam undang-undang ini.

Pasal 55
Untuk mendapatkan penasihat hukum tersebut dalam Pasal 54, tersangka atau terdakwa
berhak memilih sendiri penasihat hukumnya.

Pasal 56
(1)

Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau

bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang
tidak mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua
tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat hukum bagi
mereka.
(2)

Setiap penasihat hukum yang ditunjuk untuk bertindak sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), memberikan bantuannya dengan cuma-cuma.

Pasal 57
(1)

Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak menghubungi penasihat


hukumnya sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.

(2) Tersangka atau terdakwa yang berkebangsaan asing yang dikenakan penahanan berhak
menghubungi dan berbicara dengan perwakilan negaranya dalam menghadapi proses
perkaranya.

Pasal 58
Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak menghubungi dan menerima
kunjungan dokter pribadinya untuk kepentingan kesehatan baik yang ada hubungannya
dengan proses perkara maupun tidak.

Pasal 59
Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak diberitahukan tentang penahanan
atas dirinya oleh pejabat yang berwenang, pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses
peradilan, kepada keluarganya atau orang lain yang serumah dengan tersangka atau terdakwa
ataupun orang lain yang bantuannya dibutuhkan oleh tersangka atau terdakwa untuk
mendapatkan bantuan hukum atau jaminan bagi penangguhannya.

Pasal 60
Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima kunjungan dari pihak yang
mempunyai hubungan kekeluargaan atau lainnya dengan tersangka atau terdakwa guna

mendapatkan jaminan bagi penangguhan penahanan ataupun untuk usaha mendapatkan


bantuan hukum.

Pasal 61
Tersangka atau terdakwa berhak secara langsung atau dengan perantaraan penasihat
hukumnya menghubungi dan menerima kunjungan sanak keluarganya dalam hal yang tidak
ada hubungannya dengan perkara tersangka atau terdakwa untuk kepentingan pekerjaan atau
untuk kepentingan kekeluargaan.

Pasal 62
(1)

Tersangka atau terdakwa berhak mengirim surat kepada penasihat hukumnya, dan
menerima surat dari penasihat hukumnya dan sanak keluarga setiap kali yang
diperlukan olehnya, untuk keperluan itu bagi tersangka atau terdakwa disediakan alat
tulis menulis.

(2)

Surat menyurat antara tersangka atau terdakwa dengan penasihat hukumnya atau sanak
keluarganya tidak diperiksa oleh penyidik, penuntut umum, hakim atau pejabat rumah
tahanan negara kecuali jika terdapat cukup alasan untuk diduga bahwa surat menyurat
itu disalahgunakan.

(3)

Dalam hal surat untuk tersangka atau terdakwa itu ditilik atau diperiksa oleh penyidik,
penuntut umum, hakim atau pejabat rumah tahanan negara, hal itu diberitahukan
kepada tersangka atau terdakwa dan surat tersebut dikirim kembali kepada pengirimnya
setelah dibubuhi cap yang berbunyi "telah ditilik".

Pasal 63
Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima kunjungan dari rohaniwan.

Pasal 64
Terdakwa berhak untuk diadili di sidang pengadilan yang terbuka untuk umum.

Pasal 65
Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau
seseorang

yang

memiliki

keahlian

khusus

guna

memberikan

keterangan

yang

menguntungkan bagi dirinya.

Pasal 66
Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian.

Pasal 67
Terdakwa atau penuntut umum berhak untuk minta banding terhadap putusan pengadilan
tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang
menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara
cepat.

Pasal 68
Tersangka atau terdakwa berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi sebagaimana diatur
dalam Pasal 95 dan selanjutnya.

Pasal 116
Dalam pemeriksaan tersangka harus ditanyakan apakah ia akan mengajukan saksi yang dapat
menguntungkan baginya, bilaman ada harus di catat dalam berita acara dan penyidik wajib
memeriksa saksi tersebut.

Pasal 117
Keterangan tersangka diberikan kepada penyidik diberikan tanpa tekanan siapapun dan
dalam bentuk apapun. Dalam hal tersangka memberikan keterangan tentang apa yang

sebenarnya telah dilakukannya sehubungan dengan tindak pidana yang dipersangkakan


kepadanya, penyidik mencatat dalam berita acara sesuai dengan kata-kata yang dipergunakan
oleh tersangka sendiri.

Pasal 129
Dalam hal dilakukan penyitaan suatu benda dari tersangka, maka dalam pemeriksaannya itu
benda tersebut harus ditujukan dan dimintakan keterangan tentang benda itu.

Kewajiban Tersangka6
Seorang tersangka mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan mengikut undang-undang. Kewajiban-kewajiban tersangka atau terdakwa yang
terdapat dalam KUHAP adalah seperti berikut :
Kewajiban bagi tersangka atau terdakwa melapor diri pada waktu yang ditentukan dalam hal
yang bersangkutan menjalani penahanan kota (Pasal 22 ayat 3 KUHAP).
Kewajiban meminta izin keluar rumah atau kota dari penyidik, penuntut umum atau hakim yang
memberi perintah penahanan, bagi tersangka atau terdakwa yang menjalani penahanan rumah
atau penahanan kota (Pasal 22 ayat 2 dan 3 KUHAP)
Kewajiban menaati syarat yang ditentukan bagi tersangka atau terdakwa yang menjalani massa
penangguhan misalnya wajib lapor tidak keluar rumah atau kota (penjelasan Pasal 31 KUHAP)
Wajib menyimpan isi berita acara (turunan berita acara pemeriksaan) untuk kepentingan
pembelaannya (pasal 72 KUHAP)
Kewajiban menyebut alasan-alasan apabila mengajukan permintaan tentang sah atau tidaknya
suatu penangkapan atau penahanan serta permintaan ganti kerugian dan atau rehabilitas (Pasal 79
dan 81 KUHAP).
Apabila dipanggil dengan sah dan menyebut alasan yang jelas, maka wajib datang kepada
penyidik kecuali memberi alasan yang patut dan wajar (Pasal 112 dan 113 KUHAP).
Wajib hadir pada hari sidang yang telah ditetapkan. Kehadiran terdakwa di sidang merupakan
kewajiban bukan merupakan haknya, kadi terdakwa harus hadir di sidang pengadilan (penjelasan

Pasal 154 ayat 4 KUHAP). Bahkan apabila terdakwa setelah diupayakan dengan sungguhsungguh tidak dapat dihadirkan dengan baik, maka terdakwa dapat dihadirkan paksa (Pasal 154
ayat 6 KUHAP).
Meskipun tidak secara tegas disebut sebagai kewajiban, tetapi pembelaan terdakwa atau
penasehat hukum tentu merupakan suatu keharusan (Pasal 182).
Kewajiban menghormati dan menaati tata tertib persidangan.
Kewajiban membayar biaya perkara yang telah diputus pidana (Pasal 22 ayat 1)
Meskipun tidak secara tegas merupakan keharusan, sangat logis jika memori banding perlu
dibuat terdakwa yang mengajukan permintaan banding. Pasal 237 KUHAP mengatakan selama
pengadilan tinggi, belum memeriksa suatu perkara dalam tingkat banding, baik terdakwa atau
kuasanya maupun penuntut umum dapat menyerahkan memori banding atau kontra memori
banding kepada pengadilan tinggi.
Apabila sebagai pemohon kasasi maka terdakwa wajib mengajukan memori kasasinya, dan
dalam waktu 14 hari setelah mengajukan permohonan tersebut, harus sudah menyerahkan kepada
panitera (Pasal 248 ayat 1 KUHAP)
Apabila terdakwa mengajukan permintaan peninjauan kembali (PK) maka harus menyebutkan
secara jelas alasannya (Pasal 264 ayat 1 KUHAP).

Miranda Rules
Miranda Rule adalah hak-hak konstitusional dari tersangka yang meliputi hak untuk
tidak menjawab atas pertanyaan pejabat bersangkutan dalam proses peradilan pidana dan hak
untuk didampingi atau dihadirkan penasihat hukum sejak dari proses penyidikan sampai
dan/atau dalam semua tingkat proses peradilan.
Miranda Rule bermula dari tahun 1963 di Arizona, Negara bagian
Amerika Serikat, seorang pemuda bernama Ernesto Miranda ditangkap
oleh Kepolisian setempat karena diduga melakukan tindakan kriminal
penculikan dan pemerkosaan terhadap seorang perempuan berusia 18
tahun.7

Miranda Warning merupakan peringatan yang harus diberikan oleh penyidik kepada
tersangka. Seperti halnya di Negara Amerika Serikat hal ini dikenal dengan The Four
Miranda Warning, yaitu :
You have the right to remain silent. Anything you say can will be used against you in a court
of law. You have the right to be speak to an attorney, and to have an attorney present during
any questioning. If you cannot afford a lawyer, one will be provided for you at goverment
expense.
Anda mempunyai hak untuk diam. Segala sesuatu yang kamu katakan dapat digunakan
untuk melawanmu di pengadilan. Kamu berhak berkonsultasi dengan lawyer, dan
mendapatkan pendampingan pada saat pemeriksaanmu. Jika kamu tidak punya Lawyer, akan
disediakan oleh Negara.
Miranda Rule berisikan hak-hak seseorang sebelum diperiksa oleh penyidik yang
terdiri dari :
Hak untuk diam (karena segala sesuatu yang dikatakan seorang tersangka dapat
digunakan untuk melawannya/memberatkannya di pengadilan);
Hak untuk mendapatkan/menghubungi penasihat hukum/advokat.
Hak bila tidak mampu untuk disediakan penasehat hukum/advokat oleh
penyidik/aparat hukum.

Miranda rule adalah merupakan hak konstitusional yang bersifat universal dihampir
semua negara yang berdasarkan hukum. Indonesia sebagai negara yang berdasarkan hukum
pada dasarnya sangat menghormati miranda rule ini. Komitmennya terhadap penghormatan
telah dibuktikan dengan mengadopsi miranda rule ini ke dalam system Hukum Acara Pidana
kita yaitu sebagaimana yang terdapat di dalam pasal 56 ayat (1) UU No.8 tahun 1981 yang
lebih dikenal dengan KUHAP.
Secara umum prinsip Miranda Rule (miranda principle) yang terdapat dalam KUHAP
yang menyangkut hak-hak tersangka atau terdakwa ada di dalam BAB VI UU No.8 tahun
1981 tentang KUHAP, sedang secara khusus prinsip miranda rule atau miranda principle

terdapat di dalam pasal 56 ayat (1) KUHAP yang berbunyi sbb : Dalam hal tersangka atau
terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati
atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang
diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum
sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan
wajib menunjuk penasihat bagi mereka. Perlu diketahui bahwa yang ingin dicapai dan/atau
ditegakkan di dalam prinsip Miranda Rule yang terdapat di dalam pasal 56 ayat (1) tentang
KUHAP adalah agar terjamin pemeriksaan yang fair dan manusiawi terhadap diri
Tersangka/Terdakwa, sebab dengan hadirnya Penasihat Hukum untuk mendampingi,
membela hak-hak hukum bagi tersangka atau terdakwa sejak dari proses penyidikan sampai
pemeriksaan di pengadilan.

Vous aimerez peut-être aussi