Vous êtes sur la page 1sur 9

PERTEMUAN 5

PROSES AKUNTANSI PERSEDIAAN


PEMERINTAHAN

Di susun oleh Kelompok 4:


NI Putu Dewi Lisna Sulistyana Wati
Putu Nanda Bagus Kresna Yudha

(1315351101)
(1315351104)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2015

Materi yang akan dibahas:


1. HUKUMAN DAN PENGERTIAN AKUNTANSI PERSEDIAAN
2. PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENCATATAN PERSEDIAAN
3. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN

1.1 HUKUMAN DAN PENGERTIAN AKUNTANSI PERSEDIAAN

Dasar Hukum Akuntansi Persediaan


Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan terdiri dari dua lampiran, yaitu Lampiran I mengatur kebijakan akuntansi yang
menggunakan basis akrual sedangkan Lampiran 2 mengatur kebijakan akuntansi yang masih
menggunakan basis kas menuju akrual (cash toward accrual). Adanya dua lampiran ini,
menunjukkan sesuatu yang logis, karena meskipun dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara memberi amanat untuk melaksanakan akuntansi
berbasis akrual lima tahun setelah diundangkannya UU tersebut, namun butuh waktu dan
proses dalam menyiapkan sistem yang digunakan untuk mengiplementasikan akuntansi
berbasis akrual. PP Nomor 71 Tahun 2010 mengakomodir masa transisi sekaligus merupakan
tekad untuk melaksanakan amanah UU Nomor 17 Tahun 2003. Definisi Persediaan (Menurut
Peraturan Pemerintah RI No 71 Th. 2010) : Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk
barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
Dalam PSAP NO. 05 tentang akuntansi persediaan menyatakan bahwa standar ini
diterapkan dalam penyajian seluruh persediaan dalam laporan keuangan untuk tujuan umum
yang disusun dan disajikan dengan basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja,
transfer, dan pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban. dan
ekuitas. standar ini diterapkan untuk seluruh entitas pemerintahan pusat dan daerah tidak
termasuk perusahaan negara/daerah. Ruang Lingkup Persediaan PSAP 05 tentang persediaan
diterapkan dalam penyajian seluruh persediaan dalam laporan keuangan untuk tujuan umum.
Standar ini diterapkan untuk seluruh entitas pemerintah pusat dan daerah tidak termasuk
perusahaan negara/daerah.
Aset Digolongkan kedalam Persediaan Apabila :
1. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah.
2. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi.
3. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat.
4. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan;

Pengertian Persediaan
Persediaan (inventory) adalah aset lancar bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan termasuk asset, dimana merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat,
serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
Persediaan merupakan aset yang berwujud berupa :
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintah.
e. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk
digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis
pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen
bekas.
f. Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi barang yang
digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian.
g. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan,
contohnya alat-alat pertanian setengah jadi.
Persediaan dapat meliputi : barang konsumsi, amunisi, bahan untuk pemeliharaan,
suku cadang, persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga, pita cukai dan leges, bahan baku,
barang dalam proses/setengah jadi, anah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat, hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat. Dalam hal
pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti cadann energi
(misalnya minyak) atau untuk tujuan bejaga-jaga seperti cadangan pangan (misalnya beras),
hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakatantara lain berupa sapi,
kuda, ikan, benih padi, dan bibit diakui sebagai persediaan. Sementara persediaan dengan
kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.

1.2 PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENCATATAN PERSEDIAAN


Pengakuan Persediaan
Pengakuan merupakan pencatatan suatu item dalam akuntansi yang selanjutnya akan
disajikan dalam laporan keuangan. Pengakuan membutuhkan konsep untuk menentukan
kapan dan bagaimana transaksi keuangan dapat diakui sebagai unsur dalam laporan
keuangan. Bagaimana persediaan diakui sebagai unsur yang akan disajikan dalam laporan
keuangan pemerintah berbasis akrual, yaitu pada saat terpenuhinya hal-hal berikut ini:
a. pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai atau
biaya yang dapat diukur dengan andal. Biaya tersebut didukung oleh bukti/dokumen
yang dapat diverifikasi dan di dalamnya terdapat elemen harga barang persediaan
sehingga biaya tersebut dapat diukur secara andal, jujur, dapat diverifikasi, dan
bersifat netral, dan/atau
b. pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau penguasaannya berpindah.
Dokumen sumber yang digunakan sebagai pengakuan perolehan persediaan adalah
faktur, kuitansi, atau Berita Acara Serah Terima (BAST).
c. Metode pencatatan yang digunakan untuk persediaan dalam basis akrual ini adalah
metode perpetual, yaitu pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang
mempengaruhi persediaan (perolehan dan pemakaian). Pencatatan persediaan
dilakukan berdasarkan satuan barang yang lazim digunakan untuk masing-masing
jenis barang atau satuan barang lain yang dianggap paling memadai dalam
pertimbangan materialitas dan pengendalian pencatatan. Misal, kertas HVS
menggunakan satuan rim, pensil bisa menggunakan satuan buah atau box mana yang
paling memadai dalam materialitas pengendalian pencatatan menurut entitas
akuntansi yang bersangkutan. Pada kahir periode pelaporan, catatan persediaan
disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik. Inventarisasi fisik tersebut dilakukan atas
barang yang belum dipakai, baik yang berada di gudang maupun yang sudah ada pada
unit pemakai. Persediaan yang dilaporkan di neraca adalah persediaan dalam kondisi
baik, sedangkan untuk persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan di
neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas laporan Keuangan (CaLK). Untuk itu,
laporan keuangan melampirkan daftar persediaan rusak atau usang.
Pengukuran Persediaan

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan. Persediaan dicatat sebesar jumlah uang yang menjadi nilai
dari persediaan tersebut. Jumlah uang tersebut menunjukkan biaya yang dapat diukur secara
andal atas perolehan/kepemilikan persediaan. Persediaan yang diperoleh dari pembelian
disajikan sebesar harga perolehan, yang meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
penanganan ditambah dengan biaya lain yang secara langsung dapat dibebankan pada
persediaan serta dikurangi apabila ada potongan harga, rabat, atu pengurang lain yang serupa.
Untuk persediaan yang diproduksi sendiri diukur sebesar harga pokok produksi, yaitu biaya
langsung yang terkait dengan produksi persediaan ditambah biaya tidak langsung yang
dialokasikan secara sistematis. Sedangkan persediaan yang diperoleh dengan cara lainnya,
pengukurannya menggunakan nilai wajar.
Contoh persediaan berupa hewan dan tanaman dari hasil pengembangbiakan,
persediaan dari donasi, dari rampasan dan lainnya. Pada akhir periode, apabila terdapat sisa
persediaan, metode yang digunakan untuk mengukur nilai persediaan akhir tersebut adalah
metode First In First Out (FIFO) dan metode harga pembelian terakhir. Metode FIFO
digunakan untuk jenis persediaan untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat/pemda,
sedangkan harga pembelian terakhir digunakan untuk persediaan yang nilainya tidak material
dan jenisnya bermacam-macam, seperti barang konsumsi, amunisi, bahan untuk
pemeliharaan, suku cadang, persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga, pita cukai dan
leges, bahan baku dan barang dalam proses/setengah jadi.
Pengukuran Nilai Persediaan disajikan sebesar:
1.) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan
meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya
yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga,
rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang
digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh. Barang
persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti pita
cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir.
2.) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar
persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi
dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis berdasarkan ukuran
ukuran yang digunakan pada saat penyusunan renana kerja dan anggaran.

3.) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan. Harga/nilai
wajar perseiaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antara pihak
yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar. Persediaan hewan dan
tanaman yang dikembangbiakan dinilai dengan menggunakan nilai wajar.
Pencatatan Persediaan
Akuntansi pemerintahan dalam mencatat pengadaan persediaan menggunakan metode
fisik (physical method) atau metode periodik (periodical method) artinya persediaan yang
diperoleh atau diadakan dicatat sebagai belanja yang merupakan komponen atau
nominal/temporer. Namun persediaan yang dibeli/diperoleh secara pisik diadministrasikan
oleh bagian gudang/barang berdasarkan prinsip perpetual. Secara periodik (biasanya akhir
tahun buku) berdasarkan hasil perhitungan pisik, nilai persediaan dicatat dalam akun
persediaan di sisi debit, dan akun cadangan dicatat di sisi kredit.
Contoh :
Berdasarkan bukti-bukti pendukung, pemerintah daerah A melakukan pembeliaan
kertas ukuran folio sebanyak 500 rim dan ukuran HVS 80 gram sebanyak 500 rim. Harga
kertas termasuk PPN sebesar Rp.33.000.000,- dan pajak penghasilan yang dipungut senilai
Rp.450.000,Transaksi diatas akan dicatat sebagai berikut :
Belanja Barang
Utang pada pihak ketiga-PPN
Utang pada pihak ketiga-PPN pasal 22
Kas pada bendaharawan pengeluaran

Rp.33.000.000,Rp. 3.000.000,Rp. 450.000,Rp.29.550.000,-

Barang berupa kertas folio dan HVS 80 gram diadministrasikan oleh bagian gudang/barang
kedalam buku persediaan barang sebesar nilai pisiknya sebagai kartu pengendali.
Apabila PPN dan PPh pasal 22 telah disetor ke kas Negara, maka ayat jurnalnya adalah :

1.3

Utang pihak ketiga-PPN

Rp. 3.000.000,-

Utang pihak ketiga-PPh pasal 22

Rp.

Kas pada bendaharawan pengeluaran

Rp. 3.450.000,-

450.000,-

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN


A.

Penyajian

Persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar pada neraca pemerintah berdasarkan
harga perolehan terakhir jika persediaan diperoleh dengan pembelian, sebesar biaya standar
yang dikeluarkan jika persediaan diproduksi sendiri dan sebesar nilai wajar jika diperoleh
dengan cara lain seperti donasi/rampasan. Persediaan disajikan didalam neraca dengan akun
lawan cadangan persedian yang merupakan bagian dari ekuitas dana lancar. Kedua akun

tersebut harus disajikan dengan jumlah yang sama (self balancing). Persediaan disajikan
sebagai bagian dari aset lancar. Berikut ini adalah contoh penyajian persediaan dalam Neraca
Pemerintah Daerah

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
NERACA

PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0


20X0 (Dalam Rupiah)
Uraian
Aset
Aset Lancar
Lancar Kas Di Kas Daerah
Kas Di Bendahara Pengeluaran
Kas Di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Penyisihan Piutang
Belanja Dibayar Dimuka
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah
Lainnya
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
Piutang Lainnya

20X
1
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
(X
XX)
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

20X
0
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
(X
XX)
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX

Persediaan
Jumlah Aset Lancar

B. Pengungkapan
Disamping penyajian diatas hal-hal lain yang dipandang perlu untuk diungkapkan dalam
laporan keuangan sehubungan dengan persediaan meliputi:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;
b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau

diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi
yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
c. Kondisi persediaan; Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau
usang. Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca,
tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Hal-hal tersebut di atas
tidak dilaporkan dalam neraca tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
keuangan.

Daftar Pustaka :
http://fikrymazdirah.blogspot.co.id/2015/06/akutansi-pemerintahaan.html
http://meweks.blogspot.co.id/2012/12/dasar-hukum-akuntansi-persediaan-api.html
https://www.academia.edu/9764767/Tugas_akpem_akuntansi_persediaan

Vous aimerez peut-être aussi