Vous êtes sur la page 1sur 7

Penggolongan obat untuk gangguan jiwa

Filed under: KESEHATAN & KEPERAWATAN Leave a comment


March 11, 2011
Penggolongan obat untuk gangguan jiwa
A.ANTIANSIETAS DAN ANTIINSOMNIA
1.Nama obat
: ALGANAK
Golongan obat : Alpazolam 0,25 mg ; 0,50 mg 1 mg
Fungsi
: Ansietas yang berhubungan dengan depresi ,
gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia
Efek samping
: Persamaan nama dari pabrik
: Guardian Pharmatama
2.Nama obat
: ALVIZ
Golongan obat : Alprazolam 0,5 mg ; 1 mg / tablet
Fungsi
: Pengobatan jangka pendek ansietas sedang
sampai berat dan ansietas yang berhubungan dengan depresi
Efek samping
: Intoksifikasi fungsi saraf
Persamaan nama pabrik
: Pharos, Altana Pharma
3.Nama obat
: ASABIUM
Golongan obat : klobazam 10 mg
Fungsi
: Mengatasi keadaan yang berhubungan dengan
ansietas,ketegangan,gangguan tidur di sebabkan
kelainan mental dan emosional
Efek samping
: Persamaan nama pabrik
: Otto
4.Nama Obat
: ATARAX
Golongan obat : Alprazolam 0,5 mg
Fungsi
: Gangguan ansietas atau gejala ansietas jangka
pendek, ansietas yang menyertai tekanan hidup sehari-hari
biasanya tidak memerlukan obat ansiolitik, efektifitas pada
penggunaan jangka panjang ( lebih dari 4 bulan ) tidak di ketahui.
Efek samping
: Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, amnesia,
depresi light headness, bingung halusinasi, blurred vision.
Persamaan nama pabrik
: Mersi
5.Nama obat
: ATIVAN
Golongan obat : Lorazepam 0,5 mg ; 1 mg ; 2 mg
Fungsi
: Ansietas gangguan psikoneurotik, gangguan
kecemasan pada situasi psikotik dan depresi berat
Efek samping
: Nama pabrik
: Sunthi sepuri, wyeth
6.Nama obat
: CALMLET
Golongan obat : Alprazolam 0,25 mg ; 0,5 mg ; 2 mg
Fungsi
: Gejala ansietas termasuk ansietas disertai
gejala depresi, panik disorder dengan atau tanpa agoraphobia.
Efek samping
: Nama pabrik
: Sunthi sepuri
7.Nama obat
:DECAZEPAM
Golongan obat :Diazepam 5 mg / tablet
Fungsi
: Neuroleptikum
Efek samping
: Nama pabrik
: Harsen
8. Nama obat
: DIOBRIUM
Golongan obat : Klordiazepoksid hidroklorida
Fungsi
: Gangguan fisiologis kejiwaan,
kecemasan,mudah tersinggung,dan perasaan tidak enak
Efek samping
: Nama pabrik
: Cendo
9.Nama obat
: FRISIUM
Golongan obat : Klobazam 10 mg
Fungsi
: kecemasan, gangguan psikomotori,
pengobatan epilepsy
Efek samping
: kelelahan, mulut kering,pusing
Nama pabrik
: Aventis
10.Nama obat : MERLOPAM
Golongan obat : Lorazepam 0,5 mg ; 2 mg
Fungsi
: Pengobatan jangka pendek berhubungan
dengan gejala depresi
Efek samping
: Mengantuk, perasaan lemah dan lesu
Nama pabrik
: Mersi
11.Nama obat : LIBRIUM
Golongan obat : Chiordiazepoxide
Fungsi
:Pengobatan jangka pendek ansietaas dan
sindrom putus alcohol akut
Efek samping
: ataksia, mengantuk, kebingungan mental,
terutama pada lansia
Nama Pabrik
: Valeant / Combiphar
12.Nama obat : SERENAL-10
Golongan obat : oxazolam
Fungsi
: Neurosis, keluhan psikosomatis
Efek samping
: Mengantuk, pusing, sakit kepala, insomnia,
anorexia,gangguan pergerakan lidah, mulut kering, gelisah,erupsi
kulit.
Nama pabrik
: Sankyo
13.Nama obat

: VALDIMEX

Golongan obat : Diazepam 5 mg


Fungsi
: untuk pengobatan jangka pendek meringan
spasme otot rangka
Efek samping
: Mengantuk, ataksia, kelelaha, erupsi pada kulit
edema
Nama pabrik
: Mersi farma
B.ANTIDEPRESI DAN ANTIMANIA
1.Nama obat
: ANDEP
Golongan obat : Fluoksetin hidroklorida 20 mg
Fungsi
: untuk pengobatan depresi , terutama kategori
gangguan depresi mayor
Efek samping
: gangguan syaraf , gangguan saluran cerna
Nama pabrik
: Medikon prima
2.Nama obat
: ANTIPRES
Golongan obat : Sertalin 50 mg
Fungsi
: gejala depsresi dengan atau tanpa riwayat
mania
Efek samping
: mual, diare, gangguan fungsi seks pria, tremor
3.Nama obat
: CAURAGE
Golongan obat : Fluoksetin 20 mg
Fungsi
: Depresi
Efek samping
: Anoreksia, mual, muntah, dyspepsia, mulut
kering , diare
Nama pabrik
: Soho
4.Nama obat
: FRIMANIA
Golongan obat : Litium Karbonat 200 mg ; 400 mg
Fungsi
: Mania dan hipomania , depresi, bipolar
Efek samping
: pada awal pengobatan muntah
Nama pabrik
: Mersifarma
5.Nama obat
: NOPRES
Golongan obat : Fluoxetine
Fungsi
: Depresi
Efek samping
: Cemas, insomnia, mengantuk, lesu,tremor, mual,
pusing,sakit kepala
Nama pabrik
: Ferron
6.Nama obat
: OXIPRES
Golongan obat : fluoksetin Hcl 20mg
Fungsi
: Depresi kategori mayor
Efek samping
: gelisah, amnesia, insomnia, pusing, bingung
Nama pabrik
: Sandoz
7.Nama obat
: SERLOF
Golongan obat : sertraline HCL
Fungsi
: terapi simtomatis gejala depresi dengan atau
tanpa riwayat mania, gangguan absesif kompulsif,gangguan panik
dengan atau tanpa agoraphobia stres pasca trauma.
Efek samping
: Anoreksia, mual, diare, dyspepsia,tremor,sakit
kepala,insomniamengantuk,berkeringat,mulut kering,disfungsi seks
pada pria
Nama pabrik
: Kalbe farma
8.Nama obat
: TILSAN
Golongan obat : Maprotilin HCL
Fungsi
: Depresi endogen
Efek samping
: gangguan hantaran jantung, alveolitis alergi
Nama pabrik
: Otto
9.Nama obat
: TRAN-Q
Golongan obat : Buspiron hidroklorida 10 mg
Fungsi
: penderita ansietas dengan atau tanpa depresi
dimana tidak menimbulkan efek sedasi
Efek sampnig
: pusing, mual, sakit kepala
Nama pabrik
: Guardian
10.nama obat : ZERLIN
Golongan obat : sertralin 50 mg
Fungsi
: semua tipe depresi dengan atau tanpa riwayat
mania
Efek
: mual, muntah, mulut kering, diare, insomnia,
tremor
Nama pabrik
: Pharos
11.nama obat : ZAC
Golongan obat : fluoxetine
Fungsi
: depresi
Efek samping
: gelisah, gugup,susah tidur,
gemetar,mual,diare,sakit kepala,mulut kering,penurunan fungsi
seks,hiponatremia,berkeringat.
Nama pabrik
: Ikapharmindo
C.ANTIOBSESI DAN ANTIKOMPULSI
D.ANTIPSIKOSIS
1.Nama obat
: ANANTESOL
Golongan obat : flufenazin hidroklorida 2.5 mg, 5 mg
Fungsi
: trankuilizer major, gelisah, ketegangan dan
gangguan mental lain.

Efek samping
Nama pabrik

: hipersensitif
: Bristol-myers squibb

2.nama obat
: CEPEZET
Golongan obat : klorpromazin hidroklorida 100 mg / tablet
Fungsi
: pengobatan umum,neurosis,gangguan system
saraf pusat yang memerlukan penenang,pramedikasi,anestesi,
hipotensi terkontrol, induksi,hipotermi,dan anti muntah.
Efek samping
: Lesu,gangguan tidur,mengantuk,pusing,,mulut
kering,agitasi,dan ruam kulit.
Nama pabrik
: Mersi

3.nama obat
: CLORILEX
Golongan obat : klozapin 25 mg ; 100 mg
Fungsi
: Penderita skizofrenia yang tidak member
respons atau intoleransi terhadap neuroleptik
Efek samping
: granulositopenia,agranulositosis,eosinifilia
leukosiosis dapat terjadi terutama pada minggu pertama teori,
mengantuk,lelah,sedasi,pusing dan sakit kepala.
Nama pabrik
: Mersifarma
4.nama obat
: GOVOTIL
Golongan obat : haloperidol 2mg ;5 mg
Fungsi
: psikosis kronis dan akut
Efek samping
: reaksi neurologic yang bersifat ekstra pyramidal
seperti hipertonia otot dan gemetar (parkinsonisme) kejang otot,
dan gerakan bola mmata terkodinir
Nama pabrik
: Guardian pharmatama
5.nama obat
: LODOPIN
Golongan obat : zotepine
Fungsi
: pengobatan skizofrenia
Efek samping
: menggigil,sakit kepala,nyeri,demam,tak enaak
badan, hipertensi,aritmia,leucopenia,rasa cemas,gangguan
menstruasi.
Nama pabrik
: kalbe farma
6.nama obat
: MEPROSETIL
Golongan obat : klopromazin hidroklorida 25 mg 100 mg
Fungsi
: psikosis
hiperaktif,skizofreniadini,ansietas,mual,muntah yang bersifat
sentral,mabuk perjalanan
Efek samping
: kadang takikardia,rasa kering pada mulut dan
tenggorok
Nama pabrik
: Meprofarma
7.nama obat
: MUTABON M
Golongan obat : perhenazine 2 mg, amtriptyline Hcl 10 mg
Fungsi
: terapi pemeliharaan pada gangguan emosi dan
mental dengan ansietas, ketegangan dan depresi
Efek samping
: mengantuk,ketergantungan efek
antimuskarinik,insomnia,depresi,kejang,agitasi,takikardi,hipotensipo
stural,reaksi alergi,kerusakan toleransi glukosa
Nama pabrik
: schering-plough
8.nama obat
: NOPRENIA
Golongan obat : risperidone
Fungsi
: skizofrenia akut dan kronik,psikosis yang lain
dengan gejala positif (seperti halusinasi,delusi,gangguan pola
piker,kecurigaan) dan atau negative ( seperti afek tumpul,menarik
dirisecara sosial,dan emosional serta sulit berbicara ) yang nyata.
Mengurangi gejala afektif (seperti depresi, perasaan bersalah,dan
cemas) yang berhubungan dengan skizofrenia.
Efek samping
: insomnia,agitasi,ansietas,sakit
kepala,somnolen,kelelahan,kadang hipotensi ortostatik, reflek
takikardia atau hipertensi.
Nama pabrik
: novell pharma
9.nama obat
: PROMACTIL
Golongan obat : klorpromazin hideroklorida 100 mg
Fungsi
: depresi saraf pusat antiemetikum,
sedativum,trankuilizer,anti-spasmodikum,hipnotikum,anal-getikum.
Efek samping
: lesu, mengantuk, pusing, sakit kepala,
konstipasi,polunia,jantung berdebar,insomnia,fotofobi
Nama pabrik
: Combiphar
10.nama obat : RISPERDAL CONST
Golongan obat : Rispendone
Fungsi
: terapi skizofrenia dan gangguan skizoafektif
Efek samping
:
somnolen,akatisia,parkinsonisme,dyspepsia,konstipasi,mulut kering,
rasa lelah,peningkatan berat badan,
Nama pabrik
: Jansen-cilag/ alkermec therapecitiecs
11.nama obat : RIZODAL
Golongan obat : risperidon 1mg 2 mg; 3mg
Fungsi
: skizofrenia akut dan kronis,kondisi kejhiwaan
lain dimana muncul,reaksipositif,dan negative,efektif mengurangi
gejala penyakit skizofernia
Efek samping
: insomnia , agitasi, ansietas, sakit kepala,
mengantuk,b fatigue, symptom ekstrapiramidol,penambahan berat
badan,
Nama pabrik
: Guardian pharmatama
12. nama obat : ZOFREDAL

Golongan obat : risperidon 1mg ; 2 mg 3mg


Fungsi
: skizofernia akut dan kronik,keadaan psikotik
lainnya dengan gejala positif dan atau negative
Efek samping
: Nama pabrik
: kalbe farma
13.nama obat : SERENACE
Golongan obat : haloperidol 0,5 mg ;1,5 mg; 5 mg /tablet
Fungsi
: mengontrol agitasi,ketegangan , halusinasi
Efek samping
: dapat menguatkan efek depresan saraf pusat
Nama pabrik
: pharmacia Searle
14.nama obat : RISPERDAL
Golongan obat : Rispendone
Fungsi
: keadaan psikotik dengan gejala halusinasi,
delusi, curiga
Efek
: insomnia,cemas, sakit kepala , somnolen
Nama pabrik
: jansse-cilag
PENGERTIAN
Psikofarmaka adalah obat-obatan yang digunakan untuk klien
dengan gangguan mental. Psikofarmaka termasuk obat-obatan
psikotropik yang bersifat neuroleptika (bekerja pada sistem
saraf). Pengobatan pada gangguan mental bersifat komprehensif,
yang meliputi:
1.
Teori
biologis
(somatik),
mencakup:
pemberian
obat
psikofarmaka, lobektomi dan electro convulsi therapy (ECT)
2. Psikoterapeutik
3. Terapi modalitas
KONSEP PSIKOFARMAKOLOGI
1.
Psikofarmakologi
adalah
komponen
kedua
dari manajemenpsikoterapi
2. Perawat perlu memahami konsep umum psikofarmaka
3. Yang termasuk neurotransmitter: dopamin, neuroepinefrin,
serotonin dan GABA (Gamma Amino Buteric Acid) dan lain-lain
4. Meningkat dan menurunnya kadar/konsentrasi neurotransmitter
akan menimbulkan kekacauan atau gangguan mental
5. Obat-obat psikofarmaka efektif untuk mengatur keseimbangan
neurotransmitter
KONSEP PSIKOFARMAKOLOGI
1. Sawar darah otak melindungi otak dari fluktuasi zat kimia tubuh,
mengatur jumlah dan kecepatan zat yang memasuki otak
2. Obat-obat psikofarmaka dapat melewati sawar darah otak,
sehingga dapat mempengaruhi sistem saraf
3.
Extrapyramidal
side
efect
(efek
samping
terhadap
ekstrapiramidal)
terjadi
akibat
penggunaan
obat
penghambat dopamin, agar didapat keseimbangan antara dopamin
dan asetilkolin
4. Anti cholinergic side efect (efek samping antikolinergik) terjadi
akibat penggunaan obat penghambat acetilkolin
Menurut Rusdi Maslim yang termasuk obat- obat psikofarmaka
adalah golongan:
1. Anti psikotik, pemberiannya sering disertai pemberian anti
parkinson
2. Anti depresi
3. Anti maniak
4. Anti cemas (anti ansietas)
5. Anti insomnia
6. Anti obsesif-kompulsif
7. Anti panik
YANG PALING SERING DIGUNAKAN OLEH KLIEN JIWA
A. Anti Psikotik
Anti psikotik termasuk golongan mayor trasquilizer atau psikotropik:
neuroleptika.
Mekanisme kerja: menahan kerja reseptor dopamin dalam otak (di
ganglia dan substansia nigra) pada sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal.
Efek farmakologi: sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik,
mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi,
halusinasi, ilusi dan gangguan proses berpikir.
Indikasi pemberian: Pada semua jenis psikosa, Kadang untuk
gangguan maniak dan paranoid
EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIK
a. Efek samping pada sistem saraf (extrapyramidal side efect/EPSE)
1). Parkinsonisme
Efek samping ini muncul setelah 1 - 3 minggu pemberian obat.
Terdapat trias gejala parkonsonisme:
Tremor: paling jelas pada saat istirahat
Bradikinesia: muka seperti topeng, berkurang gerakan reiprokal
pada saat berjalan
Rigiditas: gangguan tonus otot (kaku)
2). Reaksi distonia: kontraksi otot singkat atau bisa juga lama
Tanda-tanda: muka menyeringai, gerakan tubuh dan anggota tubuh
tidak terkontrol
3). Akathisia
Ditandai oleh perasaan subyektif dan obyektif dari kegelisahan,
seperti adanya perasaan cemas, tidak mampu santai, gugup,
langkah bolak-balik dan gerakan mengguncang pada saat duduk.

Ketiga efek samping di atas bersifat akur dan bersifat reversible


Mengkombinasikan obat dengan terapi modalitas
(bisa ilang/kembali normal).

Pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga, tentang


4). Tardive dyskinesia
pentingnya minum obat dan penanganan efek samping obat
Merupakan efek samping yang timbulnya lambat, terjadi setelah
Monitor efek samping penggunaan obat
pengobatan
jangka
panjang
bersifat
irreversible
(susah
hilang/menetap), berupa gerakan involunter yang berulang pada
Melaksanakan prinsip pengobatan psikofarmaka
lidah, wajah,mulut/rahang, anggota gerak seperti jari dan ibu jari,
1. Persiapan
dan gerakan tersebut hilang pada waktu tidur.
Melihat order pemberian obat di lembaran obat (di status)
Kaji setiap obat yang akan diberikan termasuk tujuan, cara kerja
b. Efek samping pada sistem saraf perifer atau anti cholinergic side
obat, dosis, efek samping dan cara pemberian
efect
Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang obat
Terjadi karena penghambatan pada reseptor asetilkolin. Yang
Kaji kondisi klien sebelum pengobatan
termasuk efek samping anti kolinergik adalah:
2. Lakukan minimal prinsip lima benar dalam pemberian obat
Mulut kering
3. Laksanakan program pemberian obat
Konstipasi
Gunakan pendekatan tertentu
Pandangan kabur: akibat midriasis pupil dan sikloplegia (pariese
Bantu klien minum obat, jangan ditinggal
otot-otot siliaris) menyebabkan presbiopia
Pastikan bahwa obat telah diminum
Hipotensi orthostatik, akibat penghambatan reseptor adrenergik
Bubuhkan tanda tangan pada dokumentasi pemberian obat,
Kongesti/sumbatan nasal
sebagai aspek legal
4. Laksanakan program pengobatan berkelanjutan, melalui program
Jenis obat anti psikotik yang sering digunakan:
rujukan
Chlorpromazine (thorazin) disingkat (CPZ)
5. Menyesuaikan dengan terapi non farmakologik
Halloperidol disingkat Haldol
6. Turut serta dalam penelitian tentang obat-obat psikofarmaka
Serenase

B. Anti Parkinson
Mekanisme kerja: meningkatkan reseptor dopamin, untuk
mengatasi gejala parkinsonisme akibat penggunaan obat
antipsikotik.
Efek samping: sakit kepala, mual, muntah dan hipotensi.
Jenis obat yang sering digunakan: levodova, tryhexifenidil (THF).
C. Anti Depresan
Hipotesis: syndroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah
satu/beberapa
aminergic
neurotransmitter
(seperti:
noradrenalin,serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP,
khususnya pada sistem limbik.
Mekanisme kerja obat:
Meningkatkan sensitivitas terhadap aminergik neurotransmiter
Menghambat re-uptake aminergik neurotransmitter
Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine
Oxidase)
sehingga
terjadi
peningkatan
jumlah
aminergik
neurotransmitter pada neuron di SSP.
Efek farmakologi:
Mengurangi gejala depresi
Penenang
Indikasi: syndroma depresi
Jenis obat yang sering digunakan: trisiklik (generik), MAO inhibitor,
amitriptyline (nama dagang).
Efek samping: yaitu efek samping kolonergik (efek samping
terhadap sistem saraf perifer) yang meliputi mulut kering,
penglihatan kabur, konstipasi, hipotensi orthostatik.
D. Obat Anti Mania/Lithium Carbonate
Mekanisme
kerja:
menghambat
pelepasan
serotonin
mengurangi sensitivitas reseptor dopamin.
Hipotesis: pada mania terjadi peluapan aksi reseptor amine.

TERAPI PADA GANGGUAN JIWA


Terdiri atas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Psikoterapi
Tx medikamentosa
Tx kerja
Tx rekreasi
Tx drama
Tx kejang listrik
Tx pembedahan

Psikoterapi = Tx Wawancara
1. Suportif = dukungan
2. Analitik = membongkar kondisi jiwa & mencari permasalahan

1.
2.
3.
4.

Anti-psikotik
Anti-ansietas
Anti-depresan
Lain-lain

Anti-psikotik Gangguan Psikotik


Skizofrenia
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan

Phenothiazine
Butirophenon
Diphenil butil piperidin
Benzamide
Dibenzodiazepine
Benzisoxazol

E. Anti Ansietas (Anti Cemas)


Ansxiolytic agent, termasuk minor tranquilizer. Jenis obat antara
lain: diazepam (chlordiazepoxide).

1 s/d 3 = tipikal (konvensional)

F. Obat Anti Insomnia: phenobarbital

Anti-psikotik tipikal (konvensional)

G.Obat Anti Obsesif Kompulsif: clomipramine

Cirinya:

H. Obat Anti Panik: imipramine

1.
2.
3.
4.
5.
6.

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT


Pengumpulan data sebelum pengobatan, meliputi:

Demikianlah pembahasan tentang psikofarmakologi, dan mudahmudahan dapat menjadi sedikit informasi bagi kita untuk membuat
perawatan kita ke pasien jiwa lebih baik lagi.

Tx Medikamentosa = Tx obat-obatan
dan

Efek farmakologi:
Mengurangi agresivitas
Tidak menimbulkan efek sedatif
Mengoreksi/mengontrol pola tidur, iritabel dan adanya flight of idea
Indikasi:
Mania dan hipomania, lebih efektif pada kondisi ringan. Pada mania
dengan kondisi berat pemberian obat anti mania dikombinasi
dengan obat antipsikotik.
Efek samping: efek neurologik ringan: fatigue, lethargi, tremor di
tangan terjadi pada awal terapi dapat juga terjadi nausea, diare.
Efek toksik: pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP (tremor, kurang
koordinasi, nistagmus dan disorientasi; pada ginjal (meningkatkan
jumlah lithium, sehingga menambah keadaan oedema.

EVALUASI
Reaksi obat efektif jika:
1. Emosional stabil
2. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
3. Halusinasi, agresi, delusi, menarik diri menurun
4. Perilaku mudah diarahkan
5. Proses berpikir ke arah logika
6. Efek samping obat
7. Tanda-tanda vital: tekanan darah, denyut nadi

Diagnosa medis
Riwayat penyakit
Riwayat pengobatan
Hasil pemeriksaan laboratorium (yang berkaitan)
Jenis obat yang digunakan, dosis, cara dan
pemberian
Program terapi lain

4 & 6 = atipikal

Mampu menghilangkan gejala (+)


Tdk mampu menghilangkan gejala (-)
Efek samping ekstrapiramidal, kuat.
Efek samping sedatif, kuat.
Relatif murah
Pasien kurang suka

Gejala (+): pasien, ada VS normal tdk ada


waktu

waham
halusinasi

Gejala (-): normal, ada VS pasien, menurun

oral :

penarikan diri

1. Ekstra piramidal

hendaya: pekerjaan

2. Hormonal

perawatan diri

3. Sistem pembentukan darah

Golongan Phenothiazine:

4. Sistem pencernaan

Chlorpromazine (CPZ)

Ekstrapiramidal

Trifluoperazine (TPZ)

1. Parkinsonisme

Perphenazine (PPZ)

2. Tardive diskinesia

Efek: anti psikotik


sedatif
Sediaan
CPZ : tab (25 mg & 100 mg) & injeksi
TPZ (5 mg) & PPZ (4 mg)
Golongan Butirophenon: Haloperidol (HLP)
Sediaan: tab (5 mg & 1,5 mg)

3. Akatisia
Parkinsonisme
1. tremor
2. rigiditas
3. bradikinesia
diatasi dgn obat anti parkinson
tab: trihexyphenidil atau Inj S.A./im

injeksi short acting: 5 mg/cc

Efek samping hormonal:

long acting: 50 mg/cc

Wanita : galaktorrhoe,amenorrhoe

(2-4 minggu)

Pria: impotensi,ginekomastia

Perbedaan CPZ HLP

Efek samping sistem pembentukan darah:

1. Efek anti-psikotik lemah kuat

1. agranulositosis

2. Efek sedatif kuat lemah

2. leukopenia

3. Efek ekstra piramidal lemah kuat

3. thromobositopenia

4. Penggunaan gaduh tenang

4. anemia

Gelisah

Efek samping sistem pencernaan:

sulit stupor

- mulut kering

tidur

- lidah kaku

Golongan Diphenil butil piperidine :pimozide


Golongan Benzamide :Sulpiride

- diare
- kerusakan hepar ikterus

Golongan Dibenzodiazepine :Clozapine

Obat anti cemas = anti ansietas

Golongan Benzisoxazole :Risperidone

Golongan : benzodiazepine

Anti-psikotik atipikal
Golongan
Sulpiride
Dibenzodiazepine & Benzisoxazole

non benzodiazepine
Benzodiazepine Contoh:diazepam
efek
- anti cemas - alprazolam
- sedatif - chlordiazepoxide

Cirinya:
1. Mampu menghilangkan gejala (+) & (-)

- pelemas otot - Lorazepam


- Clobazam

2. Efek samping minimal


3. Relatif mahal

Diazepam
Injeksi digunakan untuk Gaduh gelisah

Efek samping injeksi yg dpt segera terjadi


1. Hipotensi orthostatik
2. Syok anafilaktik
3. Reaksi alergi
Efek samping jangka panjang anti-psikotik

Pemakaian jangka panjang menyebabkanketergantungan


Obat anti-depresan
1. Golongan trisiklik
2. Golongan tetrasiklik
3. Golongan monoamine oksidase inhibitor

4. Golongan Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor

ECT premedikasi sebelum ECT diberikan:


1.Sulfas atropin menurunkan lendir paru

Golongan trisiklik
Amitriptylin: menghambat induksi jantung

2.Penthotal : anestesi

Imipramin: mengatasi ngompol pd anak-anak

3.Suksinil koline : melemaskan otot (Bahayanya Suksinil koline dpt


melumpuhkan otot pernafasan)

Tx kejang listrik

Manfaat

Electro Convulsive Therapy (ECT)

1. Kontra indikasi

2 macam : - konvensional

2. Efek samping minimal

- monitor (premedikasi)

3. Pasien tdk takut rasa sakit


4. Rasa nyaman (+)

Indikasi :
- gaduh gelisah
- konversi histeri
- manik
- depresi berat
- pasien resisten tx obat
- psikosis akut
Kontra indikasi
- absolut:
1. penyakit otak
2. penyakit jantung
3. penyakit paru : kaverne
4. penyakit tulang : patah tulang
- relatif:
1. kehamilan trimester I

PSIKOFARMAKA
Psikofarmaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap SSP
(Sistem Syarat Pusat) dengan mempengaruhi fungsi-fungsi psikis
(rohaniah) dan proses-proses mental.
Perubahan dan kemajuan besar dalam farmakoterapi psikosis telah
dimulai dengan introduksi dari klorpromazin pada tahun 1952,
disusul dengan dengan alkaloida Rauwolfia Reserpin (1954) yang
pada saat itu sudah beberapa tahun digunakan sebagai obat
hipertensi. Sekitar 1957 obat-obat antidepresi pertama mulai
digunakan, yaitu obat tuberkolosa yaitu iproniazida dan imipramin.
Pada waktu itu juga telah diperkembangkan tranquillizertranquillizer modern, yakni meprobamat dan senyawa-senyawa
benzodiazepine (diazepam,dan sebagainya). Semua obat ini lalu
disusul dengan banyak turunannya dan psikofarmaka yang lainnya.
Obat-obat baru ini tidak hanya lebih efektif dari obat-obat
sebelunya, melainakan sangat merubah dan mempermudah
perawatan penderita-penderita di rumah sakit gangguan jiwa.
Mereka menjadi lebih terbuka dengan para perawat dan terapinya,
selain itu waktu perawatan dirumah sakit juga dapat diperpendek,
karena para penderita gangguan jiwa dapat diobati secara ambulan
(poliklinis, dirumahnya sendiri). Namun demikian psikofarmaka
ternyata tidak dapat mengantikan terapi shock secara keseluruhan,
antara lain electro-shock pada keadaan-keadaan depresi tertentu.
Penggolongan
Psikofarmaka dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar, yaitu:
A. Obat-obat yang menekan fungsi-fungsi psikis tertentu pada
SSP(Sistem Syaraf Pusat) yang terdiriatas :
1. Neuroleptika
Obat ini bekerja secara antipsikotis dan sedative. Digunakan pada
bermacam-macam psikosis (schizophrenia,mania,dll). Obat ini
disebut juga major tranquillizer.

2. penyakit paru nonkaverne


3. keadaan umum lemah
Persiapan ECT
1. Px fisik tanpa kontra indikasi
2. Puasa minimal 4 jam
3. BAK & BAB lebih dulu
4. Spatel lidah dari karet
5. Larutan garam fisiologis
6. Baju yg longgar
7. Asisten memegangi pasien
Efek samping ECT
1. Patah tulang vertebra
2. Luksasi mandibula
3. Apnoe memanjang
4. Aspirasi pneumonia
5. Kematian
ECT monitor
- Ada alat monitor
- Dimonitor: otak & jantung ; EEG & ECG
- Ke-2 organ: vital & sensitip arus listrik

2. Tranquilizers (ataraktika atau anksiolitika)


Tranquillus berasal dari bahasa latin yang berarti tenang. Obat ini
bekerja secra sedative, merelaksasi otot dan antikonvulsif.
Digunakan pada keadaan-keadaan neurotis (gelisah, takut,stess).
Obat ini disebut juga minor transquillizers
B. Obat-obat yang menstimulir fungsi-fungsi psikis tertentu pada
SSP (Sistem Syaraf Pusat)
1. Antidepresiva
Dahulu obat ini dipecah lagi menjadi :
- Thimoleptika, yang berkhasiat melawan melancholia, dan
memperbaiki suasana jiwa
- Thimeretika, yang berkhasiat menghilangkan inaktivitas fisik
dan mental yang menyertai depresi tanpa memperbaiki suasana
jiwa
2. Psikostimulasia.
Obat ini berkhasiat mempertinggi inisiatif,kewaspadaan serta
prestasi fisik dan mental, rasa lelah dan ngantuk ditanguhkan.
Suasan jiwa dipengaruhi silih berganti, seringkali
terjadi euphoria(rasa nyaman), tak jarang juga dapat menimbulkan
dysforia (rasa tidak nyaman) bahkan depresi. Oleh karena itu obat
ini tidak layak digunakan sebagai antidepresivum.Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah amfetamin, metilfenidat, fenkamfamin,
dan juga kofein.
C. Obat-obat yang mengacaukan fungsi-fungsi mental tertentu.
1. Psikodisleptika.
Obat ini mengandung zat-zat halusinogen, yang menimbulkan
keadaan desintegrasi dengan gejala-gejala yang mirip psikosis
halusinasi, pikiran-pikiran dan impian-impian khayal,dan
sebagainya. Yang termasuk obat ini adalah LSD, fensiklidin
(HOG,PCP) obat-obat ini adalah obat-obat drugs.
Mekanisme Kerja
Semua obat psikofarmaka bersifat lipofil dan mudah masuk dalam
CCS (Cairan Serebro Spinal) dimana mereka melakukan kegiatannya
secara langsung terhadap saraf-saraf otak. Mekanisme kerjanya
pada taraf biokimia belum diketahui secara pasti , tetapi terdapat
petunjuk-petunjuk kuat bahwa mekanisme ini berhubungan erat
dengan kadar neurotransmitter diotak atau antar keseimbanganya.
Seperti diketahui neurotransmitter atau neurohormon adalah zat
yang menyebabakan penerusan implus (rangasangan listrik) dari

sutu neuron (axon) melalui sinaps ke neuron yang lain (dendrite


atau saraf post-sinaptik).
Neurohormon terpenting dari sistem adrenergic diotak adalah zatzat mono-amin noradrenalin (NA), serotonin (5-HT = 5
Hidroksitriptamin) dan dopamine (DA), yang menentukan kegiatan
otak dengan antar keseimbanganya. Zat-zat ini khususnya terdapat
dalam gelembung-gelembung kecil diujung-ujung axon, berdekatan
dengan sinaps. Setelah implus listrik masuk kedalam axon
gelembung persendian melepaskan neurohormonnya. Sebagaian
besar daripadanya segera diserap kembali secara aktif oleh
gelembung-gelembug tersebut (re-uptake), sisanya melangkai
sinaps dan mencapai reseptor-reseptor di ujung dendrite seberang.
Tibanya neurohormon menstimulasi reseptor untuk melepaskan
suatu impuls kedua, yang mengakibatkan loncatnya impuls asli
melalui sinaps. Enzim MAO (Mono Amin Oksidase) yang juga
terdapat diujung-ujung neuron, berfungsi menguraikan mono-amin
sesudah pekerjaannya selesai. Neurotransmitter asetilkolin dari
sistem kolinergik tidak direspon kemabali,melainkan langsung
diuraikan oleh kolinesterase.
Teori mono-amin menyebutkan bahwa terganggunya
keseimbangan antara masing-masing neurohormo tersebut dari
sistem adrenergic memperihatkan hubungan erat dengan penyakitpenyakit jiwa. Tetapi juga neurotransmitter-neurotransmitter dari
sistim-sistim yang lain memegang peran yang lain dalam hal ini,
misalnya asetilkolin dan endorfin-endorfin (morfin endrogen).
Dengan demikian pada depresi endogen (keadaan murung dan
sendu yang hebat) seringkali ditemukan kekurangan NA dan 5-HT
disinaps-sinaps penting dari SSP, sedangkan pada keadaan mania
(suatu keadaan hiperaktif dan gembira) justru terdapat berlebihan
akan hormon-hormon tersebut.
Kombinasi
Neuroleptika dan antidepresiva tidak dapat dikombinasi dengan
andrenergika (andrenalin,efedrin,wekamin) karena mengakibatkan
penimbunan NA dengan efek hipertensi dan aritmia. Begitupula
kombinasi dengan semua obat penekan SSP, misalnya hipnotika,
antihistaminika atau alcohol. Untuk obat-obat hipertensi dengan
kerja sentral,misalnya klonidin, sebaiknya juga dikurangi.
Kombinasi dari neuroleptika dengan antidepresiva hanya
diperbolehkan pada pasien-pasien depresif dengan gejala-gejala
agitasi, kegelisahan dan rasa takut. Kombinasi dari benzodiazepine
dengan neuroleptika atau antidepresiva bias bermanfaat.
Pentakaran
Efek dari psikofarmaka memperlihatkan variasi individual yang
besar sekali, sedangkan antara kadar darah dan efek terapi
umumnya tidak ada hubunganya langsung. Maka terapi biasanya
dimulai dengan dosis rendah yang setiap 4-7 hari dinaikkan dengan
berangsur-angsur sampai efek yang diinginkan tercapai atau terjadi
gejala-gejala ekstrapiramida. Efek optimal kebanyakan baru
tercapai setelah 2-3 minggu (waktu latensi). Orang-orang yang
sudah berusia tua sangat peka terhadap obat-obat ini dan
umumnya dosis separuhnya sudah mencukupinya.
Berhubung plasma-t1/2 pada umumnya agak panjang, antara 15-50
jam, maka pentakaran satu kali sehari sebelum tidur lazimnya
mencukupi.Jika perlu dapat ditambah dengan dosis yang rendah
pada esok harinya. Keuntungan dari penakaran sebagai single-dose
adalah kurang dirasakanya efek-efek samping tidak enak dan
dipermudahnya tidur berkat efek sedativehipnotiknya.Penggunaan tablet-tablet long-acting (retard,duplex,dan
sebagainya) dalam hal ini tidak bermanfaat.
Neuroleptika
Neuroleptika atau antipsikosa adalah obat-obat yang dapat
menekan fungsi-fungsi psikis tertentu.Obat ini dapat meredakan
emosi dan agresi,dapat juga mengurangi atau menghilangkan
gangguan jiwa seperti impian-impian dan pikiran-pikran khayal
(halusinasi) serta menormalisasi kelakuan yang tidak normal.Obatobat ini terutama digunakan pada psikosis,penyakit jiwa hebat
tanpa keinsyafan sakit pada pasien, misalnya penyakit scizofrenia
(gila) yang berciri desintregasi kepribadian dan psikosis maniadepresif yang terdiri dari fasa mania (gembira berlebihan,
hiperaktivitas dan berceloteh terus-menerus) yang saling
bergantian dengan fase depresif.

Obat-obat dengan efek antipsikosis terkuat adalah


pimozida, haloperidol, bromperidol, sulpiridi, perfenazin,
flufenazin,dan trifluoperazin.

Obat-obat dengan efek relative kurang kuat adalah


klorpromazin
Selain daya antipsikotis, neuroleptika masih memeliki bermacammacam khasiat lain, diantaranya :
a)
Anksiolitik
Dapat meniadakan rasa bimbang,takut,kegeisahan,dan agresi yang
hebat.
b) Anti-emetik
Digunakan untuk melawan mual dan muntah yang hebat, misalnya
pada kanker.Obat ini tidak akan efektif apabila diberikan pada
penderita mabok perjalanan
c) Analgetik
Beberapa obat neuroleptika memiliki daya kerja analgetik kuat
misalnya levopromazin dan droperidol.Obat-obat yang lain dapat
juga memperkuat efek analgetika,misalnya klorpomazin, dengan
jalan mempertinggi ambang nyeri.
Efek Samping
1.
Gejala-gejala ekstrapiramidal (G.E.P)

Gejala ini dapat berupa dystoria,gejala penyakit parkison (tremor


tangan,kakunya anggota gerak,muka seperti topeng),dan akathisia
(selalu ingin bergerak).Gejala-gejala ini disebabkan karena
kurangnya dopamine pada otak.
2.
Diskinesi tarda
Merupakan suatu bentuk G.E.P yang hebat. Gejala-gejalanya adalah
gerakan-gerakan tak sengaja khususnya dari otot-otot
muka,mulut,bibir,dan rahang. Hal tersebut disebabkan karena
adanya hiperaktivitas dopamin, atau mungkin juga hiperaktivitas
pada reseptor-reseptornya.
3.
Efek sedative
Efek ini disebabkan oleh efek antihistamin (blockade reseptorreseptor histamine), yang berupa rasa ngantuk, lelah dan pikiran
keruh.Pada pasien-pasien dengan gangguan tidur obat ini bias
menguntungkan.
4.
Efek hipotensif dan hipotermia
Efek ini disebabkan karena adanya blokade reseptor alphaadrenergik dan vasodilatasi.
5.
Efek antikolinergik
Efek ini disebabkan karena adanya blockade reseptor-reseptor
muskarin,yang berciri-ciri,mulut kering,pengelihatan buram,dan
obtipasi.
6.
Efek anti-serotanin
Terjadi karena adanya blockade reseptor-reseptor serotonin,yang
berupa stimulasi nafsu makan yang dapat menyebabkan pasien
menjadi bertambah gemuk.
7.
Galaktorea (meluapnya air susu)
Terajdi karena disebabkan adanya blockade dopamine yang identik
dengan PIF (prolactine inhibiting factor) hingga sekresi prolaktin
tidak dapat ditahan lagi dan produksi air susu akan bertambah.
Efek samping yang jarang terjadi pada obat ini adalah gangguangangguan seksual (hilangnya libido) khususnya pada derivatederivat fenotiazine penyakit kuning (icterus) dan gangguangangguan darah (agranulocytosis)

Lamanya pengobatan dan kontra-indikasi


Pada umumnya pengobatan psikosis dengan neuroleptika berjangka
lama, sekurang-kuranganya 2 tahun, dan bias juga diberikan
seumur hidup.Guna memperkecil terjadinya efek samping diskinesia
tarda sebagai efek samping long-term, maka disarankan untuk
dilakukan terapi setiap enam bulan dan disertai dengan istirahat
satu bulan.
Neuroleptika tidak boleh diberikan pada pasien-pasien yang
mengalami gangguan pada organ hati.Namun boleh diberikan pada
pasien yang mengalami gangguan jantung dan hiper/hipotensi
namun dengan hati-hati dan selalu dalam pengawasan.
Tranquillizers
Tranquillizers, ataraktika, atau anksiolitika adalah obat-obat
penenang yang berkhasiat selektif terhadap bagian otak yang
menguasai emosi-emosi kita,yakni sistim limbis.Sebaliknya sedative
menekan seluruh SSP.
Sebagaimana halnya neuroleptika,anksiolitika dapat menghiangkan
agresi, kegelisahan batin, kebimbangan,ketegangan, perasaan
mudah tesinggung,dan memulihkan keseimbangan emosional. Obat
ini sangat berguna untuk mengatasi atau mengobati keadaankeadaan neurosis.
Perbedaannya dengan neuroleptika ialah anksiolitika tidak
berkhasiat antipsikotis dan tidak berkhasiat langsung terhadap
fungsi-fungsi otonom (-adrenergik dan antikolinergik), dan tidak
menimbulkan efek-efek ekstrapiramidal.
Efek samping
Toksisitas tranquillizers sangat ringan,Karena dianggap tidak
berbahaya dan tidak menimbulkan kebiasaan, maka obat ini banyak
disalah gunakan dimana-mana,terutama didunia barat dengan
ketegangan-ketegangan hidup, persaingan dan stressnya.
Apabila digunakan dalam waktu yang lama akan nampak gangguangangguan yang berhubungan dengan tertekannya emosi-emosi
negative (agresi,takut,stress,dll) dan perasaan-perasaan positif.
Kemampuan untuk menimbulkan rasa gembira dan riang, atau
bersemangat tinggi akan sangat berkurang, dan penderita akan
bersifat acuh-tak acuh.
Seringkali terjadi pula efek efek depersonalisasi, yaitu hilangnya
identitas pribadi dengan cara mengasingkan wujud pribadi.
Begitupula dengan daya berfikir matang dan daya timbang akan
mengalami penurun atau berkurang.
Telah dinyatakan bahwa tranquillizers sebetulnya dapat
menyebabkan ketergantungan fisik dan psikis serta timbulnya
gejala-gejala abstinensi bila terapi dihentikan. Obat ini akan
beresiko tinggi khususnya pada meprobamat.
Penggunaan transquillizers harus diberikan secara hati-hati dan
selalu dalam pengawasan. Sebaiknya obat ini digunakan hanya
dalam waktu yang singkat, maksimal selama 4-6 minggu dan bila
perlu dilanjutkan secara berseling.
Antidepresiva
Obat-obat antidepresiva adalah obat-obat yang dapat memperbaiki
suasana jiwa(mood) dan dapat mengilangkan atau meringgankan
gejala-gejala keadaan murung,, yang tidak disebabkan oleh
kesulitan-kesulitan social-ekonomi, obat atau penyakit.
Mekanisme Kerja
Menurut teori mono-amin klasik terjadinya depresi andogen ada
hubungannya dengan kekurangan noradrenalin dan serotonin dalam

otak. Antidepresiva mampu mengisi kekurangan ini dengan


menghambat re-uptake amin-amin tersebut kedalam gelembunggelembung pre-sinaptik. Selain itu, adanya rangkainan kompleks
dengan sistim neurohormon lain turut menyokong pada khasiatnya.
Juga dipertunjukkkan dengan kekurangan 5-HT,Kekurangan DA
(dopamine), serta kekurangan NA.
Sementara itu diketahui bahwa obat-obat tertentu merintangi reuptake dari suatu amin, misalnya zimeldin, trazodon, fluvozamin
dan fluoxentin, nomifensin, serta maprotilin dan mianserin.
Semua antidepresiva memiliki efek sedative yang masing-masing
bervariasi kekuatannya. Atas dasar efek sedativnya dapat
digolongkan sebagai berikut:
1.
Berefek sedative baik :
amitriptilin,doksepin,trimipramin,opipramol,dan mianserin. Obatobat ini layak digunakan pada depresi vital,kegelisahan dan agresi.
2.
Berefek sedative sedang : imipramin, klomipramin, dibenzepin
dan maprotilin
3.
Berefek sedative ringan: nomifensin, zimeldin, desipramin, dan
protiptilin. Obat ini lebih disukai pada depresi vital yang terhalang,
dimana pasien sudah berada dalam keadaan apatis termenungmenung.
Efek samping
Selain efek antidepresivenya obat ini memiliki efek yang tidak baik
atau tidak diinginkan,diantaranya efek jantung (tachy-arimia dan
A.V block) yang dapat berakibat fatal terutama pada penderita
jantung lemah.
Efek-efek samping lainya hampir sama dengan efek samping
neuroleptika,terutama efek antikolinergik dan hipotensif yang
sangat merugikan.Sedangkan efek pusat yang ditimbulkan adalah
sedasi dan rasa ngantuk ,rasa letih dan otot lemas,
kekacauan,gelisah dan halusinasi,serta tremor halus pada tangan

dan kejang-kejang.Obat ini juga dapat mengakibatkan


bertambahnya nafsu makan pasien sehingga berat bedan pasien
akan naik.
Penggunaan
Semua antidepresiva menunjukkan kelambatan dalam efek
antidepresivanya setelah pengobatan dimulai,yang sering disebut
dengan waktu laten. Sehingga harus diperhitungkan 2-4 minggu
sebelum efek perbaikan menjadi nyata. Pada
klomipramin,maprotilin dan mianserin waktu latensi ini dikatakan
lebih singkat,antara 7-10 hari.Apabila setelah waktu tersebut efek
belum terlihat,maka dosis dapt dipertinggi atau dapat diganti
dengan obat antidepresive lainnya.
Disamping sebagai antidepresiva umumnya beberapa jenis obat
(dengan efek kolinergik ebih kuat) dapat digunakan sebagai obat
ngompol malam pada anak usia diatas 6 tahun. Selain itu
antidepresiva juga digunakan untuk memperkuat khasiat analgetik
pada nyeri-nyeri hebat misalnya pada kanker. Obat ini juga
digunakan pada terapi interval migraine,khususnya imipramin dan
amitriptilin.
Interaksi dan kombinasi
Obat antidepresiva dapat memperkuat efek
alcohol,antihistaminika,sedative,dan hipnotika. Namun neuroleptika
tidak boleh diberikan secara sendiri pada pasien depresi. Kombinasi
dengan perintang-MOA dapat menimbulkan naiknya tekanan darah
yang kuat.
Antidepresiva tidak boleh diberikan pada pasien-pasien epilepsi
karena dapat membangkitkan serangan (konvulsi) terkecuali
nomifrensin,dan tidak boleh diberikan pada pasien glaukom dan
prostatilis

Vous aimerez peut-être aussi