Vous êtes sur la page 1sur 7

POLRI DAERAH JAWA TIMUR

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RS.BHAYANGKARA WAHYU TUTUKO BOJONEGORO

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


( SPO )
PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI
RS. BHAYANGKARA WAHYU TUTUKOBOJONEGORO

Bojonegoro,

Januari 2013

PENANGANAN PASIEN DENGAN AIRBONE


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman:
1/1

RS Bhay. Wahyu Tutuko


Bojonegoro
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit
Januari 2013

Ditetapkan oleh,
KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO BOJONEGORO

dr. BAYU DHARMASANTI., Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 69030410

1. Definisi

2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Uraian Prosedur

5.Unit Terkait

Teknik penanganan pasien yang mengalami penyakit yang tersebar ketika


tetesan pathogen dikeluarkan keudara yang disebabkan oleh batuk,bersin
dan berbicara.penyakit ini mengacu pada setiap penyakit yang
disebabkan oleh agen mikroba patogen dan ditularkan melalui udara.
Meminimalkan angka kejadian infeksi nosokomial,menurunkan
penularan penyakit melalui udara baik yang berupa bintik percikan
diudara atau partikel debu yang berisi agen infeksi.
Karumkit Bhayangkara,PEDOMAN MANEJERIAL PPI DI RS
DAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA
A.
Tempatkan pasien pada ruangan dengan tekanan negatif
termonitor,minimal pergantian udara 6 kali setiap jam,pembuangan
udara yang keluar yang memadai atau penggunaan filter tingkat
tinggi termonitor sebelum udara beredar keseluruh rumah sakit,jaga
pintu agar tetap tertutup dan pasien tetap dalam ruangan,bila tidak
ada ruangan tersendiri maka tempatkan pasien dalam ruangan dengan
pasien lain yang terinfeksi mikroorganisme yang sama.
B.
Proteksi respirasi:gunakan pelindung pernapasan(masker)waktu
masuk keruangan pasien,tidak diperbolehkan masuk keruangan
pasien bagi orang yang rentan terhadap penyakit infeksi.
C.
Pengangkutan
pasien:batasi
pemindahan
pasien
atau
pengangkutan pasien hanya untuk hal-hal yang penting saja.bila
pemindahan atau pengangkutan pasien memang diperlukan,hindari
penyebaran infeksi dengan memberikan pasien masker.
D.
Upayakan ruangan bertekanan negative dengan pergantian udara
6-12 jam dan sistem pembuangan udara keluar atau menggunakan
saringan udara partikulasi efisiensi tinggi ( HEPA FILTER ) yaang
termonitor sebelum masuk kesistem sirkulasi udara lain di RS.
E.
Jika tidk ada ruangan tekanan negative, maka boleh dibuat rungan
bertekanan negative dengan cara memasang kipas angin atau
pendingin ruangan di jendela, dimana jendela harus membuka keluar
dan tidak mengarah ke daerah publik.
F.
Jaga pintu supaya terlalu tertutup
G.
Pastikan semua orang yang memasuki ruangan menggunakan
APD yang sesuai
H.
Pakai sarung tangan bersih, gaun bersih non steril, ketika masuk
ruangan.
RUANG ISOLASI

PENGELOLAAN ALAT/PERALATAN YANG KADALUARSA


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman:
1/1

RS Bhay. Wahyu Tutuko


Bojonegoro
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit
Januari 2013

Ditetapkan oleh,
KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO BOJONEGORO

dr. BAYU DHARMASANTI., Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 69030410

1. Definisi

Kegiatan pengelolahan terhadap persediaan farmasi yang tidak


terpakai karena kadaluarsa,rusak,mutu tidak memenuhi standart dengan
cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak
terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.

2. Tujuan

1. Untuk menjamin persediaan farmasi yang sudah tidak memenuhi


syarat dikelola sesuai standart yang berlaku
2.Akan mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi risiko
terjadinya penggunaan obat yang tidak berstandart.

3. Kebijakan

Karumkit Bhayangkara

4. Uraian Prosedur

A. Instalasi farmasi rumah sakit harus melakukan dokumentasi untuk


mendeteksi kerusakan dan kadaluarsa persediaan farmasi.
B.Instalasi farmasi rumah sakit diberi tahu setiap ada produk
persediaan farmasi yang rusak yang ditemukan oleh perawat atau
tenaga medis lainya.
C.Catatan dari manufaktur seperti nama dan nomor batch sediaan
perbekalan farmasi harus tertera pada resep pasien rawat jalan,order
pasien rawat inap,rekaman pengendalian kemasan dan pada daftar
persediaan dan etiket yang bersangkutan.
D.Dokumen yang berisi resep,order persediaan farmasi,dikaji untuk
menetapkan penerima(pasien dan unit rawat)no batch perbekalan
farmasi yang akan ditarik.
E.Dalam hal pengelolahan atau penarikan produk yang signifikan
secara klinik,harus disampaikan kepada penerima bahwa mereka
mempunyai produk persediaan farmasi yang akan ditarik.untuk pasien
rawat jalan,peringatan harus dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak di inginkan.tetapi pasien harus dijamin mendapatkan penggantian
persediaan farmasi yang akan ditarik.pimpinan RS,perawat dan staf
medik harus diberi tahu setiap penarikan persediaan farmasi.beberapa
penjelasan juga harus diberitahukan kepada pasien yang menerima
persediaan farmasi yang ditarik.
F.Memeriksa semua catatan pengeluaran,kepada pasien mana
persediaan farmasi diberikan guna mengetahui keberadaan sediaan
farmasi yang ditarik.
G.Memberi label pada semua produk yang ditarik,diberi tandajangan
digunakansampai produk persediaan farmasi tersebut diambil oleh
atau dikembalikan ke pabrik/produsenya.

5. Terkait
SEMUA UNIT RS

PERALATAN SINGLE USE YANG DIREUSE


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman:
1/1

RS Bhay. Wahyu Tutuko


Bojonegoro
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit
Januari 2010

Ditetapkan oleh,
KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO BOJONEGORO

dr. BAYU DHARMASANTI., Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 69030410

1. Definisi
2. Tujuan
3. Kebijakan

Rencana Kegiatan Rumah Sakit Bhayangkara Wahyu Tutuko

4. Uraian Prosedur

Bojonegoro.
A.

Vous aimerez peut-être aussi