Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kanker Kolon
Dosen Pembimbing : Ns. Henni Kusuma S.Kep., M.Kep., Sp.KMB
Disusun Oleh : Kelompok 7
Ikha Nur Jihan
22020114130118
Lia Budiningmas
22020114120018
22020114130100
Deni Rifais
22020114120042
Yohana Esti P
22020114120054
Sinta
22020114130070
A.14.2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan tepat waktu untuk
memenuhi tugas mata kuliah keperawatan dewasa yang berjudul konsep dan asuhan
keperawatan melanoma maligna. Tak lupa shalawat serta saam kami haturkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW, sahabat dan keluarganya.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ns. Henni Kusuma S.Kep, M.Kep., Sp.KMB yang
telah bersedia membimbing kami dalam menyelasaikan tugas ini. Kami ucapkan terimakasih
juga kepada orang tua dan sahabat-sahabat kami yang selalu memberikan doa dan
dukungannya.
Kami tahu makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu mohon kritik dan
sarannya agar dapat terciptanya karya yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan para pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................
A.
Latar Belakang............................................................................................................................
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................................................
C.
Tujuan Penulisan.........................................................................................................................
D.
Manfaat Penulisan......................................................................................................................
Definisi........................................................................................................................................
B.
Etiologi........................................................................................................................................
C.
Patofisiologi.................................................................................................................................
D.
Manifestasi klinis.........................................................................................................................
E.
F.
G.
Diagnosis.....................................................................................................................................
H.
Penatalaksanaan medis................................................................................................................
Pengkajian Keperawatan..............................................................................................................
B.
Diagnosa Keperawatan................................................................................................................
C.
Intervensi.....................................................................................................................................
BAB IV PENUTUP................................................................................................................................
A.
Kesimpulan..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neoplasma adalah pertumbuhan baru massa yang tidak normal akibat proliferasi
sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan yang. Neoplasma terbagi
jinak dan ganas. kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering
ditemukan didaerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah dan kolon sigmoid.
Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar. Kanker dapat terlepas dari struktur
primer dan menyebar ke bagian tubuh lain terutama hati.
Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker paru di
Amerika Serikat. Saat kanker kolon dan rektal terdeteksi dan diobati pada tahap
terlokalisasi awal, maka terdapat angka bertahan hidup 5 tahun sebesar 80-90%. Faktorfaktor yang mencetuskan seseorang terhadap kanker kolorektal adalah
hereditas,
masukan lemak, penyakit inflamasi usus, homoseksualitas, dan polip kolon. Kanker ini
umum terjadi pada pria dan wanita; dan terjadi pada semua umur, tetapi frekuensi paling
besar pada decade ke-5, ke-6, dan ke-7. Pravalensi paling tinggi pada orang Eropa Barat
dan Amerika Utara serta paling sedikit di Amerika, Afrika, dan Asia. Karsinoma
kolorektal merupakan keganasan ke empat di seluruh dunia dengan perkiraan kasus baru
1.023.000 dan kematian 529.000 tiap tahun. Di Amerika Serikat menduduki urutan
keganasan ke tiga dan menjadi penyebab kematian ke dua terbanyak. Pada tahun 2005
diperkirakan akan ditemukan 145.290 kasus baru dengan kematian 56.290.
Di Indonesia dari berbagai laporan terdapat kenaikan jumlah kasus tetapi belum
ada angka pasti insiden karsinoma kolorektal. Sjamsuhidajat (1986) dari evaluasi data di
Departemen Kesehatan mendapatkan 1,8 per 100.000 penduduk. Tirtosugondo (1986)
untuk Kodya Semarang, melaporkan peningkatan karsinoma kolorektal dengan Age
Standardized Rate (ASR) per 100.000 penduduk untuk laki-laki tahun 1970-1974: 2,5;
tahun 1980-1981: 3,2; sementara untuk wanita tahun 1970-1974: 2,2 tahun 1982: 3,4 dan
menduduki urutan ke lima di antara keganasan lain.
1. Bagi masyarakat
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat dalam dunia
kesehatan khususnya mengenai penyakit kanker kolon.
2. Bagi keperawatan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
keperawaratan dalam dunia kesehatan.
3. Bagi peneliti
Untuk memperluas wawasan penulis dalam menyusun makalah dimasa yang
akan mendatang.
1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kanker usus besar disebut juga dengan kanker kolon. Kanker ini berada di bawah
pencernaan manusia. Kanker usus besar jika sudah menyebar bisa disebut juga dengan kanker
rektum. Kanker rektum adalah kanker yang berada di organ beberapa inci dari usus besar.
Kanker usus besar dan kanker rektum disebut dengan kanker kolorektal. Sebagian besar
kasus kanker usus besar diawali dengan pembentukan gumpalan-gumpalan sel berukuran
kecil yang disebut polip adenoma. Gumpalan ini kemudian menyebar secara tidak terkendali
seiring waktu.
B. Etiologi
Secara umum dinyatakan bahwa untuk perkembangan kanker kolon dan rektum
merupakan interaksi berbagai faktor yakni factor lingkungan dan faktor genetik. Factor
lingkungan yang multiple bereaksi terhadap predisposisi genetik atau defek yang didapat dan
berkembang menjadi kanker kolon dan rektum. Terdapat 3 kelompok kanker kolon dan
rektum berdasarkan perkembangannya yaitu :
1.
Kelompok yang diturunkan (inherited) yang mencakup kurang dari 10% dari
kasus kanker kolon dan rektum. Kelompok yang diturunkan merupakan pasien
yang ketika dilahirkan sudah dengan mutasi sel sel germinativum pada salah satu
alel dan terjadi mutasi somatik pada alel yang lain.
2.
3.
C. Patofisiologi
Penyelidikan terhadap penyebab karsinoma kolorektal telah mendorong penelitian
tentang lemak hewan dalam diet, bakteri anaerob dari usus besar, dan kandungan serat
dalam otot. Masing-masing faktor ini sebagian dapat menjelaskan distribusi geografis
penyakit. Aspek serat menarik perhatian, karena dengan meningkatkan bulk dalam diet
akan menurunkan waktu transit dan juga waktu kontak antara makanan dan usus.
Kira-kira 60%-70% karsinoma ini terjadi pada rectum, area rektosigmoid, atau
kolonsigmoid. Tipe pertumbuhan tergantung pada area asal. Karsinoma disisi kiri
cenderung tumbuh mengitari usus, mengelilinginya dan menimbulkan masa bulk,
polypoid, dan berjamur. Mayoritas kanker ini adalah adenokarsinoma. Tipe lain masuk
menembus usus dan menyebabkan abses, peritonitis, infasi organ sekitarnya, atau
perdarahan. Tumor-tumor ini cenderung tumbuh dengan lambat, dan tetap asimtomatik
untuk periode waktu yang lama. Metastasis dapat terjadi pada hepar, paru-paru, tulang,
atau sistem limfatik.
Manifestasi klinis tergantung pada lokasi tumor. Individu yang mengalami
melena, diare, dan konstipasi; ini adalah manisfestasi paling sering dari lesi sisi kiri.
Tumor sisi kanan menyebabkan kelemahan, malaise, dan penurunan berat badan. Nyeri
jarang terjadi, dan juga dapat sebagai akibat dari kontraksi usus yang berhubungan
dengan obstruksi kolon parsial atau keterlibatan saraf. Masa tumor sering terpalpasi pada
pemeriksaan fisik. Obstruksi usus mungkin tanda pertama dari penyakit. Metastasis
sangat dapat diperkirakan, dengan invasi saluran limfatik, peritoneum, dan saluran vena
yang membuat penyebaran. Sisi umum dari jarak metastasis adalah paru-paru, tulang, dan
otak. Pada saat diagnosis, beberapa perluasan tumor, sering telah terjadi, tetapi keganasan
ini tumbuh secara lambat, hal ini dipertimbangkan tahap yang sangat dapat diobati
dengan diagnosis awal dan tindakan pembedahan.
D. Manifestasi klinis
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita kanker usus besar, di
antaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Diet dengan daging merah atau olahan, atau daging dimasak pada suhu tinggi
Kelebihan berat badan (lemak berlebih di sekitar pinggang)
Berolahraga terlalu sedikit
Merokok atau minum alcohol
primer dan infiltrasinya pada karsinoma kolon secara USG per endoskopi belum
berkembang. Dapat dilakukan Abdomino Pelvik CT Scanning, MR1, USG
transabdominal dan foto thorak. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan pemeriksan
colok dubur dan Ultrasonografi endoluminal transrektal.
Stadium kanker kolon dan rektum
Stadium B1
Stadiun B2
Stadium C1
Stadium C2
Stadium D
pT0
pTis
pT1
pT2
pT3
pT4
pNx
pN0
pN1
pN2
pM Metastasis jauh
pMx
pM0
pM1
n StadiumKinik
Stadium 0
: Tis
N0
M0
Stadium IA
: T1
N0
M0
Stadium IB
: T2
N0
M0
Stadium IIA
: T3
N0
M0
Stadium IIB
: T4
N0
M0
N1
M0
N2
M0
Stadium lV
Semua N
M1
: Semua T
Jika kanker terdeteksi, maka akan dikelompokkan, suatu proses mencari tahu
seberapa jauh kanker telah menyebar. Ukuran tumor mungkin tidak berkorelasi
dengan stadium kanker.
Tahap 0 - Kanker hanya pada lapisan terdalam dari usus besar atau rektum.
Tahap I - Kanker belum menyebar ke luar dinding bagian dalam usus besar
atau rektum.
Tahap II - Kanker telah menyebar ke dalam lapisan otot dari usus besar atau
rektum.
Tahap III - Kanker telah menyebar ke satu atau lebih kelenjar getah bening di
daerah tersebut.
Tahap IV - Kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti hati, paruparu, atau tulang.
G. Diagnosis
Gejala dan tanda yang menunjukkan nilai prediksi tinggi terhadap akan adanya
kanker kolon dan rektum.
1. Keluhan utama dan pemariksaan klinis seperti
Perdarahan peranum disertai peningkatan frekuensi defekasi dan atau diare
tahun)
Massa teraba pada fossa iliaca dekstra (semua usia)
Massa intra luminal didalam rectum
Tanda tanda obstruksi mekanik usus (ileus obstruksi)
Penderita mengalami anemia dengan defisiensi Fe (Hb< 11 gr % pada pria dan
Hb< 10 gr % pada wanita pasca menopause)
2.
3. Test darah samar pada feses ( Fecal Occult Blood Test : FOBT)
4. Pemeriksaan penunjang
Keuntungan :
-
Kelemahan :
-
Endoskopi
kelemahan :
Kerugian :
-
H. Penatalaksanaan medis
1. Radioterapi
Terapi radiasi sering digunakan sebagai tambahan dari pengangkatan bedah dari
tumor usus. Bagi kanker rektal yang kecil, intrakavitari, eksternal, atau implantasi
radiasi dapat dengan atau tanpa eksisi bedah dari tumor. Radiasi preoperative
diberikan bagi klien dengan tumor besar sampai lengkap pengangkatan. Bila terapi
radiasi megavoltase digunakan, kemungkinan dalam kombinasi dengan kemoterapi,
karsinoma rektal berkurang ukurannya, sel-sel jaringan limpatik regional dibunuh,
dan kekambuhan lamban atau tidak kambuh sama. Terapi radiasi megavoltase juga
dapat digunakan postoperatif untuk mengurangi risiko kekambuhan dan untuk
mengurangi nyeri. Lesi yang terfiksir luas tidak diangkat dapat ditangani dengan
mengurangi pemisah / hambatan dan memperlambat berkembangnya kanker.
2.
Kemoterapi
Perkembangan pemberian kemoterapi pada kanker kolorektal mengalami
kemajuan yang amat pesat dalam dua dasawarsa ini. Tanpa pemberian kemoterapi
pada pasien kanker kolon dan rektum stadium III hanya mempunyai masa bebas
penyakit (DFS : disease free survival) 3 tahun sebesar 52%. Angka ini membaik
dengan telah dilemukannva 5- FU bolus (dengan atau tanpa levamizole ) dengan lama
pemberian 6 hingga 12 bulan. Kemudian pemberian kemoterapi pada stadium II
secara bermakna meningkatkan harapan hidup pasien dari 77,4% tanpa kemoterapi
menjadi 80,3% dengan kemoterapi. Sejak dekade 60 an hingga tahun 1998, 5 FU +
LV (asam folinat) yang diberikan 5 hari berturut turut. (Protokol Mayo ) dinyatakan
sebagai protokol terbaik yang diberikan selama 12 bulan (kemudian diperpendek
menjadi 6 bulan oleh studi NCCTG dan IMPACT). Pada tahun 2002 pemberian 5-FU
secata infus dikatakan lebih aman daripada bolus dan menjadi dasar pemberian
protokol de Gramont. Indikasi pemberian kemoterapi untuk mencegah kekambuhan
dengan kriteria :
Derajat keganasan 3 - 4
Invasi tumor ke limfatik dan pembuluh darah
Adanya obstruksi usus
Kelenjar yang diperiksa kurang dari 12 buah
Stadium T 4,N0,M0 atau T3 dengan perforasi terlokalisasi
Tepi sayatan dengan positif untuk tumor
Tepi sayatan dengan penentuan batas yang terlalu dekat dengan tumor
atau sulit ditentukan
Standar kemoterapi sebagai terapi adjuvan saat ini adalah 5-FU/LV selama 6
bulan. Pemberian kemoterapi dapat dilakukan secara sendiri atau bersamaan dengan
radio terapi pasca pembedahan. Perkembangan terakhir dari kemoterapi telah
disetujui pula sebagai first line theraphy pemakaian irinotecan, oxaliplatin dan
capecitabine sebagai pengganti 5-FU/FA yang diberikan secara peroral. Berdasarkan
pada WCGS di Barcelona 2003 dan pertemuan berikutnya tahun 2004 maka
capecitabine sudah diakui paling tidak ekivalen dengan protokol Mayo pada
kemoterapi kanker kolon dan rektumberikutnya diresmikan oleh USFDA pada tahun
2005. Beberapa protokol atau cara pemberian sitostatika pada kanker kolon dan
rektum yang saat ini digunakan adalah :
mg/rn2 IV bolus 1 jam setelah leucovorin hari 1-5 ; ulangi setiap 4 minggu.
Protokol Roswell Park : leucovorin 500 mg/m2 selama 2 jam, hari ke
1,8,15,22,29 dan 36; 5 -FU 500 mg/m2 I.V 1 jam setelah leucovorin hari ke
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu
dengan berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh
butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven).
Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis
dengan cara mencari data :
a) Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Hal ini meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Keluhan utama
adalah keluhan yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan
kesehatan untuk mencari pertolongan, misalnya : demam, sesak nafas,
nyeri pinggang, dll. Keluhan utama ini sebaiknya tidak lebih dari satu
keluhan. Kemudian setelah keluhan utama, dilanjutkan anamnesis secara
sistematis dengan menggunakan tujuh butir mutiara anamnesis, yaitu :
1) Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak?)
Seorang penderita yang datang dengan keluhan, perlu ditanyakan lebih
lanjut, bila perlu penderita diminta menunjukkan dengan tangannya,
dimana bagian yang paling sakit dan penjalarannya ke arah mana.
2) Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?)
Perlu ditanyakan kapan mulai timbulnya sakit atau sudah berlangsung
berapa lama. Apakah keluhan itu timbul mendadak atau perlahanlahan, hilang timbul atau menetap.
3) Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi?)
Bagaimana rasa sakit yang dialami penderita harus ditanyakan,
misalnya rasa sakit yang tajam (jelas) seperti rasa panas, terbakar,
pedih, diiris, tertusuk, menunjukkan inflamasi organ. Rasa sakit yang
tumpul (dull) seperti diremas, kramp, kolik, sesuatu yang bergerak 5
biasanya menunjukkan proses pada organ yang berongga (saluran
cerna, empedu). Rasa sakit yang tidak khas menunjukkan organ padat
(hati, pankreas).
4) Kualitas keluhan (rasa seperti apa?)
Ditanyakan seberapa berat rasa sakit yang dirasakan penderita. Hal ini
tergantung dari penyebab penyakitnya, tetapi sangat subjektif, karena
dipengaruhi antara lain kepekaan seorang penderita terhadap rasa sakit,
status emosi dan kepedulian terhadap penyakitnya. Dapat ditanyakan
apakah sakitnya ringan, sedang atau berat. Apakah sakitnya
mengganggu kegiatan sehari-hari, pekerjaan penderita atau aktifitas
fisik lainnya.
5) Faktor-faktor yang memperberat keluhan
Ditanyakan adakah faktor-faktor yang memperberat sakit, seperti
aktifitas makan, fisik, keadaan atau posisi tertentu.
6) Faktor-faktor yang meringankan keluhan
Ditanyakan adakah usaha penderita yang dapat memperingan sakit,
misalnya dengan minum antasida rasa sakit berkurang,
7) Analisis sistem yang menyertai keluhan utama
Perlu ditanyakan keluhankeluhan lain yang timbul menyertai dan
faktor pencetusnya
b) Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Ditanyakan adakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan
kapan terjadinya dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta
mencari penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit
kronik (hipertensi, diabetes mellitus, dll), perawatan lama, rawat inap,
imunisasi, riwayat pengobatan dan riwayat menstruasi (untuk wanita).
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan
dari pihak keluarga (diabetes mellitus, hipertensi, tumor, dll) atau riwayat
penyakit yang menular.
d) Riwayat Sosial dan Ekonomi
Hal ini untuk mengetahui status sosial pasien, yang meliputi pendidikan,
pekerjaan pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum
alkohol atau merokok, obatobatan, aktivitas seksual, sumber keuangan,
asuransi kesehatan dan kepercayaan).
Sebelum melakukan anamnesis lebih lanjut, pertama yang harus ditanyakan adalah
identitas pasien, yaitu umur, jenis kelamin, ras, status pernikahan, agama dan
pekerjaan.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan colok dubur merupakan keharusan dan dapat disusul dengan
pemeriksaan rektosigmoidoskopi (Sjamsuhidajat & de Jong, 2011). Pada
pemeriksaan colok dubur ini yang harus dinilai adalah keadaan tumor dan
mobilitas tumor (Sjamsuhidajat, 2004).
Pemeriksaan colok dubur dilakukan pada setiap penderita dengan gejala anorektal
serta menetapkan ukuran dan derajat fiksasi serta jarak tumor dari garis anokutan.
Pemeriksaan ini lebih akurat dalam penentuan stadium lokal lanjut daripada
stadium tumor dini.
3. Pemeriksaan Penunjang
Terdapat beberapa macam pemeriksaan penunjang yang terbukti efektif untuk
diagnosis karsinoma kolorektal, yaitu endoskopi, CT Scan, MRI, barium enema, dan
CEA (Sjamsuhidajat, 2004).
a. Endoskopi
Jenis endoskopi yang dapat digunakan adalah sigmoidoskopi rigid,
sigmoidoskopi fleksibel dan kolonoskopi. Sigmoidoskopi Rigid digunakan untuk
visualisasi kolon dan rektum sebenarnya kurang efektif dibandingkan dengan
sigmoidoskopi fleksibel (Sjamsuhidajat, 2004). Sigmoidoskopi Fleksibel yaitu
visualisasi langsung pada 40 hingga 60 cm terminal rektum dan kolon sigmoid
dapat dilakukan dengan persiapan yang minim dan lebih nyaman bagi pasien.
Enam puluh persen dari semua tumor usus besar dapat terlihat secara langsung
menggunakan alat ini (Price & Wilson, 2006). Kolonoskopi adalah pemeriksaan
endoskopi yang sangat efektif dan sensitif dalam mendiagnosis karsinoma
kolorektal. Tingkat sensitivitas di dalam mendiagnosis adenokarsinoma atau polip
kolorektal adalah 95% (Sjamsuhidajat, 2004).
b. CT Scan dan MRI
CT Scan dan MRI digunakan untuk mendeteksi metastasis ke kelenjar getah
bening retroperitoneal dan metastasis ke hepar. Pemeriksaan ini dapat melihat
invasi ekstra rektal dan invasi organ sekita rektum. Akurasi tidak setinggi USG
endoluminal. Akurasi pembagian stadium dengan menggunakan CT-Scan adalah
80% dibanding MRI 59%. Untuk menilai metastase kelenjar getah bening akurasi
CT-Scan adalah 65%, sedang MRI 39% (Sjamsuhidajat, 2004).
c. Barium Enema
Merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mendeteksi gangguan
kolon. Penambahan kontras-udara dengan radiografi enema barium bersifat
akurat hingga 90% pemeriksaan (Price & Wilson, 2006).
d. CEA (Carcinoembrionik Antigen) Screening
CEA adalah sebuah glikoprotein yang terdapat pada permukaan sel yang
masuk ke dalam peredaran darah dan digunakan sebagai marker serologi untuk
memonitor status karsinoma kolorektal dan mendeteksi rekurensi dini dan
metastase ke hepar. CEA terlalu insensitif dan non spesifik untuk bisa digunakan
sebagai screening karsinoma kolorektal (Kendal & Tao, 2013).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pre-Operative
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam
mencerna cukup kalori akibat kanker
2) Diare (00013) berhubungan dengan malabsorpsi atau inflamasi sekunder
akibat kanker kolon
3) Nyeri akut (00132) berhubungan dengan obstruksi tumor pada usus
dengan kemungkinan menekan organ yang lain
4) Ansietas (00146) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
kondisi dan pengobatan
5) Kurang pengetahuan (00126) berhubungan dengan rencana intervensi
pembedahan, radiasi, dan kemoterapi
2. Post-Operative
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan atau
absorpsi nutrient sebagai akibat dari faktor-faktor fisiologis atau
psikologis yang dialami pascaoperatif
2) Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen cidera fisik
3) Risiko infeksi (00004) berhubungan dengan tindakan invasive, insisi post
pembedahan
4) Intoleransi aktivitas (00092) berhubungan dengan kelemahan fisik
5) Gangguan citra tubuh (00118) berhubungan dengan pembuatan ostomy
karena lokasi kanker kolorektal.
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
C. Intervensi
1. Pre-Operatif
33)
Diagnosa Keperawatan
34)
35)
37) Mandiri
jam meningkat
Keadekuatan
zat
gizi
yang
Minta
menyangkut
penjelasan
pasien
alergi
terhadap
Intervensi
dikonsumsi tubuh
-
data
Timbang pasien pada saat yang tepat
39)
Rasional : memberikan
data untuk evaluasi
Tentukan kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
40)
Rasional : memberikan
informasi
mengenai
pemenuhan
nutrisi
Pantau dan catat kandungan nutrisi
dan kalori pada catatan asupan
41)
Rasional : memberikan
informasi
untuk
rekomendasi
Pantau kesesuaian
evaluasi
dan
pesanan
diet
Rasional : meningkatkan
diet seimbang
43) Kolaborasi
-
dan
diperlukan
jenis
nutrien
untuk
yang
memenuhi
mengenai
pemenuhan
nutrisi
2. Diare berhubungan dengan
Saluran
gastrointestinal
untuk
membentuk
mampu
diharapkan
Diare tidak ada
Kembung tidak ada
dan
memberikan
mengenai
perkembangan diare
Observasi turgor kulit
48)
Rasional :
mengetahui
Rasional
mengontrol
Rasional
memberikan
dengan tepat
TTV normal
lain
51) Mandiri
-
Rasional
dalam
tanda-tanda
keadaan
normal
normal
Kaji skala nyeri
53)
Rasional
mengetahui
perubahan nyeri
Fasilitasi lingkungan yang nyaman
54)
Rasional :
kenyamanan
meningkatkan rasa rileks untuk
mengurangi nyeri
Berikan edukasi mengenai nyeri
55)
Rasional : pasien memiliki
respon yang tepat terhada nyeri
56) Kolaborasi
Kolaborasi
analgesic
pemberian
dengan
dengan indikasi
57)
Rasional
dokter
:
obat
sesuai
menurunkan
rasa nyeri
4. Ansietas berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang
kondisi dan pengobatan
berkurang
Mampu mengatasi stressor
Tidak ada manifestasi perilaku
akibat kecemasan
Mampu
merencanakan
strategi
58) Mandiri
Jelaskan semua prosedur
59)
Rasional : mengurangi
ansietas
Kaji dan dokumentasikan tingkat
kecemasan
pada
pasien
dalam
persepsi sensori
nya ansietas
Gunakan satu sistem pendekatan
yang tenang dan meyakinkan
61)
Rasional : meningkatka
membantu
dalam
Tingkat
penyakit bertambah
Tingkat
pemahaman
pemahaman
mengenai
mengenai
memberikan
penyuluhan
-
dasar
dan
akan
untuk
menghindari
adanya duplikasi
Gambarkan proses penyakit kanker
sesuai dengan kebutuhan
67)
Rasional
:
membantu
pasien dalam memahami proses
penyakit
Berikan informasi mengenai terapi
dan atau pilihan pengobatan yang
potensial
keuntungan
terjadi
dari
tersebut
68)
Rasional
dana
setiap
:
tau
terapi
membantu
pengobatan
Beritahu pasien tentang alternative
pilihan yang sesuai
69)
Rasional
membantu
diperlukan
70)
Rasional : meningkatkan
persetujuan tindakan
71)
2. Post-Operatif
72) Diagnosa
Keperawatan
Kriteria Hasil
dibuktikan dengan
indikator:
76) Penatalaksanaan
nutrisi
-
pasien
Anjurkan masukan protein, vitamin
C, dan zat besi
78)
Rasional: meningkatkan
24 jam meningkat
Keadekuatan zat gizi yang
dikonsumsi tubuh pasien.
74) Intervensi
penyembuhan
Pantau catatan masukan terhadap isi
dan kalori nutrisi
79)
Rasional: memberikan
rekomendasi
Pantau kesesuaian pesanan diet untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi harian
80)
Rasional: meningkatkan diet
seimbang
Tentukan pilihan makanan dengan
pertimbangan agama dan kultural
81)
Rasional: memberikan data
kalori tambahan
Yakinkan bahwa diet meliputi
makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
83)
Rasional: meningkatkan
Rasional: meningkatkan
nafsu makan
Instruksikan pasien dan keluarga
dalam kebutuhan akan makanan
88)
Rasional: memberika
wajah
Posisi tubuh melindungi
Kegelisahan atau ketegangan otot
menurun
-
data
Cek pesanan medis terhadap obat,
dosis, dan frekuensi pemberian
analgesik
91)
Rasional: mencegah
kesalahan
Cek riwayat alergi obat
92)
Rasional: mencegah
kesalahan
Pilih analgesik yang sesuai jika lebih
dari satu yang diresepkan
93)
Rasional: memberikan
pasien obat penghilang nyeri yang
optimal
Pilih IV melalui rute pompa PCA
daripada IM untuk pemberian injeksi
obat nyeri secara teratur jika
mungkin.
94)
Rasional: mengoptimalkan
-
absorpsi obat
Pantau tanda-tanda vital sebelum dan
seusdah pemberian analgesik narkotik
untuk dosis pertama atau jika ada
tanda yang tidak umum mohon dicatat
95)
Rasional: mengumpulkan
data mengenai respon pasien pada
obat
Bantu relaksasi untuk memfasilitasi
respon terhadap analgesik
96)
Rasional: meningkatkan
konsisten
Perbaiki kesalahan konsep/mitor yang
dipegang pasien atau anggota keluarga
mengenai analgesik terutama opioid
(mis., adiksi, risiko takar jalak)
100)
Rasional: meningkatkan
kerjasama dengan perencanaan
penatalaksanaan nyeri
Beritahu pasien dan keluarga tentang
kebutuhan terhadap obat dan
kemungkinan efek samping
101)
Rasional: meningkatkan
pengertian/pemahaman
Instruksikan meminta obat nyeri PRN
sebelum nyeri menjadi berat
102)
Rasional: meningkatkan
Rasional: mencegah
potensial masalah
3. Risiko infeksi berhubungan dengan
pembedahan
-
imun pasien
Pasien mendapat imunisasi yang
tepat
Terbebas dari tanda dan gejala
pasien
Kaji faktor yang meningkatkan
serangan infeksi
106)
Rasional: mencegah
infeksi
-
keparahan infeksi
Pantau hasil laboratorium
107)
Rasional: mengetahui
perubahan yang terjadi pada tubuh
pasien
Amati penampilan praktik higiene
pribadi untuk perlindungan terhadap
infeksi
108)
infeksi
Jelaskan kepada pasien/keluarga
mengapa sakit dan pengobatan
penyakit
Instruksikan untuk menjaga higiene
pribadi utnuk melindungi tubuh
terhdap infeksi
110)
Rasional: mencegah
keparahan infeksi
Ajarkan pasien teknik mencuci tangan
yang benar
111)
Rasional: meningkatkan
pengetahuan pasien
istirahat
Tingkat daya tahan adekuat untuk
beraktivitas
115)
-
Rasional: memastikan
kualitas istirahat
Instruksikan pasien/keluarga dalam
penggunaan teknik relaksasi selama
aktivitas
117)
Rasional: meningkatkan
dan dipelihara
Akomodasi dibuat dan adaptasi
119)
Peningkatan
citra tubuh
-
hidup
120)
Rasional: meningkatkan
Rasional: meningkatkan
123)
Rasional: menyediakan
Rasional: meningkatkan
Rasional: ketidakmampuan
Rasional: meningkatakna
koping keluarga/pasien
-
Rasional: menigkatkan
perasaan penerimaan
-
Rasional: memberikan
Rasional: memberikan
132)
133)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker usus besar disebut juga dengan kanker kolon. Kanker ini berada di bawah
pencernaan manusia. Kanker usus besar jika sudah menyebar bisa disebut juga dengan
kanker rektum. Kanker rektum adalah kanker yang berada di organ beberapa inci dari
usus besar. Kanker usus besar dan kanker rektum disebut dengan kanker kolorektal.
Sebagian besar kasus kanker usus besar diawali dengan pembentukan gumpalangumpalan sel berukuran kecil yang disebut polip adenoma. Gumpalan ini kemudian
menyebar secara tidak terkendali seiring waktu. Secara umum dinyatakan bahwa untuk
perkembangan kanker kolon dan rektum merupakan interaksi berbagai faktor yakni factor
lingkungan dan faktor genetik.
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita kanker usus besar, di
antaranya: Adanya darah pada feses atau bahkan pendarahan di anus, Berubahnya tekstur
kepadatan feses, Menurunnya berat badan, Tubuh terasa lelah, Nyeri atau kram pada
bagian perut, Perut kembung, Meningkatnya frekuensi buang air besar atau diare,
Konstipasi dan Hilang nafsu makan.
Dibawah ini beberapa diagnosa Keperawatan yang terkait pasien
dengan kanker kolon dan rektum yaitu:
Pre-Operative : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh (00002), Diare (00013), Nyeri akut (00132), Ansietas (00146),
Kurang pengetahuan (00126)
Post-Operative : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh (00002), Nyeri akut (00132), Risiko infeksi (00004), Intoleransi
aktivitas (00092), Gangguan citra tubuh (00118).
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M.,
Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta.
Anonim. Bab II tinjauan pustaka. Available at
Zahari, Asril. Deteksi dini, diagnosa, dan penatalaksanaan kanker kolon dan rektum.
Available at
http://repository.unand.ac.id/12202/1/Deteksi_Dini,_Diagnosa_dan_Penatalaksanaan_Kanker
_Kolon_dan_Kerektum.pdf Accessed 25 November 2015