Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1, Desember 2015
69
L.J. van Apeldoorn (1978) Inleideng tot de Studie van het Nederlandse
Recht. diterjemahkan oleh Oetarid Sadino, Pengantar Ilmu Hukum. Pradnya
Paramita, Jakarta,hal. 92.
70
129-130.
3
Dikutip oleh Satjipto Rahardjo (2014) Ilmu Hukum. Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal.89. dari P.J. Fitzgerald ( 1966) Salmond on Jurisprudence. Sweet &
Mazwell, London, p. 124.
4
http://id.w3dictionary.org/index.php?q=ipso+facto, diakses tanggal
03 Pebruari 2015.
5
Satjipto Rahardjo (2014) Op.Cit. hal. 85.
6
Ibid.hal.91-93.
71
72
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat yuridis
sosiologis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum dengan
aspek empiris atau jenis penelitian hukum non doktrinal (sosio
legal research). Penelitian ini menggunakan data skunder sebagai
data awal untuk kemudian dilanjutkan dengan data primer atau
data lapangan.
Penelitian ini tetap bertumpu pada kaidah-kaidah normatif
dimana definisi operasionalnya diambil dari peraturan perundangundangan yang berlaku untuk kemudian dikomparasikan dengan
kenyataan yang ada di lapangan, sehinggga dapat dilihat tingkat
efektivitas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan terhadap kepatuhan pemilik KBWU di
Kabupaten Lumajang.
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah dengan cara studi dokumentasi, observasi, dan
wawancara. Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan
model deskriptif kualitatif. Data-data yang telah diperoleh baik
data primer maupun data sekunder selanjutnya diolah dan
dianalisis berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan.
Model analisis secara deskriptif ini berarti menjelaskan,
menguraikan, dan menggambarkan permasalahan yang disajikan
dalam penelitian ini guna memberikan pemahaman yang jelas dan
terarah yang diperoleh dari hasil penelitian ini, sehingga
diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang simpulan
atas hasil penelitian yang dicapai.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D.1. Visi dan Misi
Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1993
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (sebagaimana telah diganti
dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan), pengujian berkala kendaraan bermotor yang
pada awalnya menjadi tugas dan wewenang Pemerintah Provinsi
dilimpahkan menjadi tugas dan wewenang Pemerintah
Kabupaten/Kota. Pada awalnya Pemerintah Kabupaten Lumajang
menggunakan fasilitas pengujian milik Pemerintah Propinsi Jawa
Timur, berupa fasilitas pengujian manual yang berada di wilayah
73
74
75
76
No
1.
Ambang batas
2.
3.
Min 50 %
4.
5 mm/m
5.
6.
intensitas
min
12.000cd
Penyimpangan :
- ke kanan max 0o 34
- ke kiri max 1o 09
90 dB s/d 118 dB
7.
Pemeriksaan
kendaraan
bagian
bawah
Max 50 %
Max 70 %
Dasar hukum
PP No.55/2012
KMLH. No. 05/2009
Max 4,5 %
Max 1.200 ppm
Max 1,5 %
Max 200 ppm
-10% s/d +15%
PP.No. 55/2012
KM.63/1993
PP.No. 55/2012
KM.63/1993
PP. No. 55/2012
KM.63/1993
PP. No. 55/2012
KM.63/1993
PP.No. 55/2012
KM.63/1993
PP.No. 55/2012
77
tidak lulus uji selama 2 x 24 jam dan pada saat pengujian ulang
tidak diperlakukan sebagai pemohon baru (tidak membayar
retribusi lagi). Seluruh proses mulai dari pemeriksaan dan/atau
pengujian, penetapan hasil uji dan pemberian bukti lulus uji selesai
dalam 1 (satu) hari kerja.
D.3. Efektivitas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Apabila ingin mengetahui efektivitas dari suatu UndangUndang dalam mencapai target atau sasarannya, maka pertamatama harus dapat diukur sejauh mana aturan yang ada dalam
Undang-Undang tersebut ditaati atau tidak ditaati. Tentu saja jika
suatu aturan yang ada dalam sebuah Undang-Undang ditaati oleh
sebagian besar target yang menjadi sasaran ketaatannya, dapatlah
dikatakan bahwa Undang-Undang tersebut adalah efektif. Namun
demikian, sekalipun dapat dikatakan bahwa suatu Undang-Undang
sudah efektif, tetapi masih dapat dipertanyakan lebih jauh derajat
efektivitasnya.
Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
memberikan pengaruh terhadap kepatuhan pemilik KBWU di
Kabupaten Lumajang dalam melakukan pengujian kendaraannya
secara berkala, penulis melakukan wawancara dengan Kepala UPT
Pengujian Kendaraan Bermotor Kabupaten Lumajang, Sri Purnomo
(wawancara tanggal 05 Januari 2015). Dari hasil wawancara
tersebut diketahui bahwa efektivitas Undang-Undang Nomor 22
Tahun terhadap kepatuhan pemilik KBWU dalam mengujikan
kendaraannya secara berkala sudah cukup baik, tetapi masih
belum maksimal. Hal itu dapat diketahui dari kenyataan bahwa
masih banyak KBWU yang mati uji (tidak melakukan pengujian
secara berkala), sebagaimana data pada tabel berikut :
78
Tabel 2
Rekapitulasi Kendaraan Bermotor Mati Uji s/d Desember 2014
Mopen
U
BU
47 1
mobil
bus
U BU
Mobil
barang
U
BU
Kend. Kereta
Khusus Gandeng
U BU U
BU
Kereta
tempel
U BU
70 6
506 1771
40
113
Jumlah
U
BU
U+BU
mobil
bus
2
428
Mobil
barang
3
10.200
Kendaraan
khusus
4
94
Kereta
Gandeng
5
367
Kereta
tempel
6
17
Jumlah
7
11.229
79
80
81
82