Vous êtes sur la page 1sur 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT SISTEM PERNAPASAN


PADA KELUARGA TN. S DI RT 03 RW 06
KELURAHAN KOMET
BANJARBARU

Oleh
Lola Illona Elfani Kausar
I4B111210

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENYAKIT SALURAN PERNAPASAN
PADA KELUARGA Tn. S di RT 03 RW 06 Kelurahan Komet
A. Topik
: Penyakit Saluran Pernapasan
B. Sub topik
: Penyakit Asma
C. Tujuan instruksional :
1. Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 45 menit diharapkan keluarga
Tn.S dapat mengetahui tentang penyakit asma.
2. Khusus:
1)
Memahami pengertian penyakit asma
2)
Memahami penyebab penyakit asma
3)
Memahami faktor pencetus kekambuhan penyakit asma
4)
Memahami tanda dan gejala penyakit asma
5)
Memahami cara pencegahan kekambuhan penyakit asma
D. Perencanaan penyuluhan.
1. Waktu
a. Hari
: Sabtu
b. Tanggal
: 27 Februari 2016
c. Jam
: 17.00 WITA
2. Tempat
: Rumah Tn. S
3. Sasaran
: Keluarga Tn.S
4. Metode
: Ceramah dan diskusi (Tanya jawab)
5. Media
: Laptop, LCD, Leaflet
E. Perincian Tugas
1. Penyuluh

: Memberikan materi

2.

Observer

: Mengobservasi jalannya penyuluhan

3.

Dokumentasi

: Mendokumentasikan kegiatan

F. Pengorganisasian
1. Penyuluh

: Lola Illona Elfani Kausar, S.Kep

2.

Observer

: Sari Dewi Intan Kumala, S.Kep

3.

Dokumentasi

: Sari Dewi Intan Kumala, S.Kep

G. Kegiatan Penyuluhan

NO.
1.

2.

WAKTU

KEGIATAN
PESERTA

KEGIATAN PENYULUHAN

5 menit

Pembukaan:
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
d. Menjelaskan topik yang akan diberikan.
30 menit Pelaksanaan:
Menggali
pengetahuan
peserta
penyuluhan mengenai materi yang akan
diberikan.
Menjelaskan mengenai:
Pentingnya kesehatan
Pengertian alergi
Pengertian penyakit asma
Penyebab penyakit asma
Faktor pencetus kekambuhan penyakit

Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab
Pertanyaan

Memperhatikan

asma
Tanda dan gejala penyakit asma
Cara pencegahan kekambuhan penyakit
asma

3.

4.

8 menit

2 menit

kepada

Evaluasi:
a. Menanyakan kepada peserta tentang materi
yang telah diberikan.
b. Memberikan reinforcement positif kepada
peserta yang dapat menjawab pertanyaan.
c. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
Terminasi:
a. Mengucapkan terimakasih atas peran serta
peserta.
b. Mengucapkan salam penutup

H. Materi Penyuluhan
G. Evaluasi

Memberikan
kesempatan
keluarga untuk bertanya.

: Terlampir

Bertanya tentang
materi yang belum
dimengerti
Menjawab
pertanyaan

Memperhatikan
Mendengarkan
Menjawab salam

1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP, materi dan media yang akan digunakan
b. Kontrak tempat dengan pemilik rumah
c. Kontrak waktu dengan peserta
d. Semua peserta hadir dalam kegiatan
e. Pengkoordinasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi proses
a. Acara dimulai tepat waktu dan sasaran sesuai target
b. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana
c. Peserta antusias mendengarkan materi penyuluhan
d. Peserta bertanya jika ada yang kurang dimengerti
e. Peserta memberikan jawaban pertanyaan yang diajukan penyaji
f. Peserta tidak meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung
3. Evaluasi hasil
a. Jumlah peserta yang datang 100% hadir dari target yang diharapkan
b. Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu:
- Menyebutkan pengertian penyakit asma
- Menyebutkan penyebab penyakit asma
- Menyebutkan faktor pencetus kekambuhan penyakit asma
- Menyebutkan tanda dan gejala penyakit asma
- Menyebutkan cara pencegahan kekambuhan penyakit asma
c. Minimal 1 orang peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
penyaji.
d. Minimal 1 orang peserta mengajukan pertanyaan terkait materi yang
disampaikan.

Materi Penyuluhan :
Pengertian
Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan
mukosa gaster. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Gastritis
adalah peradangan lokal atau penyebaran pada
berkembang

dipenuhi

bakteri.

Gastritis

akut

mukosa
adalah

lambung

inflamasi

dan

mukosa

lambung, sering diakibatkan dari pola diet yang sembrono. Sedangkan gastritis
kronik adalah inflamasi mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan
baik oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri
helicobacter

pylori. Jadi dapat disiimpulkan bahwa gastritis adalah suatu

inflamasi atau peradangan yang sering terjadi pada dinding lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal.
Klasifikasi
Gastritis akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia misalnya obatobatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang
mengalami stress akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus)
yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) dalam lambung. Adanya
HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muantah dan
anoreksia.
Gastritis Kronik
Gastritis Kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung
yang menahun. Gastritis kronik disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak
maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori
Pola diet pada klien dengan penyakit gastritis
Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit
lambung bersifat add libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung
dilaksanakan berdasarkan kehendak pasien. Prinsip diet diantaranya pasien
dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu kenyang dan tidak boleh
berpuasa. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung cukup kalori dan protein
(TKTP) namun kandungan lemak/minyak, khususnya yang jenuh harus dikurangi.

Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat
makanan yang halus (soluble dietary fiber). Makanan tidak boleh mengandung
bahan yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/
lemak secara berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak
boleh terlalu panas atau dingin.
Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk penyakit Maag
Grup makanan
Susu
Minyak Sayur
Minyak
Buah

Dianjurkan
Susu, keju rendah
lemak, yogurt,
susu permentasi
Kacang walnut
Minyak sayur,
minyak zaitun
Apel, pepaya,
melon, pisang

Sayur

Wortel, kacang
hijau, bayam,
lobak, bawang
prei, tomat

Kacangkacangan

Buncis, kacang
kedelai

Daging

Daging tanpa
lemak (sapi, ayam
dan ikan)

Permen
Minuman

Makanan lain

Juice alami

Nasi, roti, biskuit,


tahu, tempe

Dengan Hatihati

Tidak dianjurkan

Keju dengan
lemak

Makanan di goreng
Jeruk, nanas,
markisa
Brokoli, kembang
kol, kubis,
mentimun,
bawang dan
paprika merah

Lemon

Paprika pedas, cabe


dan lada hitam

Lemak daging,
jeroan dan sosis
Permen
konsentrat
Jus buah yang
asam seperti jus
jeruk
Bumbu industry,
rempah-rempah,
kecap

cokelat
Kopi, teh hitam,
minuman bersoda
Santan
kental,kentang
goreng, dodol,
cuka

Pola diet pada klien dengan hipertensi


Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :

Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.


Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan
dalam daftar diet.
Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat

dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhtumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh
karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok
teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
-

Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk Hipertensi :


Golongan
Bahan
makanan
Sumber
Hidrat
arang

Sumber
Protein
hewani

Sumber Protein
Nabati

Makanan yang boleh


diberikan

Makanan yang tidak


Boleh diberikan

Beras, kentang, singkong,


terigu, tapioka, gula, makanan
yang diolah dari bahan
makanan tersebut di atas tanpa
garam dapur dan soda seperti:
makaroni, mi, bihun, roti,
biskuit, kue-kue kering, dan
sebagainya.

Roti, biskuit, dan kue-kue


yang dimasak dengan
garam dapur dan/soda.

Daging dan ikan maksimum


100 gr sehari; telur maksimum
1 btr sehari; susu maksimum
200 gr sehari

Otak, ginjal, lidah, sardin,


keju, daging, ikan dan telur
yang diawet dengan garam
dapurseperti: daging asap,
ham, bacon, dendeng, abon,
ikan asin, ikan kaleng,
kornet, ebi, udang kering,
telur asin, telurpindang, dan
sebagainya.

Semua kacang-kacangan dan


hasilnya yang diolah dan
dimasak tanpa garam.

Keju, kacang tanah dan


semua kacang-kacangan
dan hasilnya yang dimasak
dengan garam dapur dan

lain ikatan natrium.

Sayuran

Buah-buahan

Lemak
Bumbu-bumbu

Semua sayuran segar, sayuran


yang diawet tanpa garam
dapur, natrium benzoate dan
soda

Semua buah-buahan segar;


buah-buahan yang diawet
tanpa garam dapur, natrium
benzoat dan soda.
Minyak, margarin tanpa
garam, mentega tanpa garam.
Semua bumbu-bumbu segar
dan kering yang tidak
mengandung garam dapur dan
lain ikatan natrium.

Sayuran yangdiawet
dengan garam dapur dan
lain ikatan natrium, seperti:
sayuran dalam kaleng, sawi
asin, asinan, acar, dsb nya
Buah-buahan yang diawet
dengan garam dapur dan
lain ikatan natrium.

Margarin dan mentega


biasa.
Garam dapur, baking
powder, soda kue, vetsin,
dan bumbu-bumbu yang
mengandung garam dapur
seperti: kecap, terasi, magi,
tomato kecap, petis, tauco.

Coklat.
Minuman

kopi, minuman botol ringan.

DAFTAR PUSTAKA

Ganiswarna S., et al. 1995. Farmakologi & Terapi Edisi 4. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Geratosima, Salma 2004. Buku Ajar GERIATRI (ilmu kesehatan usia lanjut) edisi
3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
http://www.antaranews.com/print/1188369274/hipertensi/7769001,id.htmlhafifah
Kowalski, Robert E. 2010. Terapi Hipertensi. Bandung : Mizan Pustaka.
Kumar, Vinay.Et.al. 2007.Buku Ajar Patologi Robbins. Vol.2 Ed. 7.Jakarta : EGC.
Nugroho, Wahjudi. 2000 . Keperawatan Gerontik . Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson. 2005. PatofisiologiKonsepKlinis Proses-proses
Penyakit.Jakarta : EGC.
Stanley, Mickey. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC.
Stocklager, Jaime L. 2008. Asuhan Keperawatan Geriatric Edisi 2. Jakarta : EGC.

Vous aimerez peut-être aussi