Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Ada juga pendidikan
perawat dengan dasar sekolah rakyat +4 tahun pendidikan yang lulusannya disebut
mantri juru rawat. Baru pada tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan
tujuan untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang lebih berkualitas. Namun,
pendidikan dasar umum tetap SMP yang setara dengan Mulo dengan lama
pendidikan tiga tahun. Pendidikan ini dibuka di tiga tempat (yaitu di Jakarta, di
Bandung dan di Surabaya), kecuali pendidikan perawat di Bandung, keduanya
berada dalam institusi rumah sakit.Tahun 1955 di buka Sekolah Djuru Kesehatan
(SDK) dengan pendidikan dasar umum sekolah rakyat ditambah pendidikan satu
tahun dan Sekolah Pengamat Kesehatan yaitu sebagai pengembangan SDK
ditambah pendidikan satu tahun. Ditinjau dari aspek pengembangannya sampai
dengan tahun 1955 ini tampak pengembangan keperawatan tidak berpola, baik
tatanan pendidikannya maupun pola ketenagaan yang diharapkan.Tahun 1962
dibuka Akademi Perawatan, yaitu pendidikan tenaga keperawatan dengan dasar
pendidikan umum SMA di Jakarta, di RSUP Cipto Mangunkusumo yang sekarang kita
kenal sebagai Poltekkes Jurusan Keperawatan Jakarta yang berada di Jalan Kimia No.
17 Jakarta Pusat. Sekalipun sudah ada keinginan bahwa pendidikan tenaga perawat
berada pada pendidikan tinggi, namun konsep-konsep pendidikan tinggi belum
tampak. Hal ini dapat ditinjau dari kelembagaannya yang berada dalam organisasi
rumah sakit, kegiatan institusi yang belum mencerminkan konsep pendidikan tinggi
yaitu kemandirian dan pelaksanaan fungsi perguruan tinggi yang disebut Tri
Dharma Perguruan Tinggi, di samping itu Akademi Keperawatan tidak berada dalam
sistem pendidikan tinggi nasional namun, berada dalam struktur organisasi institusi
pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit. Demikian juga penerapan kurikulumnya
yang masih berorientasi pada keterampilan tindakan dan belum dikenalkannya
konsep-konsep keperawatan.2. Periode tahun 1963-1982Pada masa tahun 1963
hingga 1982 tidak terlalu banyak perkembangan di bidang keperawatan, sekalipun
sudah banyak perubahan dalam pelayanan, tempat tenaga lulusan Akademi
Keperawatan banyak diminati oleh rumah sakit-rumah sakit, khususnya rumah
sakit besar.3. Periode tahun 1983-sekarangSejak adanya kesepakatan pada
lokakarya nasional (Januari 1983) tentang pengakuan dan diterimanya keperawatan
sebagai suatu profesi, dan pendidikannya berada pada pendidikan tinggi, terjadi
perubahan mendasar dalam pandangan tentang pendidikan keperawatan.
Pendidikan keperawatan bukan lagi menekankan pada penguasaan keterampilan,
tetapi lebih pada penumbuhan, pembinaan sikap dan keterampilan profesional
keperawatan, disertai dengan landasan ilmu pengetahuan khususnya ilmu
keperawatan.Tahun 1983 merupakan tahun kebangkitan profesi keperawatan di
Indonesia, sebagai perwujudan lokakarya tersebut di atas pada tahun 1984
diberlakukan kurikulum nasional untuk Diploma III Keperawatan.Dari sinilah awal
pengembangan profesi keperawatan Indonesia, yang sampai saat ini masih perlu
perjuangan, karena keperawatan di Indonesia sudah diakui sebagai suatu profesi
maka pelayanan atau asuhan keperawatan yang diberikan harus didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan. Hal ini sejalan dengan tuntutan UU No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan, terutama pada pasal 32 yang berbunyi:Ayat 3: Pengobatan dan
Keperawatan. Setidaknya ada tiga organisasi profesi antara tahun 1945-1954 yaitu
Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Djuru Rawat Islam
(PENJURAIS) dan Serikat Buruh Kesehatan (SBK). Pada tahun 1951 terjadi
pembaharuan organisasi profesi keperawatan yaitu terjadi fusi organisasi profesi
yang ada menjadi Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI). sebagai upaya
konsolidasi organisasi profesi tanpa mengikutsertakan Serikat Buruh Kesehatan
(SBK) karena terlibat dengan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dalam kurun waktu 1951-1958 diadakan Kongres di Bandung dengan mengubah
nama PDKI menjadi Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia (PPDKI) dengan
keanggotaan bukan dari perawat saja. Demikian pula pada tahun 1959-1974, terjadi
pengelompokan organisasi keperawatan kecuali Serikat Buruh Kesehatan (SBK)
bergabung menjadi satu organisasi Profesi tingkat Nasional dengan nama Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Nama inilah yang resmi dipakai sebagai nama
Organisasi Profesi Keperawatan di Indonesia hingga saat ini. Nama-nama pendiri
PPNI antara lain:1. Oyoh Radiat, MSc dari IPI-Jakarta (PB)2. H.B. Barnas dari IPIJakarta (PB)3. Maskoep Soerjo Soemantri dari IPI-Jakarta (PB)4. J. Soewardi dari
Persatuan Perawat Indonesia Bandung5. Sjuamsunir Adam dari Persatuan Perawat
Indonesia Bandung6. L. Harningsih dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung7.
Wim Sumarandek, SH dari Persatuan Perawat Indonesia BandungKongres Pertama
(I) dibuka oleh Menkes RI di Balai Sidang Senayan Jakarta dan siding-sidang
dilaksanakan di Komplek Angkatan Laut jalan Kwini Jakarta Pusat berlangsung pada
tanggal 15-20 Nopember 1976 dengan hasil-hasil Konggres:1. Kode Etik
Keperawatan Indonesia2. AD/ART PPNI3. Garis-Garis Besar Program Kerja
PPNI4. Bendera dan Lambang Organisasi5. Pergantian Kepengurusan:Ketua
: Oyoh Radiat, MScSekretaris : Maskoep Soerjo SoemantriSekretariat : Jalan
Kimia 10 Jakarta PusatKonggres Kedua (II) dilaksanakan pada tanggal 17-21 Juni
1980 di Surabaya The Smilling Nurse Oyoh Radiat, MSc terpilih kembali sebagai
ketua dan telah terjadi regenerasi walaupun masih terbatas. Keperawatan sebagai
pendidikan tinggi mulai dibicarakan lebih inten, konsep keperawatan sebagai profesi
belum tergali dengan baik, kontak dengan International Council Nurse (ICN) telah
diprakarsai walupun belum inten dan efektif.Hasil keputusan Kongres:1. AD/ART
PPNI2. Garis-Garis Besar Program Kerja PPNI3. Penetapan Kepengurusan:Ketua
: Oyoh Radiat, MScSekretaris : Maskoep Soerjo SoemantriSekretariat : Jalan
Kimia 10 Jakarta PusatKonggres Ketiga (III) dilaksanakan pada tanggal 15-18
Desember 1984 di Jakarta. Konggres ini dibuka di Istana Negara oleh Presiden RI
Bapak Soeharto, sidang ilmiah dan organisasi dilaksanakan di Wisma Wiladatika /
Panti Usila Cibubur Jakarta Timur.Hasil Konggres Ketiga adalah:1. AD/ART PPNI2.
Garis-Garis Besar Program Kerja PPNI3. Pergantian Kepengurusan:Ketua
:
Oyoh Radiat, MScSekretaris
: Drs. Husein, SKMSekretariat
: Jalan Kimia 10
Jakarta PusatPada Konggres Ketiga ini diadakan penyempurnaan AD / ART ang
intinya adalah mengganti istilah:1. Konggres Nasional menjadi Musyawarah
Nasional2. Pengurus Besar menjadi Dewan Pimpinan Pusat3. Pengurus Wilayah
menjadi Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I4. Pengurus Cabang menjadi Dewan
Pimpinan Daerah Tingkat IIMusyawarah Nasional Keempat (IV) berlangsung pada
tanggal 27 Nopember-1 Desember 1989 dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah. Hasil
yang disepakati pada Munas IV ini adalah:1. AD/ART PPNI2. Garis-Garis Besar
Program Kerja PPNI3. Pergantian Kepengurusan:Ketua
: Setien Wuntu,
MPHSekretaris
: Drs. Zaidin AliSekretariat
: Pusdiklat Depkes RI Jl. Hangjabat
Kebayoran Baru Jakarta SelatanDalam Munas IV ini telah diputuskan Ikrar Perawat
IndonesiaMusyawarah Nasional Kelima (V) dilaksanakan pada tanggal 5-29 Januari
1995 bertempat di Wisma Haji Pondok Gede Jakarta Timur. Kegiatan ini dibuka oleh
Wakil Presiden RI Bapak Tri Sutrisno. Sidang sidang ilmiah dan organisasi juga
diselenggarakan di Wisma Haji Jakarta.Hasil Munas Kelima adalah:1. AD/ART
PPNI2. Garis-Garis Besar Program Kerja PPNI3. Pergantian
Kepengurusan:
Ketua
: Drs. Husein, SKM
Sekretaris
: Drs. Zaidin Ali1. Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta PusatMusyawarah Nasional
Keenam (VI) diselenggarakan di Bandung pada tanggal 16-18 April 2000, Munas
dibuka oleh Menteri Kesehatan RI Bapak dr. Sujudi, MPH.Hasil kesepakatan Munas VI
antara lain:1. AD/ART PPNI2. Garis-Garis Program Kerja PPNI3. 13 Keputusan
dan Rekomendasi diantaranya:1. Kode Etik Keperawatan Indonesia2. Legislasi
Praktek Keperawatan3. Dewan Pimpinan Pusat diganti Dewan Pengurus Pusat4.
Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I diganti Pengurus Propinsi5. Dewan Pimpinan
Daerah Tingkat II diganti Pengurus Kabupaten / KotaPergantian Kepengurusan
:Ketua
: Achir Yani S. Hamid, DNScSekretaris : Dra. Herawani Aziz, M. Kes.,
M. Kep.Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta PusatMusyawarah Nasional Ketujuh
(VII) dilaksanakan pada tanggal 24-28 Juli 2005 di Menado Convention Centre (MCC)
Jalan Piere Tendean Boulevard Manado.Sejarah perkembangan keperawatan
Indonesia setelah kemerdekaan adalah sebagai berikut:1. Sebelum tahun 1950 :
Indonesia belum mempunyai konsep dasar tentang keperawatan. 2. Tahun 1950
: Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu Sekolah Penata Rawat
(SPR). 3. Tahun 1945-1950 : Berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya
yaitu Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan,
Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai Dalam
Kesehatan. 4. Tahun 1962
: Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper). 5.
Tahun 1955-1974 : Organisasi profesi keperawatan mengalami perubahan yaitu
Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Guru Perawat Indonesia,
Korps Perawat Indonesia, Majelis Permusyawaratan Perawat Indonesia Sementara
(MAPPIS), dan Federasi Tenaga Keperawatan. 6. Tahun 1974
: Rapat Kerja
Nasional tentang Pendidikan Tenaga Perawat Tingkat Dasar yaitu berdirinya Sekolah
Perawat Kesehatan (SPK) yang mengganti Sekolah Penata Rawat (SPR). 7. Tahun
1974
: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).8. Tahun
1876
: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semula menyatu dengan
pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri (terpisah) dari rumah
sakit. 9. Pada Januari 1983 : Dilaksanakannya Lokakarya Nasional Keperawatan I
yang menghasilkan:a) Peranan Independen dan Interdependen yang lebih
terintegrasi dalam pelayanan kesehatan;b) Program gelar dalam pendidikan
keperawatan;c) Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang
mempunyai identitas profesional berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak untuk
Dalam hal ini peran Prof. Dr. Marifin Husein selaku Ketua Konsorsium Ilmu
Kesehatan. Meskipun beliau berprofesi sebagai dokter, beliau sangat gigih
membantu pendirian PSIK sebagai cikal bakal Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-UI)
yang merupakna institusi pendidikan tinggi keperawatan profesional pertama di
Indonesia, setingkat sajana.Saat ini melalui surat keputusan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan RI tahun 1995, PSIK-FKUI telah berubah status sebagai fakultas mandiri
menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI). Melengkapi
Fakultas Ilmu Keperawatan-UI, pada Universitas Pajajaran Bandung di tahun 1994
didirikan pula Program Studi Ilmu Keperawatan dan telah berubah status menjadi
Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-UNPAD).
http://gudangilmukeperawatan.blogspot.com/2013/02/sejarah-keperawatan-diindonesia.html