Vous êtes sur la page 1sur 14

BAB IV

HASIL
4.1 Karakteristik Keluarga Binaan
Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk diagram yang diambil dari data
karakteristik responden yang terdiri dari tiga keluarga binaan di Kampung
Sukasari, Desa Pangkaan, Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yakni: Keluarga Tn. Ryan, Tn. Ian, Ny.
Limah, dan Tn. Isa.

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Pada Keluarga Binaan di Desa Pangkalan,
Juni 2015
Berdasarkan diagram 4.1 tentang frekuensi berdasarkan usia pada keluarga binaan
didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berusia < 16 tahun (36%).

Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada Keluarga Binaan Desa
Garapan,
Februari 2015
91

Berdasarkan dari diagram 4.2 terlihat tingkat pendidikan terbanyak dari keluarga
binaan adalah Sekolah Dasar (60%).

Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Keluarga Binaan, Kampung Garapan,


Desa Tanjung Pasir, Juni 2015. Dari diagram 4.3 terlihat jenis pekerjaan terbanyak
dari keluarga binaan adalah buruh (36%)
4.2 Analisis Univariat
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel variabel
dalam kuesioner yang dijawab 10 responden pada bulan Juni 2015.
Tabel 4.4. Distribusi Responden Mengenai perilaku membuang sampah pada
keluarga binaan Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, Juni 2015.
Perilaku
Baik

Jumlah Responden
0

Persentase (%)
0%

92

Buruk

10

100%

Total

10

100%

Berdasarkan tabel 4.4 Didapatkan responden terbanyak mengenai perilaku


membuang sampah pada keluarga binaan seluruhnya buruk
(100%).
Tabel 4.5. Distribusi Responden Mengenai sosio-ekonomi pada keluarga binaan Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juni
2015.
Perilaku
Jumlah Responden
Persentase (%)
Baik
0
0%
Cukup
3
30%
Buruk
7
70%
Total
10
100%
Berdasarkan tabel 4.5. Didapatkan responden terbanyak mengenai sosio-ekonomi
pada keluarga binaan cukup (70%).
Tabel 4.6. Distribusi Responden terhadap Pengetahuan tentang membuang sampah di
Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
Juni 2015.
Pengetahuan

Jumlah Responden

Persentase (%)

Baik
1
10%
Cukup
3
30%
Buruk
6
60%
Total
10
100%
Berdasarkan Tabel 4.6 Didapatkan hampir seluruh responden Pengetahuan tentang
membuang sampah buruk (60%).
Tabel 4.7. Distribusi frekuensi responden tentang Persepsi tentang ancaman di Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juni
2015.
Persepsi Tentang

Jumlah Responden

Ancaman
93

Responden yang merasa

30%

terancam
Responden yang merasa

70%

tidak terancam
Total

10

100 %

Berdasarkan tabel 4.7. Didapatkan bahwa persepsi tentang ancaman masih buruk,
karena 70% responden yang merasa tidak terancam
Tabel 4.8. Distribusi responden Persepsi Kerentanan di Desa Pangkalan, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juni 2015.
Persepsi Kerentanan

Jumlah Responden

Persentase (%)

Responden yang merasa

20%

rentan terhadap penyakit


Responden yang tidak

80%

10

100%

merasa rentan terhadap


penyakit
Total

Berdasarkan Tabel 4.8. Didapatkan bahwa Persepsi kerentanan masih buruk, karena
80% responden yang tidak merasa rentan terhadap
penyakit.
Tabel 4.9. Distribusi Responden Mengenai Persepsi Tentang Manfaat Perilaku Tidak
Membuang Sampah Dikali Pada Masyarakat Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juni 2015.
Persepsi Tentang

Jumlah Responden

Persentase (%)

Manfaat
Responden dengan

30%

persepsi manfaat
membuang sampah pada
tempatnya
94

Responden tidak dengan

70%

10

100%

persepsi manfaat
membuang sampah pada
tempatnya
Total

Berdasarkan Tabel 4.9 Didapatkan sebagian besar responden memiliki Persepsi


Tentang Manfaat Membuang Sampah Pada Tempatnya
Pada Masyarakat buruk (70%).

Tabel 4.10. Distribusi Responden Mengenai Persepsi Tentang Hambatan di Desa


Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juni
2015.
Persepsi Tentang
Hambatan

Jumlah Responden

Persentase (%)

Responden yang
persepsinya membuang
sampah pada tempatnya
tidak terhambat

40%

Responden yang
persepsinya membuang
sampah terhambat

60%

Total

10

100%

Berdasarkan Tabel 4.10. Didapatkan sebagian besar responden yang memiliki


persepsi bahwa membuang sampah itu terhambat sekitar
60%.

95

Tabel 4.11 Distribusi Responden Mengenai Cues to Action di Desa Pangkalan,


Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Juni 2015.
Cues To Action

Jumlah Responden

Persentase (%)

Responden dengan pemicu

0%

Responden tidak dengan


pemicu

10

100%

Total

10

100%

Berdasarkan Tabel 4.11. Didapatkan sebagian besar responden tidak memiliki pemicu
untuk membuang sampah pada tempatnya yaitu sebesar
70%.

Tabel 4.12 Hasil Analisis Univariat delapan variabel tentang Membuang Sampah
pada Keluarga Binaan Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, 25 Mei 2015 26 Juni 2015.

No.

Variabel

HasilUkur

Jumlah

Persentase
0%
100%

0%
30%
70%

Perilaku membuang sampah

Baik
Buruk

(orang)
0
10

Sosio-ekonomi

Baik
Cukup
Buruk

0
3
7

96

Pengetahuan

Baik
Cukup
Buruk

1
3
6

10%
30%
60%

Persepsi kerentanan

Responden yang

20%

80%

30%

70%

30%

70%

40%

rentan terhadap
penyakit
Responden yang
tidak rentan
5

Persepsi ancaman

terhadap penyakit
Responden yang
merasa terancam
dengan dampak
sampah
Responden yang
merasa tidak
terancam dengan

Persepsi tentang Manfaat

dampak sampah
Responden dengan

Perilaku Tidak Membuang

persepsi manfaat

Sampah Dikali Pada

membuangsampah

Masyarakat

pada tempatnya
Responden tidak
dengan persepsi
manfaat
membuang
sampah pada
tempatnya

Persepsi tentang Hambatan

Responden yang
persepsi
membuang

97

sampah pada
tempatnya tidak

60%

0%

10

100%

terhambat
Responden yang
persepsi
membuang
sampah pada
tempatnya
8

Cues to Action

terhambat
Responden dengan
pemicu
Responden tidak
dengan pemicu

4.3 Rencana Intervensi Pemecahan Masalah


Setelah dilakukan ananalisis data hasil penelitian, untuk menentukan rencana
intervensi pemecahan masalah digunakan diagram fishbone. Tujuan pembuatan
diagram fishbone yaitu untuk mengetahui penyebab masalah sampai dengan akar akar
penyebab masalah sehingga dapat ditentukan rencana intervensi pemecahan masalah
dari setiap akar penyebab masalah tersebut. Adapun diagram fishbone dapat dilihat
sebagai berikut:

98

4.3 Diagram Fishbone


PENGETAHUAN

SOSIOEKONOMI

Kurangnya pengetahuan jenis


sampah, cara mengolah sampah
dan
dampak
sampah
bagi
kesehatan

idak

Sulit mendapatkan pekerjaan yang mencukupi

Pendidikan
yang rendah

responden

Jumlah tenaga
kesehatan yang
terbatas
Responden masih merasa
sehat dan
jarang
Tidak
ada sakit
tenaga kesehatan
yang memberikan penyuluhan

CUES TO ACTION

Informasi
memadai

tentang

sampah

kurang

Tidak adanya penyuluhan oleh


tenaga kesehatan atau tokoh
masyarakat mengenai sampah

Kurangnya
pengetahuan responden
tentang sehat dan sakit
Responden merasa sehat
meskipun membuang
sampah dikali
Responden merasa tidak mudah
mengalami diare maupun gatal

PERSEPSI ANCAMAN
Tidak ada dampak sampah yang
nyata terhadap kehidupan responden
Responden merasa penyakit
gatal, banjir maupun bau tidak
sedap bukanlah masalah yang
serius
Kurangnya kepedulian masyarakat
terhadap lingkungan

Kebiasaan
warga
untuk
menjaga kebersihan lingkungan
masih rendah

Lahan lingkungan
tetrbatas

Tidak ada tempat di


lingkungan warga yang
memadai
Membuang sampah pada
Reponden tidak merasa lingkungan
tempatnya membutuhkan jarak
lebih bersih dengan hanya membuang
yang cukup jauh
sampah pada tempatnya

Masalah kebersihan lingkungan


lainnya masih belum bisa teratasi

PERSEPSI KERENTANAN

PERSEPSI MANFAAT

PERILAKU
MEMBUANG
SAMPAH DI
KALI PADA
MASYARAKAT
DESA
PANGKALAN
RT 02/04
SEBESAR
41,3%

PERSEPSI TENTANG
HAMBATAN

102

Sesuai dengan diagram fishbone tersebut, akar-akar penyebab masalah yang ditemukan
adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya pendidikan Responden
2. Tidak ada penyuluhan oleh tokoh masyarakat
3. Kurangnya kepedulian masyrakat terhadap lingkungan
4. Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas
5. Kurangnya pengetahuan responden tentang sehat dan sakit
6. Kebiasaan warga untuk menjaga kebersihan lingkungan masih rendah
7. Lahan lingkungan terbatas
Maka ditetapkan rencana intervensi dari setiap akar penyebab masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya pendidikan Responden, rencana intervensi : meningkatkan
pendidikan responden dengan cara memberikan penyuluhan yang sesuai dengan
tingkatan pendidikan
2. Tidak ada penyuluhan oleh tokoh masyarakat, rencana intervensi : mengadakan
penyuluhan oleh tokoh masyarakat dengan cara meminta tokoh masyarakat
untuk memberi penyuluhan
3. Kurangnya kepedulian masyrakat terhadap lingkungan, rencana intervensi :
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dengan cara
memberikan penyuluhan akan pentingnya peduli terhadap lingkungan
4. Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas, rencana intervensi : meningkatkan
jumlah tenaga kesehatan dengan cara mengajukan penambahan jumlah tenaga
kesehatan
5. Kurangnya pengetahuan responden tentang sehat dan sakit, rencana intervensi
meningkatkan pengetahuan responden tentang sehat dan sakit dengan cara
memberikan penyuluhan tentang sehat dan sakit akibat pembuangan sampah
6. Kebiasaan warga untuk menjaga kebersihan lingkungan masih rendah, rencana
intervensi : meningkatkan kebiasaan warga untuk menjaga kebersihan
lingkungan dengan cara membuatkan tempat sampah yang sederhana
7. Lahan lingkungan tetrbatas, rencana intervensi : pembuatan lahan khusus
pembuangan sampah bersama untuk warga dengan cara mengajukan permintaan
pembuatan lahan khusus pembuangan sampah bersama untuk warga

102

Tabel 4.10 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi Pada Keluarga
Binaan, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten, Juni 2015.
No.

Akar
Masalah

Penyebab Alternatif
Pemecahan Masalah

Rencana Intervensi

1.

Rendahnya
Responden

pendidikan Meningkatkan
responden

Memberikan
penyuluhan
yang sesuai dengan tingkatan
pendidikan

2.

Tidak ada penyuluhan


Mengadakan
penyuluhan Meminta tokoh masyarakat
oleh tokoh masyarakat
oleh tokoh masyarakat
untuk memberi penyuluhan

3.

Kurangnya
masyrakat
lingkungan

4.

kepedulian Meningkatkan
terhadap masyarakat
lingkungan

Jumlah
tenaga Meningkatkan
kesehatan yang terbatas tenaga kesehatan

pendidikan

kepedulian Memberikan
penyuluhan
terhadap akan pentingnya peduli
terhadap lingkungan

jumlah Mengajukan
penambahan
jumlah tenaga kesehatan

Meningkatkan pengetahuan Memberikan


penyuluhan
responden tentang sehat dan
pengetahuan responden sakit
tentang sehat dan sakit akibat
tentang sehat dan sakit
pembuangan sampah
Kurangnya

5.

kebiasaan
Kebiasaan warga untuk meningkatkan
warga
untuk
menjaga
menjaga
kebersihan kebersihan lingkungan
6.

lingkungan

masih

Membuatkan tempat sampah


yang sederhana

rendah
7.

Lahan lingkungan
terbatas

Pembuatan lahan khusus


pembuangan sampah
bersama untuk warga

Mengajukan permintaan
pembuatan lahan khusus
pembuangan sampah
bersama untuk warga

103

4.4 Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih


Intervensi yang tepilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Memberikan penyuluhan tentang pembuangan sampah yang sesuai dengan
tingkatan pendidikan
b. Memberikan penyuluhan akan pentingnya peduli terhadap lingkungan
c. Memberikan penyuluhan tentang sehat dan sakit akibat pembuangan sampah
d. Memberikan tempat sampah yang sederhana
Terpilihnya intervensi tersebut dikarenakan penyuluhan merupakan salah satu
cara yang cukup efektif dan efisien untuk merubah persepsi masyarakat tentang
pentingnya perilaku masyarakat tentang pembuangan sampah dan pemberian
tempat sampah sebagai upaya nyata agar masyarakat tergerak untuk membuang
sampah yang benar.

Setelah melakukan intervensi kami memberikan kuesioner kembali, saat kami


memberikan kuesioner hanya 5 responden yang hadir, adapun hasil dari kuesioner
sebagai berikut:

Tabel 4.13 Hasil Analisis Univariat delapan variabel tentang Membuang Sampah pada
Keluarga Binaan Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, 25 Mei 2015 26 Juni 2015.
No.

Variabel

HasilUkur

Jumlah

Persentase

Perilaku membuang sampah

Baik
Buruk

(orang)
5
0

100%
0%

Sosio-ekonomi

Baik
Cukup
Buruk

0
2
3

0%
40%
60%

104

Pengetahuan

Baik
Cukup
Buruk

5
0
0

100%
0%
0%

Persepsi kerentanan

Responden yang

100%

0%

100%

0%

100%

0%

100%

rentan terhadap
penyakit
Responden yang
tidak rentan
5

Persepsi ancaman

terhadap penyakit
Responden yang
merasa terancam
dengan dampak
sampah
Responden yang
merasa tidak
terancam dengan

Persepsi tentang Manfaat

dampak sampah
Responden dengan

Perilaku Tidak Membuang

persepsi manfaat

Sampah Dikali Pada

membuangsampah

Masyarakat

pada tempatnya
Responden tidak
dengan persepsi
manfaat
membuang
sampah pada
tempatnya

Persepsi tentang Hambatan

Responden yang
persepsi
membuang
sampah pada

105

tempatnya tidak

0%

100%

0%

terhambat
Responden yang
persepsi
membuang
sampah pada
tempatnya
8

Cues to Action

terhambat
Responden dengan
pemicu
Responden tidak
dengan pemicu

106

Vous aimerez peut-être aussi