Vous êtes sur la page 1sur 31

LBM 3

Dok, telingaanaksayasakit

Step 1

Parasentesis
Pungsi/insisi(membuat hub antara CAE dengantenggorok) secret padamembran
timpaniuntukmendapatkansekretnyauntukmemperbaikifungsipendengarandanmenghentikani
nfeksipermanen, sertauntukkultur.
Bulging
Membrane timpani yang menonjolkeluar (CAE) yang diisioleh pus.
Otoskopi
Suatupxtelingadenganalatberbentuksepertipalu/coronguntukmemeriksatelingadalam
yang
berfungsiuntukmelihat membrane timpani atauadanyaperforasi.

Step 2
1. Bagaimanamekanismependengaran?
2. Bagaimanaanatomi organ pendengaran?
3. Bagaimana hub umurpasiendengankeluhan?
4. Apa hub keluhanpasiendenganbatukpilek?
5. Kenapapadapxfisikditemukan membrane timpani hiperemis, merahmembara, bulging (+)?
6. Mengapapadapenderitadirasakankurangpendengaranpadatelingakanan?
7. Mengapapasientidurnyatidaknyenyak, rewel, seringterbangundanmenangis?
8. Pxapasaja yang dilakukanuntukmenegakkan diagnosis?
9. Apaindikasidilakukannyaparasentesis?
10. DD?
11. Komplikasi?
12. Penatalaksanaan?

Step 3
1. Bagaimanaanatomidanhistologi organ pendengaran?
Telingaluar: auricular, MAE, canalisauditorieksternus, membrane timpani
Telingatengah: tuba eustachii, tulangpendengaran (stapes, incus, maleus)
Telingadalam: koklea
Membrane timpani
Pars tensa: tegang, memantulkansuara

Pars facid: kendor, tidakmemantulkansuara


Light reflex pada membrane timpani: selaludidepan (untukmengetahuiteligakananataukiri)
2. Bagaimanamekanismependengaran (faal)?
Getaransuara/bunyi
(benturanantara
molekul2
itusendiridenganbendapadat/cair)
dauntelinga
MAE
menggetarkan
membrane
timpani
menggetarkantulangpendengaran (maleus, incus, stapes)stapes foramen
ovale(transduksi)menggerakkanperilimfe
membrane
vestibule
endolimfe
membrane
basalis
foramen
rotundumkearahluarrangsanganmekanikmnjadirangsanganlistrikkokleamelalui
oval
window

sel2
rambut
organ
cortiselsarafauditori/n.VIIIotak
(di
pusatsensorispendengaran)persepsipendengaran(transmisi)
Jaras/perjalanansarafpendengaran:
Ganglion spiraliscortiaksonsentralsarafcoclearis + sarafvestibularis meatus
acusticusbercabangmnjadi
2
nukleuscoclearisventralis
et
dorsalisberjalankesisiberlawananbatangotak nucleus olifarius superior nucleus
lemniulus lateral rostral kolikulus inferior corpus geniculate media
korteksauditori.
3. Bagaimana hub umurpasiendengankeluhan?
Umur 4 tahun
Pada anak2 tuba eustachiipendek, horizontal, lebarkumanmudahmasuk.
Padadewasa 37,5
Balita: 17 cm
Fungsi tuba eustachii: (APC)
Ventilasi (Aerasi)menyamakantekananudaradalamdanluar
Proteksimelindungidarikuman.Terdapatsiliarmukosiliar
Drainase (Clearance)mengeluarkancairan
4. Apa hub keluhanpasiendenganbatukpilek?
Mengapapadapenderitadirasakankurangpendengaranpadatelingakanan?
Kuman, bakteripadasalnapas (hidung, tenggorok) ISPA batuk reflux ke tuba
eustachiusmekanismepertahanandiri
pus
ketelingatengahakumulasinanahdan
mucus otitis media berpengaruhjugadenganpendengaranpendengaranterganggu.
5. Kenapapadapxfisikditemukan membrane timpani hiperemis, merahmembara, bulging (+)?
Kuman, bakteripadasalnapas (hidung, tenggorok) ISPA batuk reflux ke tuba
eustachiusmekanismepertahanandiri (vasodilatasipembuluhdarahhiperemis) pus
ketelingatengahakumulasinanahdan mucus (bulging) otitis media
6. Mengapapasientidurnyatidaknyenyak, rewel, seringterbangundanmenangis?

Nangis,rewel,seringterbangunmerasasakitkarena proses peradangan


Pilekhidungbuntunafassusah (sesak)
7. Pxapasaja yang dilakukanuntukmenegakkan diagnosis?
Otoskopiuntukmelihat membrane timpani
Stadium otitis media:
Oklusi tuba eustachiiretraksi membrane timpani
Hiperemisadavasodilatasipada membrane timpani (edem) ,sekret serous
Supurasiedemberlebih, secret purulent, bulging, pasienkesakitan,suhunaik,ditandei dg
rewel, nangis,dll
Perforasilambatnyapenatalaksanaan, membrane timpani bolong, keluhanhilang
Resolusipertahanantubuhbaik (perbaikansendiri)
Pxkulturorganisme
yang
liangtelingaterdapatbakteri:
Pseudomonas aeroginosa
Staphylococcus aureus
Proteus

menginfeksi.

45

telingatengah,

70%

8. Apaindikasidilakukannyaparasentesis?
Dilakukaninsisipada membrane timpani saat otitis media stadium supuratif
Apabilatidakdilakukanmiringotomiperforasi
KI:
Gangguan membrane timpani
Trauma telingaluar
Dislokasitulangpendengaran
9. DD?Penatalaksanaan?

Otitis media akut


Peradanganpadatelingatengahkarena ISPA
Stadium otitis media:
o Oklusi tuba eustachiiretraksi membrane timpani
o Hiperemisadavasodilatasipada membrane timpani (edem) , sekret serous
o Supurasiedemberlebih, secret purulent, bulging, pasienkesakitan,suhunaik, ditandei dg
rewel, nangis,dll
o Perforasilambatnyapenatalaksanaan, membrane timpani lubang, keluhanhilang
o Resolusipertahanantubuhbaik (perbaikansendiri)
Manfes: nyeri, demamtinggi, malaise, kadangterasanyeripadadaerahkepaladekattelinga,
tidakmaumakan, membrane timpani merahdanadabulging
Bayiatauanakkecil yang blmbisabicara: demamtinggi, nangis, jerit2
Anakygsudahbisabicara: bilangadanyeripadadalamtelinga, adariwayatbatukpilek

Anakyglebihbesar: bisangungkapinnyeri, adagangguanpendengaran, ada rasa penuh di


telinga.
Penatalaksanaan: Antibiotik (penisilin)
Otitis media:
Supuratif: akut, kronik
Non supuratif: serosa, mucosa
10. Komplikasi?
Sebelumada antibiotic absessubperiosteal, meningitis, abses di otak
Antibiotic >2 bulantidaksembuhotitis media supuratifkronis.< 2 bulanotitis media
supuratifakut
Secret
bisakeluarterusmeneruspada
OMSK
(tandadarimastoiditis)

di
fototerdapatsepertisarang laba2 dibandingkankanandankirioperasimastoidektomi di
belakangtelinga

Step 4
Step 5
Step 6
Step 7
1. Bagaimanaanatomidanhistologi organ pendengaran?
ANATOMI

TELINGA LUAR

Aurikulum
Terdiri dari 2 bagian:
Bagian yang bertulang rawan terdiri atas heliks, antiheliks, tragus, antitragus, konka dan
sulkus retroaurikuler.

Bagian yang tidak bertulang rawan yaitu lobulus.


Meatus akustikus eksterna
Terdiri dari 2 bagian:
Pars kartilagenus
Merupakan bagian lateral dari meatus akustikus eksterna dan sebagai kelanjutan dari
aurikulum. Struktur ini memiliki rambut, kelenjar sebaseus dan kelenjar serumenalis.
Kulitnya melekat erat pada perikondrium.
Pars osseus
Merupakan wilayah medial dari meatus akustikus eksterna dan sebagai bagian dari os
temporale. Struktur ini tidak berambut dan memiliki bagian sempit yang disebut isthmus
meatus akustikus eksterna. Juga tidak mobile terhadap jaringan disekitarnya
Membrana timpani
Ciri membrane timpani:
Posisi. Membrana timpani membentuk sudut 450 terhadap bidang horisontal dan sagital.
Tepi bawahnya 6 mm lebih ke medial daripada tepi atas. Letaknya lebih horisontal &
frontal pada bayi dibawah 1 tahun.
Warna. Membrana timpani berwarna putih mengkilat seperti mutiara.
Ukuran. Tingginya 9-10 mm & lebarnya 8-9 mm.
Bentuk. Membrana timpani berbentuk oval dan lebih condong ke anterior.
Terdiri dari 2 bagian:
Pars tensa.
Terdiri dari 6 bagian:
Manubrium mallei.
Umbo.
Prosesus brevis.
Refleks cahaya.
Plika anterior.
Plika posterior.
Pars flaksida.
Pars flaksida dari membrana timpani yaitu membrana Schrapnelli. Pars flaksida
membrana timpani tidak memiliki membrana propia.

Prof. Dr. dr. Sardjono Soedjak, MHPEd, Sp.THT, dr. Sri Rukmini, Sp.THT, dr. Sri
Herawati, Sp.THT & dr. Sri Sukesi, Sp.THT. Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung &
Tenggorok. Jakarta : EGC. 2000

TELINGA TENGAH

Cavum tymphani
Rongga berisi udara di dalam pars petrossa ossis temporalis
Ossicula auditiva
Berfungsi : menghantarkan getaran suara ke telinga dalam
Terdiri : Maleus , Incus, Stapes
Otot2 : M. stapedius ( relaksasi basis stapedii di fenestra ovalis, untuk mengurangi
tegangan di membrane tymphani ) & M. tensor tympani ( menarik membrane timpani ke
dalam dan menekan basis stapedii pada fenestra ovalis, sehingga membrane timpani
menjadi lebih tegang )

Tuba auditiva
Menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasopharynx
Berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane tymphani
Adnexa mastoidea
N. Facialis
TELINGA DALAM

Berfungsi untuk pendengaran dan keseimbangan


Ada 2 bagian : Labyrinth ossea dan labyrinth membranacea

L. ossea merupakan struktur yang letaknya di dalamnya pars petrosa os. Temporalis,
dilapisi periosteum dan mengandung cairan perilymphe

L. membranacea terdiridari 3 bag :

o Vestibulum

Berisi Sacculus, utriculus, sebagian dari ductus endolyphaticus


o Cochlea
Berfungsi dalam proses pendengaran dan keseimbangan

Pembagian Cochlea

Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang
sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan
saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan
satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah
terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat
membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran
tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk
mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran
tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan
serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang
bunyi ini disebut organ Korti.
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/11/Mekanisme-sensoris-dan-motoris.pdf

o Canalis Semicircularis
Berfungsi dalam keseimbangan kinetic. Ada 3 buah yaitu Anterior, posterior, lateral.
Prof. Dr. dr. Sardjono Soedjak, MHPEd, Sp.THT, dr. Sri Rukmini, Sp.THT, dr. Sri Herawati,
Sp.THT & dr. Sri Sukesi, Sp.THT. Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung & Tenggorok.
Jakarta : EGC. 2000
2. Bagaimanamekanismependengaran (faal)?
FISIOLOGI

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang kokleagetaran tersebut menggetarkan
membrane timpani,diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan
luas membrane timpani dan tingkup lonjong energi getar yang telah diamplifikasi ini akan
diteruskan ke stapes yang menggerakan tingkap lonjong, sehingga perilimfa pada skala vestibule
bergerak getaran diteruskan melalui membrane reissner yang mendorong endolimfa, sehingga
akan menimbulkan gerak relative antar membrane basalis dan membrane tektoria, proses ini
merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel
rambut,sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan
selkeadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan
neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius,
lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus
temporalis.
Buku ajar ilmu kesehatan THT kepala leher,FKUI,Edisi kelima

Gangguan Fisiologi Telinga:


I. Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli syaraf (sensori neural deafness), serta tuli campur (mixed
deafness).
II. Gangguan telinga luar dan telinga tengah dapat menyebabkan tuli konduktif, sedangkan
gangguan telinga dalam menyebabkan tuli syaraf, mungkin tuli koklea dan tuli retrokoklea.
Tuli konduktif
Penyebab Telinga luar:
v Atresia liang telinga (atresia = keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau
organ tertutup secara congenital).
v Serumen obturan.
v Otitis eksterna cryrcumsripta.
v Osteoma liang talinga.
Penyebab Telinga tengah:
v Tuba katar
v Sumbatan tuba eustachius
v Otitis media
v Otosklerosis
v Timpani skelerosis
v Hemotimpani
v Dislokasi tulang pendengaran
Tuli sensori neural (perseptif)
Dibagi menjadi tuli sensori neural coklea atau retrokoklea.
Penyebabnya:
Tuli sensori neural coclea
- Aplasia (kongenital)
- Labirintitis oleh bakteri/virus
- Intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina, asetosal ataualkohol.
- Trauma kapitis

- Trauma akustik
- Pemaparan bising
- Presbicusis
Tuli sensori neural retrokoklea
- Neuroma akustik
- Tumor sudut pons serebellum
- Cidera otak
- Perdarahan otak
Presbikusis ialah penurunan kemampuan mendengar pada usia lanjut.
3. Bagaimana hub umurpasiendengankeluhan?
Bayi lebih mudah menderita otitis media supuratif akut (OMA) karena letak tuba Eustachius
yang lebih pendek, lebih lebar dan lebih horisontal.
Bayi dan anak kecil. Gejalanya : demam tinggi bisa sampai 390C (khas), sulit tidur, tiba-tiba
menjerit saat tidur, mencret, kejang-kejang, dan kadang-kadang memegang telinga yang sakit.
Anak yang sudah bisa bicara. Gejalanya : biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu tubuh tinggi,
dan
riwayat
batuk
pilek.
Anak lebih besar dan orang dewasa. Gejalanya : rasa nyeri dan gangguan pendengaran (rasa
penuh dan pendengaran berkurang).
4. Apa hub keluhanpasiendenganbatukpilek?

Faktor pencetus terjadinya otitis media supuratif akut (OMA), yaitu :


Infeksi saluran napas atas. Otitis media supuratif akut (OMA) dapat didahului oleh infeksi
saluran
napas
atas
yang
terjadi
terutama
pada
pasien
anak-anak.
Gangguan faktor pertahanan tubuh. Faktor pertahanan tubuh seperti silia dari
mukosatuba Eustachius, enzim, dan antibodi. Faktor ini akan mencegah masuknya mikroba ke
dalam telinga tengah. Tersumbatnya tuba Eustachius merupakan pencetus utama terjadinya otitis
media
supuratif
akut
(OMA).
Usia pasien. Bayi lebih mudah menderita otitis media supuratif akut (OMA) karena letak tuba
Eustachius
yang
lebih
pendek,
lebih
lebar
dan
lebih
horisontal.
Stadium Otitis Media Supuratif Akut (OMA)

5. Kenapapadapxfisikditemukan membrane timpani hiperemis, merahmembara, bulging (+)?


Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau
pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran
Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi
pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk
melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka
sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan
jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah
terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga
dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam
tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel
(bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran
hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan
yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga
karena tekanannya. OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala
berlangsung lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene,
terapi yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI

6. Mengapapasientidurnyatidaknyenyak, rewel, seringterbangundanmenangis?

Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal

Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.

Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek
sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.

Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan
dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi

adenoid berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat
mengganggu terbukanya saluran Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi
di mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius
(Soni A, 2006).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23095/4/Chapter%20II.pdf
kurang bisa mendengar :

http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/pages/earinfections.aspx
7. Pxapasaja yang dilakukanuntukmenegakkan diagnosis?
Parasentesis
Pengertian:
parasentesis adalah pungsi (usaha pengaspirasian cairan secret) pada membrane timpani/
gendang telinga dengan menggunakan syringe dan jarum khusus untuk mendapatkan secret.
Tujuan :
1. Menghentikan infeksi permanen
2. Memperbaiki fungsi pendengaran
Indikasi:
OMSK
Kontra
1. Gangguan pada membran tympani.
2. perdarahan akibat trauma liang telinga luar
3. Dislokasi tulang pendengaran

Indikasi:

4. Trauma pada fenestra rotundum


5. Trauma nervus fasialis
6.
Trauma

pada

Peralatan:
1.
3.
4.
5. Xylocain spray
6. Aplikator kapas/ cotton Bud baby
7. Betadine cair
8. Gloves (sarung tangan)
9. Lampu kepala

bulbus

Syringe
Needle
Alcohol

jugular

1cc
no.23
swab

Prosedur
Kerja:
1.
Kumpulkan
semua
peralatan.
2.
Identifikasi
pasien.
3.
Jelaskan
prosedur
tindakan
pada
pasien.
4.
Cuci
tangan.
5. Pakai sarung tangan bersih
6. Berikan pasien posisi duduk secara nyaman
7.Anestesikan liang telinga pasien dengan menyemprotkan xylocain spray pada liang telinga yg
akan
dilakukan
parasentesis
6.
Disinfeksikan
telinga
dalam
dan
telinga
luar
dengan
betadine
7. Arahkan lampu sorot kearah liang telinga hingga Nampak gendang telinga
8. Atur ketepatan syringe pada daerah yang akan ditusukkan lalu diaspirasikan hingga terdapat
cairan
secret.
9. Proses terakhir setelah ciran teraspirasi sepenuhnya, oleskan cairan betadine pada liang telinga
yang baru saja dilakukan tindakan parasentesis
10. Rapihkan pasien beserta alat yang telah dipakai
Tindak
1.
Kaji
2.
Kaji
3. Bersihkan peralatan.

keberhasilan
rasa

8. Apaindikasidilakukannyaparasentesis?
9. DD?Penatalaksanaan?
OMA

nyaman

Lanjut:
parasentesis
pasien.

Definisi
Ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius , antrum
mastoid dan sel-sel mastoid
Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi kelima editor Dr.H.Efiaty
Arsyad Soepardi, Sp.THT
Etiologi
Penyebab dasar pada OMA : Obstruksi tuba eustachius sehingga hilanglah sawar utama
terhadap invasi bakteri dan spesies bakteri yang tidak biasanya patogenik, dapat
berkolonisasi dalam telinga tengah, menyerang jaringan dan menimbulkan infeksi.
Ditambah dengan saluran tuba pada anak lebih pendek, lebih lebar dan lebih horizontal.
Sebagian besar infeksi OMA disebabkan oleh bakteri piogenik. bakteri yang sering
ditemukan antara lain Streptococcus pneumoniae(tersering pada semua kelompok umur),
Haemophilus influenza(patogen yang sering ditemukan pada anak dibawah usia 5 tahun)
dan streptococcus beta hemolitikus
Bakteri patogen pada anak dengan OMA

1.

Streptococcus pneumoniae
Haemophilus influenzae (tipe tak dapat ditentukan)
Streptococcus grup A
Branhamella catarrhalis
Staphyllococcus aureus
Staphylococcus epidermidis

Bayi
Chlamydia trachomatis
Escherichia coli
Spesies Klebsiella

Stadium dan Terapi


Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba eustachius adalah gambaran retraksi membran timpani akibat
terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorbsi udara.
Hal ini diakibatkan oleh adanya radang di mukosa hidung dan nasofaring karena infeksi
saluran napas atas berlanjut ke mukosa tuba eustachius. Akibatnya mukosa tuba eustachius
mengalami edema yang akan menyempitkan lumen tuba eustachius.
Kadang-kadang membran timpani tampak normal, atau berwarna keruh (pucat).
Keluhan yang dirasakan : telinga terasa penuh (seperti kemasukan air), pendengaran
terganggu, nyeri pada telinga (otalgia), tinnitus.

2.

3.

Pada pemeriksaan otoskopi didapat gambaran membran timpani berubah menjadi retraksi /
tertarik ke medial dengan tanda-tanda lebih cekung, brevis lebih menonjol, manubrium mallei
lebih horizontal dan lebih pendek, plika anterior tidak tampak lagi, dan refleks cahaya hilang
atau berubah (memendek).
Terapi : pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius, sehingga
tekanan negatif di telinga tengah hilang. Untuk itu diberikan obat tetes hidung. HCl efedrin 0,5%
dalam larutan fisiologik (anak <12 tahun) atau HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik (>12
tahun).
Stadium Hiperemis (Pre Supurasi)
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani.
Seluruh mukosa membran timpani tampak hiperemis serta edem.
Sekret yang telah terbentuk masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
Terapi : antibiotik (yang dianjurkan golongan penisilin atau ampisilin), obat tetes hidung,
analgetika. Pemberian antibiotik dianjurkan minimal 7 hari. Bila alergi dengan penisilin, amak
diberikan eritromisin.
Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.
Stadium Supurasi (Bombans)
Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, terbentuk
eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke
arah liang telinga luar.
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di
telinga bertambah berat.
Apabila tekanan di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia akibat tekanan
pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan
submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan
berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi ruptur.
Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka
kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar.
Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila
terjadi ruptur, maka lubang tempat ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali.
Terapi : Pemberian antibiotik dan miringotomi (bila membran timpani masih utuh). Dengan
melakukan miringotomi gejala-gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.
Miringotomi
Salah satu penangan yang perlu dilakukan pada OMSA (terutama pada stadium supurasi)
adalah miringotomi.
Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drainase
sekret dari telinga tengah ke telinga luar. Miringotomi merupakan tindakan pembedahan kecil.
Lokasi miringotomi adalah di kuadran postero-inferior. Untuk tindakan ini haruslah memakai
lampu kepala yang mempunyai sinar yang cukup terang, memakai corong telinga yang sesuai
dengan besar liang telinga, dan pisau parasintesis yang digunakan berukuran kecil dan steril.
Bedakan miringotomi dengan parasintesis. Parasintesis merupakan punksi pada membran
timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologik (dengan semprit dan jarum
khusus).

4.

5.

Komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan akibat trauma pada liang telinga luar,
dislokasi tulang pendengaran, trauma pada fenestra rotundum, trauma pada n. fasialis, trauma
pada bulbus jugulare.
Sebagian ahli berpendapat bahwa miringotomi tidak perlu dilakukan apabila sudah diberikan
terapi yang adekuat (antibiotik yang tepat dan dosis yang cukup).
Stadium Perforasi
Tekanan yang tinggi pada cavum timpani akibat kumpulan mucous dapat menimbilkan
perforasi pada membran timpani.
Terlambatnya pemberian antibiotik atau virulensi kuman yang tinggi dapat mengakibatkan
terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar.
Keluhan yang dirasakan sudah banyak berkurang (karena tekanan di kavum timpani
berkurang), keluar cairan di telinga, penurunan pendengaran, keluhan infeksi saluran napas atas
masih dirasakan.
Pada pemeriksaan otoskopi meatus eksternus masih didapati banyak mukopus dan setelah
dibersihkan akan tampak membran timpani yang hiperemis dan perforasi paling sering terletak di
sentral.
Terapi : cuci telinga H2O2 3% selama 3 5 hari serta antibiotik yang adekuat. Biasanya
sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 10 hari.
Stadium Resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan
kembali normal. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering.
Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walau
tanpa pengobatan.

Manifestasi
nyeri
demam , demam dapat tinggi pada anak kecil namun dapat pula tidak ditemukan pada
30% kasus
malaise
kadang2 nyeri kepala disamping nyeri telinga
khususnya pada anak dapat terjadi anoreksia dan kadang2 mual dan muntah
seluruh atau sebagian membrana timpani secara khas menjadi merah dan menonjol
pembuluh pembuluh darah di atas membrana timani dan tangkai maleus berdilatasi dan
menjadi menonjol.Secara ringkas dikatakan terdapat abses telinga tengah
BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler
gejala klinik tergantung pada stadium penyakit serta umur pasien
anak yang sudah dapat berbicara rasa nyeri dalam telinga, suhu badan tinggi,
riwayat batuk pilek
anak yang lebih besar/dewasa rasa nyeri, gangguan pendengaran berupa rasa
penuh di telinga/rasa kurang dengar.
bayi dan anak kecil, gejala khas OMA suhu tubuh tinggi samapi 39,5
C(stadium supurasi), anak gelisah, sukar tidur, tiba-tiba menjerit waktu tidur,
diare, kejang dan kadang anak memegang telinga yang sakit.

bila terjadi ruptur membran timpani sekret mengalir ke liang telinga, suhu
tubuh menurun, anak tidur tenang
Buku ajar ilmu penyakit THT.Nurbaiti Iskandar, Efyaty ArsyadS. FKUI.Jakarta, 1993
Diagnosis
Anamnesis
Gejala
nyeri
demam , demam dapat tinggi pada anak kecil namun dapat pula tidak ditemukan pada
30% kasus
malaise
kadang2 nyeri kepala disamping nyeri telinga
khususnya pada anak dapat terjadi anoreksia dan kadang2 mual dan muntah
Pemeriksaan fisik
seluruh atau sebagian membrana timpani secara khas menjadi merah dan menonjol
pembuluh pembuluh darah di atas membrana timani dan tangkai maleus berdilatasi dan
menjadi menonjol.Secara ringkas dikatakan terdapat abses telinga tengah
Dengan Otoskopi : (melihat gendang telinga/MT)
merah muda merah membara (rubor)
bulging (adanya pustulasi)
bercak kuning (daerah nekrosis) perforasi
Pemeriksaan dg. garpu tala:
adanya tuli hantaran
- Rinne : positif , BC > AC
- Weber : lateralisasi ke yg sakit
- Scwabach : memanjang
Buku Ajar Penyakit THT, BOIES

Pemeriksaan otoskopi
Stadium peradangan:
Pada pemeriksaan tampak membran timpani suram atau kebiruan dengan corakan
pembuluh darah sepanjang maleus dan annuluslanjutmembran timpani menebal dan
memerah. Pars tensa mengembung dan bagianya tak jelas. Hal ini menunjukkan bahwa
membran timpani terancam perforasi.
Stadium supurasi:
Pada pemeriksaan tampak sekret mukopurulen yang sering berpulsasi, keluar melalui
perforasi pada pars tensa membran timpani. Bila dapat terlihat, tampak mukosa menebal,
berwarna merah dan lembut seperti beludru. Pada perforasi yang kecil mungkin tampak
mukosa yang edem menonjol keluar melalui lubang perforasi dan sekret keluar dari
tengahnya=perforasi puting susu.
Stadium komplikasi
Tampak dinding postero superior liang telinga menggantung (sagging). Gambaran
membran timpani tidak jelas berbeda dengan sebelumnya.
Penyakit THT, Kepala dan Leher, John Jacob Ballenger

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan rontgen mastoid : untuk melihat perluasan infeksi dari telinga tengah ke
daerah tulang mastoid, serta adanya gambaran kolesteatoma
Pemeriksaan CT scan kepala : untuk melihat kelainan di intrakranial. Sebelum ada CT
scan,
dilakukan pemeriksaan angiografi dan pemeriksaan ventrikulografi untuk
mendiagnosis kelainan intrakranial. Tetapi, pemeriksaan ini sangat infasif
Pungsi lumbal : diperlukan untuk melihat adanya infeksi di likuor serebrospinal, susunan
kimiawi, dan peninggian tekanan likuor, serta untuk pemeriksaan mikroresistensi kuman.
Pungsi lumbal sebaiknya tidak dilakukan bila terdapat tanda tekanan intrakranial yang
tinggi, terutama bila terdapat sakit kepala yang hebat, serta kesadaran yang menurun.
Pada keadaan demikian harus dikonsulkan ke dokter ahli saraf
Pemeriksaan mikroresistensi kuman yang diambil dari sekret telinga
Panduan Penatalaksanaan Gawat Darurat Telinga Hidung Tenggorok, FKUI
Penatalaksanaan
Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya.
Stadium oklusi tuba eustachius tujuan untuk membuka kembali tuba eustachius,
sehingga tekanan negative di telinga tengah hilang. Diberikan : Obat tetes hidung, HCl
efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologis (anak< 12 tahun) atau HCl efedrin 1%dalam
larutan fisiologis (>12 tahun)
Stadium presupurasi Antibiotika (penicillin atau ampicillin), obat tetes hidung dan
analgetika. Terapi awal diberikan antibiotika IM, min selama 7 hari. Bial pasien alergi dg
penicillin bisa diberikan eritromycin. Pada anak2, ampicillin diberikan dengan dosis 50100mg/kg BB per hari, dibagi dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40 mg/kg BB/hari dibagi
dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/kg BB/hari.
Stadium supurasi Selain diberikan antibiotika, idelnya harus disertai dengan
miringotomi, bila membrane timpani masih utuh.
Stadium perforasi Obat cuci telinga HO 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang
adekuat. Biasanya secret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu
7-10 hari.
Stadium resolusi Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak secret mengalir di
telinga luar melalui perforasi di membrane timpani. Keadaan ini dapat disebabkan karena
berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. Pada keadaan demikian antibiotika dapat
dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan sekretmasih tetap
banyak, kemungkinan terjadi mastoiditis.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI
Komplikasi
Sebelum ada antibiotika, OMA dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abses subperiosteal
sampai komplikasi yang berat (meningitis dan abses otak). Sekarang setelah ada
antiblotika, sernua jenis komplikasi itu biasanya didapatkan sebagai komplikasi dari
OMSK.

komplikasi telinga tengah


ketulian sensorineural
setiap kali ada infeksi dalam telinga tengah , terutama bila dibawah tekanan , maka ada
kemungkinan produk2 infeksi akan menyebar melalui membrana fenestra rotundum ke
telinga dalam, mengakibatkan ketulian sensorineural.Infeksi biasanya terbatas pada
lengkung basal koklea , yaitu bagian yang tidak rutin diuji pada pemeriksaan
pendengaran.Namun dengan berjalannya waktu, ketulian dapat meluas sehingga akhirnya
menimbulkan masalah.Hal ini menekankan pentingnya terapi yang lebih agresif guna
mencegah kemungkinan ketulian sensorineural permanen pada pasien2 OMA yang tidak
menyembuh dalam 48 jam dengan terapi antibiotik yang sesuai
paralisis saraf fasialis
saraf fasialis dapat cedera pada otitis media akut ataupun kronik.Pada kasus otitis akut,
saraf terkena akibat kontak langsung dengan materi purulen.Dengan adanya celah2 tulang
alami yang menyebabkan hubungan antara saraf dengan telinga tengah , maka produk2
infeksi toksik dapat menimbulkan paralisis wajah
komplikasi telinga dalam
fistula labirin dan labirintitis
suatu fistula pada labirin memungkinkan penyebaran infeksi ke telinga dalam ,
menimbulkan labirintitis yang akan menyebabkan ketulian.pasien dengan fistula biasanya
mengalami vertigo disamping gejala2 lain
labirintitis supuratif
Dapat disebabkan perluasan ke dalam fistula, suatu infeksi yang menyerang fenestra
rotundum atau meningitis akibat otitis media.Labirintitis generalisata dapat menyerang
seluruh bagian rongga telinga dalam, menimbulkan vertigo berat dan akhirnya ketulian
lengkap.Jika terlokalisir dapat menimbulkan gejala2 dan disfungsi koklear atau vestibular
saja.Labirintitis diakibatkan perluasan infeksi ke dalam ruang perilimfa.Terdapat dua
labirintitis : serosa, dimana toksin kimia menimbulkan disfungsi, dan supuratif , dimana
pus menginvasi dan menyebabkan destruksi telinga dalam
komplikasi ekstradural
petrositis
hampir 1/3 tulang temporal memiliki sel2 udara dalam apeks petrosa.Sel2 ini menjadi
terinfeksi melalui perluasan langsung dari infeksi telinga tengah dan mastoid.
tromboflebitis sinus lateralis
Invasi infeksi pada sinus sigmoideus dalam perjalanannya melalui mastoid, menimbulkan
tromboflebitis sinus lateralis.fragmen2 kecil trombus akan pecah, menciptakan semburan
emboli yang infeksius.Tanda invasi pertama adalah demam.Demam cenderung
berfluktuasi dan setelah penyakit berkembang penuh, terbentuk pola septik atau tiang
pancang menyerupai paku.
abses ekstradural
adalah kumpulan pus di antara dura dan tulang yang menutupi rongga mastoid atau
telinga tengah.Gejala2 antara lain nyeri telinga dan kepala yang berat

abses subdural
dapat timbul akibat perluasan langsung abses ekstradural atau perluasan suatu
tromboflebitis lewat saluran2 vena.
komplikasi sistem saraf pusat
meningitis
disebabkan otitis media kronik atau akut, dan terbatas atau generalisata.gambaran klinis :
kaku kuduk , suhu meningkat , mual dan muntah (terkadang proyektil) dan nyeri
kepala.Pada kasus2 lanjut , timbul koma dan delirium.Ada tahanan terhadap fleksi leher
dan tanda kernig positif pada pemeriksaan klinis.Kadar gula cairan spinal biasanya
rendah , sedangkan kadar protein meningkat
abses otak
dapat timbul pada serebelum di fossa kranii posterior atau pada lobus temporal di fossa
kranii media.Abses otak biasanya terbentuk sbg akibat perluasan langsung infeksi telinga
atau tromboflebitis.Gejala abses serebelum : ataksia , disdiadokokinesis, intention tremor,
dan past pointing.Gejala2 fokal termasuk toksisitas, nyeri kepala, demam, muntah dan
keadaan letargi yang memberi kesan keterlibatan serebrum.
hidrosefalus otitik
berupa peningkatan tekanan intrakranial dengan temuan cairan serebrospinal yang
normal.Gejala2nya adalah nyeri kepala hebat yang menetap , diplopia, pandangan kabur,
mual dan muntah
BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler
OMSK
Definisi
Otitis media supuratif kronik ( OMSK ) ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus
atau hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis media
supuratisf kronis selian merusak jaringan lunak pada telinga tengah dapat juga merusak
tulang dikarenakan terbentuknya jaringan patologik sehingga sedikit sekali / tidak pernah
terjadi resolusi spontan.
Klasifikasi
Otitis media supuratif kronis terbagi antara benigna dan maligna, maligna karena
terbentuknya kolesteatom yaitu epitel skuamosa yang bersifat osteolitik.
Etiologi
Penyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran bakteri dari
meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius saat
infeksi saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk
staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan aspergillus. Organisme
dari nasofaring diantaranya streptococcus viridans (streptococcus A hemolitikus,
streptococcus B hemolitikus) dan pneumococcus.

Patogenesis
Suatu teori patogenesis mengatakan terjadinya otititis media nekrotikans akut menjadi
awal penyebab OMSK yang merupakan hasil invasi mukoperiusteum organisme yang
virulen, terutama berasalh dari nasofaring terbesa pada masa kanak-kanak, atau karena
rendahnya daya tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis jaringan akibat toxin
nekrotik yang dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi perforasi pada membrane
timpani setelah penyakit akut berlalu membrane timpani tetap berlubang atau sembuh
dengan membrane atrofi. Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya
OMSK adalah tuba eustachius, telinga tengah dan sel-sel mastoid. Faktor yang
menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis sangat majemuk,
antara lain :
gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :
infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang
obstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total
perforasi membrane timpani yang menetap
terjadinya metaplasia skuamosa / perubahan patologik menetap lainnya pada telinga
tengah
obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid
terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten ddi mastoid
faktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan mekanisme
pertahanan tubuh.
Patologi

Omsk lebih merupakan penyakit kekambuhan daripada menetap, keadaan ini lebih
berdasarkan waktu dan stadium daripada keseragaman gambaran patologi,
ketidakseragaman ini disebabkan oleh proses peradangan yang menetap atau
kekambuhan disertai dengan efek kerusakan jaringan, penyembuhan dan pembentukan
jaringan parut secara umum gambaran yang ditemukan :
Terdapat perforasi membrane timpani dibagian sentral, ukuran bervariasi dari 20 % luas
membrane timpani sampai seluruh membrane dan terkena dibagian-bagian dari annulus.
Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit. Dalam periode tenang akan nampak normal
kecuali infeksi telah menyebabkan penebalan atau metaplasia mukosa menjadi epitel
transisonal.
Jaringan tulang2 pendengaran dapat rusak/ tidak tergantung pada berat infeksi
sebelumnya
Mastoiditis pada OMSK paling sering berawal pada masa kanak-kanak , penumatisasi
mastoid paling aktif antara umur 5 -14 tahun. Proses ini saling terhenti oleh otitis media
yang sering. Bila infeksi kronis terus berlanjut mastoid mengalami proses sklerotik,
sehingga ukuran mastoid berkurang. Antrum menjadi lebih kecil dan penumatisasi
terbatas hanya ada sedikit sel udara saja sekitar antrum.
Tanda dan gejala
OMS TIPE BENIGNA
Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk , ketika pertama kali
ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan penggunaan
antibiotiklokal biasanya cepat menghilang, discharge mukoid dapat konstan atau
intermitten.
Gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan derajat ketulian
tergantung beratnya kerusakan tulang2 pendengaran dan koklea selama infeksi nekrotik
akut pada awal penyakit.
Perforasi membrane timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu
meninggalkan sisa pada bagian tepinya . Proses peradangan pada daerah timpani terbatas
pada mukosa sehingga membrane mukosa menjadi berbentuk garis dan tergantung derajat
infeksi membrane mukosa dapt tipis dan pucat atau merah dan tebal, kadang suatu polip
didapat tapi mukoperiosteum yang tebal dan mengarah pada meatus menghalangi
pandangan membrane timpani dan telinga tengah sampai polip tersebut diangkat .
Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba eustachius yang mukoid
da setelah satu atau dua kali pengobatan local abu busuk berkurang. Cairan mukus yang
tidak terlalu bau datang dari perforasi besar tipe sentral dengan membrane mukosa yang
berbentuk garis pada rongga timpani merupakan diagnosa khas pada omsk tipe benigna.
OMSK TIPE MALIGNA DENGAN KOLESTEATOM

Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau dan
berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keeping-keping kecil,
berwarna putih mengkilat.
Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya kolesteatom bersamaan
juga karena hilangnya alat penghantar udara pada otitis media nekrotikans akut. Selain
tipe konduktif dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi
pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.
Penatalaksanaan
Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konstervatif atau dengan medika mentosa. Bila
sekret yang keular terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan
H2o2 3 % selama 3 5 hari. Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes
telinga yang mengandung antibiotic dan kortikosteroid, kultur dan tes resisten penting
untuk perencanaan terapi karena dapat terjadi strain-strain baru seperti pseudomonas atau
puocyaneous.
Infeksi pada kolesteatom sukar diobati sebab kadar antibiotic dalam kantung yang
terinfeksi tidak bias tinggi. Pengangkatan krusta yang menyumbat drainage sagaat
membantu. Granulasi pada mukosa dapat diobati dengan larutan AgNo3 encer ( 5 -100
%) kemudian dilanjutkan dengan pengolesan gentian violet 2 %. Untuk mengeringkan
sebagai bakterisid juga berguna untuk otitis eksterna dengan otorhea kronik.
Cara terbaik mengangkat polip atau masa granulasi yang besar, menggunakan cunam
pengait dengan permukaan yang kasar diolesi AgNo3 25-50 % beberapa kali, selang 1 -2
minggu. BIla idak dapat diatasi , perlu dilakukan pembedahan untuk mencapai jaringan
patologik yang irreversible. Konsep dasar pembedahan adalah eradikasi penyakit yang
irreversible dan drainase adekwat, rekontruksi dan operasi konservasi yang
memungkinkan rehabilitasi pendengaran sempurna pada penyakit telinga kronis.
Selain terapi konservatif (medikamentosa), tindakan pembedahan dapat pula kita lakukan
pada otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna. Tindakan ini disebut miringoplasti
atau timpanoplasti. Tujuannya antara lain :
Menghentikan infeksi permanen.
Mencegah komplikasi dan kerusakan pendengaran yang lebih berat.
Memperbaiki perforasi membran timpani dan fungsi pendengaran.
Miringoplasti dan timpanoplasti kita lakukan jika sekret telah kering namun perforasi
membran timpani masih ada. Juga setelah kita melakukan observasi selama 2 bulan.
Tanda yang menunjukkan adanya sumber infeksi, yaitu :
Sekret masih ada.
Infeksi berulang.
Cara mengatasi sumber infeksi, yaitu :
Pengobatan.
Pembedahan : adenoidektomi & tonsilektomi.
Tindakan pembedahan pada otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna yang sering
dilakukan yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Adapun terapi

konservatif (medikamentosa) hanya bersifat sementara dan kita berikan sebelum


melakukan tindakan pembedahan. Jika abses subperiosteal retroaurikuler ada, lakukan
insisi abses diwaktu yang berlainan, sebelum melakukan operasi mastoidektomi.

Pengobatan OMSK Tipe Tubatimpani


OMSK Tipe Tubatimpani Tenang
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek
telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera
berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya
dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti,timpanoplasti) untuk mencegah infeksi
berulang serta gangguan pendengaran.
OMSK Tipe Tubatimpani Akt if
Keadaan ini harus dilakukan pembersihan liang telinga dan kavum timpani ( toilet
telinga). Tujuan toilet telinga adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk
perkembangan mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media yang baik
bagi perkembangan mikroorganisme (Fairbank,1981).
Pengobatan OMSK Tipe Atikoantral
Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif
dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan
pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan
tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi. Ada beberapa jenis pembedahan
atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik
tipe tubatimpani atau tipe atikoantral, antara lain (Soepardi, 2001).
Mastoidektomi sederhana
Dilakukan pada OMSK tipe tubatimpani yang tidak sembuh dengan pengobatan
konservatif. Pada tindakan ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan
patologik, dengan tujuan agar infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi.
Mastoidektomi radikal
Dilakukan pada OMSK tipe atikoantral dengan infeksi atau kolesteatom yang
sudah meluas.Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari
semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah
dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi
satu ruangan. Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan patologik dan
mencegah komplikasi ke intrakranial.
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (Operasi Bondy)
Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum
merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang
telinga direndahkan. Tujuan operasi adalah untuk membuang semua jaringan patologik
dari rongga mastoid dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.
Miringo plasti

Dilakukan pada OMSK tipe tubatimpani yang sudah tenang dengan ketulian
ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani. Operasi ini merupakan
jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe 1.
Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuan operasi adalah untuk
mencegah berulangnya infeksi telinga tengah ada OMSK tipe tubatimpani dengan
perforasi yang menetap.
Timpanoplasti
Dikerjakan pada OMSK tipe tubatimpani dengan kerusakan yang lebih berat atau
OMSK tipe tubatimpani yang tidak bisa diatasi dengan pengobatan medikamentosa.
Tujuan operasi adalah menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. Pada
operasi ini selain rekonstruksi membran timpani seringkali harus dilakukan juga
rekonstruksi tulang pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang yang dilakuka
n maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV dan V. Timpanoplasti
dengan
pendekatan
ganda
(Combined Approach Tympanoplasty). Dikerjakan pada kasus
OMSK tipe atikoantral atau OMSK tipe tubatimpani dengan jaringan granulasi yang luas.
Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa
melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior liang
telinga). Yang dimaksud dengan combined approach di sini adalah membersihkan
kolesteatom dan jaringan granulasi di kavum timpani melalui dua jalan, yaitu liang
telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior. Namun teknik
operasi ini pada OMSK tipe atikoantral belum disepakati oleh para ahli karena
sering timbul kembali kolesteatoma (Soepardi EA, 2007).
Komplikasi dan prognosis
OMSK tipe benigna :
Omsk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan komplikasi,
tetapi jika tidak mencegah invasi organisme baru dari nasofaring dapat menjadi
superimpose otitis media supuratif akut eksaserbsi akut dapat menimbulkan komplikasi
dengan terjadinya tromboplebitis vaskuler. Prognosis dengan pengobatan local, otorea
dapat mongering. Tetapi sisa perforasi sentral yang berkepanjangan memudahkan infeski
dari nasofaring atau bakteri dari meatus eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga
penutupan membrane timpani disarankan.
OMSK tipe maligna :
Komplikasi dimana terbentuknya kolesteatom berupa :
erosi canalis semisirkularis
erosi canalis tulang
erosi tegmen timpani dan abses ekstradural
erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal
erosi pada sinus sigmoid
Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis, abes
otak, prasis fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal. Sehingga OMSK type
maligna harus diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti.

Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi,
Sp.THT & Prof. dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT (editor). Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.
1. Pemeriksaan penunjang?
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan rontgen mastoid : untuk melihat perluasan infeksi dari telinga tengah ke
daerah tulang mastoid, serta adanya gambaran kolesteatoma
Pemeriksaan CT scan kepala : untuk melihat kelainan di intrakranial. Sebelum ada CT
scan,
dilakukan pemeriksaan angiografi dan pemeriksaan ventrikulografi untuk
mendiagnosis kelainan intrakranial. Tetapi, pemeriksaan ini sangat infasif
Pungsi lumbal : diperlukan untuk melihat adanya infeksi di likuor serebrospinal, susunan
kimiawi, dan peninggian tekanan likuor, serta untuk pemeriksaan mikroresistensi kuman.
Pungsi lumbal sebaiknya tidak dilakukan bila terdapat tanda tekanan intrakranial yang
tinggi, terutama bila terdapat sakit kepala yang hebat, serta kesadaran yang menurun.
Pada keadaan demikian harus dikonsulkan ke dokter ahli saraf
Pemeriksaan mikroresistensi kuman yang diambil dari sekret telinga
Panduan Penatalaksanaan Gawat Darurat Telinga Hidung Tenggorok, FKUI
10. Komplikasi?

Vous aimerez peut-être aussi