Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat untuk pria dan
wanita dari semua ras dan etnis kelompok (American Heart Association [AHA], 2007).
Penelitian terkait dengan identifikasi dan pengobatan kardiovaskular. Penyakit mencakup
semua segmen penduduk dipengaruhi oleh kondisi jantung, termasuk wanita, anak-anak,
dan orang-orang dari latar belakang ras dan etnis yang beragam. Penelitian bertujuan
untuk mengidentifikasi pencegahan dan pengobatan khusus. Strategi dalam populasi ini.
(Smeltzer, 2010).
Mengingat banyaknya jumlah penderita APS dan kerugian yang ditimbulkannya
terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih komprehensif. Tetapi
APS terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infark miokard akut dan
kematian sehingga meningkatkan harapan hidup, serta mengurangi symptom dengan
harapan meningkatnya kualitas hidup. Pada penderita yang berdasarkan riwayat penyakit
dan pemeriksaan awal didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untuk menderita
suatau PJK perlu dilakukan test secara non invasif maupun invasive untuk memastikan
diagnosa serta menentukan stratifikasi resiko. Penderita APS dengan resiko tinggi atau
resiko sedang yang kurang berhasil dengan terapi standart, perlu dilakukan tindakan
revaskularisasi, terutama bila penderita memang menghendaki (Aspiani, 2014)
1.2.
Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan klien dengan gangguan
kardiovaskular: Angina pektoris
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar medik asuhan keperawatan klien
dengan gangguan kardiovaskular: Angina pektoris
2. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar keperawatan asuhan
keperawatan klien dengan gangguan kardiovaskular: Angina pektoris
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Defenisi
Angina pektoris adalah nyeri dada aau ketidaknyaman yang disebabkan olehkan arteri
koronari (Patricia, 2013). Angina pektoris adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan
episode atau perasaan tertekan didepan dada akibat kurangnya aliran darah koroner,
menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan
oksigen jantung meningkat. Angina pektoris adalah suatu sindrom klinis yang ditandai nyeri
paroksimal atau perasaan berat pada dada anterior. (Smeltzer,2013)
2.1.2. Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor penyebab :
1. Suplai oksigen ke miokard berkurang yang disebabkan oleh tiga faktor :
a) Faktor pembukuh darah : artorsklerosis, spasmem dan arteritis
b) Faktor sirkulasi : hipotensi, stenosis aorta dan insufisiensi aorta
c) Faktor darah : anemia, hipoksemia dan polisitemia
2. Peningkatan curah jantung dapat disebakan oleh aktivitas emosi, makanan terlalu
banyak, anemia, hipertiroidisme.
3. Peningkatan kebutuhan oksigen miokard dapat disebabkan oleh kerusakan miokard,
hipertropimiokard, dan hipertensi diskolid. (Aspiani, 2014)
Faktor Predisposisi
1. Dapat diubah (dimodifikasi)
a. Diet (hiperlipidemia)
b. Merokok
c. Hipertensi
d. Obesitas
e. Kurang aktivitas
f. Diabetes melitus
g. Pemakaian kontrasepsi oral
2. Tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Ras
d. Herediter (Aspiani,2014)
Faktor pencetus serangan
1.
2.
3.
4.
Emosi
Kerja fisik terlalu berat
Makan makanan berat
Pajanan terhadap dingin (Aspiani,2014)
2.1.3. Klasifikasi
1. Angina pektoris stabil disebabkan karena kebutuhan metabolik otot jantung dan
energi tidak dapat dipenuh karena terdapat stenosis yang menetap pada arteri koronari
yang disebabkan oleh proses ateroskerosis.
2. Angina pektoris tidak stabil adalah kombinasi angina stabil dengan angina
prinzmental, dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit arteri koroner.
3. Angina prinzmental (angina varian) disebabkan oleh vasospasme merupakan
kekejangan yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner dan berkurangnya aliran
darah kejantung (Aspiani, 2014)
2.1.4. Patofisiologi
Angina pectoris (nyeri dada) adalah gejala iskemia dan merupakan gejala utama dari
penyakit arteri koroner dan serangan jantung. Ketika beban kerja meningkat pada
jantung, seperti dalam latihan atau aktivitas berat, ada peningkatan permintaan oksigen.
Biasanya, ketika jantung membutuhkan lebih banyak oksigen, arteri koroner melebar
untuk membawa lebih banyak darah. Namun, dengan CAD, pembuluh menyempit tidak
dapat membesar dan mensuplai jantung dengan darah ekstra ini dan oksigen.
Ketidakmampuan untuk memasok lebih banyak darah dan oksigen menyebabkan iskemia
miokard dan nyeri dada. Hasil nyeri dada dari iskemia tetapi biasanya hanya berlangsung
selama beberapa menit, terutama jika aktivitas dihentikan. Jika suplai darah yang cukup
ke miokardium dipulihkan dengan istirahat, tidak ada kerusakan miokard biasanya
terjadi. (Williams, 2007).
Angina biasanya disebabkan oleh penyakit aterosklerosis. Hampir selalu, angina
berhubungan dengan obstruksi signifikan setidaknya satu arteri koroner utama. Biasanya,
miokardium ekstrak sejumlah besar oksigen dari sirkulasi koroner untuk memenuhi
tuntutan terus-menerus. Ketika ada peningkatan permintaan, mengalir melalui koroner
arteri perlu ditingkatkan. Ketika ada penyumbatan di arteri koroner, aliran tidak dapat
ditingkatkan, dan berkujung pada iskemia. (Smeltzer, 2010)
2.1.5. Pathway
Faktor pencetus:
Suplai O2 ke miokard berkurang,
kebutuhan O2
curah jantung,
Penurunan
curah
jantung
merangsang nosiseptor
Diagnosa
keperawatan :
Penurunan curah
ANGINA
nyeri
Data
DS:
NOC
Shock
NIC
Severity: Shock Prevention (4260)
Perawat
Pengkajian:
Cardiogenic (0418)
severity:
mengumpulkan data- Shock
1. Catat adanya memar,
anaphylactic (0417)
data subjektif melalui
ptekie dan membrane
Shock
severity:
proses
pengambilan
mukosa
Hypovolemic (0419)
2. Kaji tanda-tanda vital
riwayat
sakit
atau
Mandiri:
wawancara.
Setelah dilakukan tindakan
3. Timbang berat badan,
keperawatan 3 x 24 jam,
intake dan output
DO:
risiko syok dapat teratasi
4. Lakukan pemeriksaan
Hipotensi
dengan kriteria hasil:
EKG
5. Posisikan
pasien
- Nyeri
dada
Hipovolemia
terlentang, elevasi kaki
berkurang
Hipoksemia
- Tekanan
darah
atau terlentang, kepala
sistolik menurun
Hipoksia
dan bahu elevasi
- Tekanan
darah
6. Pertahankan kepatenan
Infeksi
diastolik menurun
jalan napas
- Sepsis
- Sindrom
Pendidikan Kesehatan:
7. Instruksikan
respons
pasien
inflamasi sistemik
langkah
yang
harus
DO:
Infection
obat
antiinflamasi
Severity Infection Protection (6550)
Perawat
(0703)
Pengkajian:
Risk Control: infectious
mengumpulkan data1. Kaji tanda-tanda vital
2. Inspeksi adanya tandaprocess
(1924)
data subjektif melalui
Risk Detection (1908)
tanda kemerahan
proses
pengambilan
Mandiri:
riwayat
sakit
atau
Setelah dilakukan tindakan
3. Batasi pengunjung
wawancara.
4. Anjurkan klien untuk
keperawatan 3x24 jam,
risiko infeksi dapat tertasi
DS:
-
Penyakit
kronis
(DM, obesitas)
-
Pengetahuan yang
tidak cukup untuk
menghindari
tubuh
jaringan)
-
pertahanan
skunder
(penurunan
hb,
imunosupresi,
respons
inflamasi)
-
Vaksinasi
adekuat
Malnutrisi
cukup
Pendidikan kesehatan:
7. Ajarkan
pasien
keluarga
dan
untuk
mencegah infeksi
Kolaborasi:
pemeriksaan darah
10. Kolaborasi pemberian
antibiotik
Ketidakadekuatan
supresi
bernafas dalam
6. Berikan istirahat yang
9. Kolaborasi
peristalsis,
merokok,
Nyeri berkurang
Temperatur stabil
Tidak ada ruam
pathogen
Pertahanan
pemajanan
tidak
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reny Yuli. 2014. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular. Jakarta:
EGC
Bulechek, Gloria M. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Elsevier
Herdman, T. Heather. 2012. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-2014.
Jakarta: EGC
Moorhead, Sue. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Elsevier
Smeltzer, Suzanne C. 2010. Brunner & Suddarths Textbook of Medical-Surgical Nursing.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Smeltzer, Suzanne C. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC
Udjianti, Wadjan Juni. 2011. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarat: Salemba Medika.
Williams, Linda S. 2007. Understanding Medical-surgical Nursing. United States of
America: F.A.Davis Company