Vous êtes sur la page 1sur 4

Langkah proses pembuatan DME dari methanol dapat dikelompokkan

dalam tiga tahap proses, yaitu :


1. Tahap penyiapan bahan baku
2. Tahap pembentukan DME
3. Tahap pemurnian
2.3.1.1 Tahap persiapan bahan baku
Tahap ini bertujuan untuk menyiapkan methanol sebelum direaksikan dalam
reaktor. Methanol di pasaran berbentuk cair dengan kemurnian sekitar 99,85 %
berat.
Methanol pada suhu 25 oC dan tekanan 1 bar dari vessel (V-201) dengan
massa flow rate 8370 kg/h dan mole flowrate 262,2 kmol/h dialirkan
menggunakan pompa (P-201 A/B) menuju ke tee pada stream 2 dengan kondisi
operasi tekanan dinaikkan menjadi 15,5 bar, kemudian dicampur dengan arus
recycle dari Menara Distilasi (T-202). Pada stream 2 terdapat aliran by pass yang
terhubung dengan FIC (Flow Indicator Control). Pemasangan FIC (Flow Indicator
Control) ini bertujuan untuk menjaga agar pompa tetap bekerja. Umpan methanol
dimasukkan ke dalam methanol preheater (E-201) untuk dinaikkan suhunya
menjadi 154oC dan tekanan 15,1 bar dengan menggunakan media MPS (Medium
Pressure Steam) yang dialirkan pada stream 4 menuju heat exchanger (E-202)
sehingga suhu keluarannya 250oC dengan tekanan 14,7 bar yang masuk kedalam
reactor.
2.3.2.2. Tahap pembentukan DME
Tahap pembentukan DME berlangsung pada reactor fixed bed dengan umpan dari
stream 5 berupa campuran methanol yang
Dimana

dipanaskan hingga suhu 250 oC.

dalam reactor fixed bed telah berisi katalis padat Al2O3 untuk

mempercepat konversi methanol menjadi DME. Dalam reaktor fixed bed terjadi
proses dehidrasi methanol menjadi dimethyl ether dan air. Reaktor yang
digunakan untuk reaksi adalah jenis fixed bed multitube dengan kondisi non
adiabatic non isothermal dan bersifat eksotermis. Reaktor beroperasi pada suhu
250oC-370oC dengan tekanan 13,9 bar Jika reaksi berjalan pada suhu dibawah

250 oC, maka reaksi akan berjalan lambat. Pada suhu diatas 370 oC, maka akan
terjadi kerusakan pada katalis. Konversi yang diperoleh dalam reaktor sebesar 80
% dengan keluaran berupa DME sebanyak 130,5 kmol/h dengan temperature yang
masih tinggi yaitu 364oC dengan tekanan turun sebesar 13,9 bar.
Dasar dan Mekanisme Reaksi
Reaksi pembuatan dimethyl ether (DME) dengan menggunakan bahan
baku methanol adalah sebagai berikut :
2CH3OH(g) CH3OCH3(g) + H2O(g)

H = -11.770 kj/kmol

Pada reaksi diatas terjadi dehidrasi methanol menjadi dimethyl ether dan
air dengan katalis Al2O3 berbentuk padat. (Turton,1998)
Mekanisme Reaksi
Reaksi katalitis dengan reaktan methanol berbentuk gas dan katalisator Al2O3
(alumina) berbentuk padatan berlangsung sebagai berikut:
1. a) Difusi gas reaktan dari fase gas ke permukaan luar (interface) katalis.
b) Difusi reaktan dari permukaan luar katalis melewati pori-pori ke
2.
3.
4.
5.

permukaan dalam pori katalis (difusi molekuler).


Adsorpsi reaktan pada permukaan dalam katalis.
Reaksi 2 CH3OH
CH3OCH3 + H2O
Desorpsi hasil reaksi dari permukaan dalam katalis.
a. Difusi gas hasil reaksi dari permukaan dalam katalis ke permukaan luar
katalis.
b. Difusi gas hasil reaksi dari permukaan luar katalis (interface) ke fase
gas.
Mekanisme reaksi katalitis diatas pada tahap difusi dan reaksi berlangsung
sangat cepat, sedangkan adsorpsi pada permukaan katalis berlangsung
paling lambat. Kecepatan reaksi katalitis secara keseluruhan dikontrol oleh
adsorpsi.

Dari stream 6 diekspansi untuk kemudian didinginkan dalam cooling water hingga
temperaturnya turun sampai 100 oC dan berubah fase menjadi liquid dengan
vapor fraction 0,0798 yang terjadi pada stram 8. Aliran selanjutnya diekspansi

hingga mencapai tekanan 10,4 bar yang diikutin dengan turunnya temperature
sebesar 89 oC sebagai umpan masuk ke menara destilasi (T-201).
2.3.2.3. Tahap pemurnian
1. Pemisahan DME
Tahap ini bertujuan untuk memisahkan produk DME dari methanol dan air untuk
disimpan dalam tangki penyimpan produk (V-203). Pada menara destilasi (T-201)
terjadi pemisahan antara DME dengan methanol dan air. Hasil atas menara
destilasi (T-201 ) adalah produk DME dengan impuritas methanol. DME keluar
sebagai hasil atas T-201 Pada temperature 46 oC dan tekanan 10,3 bar yang
dikondensasi dengan cooling water untuk di simpan sementara dalam tangki (V202). Dari tangki , di reflux dengan menggunakan pompa (P-202 A/B) menuju
kolom destilasi (T-201) sebesar 2,17 ton/h ,dimana 5,97 ton/h nya masuk ke
dalam storage. Sedangkan hasil bawah berupa campuran methanol, air dan sedikit
DME dengan komposisi masing-masing 2057,6 kg/h , 2394,23 kg/h dan 64,498
kg/h degan kondisi tekanan 10,5 bar dan temperature sebesar 153 oC dengan fasa
liquid murni. Sebagian aliran bawah direboiler (E-204) dengan menggunakan
mps. Dari stream 11 diekspansi
2. Tahap Pemisahan methanol dan air.
Hasil bawah MD-01 yang berupa campuran DME, methanol dan air pada
suhu 156,33 oC dan tekanan 9 atm dialirkan ke ekspander (E-01) untuk
diturunkan tekanannya menjadi 1 atm. Dengan terjadinya penurunan tekanan
pada E-01 maka suhu keluar E-01 juga mengalami penurunan hingga 128,54
oC. Hasil keluaran E-01 dialirkan dalam heat exchanger (CL-02) untuk
mendapatkan kondisi cair jenuh hingga 82,64 oC, kemudian diumpankan
menuju MD-02 dengan tekanan 1 atm dan suhu 82,64 oC. Pada MD-02 terjadi
pemisahan antara methanol dan air. Destilat MD-02 berupa methanol dan
sedikit air keluar pada tekanan 1 atm dan suhu 64,7 oC, dan diumpankan ke tee.
Hasil bawah MD-02 yang berupa air dan sedikit methanol beserta DME masuk
ke IPAL, tetapi sebelumnya suhu diturunkan dari 120,1 oC menjadi 50 oC

dengan menggunakan heat exchanger (CL-03).

Vous aimerez peut-être aussi