Vous êtes sur la page 1sur 2

Secara etimologis, administrasi berasal dari bahasa

latin ad dan ministrare, yg berarti membantu,


melayani dan memenuhi. Serta administration yg
berarti pemberian bantuan, pemeliharaan,
pelaksanaan, pimpinan, dan pemerintahan,
pengelolaan.Di Indonesia makna administrasi terbagi
dalam 2 bahasa yaitu : Pertama Administratie dari
bahasa belanda yg mempunyai pengertian
stelselmatige verkrijging, en verwerking van
gegevens (tata usaha/ administrasi dalam arti sempit)
dan kata Bestuur en beheer, yang artinya bestuur
adalah manajemen akan kegiatan-kegiatan dan beheer
adalah manajemen akan sumber dayanya (finansial,
personel, materil, gudang, dan sebagainya )-Administrasi
sebagai ketatausahaan yg dalam bahasa inggris
dipergunakan istilah clerical work, paper work, atau officer
work atau administrasi dalam arti sempit berupa
kegiatan pengumpulan, pengolahan, pemberian nomor,
pengetikan, penggandaan, penyimpanan berbagai
informasi yg diterima atau yg dikeluarkan oleh suatu
organisasi.Kedua administration yg berasal dari
bahasa inggris yg kita sebut sebagai administrasi
dalam arti luas yakni proses (rangkaian) kegiatan usaha
kerja sama sekelompok orang secara terorganisasi unutk
mencapai tujuan tertentu secara efisien. Pfiffner &
Presthus (1960)Administras public dapat didefinisikan
sebagai suatu upaya koordinasi dari individu atau
kelompok untuk menjalankan kebijakan public.
Nigro & Nigro (Stillman, 1992)
Administrasi Publik adalah :
1.
Usaha kerjasama kelompok dalam
kerangka organisasi Negara
2.
Meliputi ketiga cabang eksekutif
(pemerintahan), legislative (DPR) dan
Yudisial/Yudikatif (kehakiman) dan
hubungan timbal balik Antara ketiganya
3.
Memiliki peran penting dalam pembuatan
kebijakan public sehingga merupakan
bagian dari proses politik
4.
Berbeda secara signifikan dengan
administrasi swasta
5.
Berhubungan erat dengan sejumlah
kelompok swasta dan individu dalam
pemberian pelayanan kepada masyarakat.
ruang lingkup administrasi publik meliputi hal hal
berikut.
1.
Tata nilai: Menyangkut nilai kultural, spiritual,
etika, falsafah hidup yang menjadi dasar dan
tujuan serta acuan perilaku dari system dan
proses administrasi publik.
2.
Organisasi Pemerintah Negara: Terdiri dari
organisasi lembaga eksekutif (pemerintah),
legislatif (badan perwakilan rakyat), yudikatif
(badan peradilan), dan lembaga lembaga
negara lainnya yang diperlukan serta saling
hubungannya dalam rangka penyelenggaraan
negara, termasuk organisasi kesekretariatan
lembaga lembaga tersebut.
3.
Manajemen Pemerintah Negara: Meliputi
kegiatan pengelolaan pelaksanaan tugas
pemerintahan umum dan pembangunan dalam
berbagai bidang kehidupan dan wilayah
pemerintahan, merupakan pelaksanaan fungsi
fungsi manajemen pemerintahan, seperti
pengelolaan kebijakan, perencanaan,
pembiayaan, pelaksanaan, pengendalian,
pelayanan, pengawasan dan
pertanggungjawaban hasil-hasilnya dari setiap
atau keseluruhan organisasi pemerintahan
negara.
4.
Sumber Daya Aparatur: Sumber daya
manusia sebagai unsur dominan dalam
penyelenggaraan tugas pemerintahan negara,
pengelolaan dan pembinaannya mendapat
perhatian dalam keseluruhan aspek dan
dimensinya, mulai dari recruitment,
pengembangan kompetensi, pengembangan
karier, dan kesejahteraan serta
pemensiunannya

5.

Sistem dan Proses Kebijakan Negara :


Sebagai sistem dan proses kebijakan Negara,
peran ADM publik terutama dalam fungsi dan
proses: (a) perumusan kebijakan; (b) penerapan
kebijakan (c) pelaksanaan kebijakan; (d)
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan; (e) penilaian hasil (evaluasi kinerja)
pelaksanaan berbagai kebijakan dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat (sosial, ekonomi,
politik, hukum, agama, lingkungan hidup, dan
lainnya)
6.
Posisi, Kondisi, dan peran masyarakat
bangsa dalam bernegara: Negara didirikan
oleh rakyat bangsa untuk mencapai tujuan
bersama sehingga rakyatlah pemilik kedaulatan.
Dengan demikian, organisasi dan management
pemerintahan tidak dapat mengabaikan aspirasi
danperan masyarakat atau rakyat dalam
penyelenggaraan pemerintahan Negara.
7.
Hukum Administrasi Publik: Menyangkut
dimensi hukum yang bertalian dengan
pengaturan sistem dan proses penyelenggaraan
Negara, termasuk mengenai eksistensi, tugas,
fungsi lembaga-lembaga pemerintahan Negara,
saling hubungannya satu dengan yang lain
dimaksudkan agar kelembagaan Negara
tersusun dan terselenggara secara efisien,
proporsional, efektif dan legitime.
ADM publik harus dilihat setidak-tidaknya dari enam
dimensi strategis sebagai berikut:
1.
Dimensi kebijakan
2.
DiOrganisasi
3.
Dimensi Manajemmensi Struktural en
4.
Dimensi Etika
5.
Dmensi lingkungani
6.
Dimensi Akuntabilitas Kinerja.
Berdasarkan hal ini, UNDP kemudian mengajukan
karakteristik good governance, yaitu adalah sebagai
berikut.
1.
Participation, setiap warga Negara mempunyai
suara dalam pembuatan keputusan.
2.
Rule of law, kerangka hukum harus adil dan
dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama
hukum untuk hak asasi manusia.
3.
Transparency. Transparansi dibangun atas dasar
kebebasan arus informasi. Informasi harus dapat
dipahami dan dipantau.
4.
Responsiveness. Lembaga dan proses harus
mencoba untuk melayani setiap stakeholder.
5.
Consensus orientation. Menjadi perantara
kepentingan yang berbeda untuk memperoleh
pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.
6.
Equity. Semua warga Negara, baik laki-laki
maupun perempuan, mempunyai kesempatan
untuk meningkatkan atau menjaga
kesejahteraan mereka.
7.
Effectiveness and efficiency. Proses dan
lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang
telah digariskan dengan mengunakan sumbersumber yang tersedia sebaik mungkin
8.
Accountability. Para pembuat keputusan
bertanggung jawab kepada public dan lembaga
stakeholder.
9.
Strategic vision. Para pemimpin dan public
harus mempunyai perspektif good governance
dan pengembangan manusia yang luas.
Henry (1986) mengklasifikasikan lima
paradigma administrasi publik seperti
dibawah ini.
Paradigma I (1900-1929),
Dikenal sebagai paradigma dikotonomi antara
politik dan administrasi publik. Waldo, salah satu
tokoh paradigma ini, menyatakan bahwa politik
tidak boleh mengganggu administrasi publik dan
administrasi publik hanya berkaitan dengan
metode ilmiah. Fokus paradigma ini adalah
organisasi, birokrasi pemerintah. Lokusnya

adalah masalah pemerintahan, politik, dan


kebijakan. Tokoh paradigma ini antara lain
adalah Goodnow, Waldo, dan White.
Paradigma II (1927-1937),
Disebut paradigma prinsip-prinsip administrasi
karena fokus paradigma ini adalah planning,
organizing, staffing, directing, coordinating,
reporting, dan budgeting (prinsip-prinsip
administrasi). Lokus paradigma ini tidak begitu
jelas dan tidak pernah diungkapkan secara
tegas karena prinsip-prinsip administrasi dapat
diterapkan bersifat universal. Lokusnya adalah
pada setiap organisasi dalam bentuk apapun.
Tokohnya adalah Follet, Willoughby, Gullick, dan
Urwick.
Paradigma III (1950-1970),
Administrasi publik sebagai ilmu politik.
Morstein dan Gaus adalah tokoh yang
mengkritik bahwa pemisahan politik dan
administrasi adalah sesuatu yang tidak mungkin
atau tidak realistis. Herbert Simon
mengungkapkan bahwa prinsip administrasi
ternyanta tidak konsisten dan tidak berlaku
universal. Oleh karena itu, muncul paradigma
baru yang menganggap administrasi publik
sebagai ilmu politik, fokus administrasi publik
dalam paradigma ini adalah perumusan
kebijakan publik dan lokusnya adalah birokrasi.

Paradigma IV (1956-1970),
Administrasi publik sebagai ilmu administrasi.
Dalam paradigma ini manajemen dan organisasi
dikembangkan secara ilmiah. Perilaku
organisasi, analisis manajemen, penerapan
teknologi modern seperti metode kuantitatif,
analisis sistem, riset operasi, ekonometrik, dan
sebagainya merupakan fokus paradigma ini.
Fokus yang dikembangkan disini diasumsikan
dapat diterapkan tidak hanya dalam dunia
bisnis, tetapi juga dalam dunia administrasi
publik. Lokus dalam paradigma ini menjadi tidak
jelas atau dimana saja.
Paradigma V (1970-...),
Merupakan paradigma terakhir yang
menyatakan administrasi publik sebagai
administrasi publik. Paradigma ini diakui telah
memiliki fokus dan lokus yang tegas dan jelas.
Fokus administrasi publik dalam paradigma ini
adalah teori organisasi, teori manajemen, dan
kebijakan publik. Sementara itu, lokusnya
adalah masalah-masalah dan kepentingankepentingan publik.

Vous aimerez peut-être aussi