Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OUTLINE
Sejarah
Asam Nukleat
Asam nukleat termasuk RNA (asam ribonukleat) serta DNA (asam deoksiribonukleat).
Kedua jenis asam nukleat mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen, dan fosfor. Asam nukleat terdiri dari rantai molekul kecil yang disebut
nukleotida, yang diikat bersama oleh ikatan kovalen
Nukleotida
Nukleotida-Gugus Fosfat
Nukleotida-Gugus Fosfat
Nukleotida-Gula Pentosa
Nukleotida-Basa Nitrogen
Berdasarkan strukturnya, basa nitrogen terbagi
2:
Purin & Pirimidin
Nukleotida-Basa Nitrogen
Purin
Pirimidin
Sintesis biologis
Nukleotida-Basa Nitrogen
ADENIN
Memiliki struktur 2 cincin sehingga tergolong purin
Berpasangan dengan Timin (T) pada DNA dan
dengan Urasil (U) pada RNA dengan 2 ikatan
hidrogen
Berperan dalam pembuatan bagian dari ATP
(molekul energi) dan pembawa elektron FAD dan
NAD (respirasi seluler)
Nukleotida-Basa Nitrogen
GUANIN
Memiliki struktur 2 cincin = purin
Berpasangan dengan Sitosin (C) pada DNA dan RNA
dengan 3 ikatan hidrogen
Berikatan dengan sitosin menghasilkan ribonukleosida,
sementara dengan deoksiribosa membentuk
deoksiguanosin
Dapat ditemukan dalam GTP untuk membantu proses
seluler dalam hal transduksi sinyal, transportasi
protein, serta regulasi pertumbuhan
Nukleotida-Basa Nitrogen
SITOSIN
Memiliki struktur 1 cincin sehingga tergolong
pirimidin
Berpasangan dengan Guanin (G) pada DNA & RNA
dengan 3 ikatan hidrogen
Bersifat tidak stabil dan dapat berubah menjadi urasil
Sitosin trifosfat dapat berfungsi sebagai ko-enzim
Sitosin dapat mengubah ADP menjadi ATP dengan
mentransfer fosfat
Nukleotida-Basa Nitrogen
TIMIN
Memiliki struktur 1 cincin sehingga tergolong
pirimidin
Berpasangan dengan Adenin (A) pada DNA
Berikatan dengan deoksiribosa menghasilkan
thymadine nukleosida yang terlibat dalam transfer
dan preservasi informasi genetis
Dapat berikatan dengan fosfat menghasilkan
monofosfat, difosfat, dan trifosfat
Nukleotida-Basa Nitrogen
URASIL
Memiliki struktur 1 cincin sehingga tergolong
pirimidin
Berpasangan dengan Adenin (A) pada RNA
Bersifat lebih sederhana dan lebih cepat dibuat
daripada timin
Gambar 9 Struktur Urasil (Sumber: Lehninger.
2008. Principles of Biochemistry, Fifht Edition.
New York: W. H. Freeman wand Company)
STURKTUR DNA
The Watson and Crick Model
Molekul DNA terdiri dari dua rantai
polinukleotida berpilin menjadi helix dengan
arah pilinan mengikuti putaran tangan
kanan. Rantai polinukleotida terdiri dari gula
deoksiribosa yang tergabung dengan ikatan
internukleotida yang disebut juga sebagai
ikatan 3,5-fosfodiester. Ikatan gula dan
fosfat membentuk sisi luar dari helix dan
basa nitrogen membentuk bagian tegak
lurus di sisi dalam helix.
Gambar 10. Representasi dari ikatan dua rantai DNA (Sumber: Clark,
D. 2005. Molecular biology. Amsterdam: Elsevier Academic Press)
STURKTUR DNA
Aturan Chargaf
STURKTUR DNA
STURKTUR DNA
Struktur RNA
Struktur RNA
Struktur RNA
Struktur RNA
Struktur RNA
Struktur RNA
FUNGSI DNA
FUNGSI RNA
mRNA
snRNA
tRNA
hnRNA
rRNA
miRNA
lncRN
A
tmRNA
SRP
RNA
siRNA
snoRN
A
primer
tm = Transfer-messenger RNA
Terdapat beberapa pseudoknots pada lengan
antikodon sehingga memungkinkan tmRNA untuk
berinteraksi dengan ribosom spesifik = reaksi transtranslasi
Fungsi: melepaskan ribosom yang tersendat dan
mendegradasi protein yang tidak lengkap
Ditemukan pada setiap urutan genom di bakteri
Gambar 30 & 31. Struktur tmRNA
(Sumber:http://cdn.rcsb.org/pdb101/motm/images/
157-TransferMessengerRNA_3iyr_composite.jpg)
REAKSI TRANS-TRANSLASI
APLIKASI DNA
Rekayasa
Genetika
Kesehata
n
Forensik
Enzim
restriksi
Terapi Gen
DNA
Fingerprint
ing - PCR
PCR
Kloning/
Insulin
RFLP
In-Vivo
Ex-Vivo
Sel hati dari pasien yang telah mengalami
kerusakan dipindahkan lewat pembedahan dan
perawatan.
Sel-sel hati yang diubah secara genetis akan
ditransplantasi ke dalam tubuh pasien (sel-sel
yang digunakan juga berasal dari pasien)
APLIKASI RNA
RT-PCR
RNAi
RT-PCR
RNAi
Meliputi :
Sisntesis DNA
Sisitensis RNA
Sisntesis basa nitrogen
Model Konservatif
Menurut hipotesis ini, rantai ganda DNA induk langsung
membentuk salinan berupa rantai ganda DNA baru tanpa ada
pemisahan rantai ganda DNA induk terlebih dahulu. Replikasi
pertama menghasilkan dua rantai ganda DNA, terdiri dari
satu rantai ganda DNA induk dan satu rantai ganda DNA yang
benar-benar baru. Pada replikasi kedua, masing-masing rantai
ganda DNA tersebut langsung membentuk salinan DNA yang
baru lagi. Akhirnya, menghasilkan empat buah DNA. Satu
DNA tetap merupakan DNA induk yang utuh dan tiga DNA
merupakan DNA baru.
Model Dispersif
Umum
Inisiasi
Replikasi DNA dimulai pada lokasi spesifik disebut sebagai asal
replikasi, yang memiliki urutan tertentu yang bisa dikenali oleh
protein yang disebut inisiator DNA. Sebuah enzim yang disebut
helikase direkrut ke lokasi untuk unwinding (proses
penguraian/seperti membuka resleting) heliks dalam alur
tunggal.
Sintesisleading strand
DNA polimerase dapat menambahkan nukleotida baru
hanya untuk ujung 3 dari untai yang ada, dan
karenanya dapat mensintesis DNA dalam arah 5 3
saja. Tapi untai DNA berjalan di arah yang berlawanan,
dan karenanya sintesis DNA pada satu untai dapat
terjadi terus menerus. Hal ini dikenal sebagai untaian
pengawal (leading strand). Di sini, DNA polimerase III
(DNA pol III) mengenali 3 OH ujung RNA primer, dan
menambahkan nukleotida komplementer baru. Saat
garpu
replikasi
berlangsung,
nukleotida
baru
ditambahkan
secara
terus
menerus,
sehingga
menghasilkan untai baru
Penghapusan primer
Meskipun untai DNA baru telah disintesis primer RNA hadir pada untai baru terbentuk harus
digantikan oleh DNA. Kegiatan ini dilakukan oleh enzim DNA polimerase I (DNA pol I). Ini khusus
menghilangkan primer RNA melalui 5 3 aktivitas eksonuklease nya, dan menggantikan
mereka dengan deoksiribonukleotida baru dengan 5 3 aktivitas polimerase DNA
Ligasi
Setelah penghapusan primer selesai untai tertinggal masih mengandung celah antara fragmen
okazaki berdekatan. Enzim ligase mengidentifikasi dan menyumbat celah tersebut dengan
menciptakan ikatan fosfodiester antara 5 fosfat dan 3 gugus hidroksil fragmen yang
berdekatan
Terminasi (pemutusan)
Replikasi ini terhenti di lokasi terminasi khusus
yang terdiri dari urutan nukleotida yang unik.
Urutan ini diidentifikasi oleh protein khusus
yang disebut tus yang mengikat ke situs
tersebut, sehingga secara fisik menghalangi
jalur helikase. Ketika helikase bertemu protein
tus itu jatuh bersama dengan untai tunggal
protein pengikat terdekat
Gambar 59. Terminasi
Sumber : Biologi Molecular, Yuwono. 2000
Berikut ini adalah enzim dan protein yang mengambil bagian dalam mekanisme replikasi DNA
:
DNA girase enzim DNA girase ini membuat potongan dalam struktur heliks ganda DNA
dan memisahkan masing-masing pihak.
Helikase enzim ini mengurai molekul dna untai ganda.
Strand tunggal binding protein ini adalah protein kecil yang mengikat sementara untuk
setiap sisi untai untuk menjaga mereka terpisah satu sama lain.
DNA polimerase kompleks enzim ini berjalan ke untai dna menambahkan basa nukleotida
ke setiap helai. Nukleotida ditambahkan untuk melengkapi nukleotida yang terdapat pada
untai yang ada.
DNA polimerase juga mengoreksi dna baru.
DNA ligase enzim dna ligase menutup fragmen menjadi untai yang kontinu.
DNA polimerase
Protein tertentu mengenali situs asal dan mengikat dengan itu. Enzim helikase
membuka DNA dengan memecah ikatan hidrogen. DNA membentuk struktur
berbentuk Y disebut garpu replikasi. Untai tunggal yang mengikat protein melapisi
untai DNA dekat garpu replikasi yang mencegah DNA tidak berliku kembali. Enzim
DNA polimerase menambahkan nukleotida hanya pada arah 5-3. Leading stand
yang melengkapi dari arah 3 ke 5 untai orangtua disintesis terus menerus menuju
garpu replikasi. Lagging strand yang melengkapi dalam arah 5 ke 3 untai orangtua
yang membutuhkan RNA primer untuk mensintesis nukleotida dalam fragmen
pendek yang dikenal sebagai fragmen okazaki. Enzim DNA polimerase I
menggantikan primer RNA dengan nukleotida DNA. DNA ligase menutup celah
antara fragmen okazaki yang bergabung dengan fragmen untuk membentuk
molekul DNA tunggal.
Dalam proses inisiasi ada urutan spesifik nukleotida disebut asal replikasi yang
merupakan situs untuk inisiasi replikasi. Protein tertentu mengikat ke situs asal, enzim
helikase membuka heliks DNA dan membentuk dua garpu replikasi. Eukariota memiliki
beberapa asal replikasi yang memungkinkan replikasi secara simultan di beberapa
tempat.
Selanjutnya dalam proses, primer RNA dihapus dan nukleotida RNA digantikan oleh
nukleotida DNA oleh polimerase DNA enzim. Celah antara fragmen ditutup oleh enzim
DNA ligase.
No
Replikasi DNA terjadi pada satu titik di setiap molekul DNA Replikasi DNA terjadi di beberapa titik secara bersamaan di
prokariotik
setiap kromosom.
Hanya dua cabang replikasi dibentuk di setiap kromosom Sejumlah cabang replikasi terbentuk secara bersamaan di
prokariotik replikasi, replikasi DNA adalah dua arah
setiap DNA replikasi.
Inisiasi replikasi DNA di prokariota dilakukan oleh DnaA Inisiasi replikasi DNA dilakukan oleh protein multisubunit
protein dan DnaB
10
11
Replikasi sangat cepat, ditambahkan sekitar 2000 nukleotida Replikasi lambat, ditambahkan sekitar 100 nukleotida per
per detik
detik
(lebih
dari
1000)
dalam
setiap
Transkripsi RNA
Transkripsi adalah sintesis RNA dibawah arahan DNA. Kedua asam nukleat menggunakan
bahasa yang sama, dan informasi hanya ditranskripsi, atau disalin, dari satu molekul
menjadi molekul lain. Selain menjadi cetakan untuk sintesis untai komplementer baru saat
replikasi DNA, untai DNA juga bisa berperan sebagai cetakan untuk merakit sekuens
nukleotida RNA komplementer.
Transkripsi menghasilkan 3 macam rna yaitu
1. mRNA,
2. tRNA,
3. rRNA.
2.
3.
RNA polymerase membaca cetakan (DNA template) dan mulai melakukan pengikatan
nukleotida yang komplementer dengan cetakannya
4.
Setelah terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil sintesis, selanjutnya diikuti
dengan proses pengakhiran (terminasi) transkripsi yang ditandai dengan pelepasan RNA
polymerase dari DNA yang ditranskripsi.
Secara umum, pola mekanisme transkripsi RNA antara prokariotik dan eukariotik serupa. Beberapa
karakteristik kimiawi sintesis pada prokariotik dan eukariotik dapat dijelaskan :
Prekursor untuk sintesis RNA adalah 4 macam ribonukleotida yaitu 5-trifosfat ATP, GTP, CTP, dan
UTP (pada RNA tidak ada thymine)
Reaksi polimerisasi RNA pada prinsipnya sama dengan polimerisasi DNA, yaitu dengan arah 5 3
Urutan nukleotida RNA hasil sintesis ditentukan oleh cetakannya, yaitu urutan DNA yang
ditranskripsi. Nukleotida RNA yang digabungkan adalah nukleotida yang komplementer dengan
cetaknnya. Sebagai contoh, jika urutan DNA yang ditanskripsi adalah ATG, maka urutan nukleotida
RNA yang digabungkan adalah UAC.
Molekul dna yang ditranskripsi adalah molekul untai ganda, tetapi yang berperan sebagai cetakan
hanya salah satu untaiannya.
Hasil transkripsi berupa molekul rna rantai tunggal.
Dalam proses pemanjangan transkrip RNA, demikian juga pada proses inisiasi sintesis
RNA, terjadi pembentukan ikatan fosfodiester antara nukleotida RNA yang satu dengan
nukleotida berikutnya. Pembentukan ikatan fosfodiester tersebut ditentukan oleh
keberadaan subunit pada RNA polimerase. Transkripsi akan berakir pada saat RNA
polimerase mencapai ujung gen yang disebut terminator. Pada bakteri E. Coli ada dua
macam terminator yaitu: (1) terminator yang tidak tergantung pada protein rho (rhodependent terminator), dan (2) terminator yang tergantung pada protein rho(rhoindependent terminator).
TRANSLASI
Translasi adalah proses sintesis polipeptida spesifik berdasarkan sandi genetika pada mrna.
Proses ini adalah bagian kedua dari tahapan biosintesis protein setelah proses transkripsi.
Translasi melibatkan ribosom sebagai tempat penggabungan asam amino menjadi
polipeptida dan trna sebagai pembawa asam amino ke ribosom dan penerjemah sandi
genetika rna.
Translasi sangat berhubungan dengan transkripsi karena kedua tahap tersebut merupakan
tahap dalam sintesis protein dalam sel.
Pada prokariot tidak terdapat membrane inti sehingga tidak ada yang memisahkan
transkripsi dan translasi (sebagaimana yang terjadi pada eukariot) sehingga translasi dapat
segera dilakukan.
Tahapan translasi umumnya mirip dengan transkripsi, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
TRANSLASI
Selain UBF, terdapat faktor lain yang esensial untuk transkripsi RNA pol I. Faktor ini
adalah faktor selektivitas atau selectivity factor (SL1), yang akan berikatan dengan
kompleks UBF-DNA dan kemudian menstabilkannya. SL1 berinteraksi dengan bagian
hilir elemen inti yang bebas. Pengikatan kompleks UBF-DNA oleh SL1 memungkinkan
RNA pol I untuk memasuki kompleks tersebut dan melakukan inisiasi transkripsi.
RNA Polymerase I
Gambar 65. . RNA Polymerase I
Sumber : Biokimia, Harper, H. A. 1977
Poliadenilase
Transkip mrna pada eukariot juga mengalami pemrosesan dalam bentuk
penambahan polia (rantai AMP) pada ujung 3 sepanjang kurang lebih
200-250 nukleotida. Penambahan polia tersebut ditambahkan pascatranskripsi karena tidak ada bagian gen yang mengkode rangkaian A
atau T semacam ini. Penambahan tersebut dilakukan dengan
menggunakan aktivitas enzim poli (A) polimerase yang ada di dalam
nucleus.Sebagian mrna mengandung polia, kecuali mrna histon.
Penambahan poli a pada ujung 3 meningkatkan stabilitas mrna sehingga
mrna mempunyai umur yang lebih panjang dibandingkan dengan mrna
yang tidak mempunyai polia. Selain itu juga ada bukti yang menunjukan
bahwa keberadaan polia meningkatkan efisiensi translasi mrna semacam
itu. Diketahui ada suatu protein, yaitu poly (a)-binding protein I, yang
menempel pada polia sehingga meningkatkan efisiensi translasi.
Gambar 70. Poliadenilase
Sumber : Biokimia, Harper, H. A.
1977
Penyuntingan RNA
BIOSINTESIS PURIN
Sintesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul prpp (5phospho ribosil pyro phosphate) yang berasal dari ribosa-5p yang
mengkaitkan atp dan ion mg+ sebagai aktivator. Selanjutnya
pembentukan senyawa 5-phosphoribosilamin dari hasil reaksi
PRPP dengan glutamin. Reaksi ini menghasilkan pula asam amino
glutamat + ppi. Kemudian, terjadi pembentukan senyawa GAR
(glycin amid ribosil-5p) dari hasil reaksi ribosilamin-5p dengan
glisin yang mengaktipkan ATP dan mg+ sebagai aktivator dan
yang dikatalisis oleh enzim GAR syn-thetase. Senyawa 5-amino4- amidazole- karboksamid- ribosil- 5P, melakukan reaksi formilasi
yang dikatalisis oleh enzim transformilase dengan koenzim FH4
(tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus formil, maka
terbentukny senyawa 5- formamido- 4- imidazole karboksamideribosil-5p. Akhirnya terjadilah reaksi penutupan cincin yang ke-2
kalinya terbentuklah derivat purin yang pertama berupa IMP
(inosin monophosphate= inosinic acid) yaitu derivat hiposantin
atau 6- oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP diturunkan dari IMP.
Biosintesis Purin
Gambar 71. Katabolisme purin
Sumber : Biokimia, Harper, H. A. 1977
BIOSINTESIS Pirimidin
Biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan
karbamoil-p yang dihasilkan dari reaksi antara
glutamin, atp dan co2 yang dikatalisis oleh enzim
karbamoil-p sintetase yang berlangsung didalam
sitosol. Berbeda dengan enzim karbamoil-p sinthase
yang bekerjapada reaksi pembentukan urea, dimana
reaksi nya berlangsung bukan didalam sitosol
melainkan didalam mitokondria. Selanjutnya terjadi
reaksi penambahan gugus ribosa-p pada asam orotat.
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim orotat fosforibosil
transferase dan dihasilkan orotidilat OMP (orotidin mono
posphate). Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase
mengkatalisis reaksi dikarboksilasi orotidilat dan
menghasilkan uridilat (uridin mono phosphate) yaitu
produk nukleotida pertama pada biosintesis pirimidin.
Biosintesis
Pirimidin
Gambar 72. Katabolisme pirimidin
Sumber : Biokimia, Harper, H. A. 1977
Analisis Kuantitatif
Analisis Kualitatif
1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif pada asam nukleat merupakan suatu analisis yang didasarkan pada
perolehan data yang bersifat statistik dan angka (lebih bersifat numeris).
Analisis ini dapat berupa data jumlah DNA atau yang berhubungan dengan angka dan
juga numeri.
Analisis kuantitatif dari pengujian asam nukleat dapat dibagi menjadi beberapa
metode yaitu Spektroskopi, Microarray, PCR, SAGE, dan Sentrifugasi.
Spektroskopi UV-VIS
Spektroskopi UV-VIS
Kemurnian =
260/280
Rentang kemurnian DNA 1.8 2.0
Kemurnian DNA <1.8 maka isolasi DNA belum murni
Kemurnian DNA >2.0 maka nilai ddH2O yang diambil lebih banyak dari DNA
Spektroskopi UV-VIS
Microarray
Microarray
Microarray merupakan salah satu metode analisis
yang bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk
mengidentifikasi DNA dari sebuah sampel.
Micoarray merupakan chip yang berukuran kecil
yang terbuat dari lempengan kaca yang berisi
ribuan bahkan puluhan ribu macam gen dalam
bentuk fragmen DNA yang berasal dari
penggandaan cDNA.
Eksperimen cDNA microarray memperlihatkan
ekspresi gen pada beberapa ribuan gen yang
mengukur secara simultan.
Microarray
Microarray
Prinsip kerja dari microarray adalah mengukur jumlah hibridisasi mRNA pada cDNA
dalam chip.
Pada umumnya analisis dengan menggunakan microarray menggunakan dua sampel
yang berbeda.
Kedua sampel tersebut diisolasi mRNA-nya dan kemudian diletakkan dalam chip
microarray.
Chip tersebut diberi penanda radioaktif untuk menghasilkan warna fluorosens setelah
dilakukan scanner yang terhubung dengan komputer.
Kemudian komputer akan menganalisis kedua sampel tersebut berdasarkan pola
warna yang ada.
125
Microarray
131
132
SAGE atau yang disebut dengan Serial Analysis of Gene Expression merupakan
salah satu metode analisis yang bersifat kuantitatif untuk mengekspresikan
kode genetik dari mRNA secara digital. Dalam metode ini, ditujukan untuk
mengamati bagaimana gen dari sebuah sel atau jaringan diekspresikan dalam
bentuk kode-kode genetik. Kode-kode genetik yang tercatat kemudian akan
disimpan dalam bentuk database secara digital untuk dapat dianalisis.
Sentrifugasi
Sentrifugasi
Sentrifugasi
Sentrifugasi
2. Analisis Kualitatif
Elektroforesis
Elektroforesis
Elektroforesis
Elektroforesis
Agarose Gel Elektroforesis
Prinsip kerja dasar dari penggunaan elektroforesis gel agarose adalah pemisahan
molekul berdasarkan ukuran dan visualisasi nyala molekul.
Pemisahan molekul berdasarkan ukuran dari molekul ini dibantu dengan peralatan
elektroforesis, karena molekul asam nukleat yang bermuatan negatif bergerak
menuju kutub positif (anoda).
Molekul asam nukleat bermuatan.
Molekul DNA yang bergerak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah
pasangan basa ataupun panjang untainya.
Meningkatnya konsentrasi gel agarose yang digunakan maka laju molekul DNA
akan semakin lambat serta penggunaan buffer.
Prosedur yang digunakan dalam elektroforesis gel agarose yaitu, persiapan gel
agarose.
Bubuk elektroforesis agarose dicampurkan dengan larutan buffer untuk elektroforesis
(TAE atau TBE).
Lalu campuran dipanaskan dengan microwave hingga tercampur sempurna.
Campuran kemudian didinginkan hingga mencapai suhu 60oC dan dituangkan kedalam
wadah agar mengental. Setelah mengental, sikat pembatas lalu dilepaskan, sampel
DNA diinjeksikan ke dalam gel dan peralatan elektroforesis dinyalakan.
Elektroforesis
Elektroforesis Kapiler
Elektroforesis Kapiler
Elektroforesis kapiler adalah metode cepat analisis dan
pemisahan biopolymer, termasuk didalamnya DNA. Metode ini
menggunakan celah sempit denga kapiler-kapiler silica
didalamnya dengan internal diameter kurang dari 100 ml.
Elektroforesis kapiler menghasilkan tingkat efisiensi pemisahan
yang tinggi dan selektivitas yang baik. Metode ini memiliki
sensitivitas yang baik dan memiliki kelebihan yaitu injeksi yang
dapat dilakukan berkali-kali pada suatu kolom.
Elektroforesis Kapiler
SDS memiliki bagian kepala yang bersifat anionic dan ekor yang lipofilik. Jika
bertemu dengan asama nukleat maka SDS akan membentuk ikatan non-kovalen
dengan protein atau asam nukleat. SDS menyebabkan denaturasi dan disosiasi
satu sama lainnya terhadapt makromolekul yang dianalisis. Selain itu, metode ini
memberikan muatan negative dalam molekul, sehingga sifat elektroforetik ini
dimanfaatkan untuk memisahkan atau menganalisi keberadaan suatu
makromolekul pada sampel.
SDS-PAGE memiliki 3 komponen sistem, yaitu stacking dan running gels, yang
memiliki perbedaan pada besar ukuran pori-pori pada gel, kekuatan ionic dan PH
serta komponen.
Hibridisasi In Situ
Hibridisasi In Situ
Hibridisasi in situ merupakan salah satu metode analisis kualitatif yang paling
umum digunakan dalam pendeteksian asam nukleat (DNA maupun RNA).
Berdasarkan definisi, hibridisasi in situ merupakan proses penggabungan rantai
asam nukleat yang berasal dari sumber yang berbeda (hibridisasi) dan di
laksanakan dalam wadah tertentu (in situ).
Hibridisasi In Situ
Hibridisasi In Situ
Hibridisasi dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan metode pembuatan
probe. Hal yang menjadi dasar pengklasifikasiannya merupakan
penandaan dari probe. Hibridisasi yang paling umum digunakan adalah
Fluoresence in situ Hybridization (FISH). Hal ini disebabkan karena
pelaksanaannya bersifat relatif lebih aman karena tidak menggunakan zat
yang bersifat radioaktif.
Pada metode ini, ditujukan untuk mengamati nukleotida-nukleotida yang
terdapat dalam DNA sampel. Selain itu, ada juga hibridisasi tipe lain yaitu
Genomic in situ Hybridization (GISH). Pada metode ini, ditujukan untuk
membandingkan 2 DNA yang berasal dari sumber yang berbeda.
Kegunaan
162
Fluorescent In Situ
Hybridization (FISH)
164
Gambar 88 .
Fluorescent In Situ
Hybridization
(FISH)Sumber :
blog.ub.ac.id
165
Blotting
Blotting
Blotting merupakan metode untuk memindahkan asam nukleat dari gel menuju
carrier (membran). Metode blotting dilakukan setelah proses elektroforesis gel sudah
dilewati. Blotting ditujukan agar analisis DNA dapat dilakukan pada media lebih stabil
yang menyerupai membran seperti nylon atau nitroselulosa. Pada metode blotting
diklasifikasikan lagi menjadi 3 berdasarkan jenis asam nukleat yaitu :
Southern Blotting (DNA)
Northern Blotting (RNA)
Western Blotting (protein)
Blotting
Southern Blotting
Southern Blotting
Southern Blotting
Southern Blotting
Blotting
Northern Blotting (RNA)
Blotting
Westhern Blotting (Protein)
Sequencing DNA
Sequencing DNA
Sequencing asam nukleat menentukan susunan basa nukleotida
dalam potongan DNA atau RNA. Sequencing telah diaplikasikan
dalam diagnosa molekular, rekayasa genetika, forensik, dan
biologi sistem. DNA sequencing digunakan untuk menentukan
urutan genom yang sangat menguntungkan penelitian medis
dan farmasi.
Analisis DNA sequencing dapat menggunakan metode Sanger,
yaitu pemutusan rantai, atau metode Maxam-Gilbert, yaitu
pembelahan secara kimiawi.
Sequencing DNA
METODE MAXAM-GILBERT
Molekul DNA terlebih dahulu dipotongpotong secara parsial menggunakan
piperidin.
Dimetilsulfat (DMS) akan memetilasi basa
G, asam format menyerang A dan G,
hidrazin akan menghidrolisis C dan T,
tetapi garam yang tinggi hanya bekerja
pada C.
Untuk mengetahui hasil dari pengurutan
DNA, dilakukan elektroforesis gel dimana
laju migrasi pita menggambarkan ukuran
fragmen.
METODE SANGER
Maxam-Gilbert
Menggunakan sekuens
DNA untai ganda.
Pelabelan menggunakan
deoksinukleotida (dNTP)
serta sedikit dideoksinukleotida (ddNTP).
Daftar Pustaka
Alberts B, Johnson A, Lewis J, et al. 2002. Molecular Biology of the Cell. 4th edition. New York: Garland Science
Armstrong, F. 1989.Biochemistry. New York: Oxford University Press.
Campbell, N. A.; J. B. Reece and L. G. Mitchell. 2000. Biologi Edisi Kelima
Clark, D. 2005. Molecular biology. Amsterdam: Elsevier Academic Press
Garrett, Reginald H., Grisham, Charles M. 2013. Biochemistry 5th edition. Canada: Cengage Learning
Goldstein, Gerald W., McGilvery, Robert W. 1996. Biochemistry: A Functional Approach Third Edition. London:
W.B. Saunders Company
Gomez, M. Esther. R, Mercedes, Olivia, M and Mario, A. 2010. Regulation of Gene Expression in Protozoa
Parasites. (Review). Journal of Biomedicine and Biotechnology. Volume 2010
Harper, H. A. ; V. W. Rodwell and P. A. Mayes. 1977. Biokimia Edisi Jilid I.Penerbit Erlangga, Jakarta. : 438 p.
Hayashi James, Bezkorovainy Anatoly, Rafelson Max.1971. Basic Biochemistry Fourth Edition. New York.
Macmillan Publishing
Jusup, M. 1989, Genetika I.Struktur dan ekspresi Gen. Institut Pertanian Bogor.
Daftar Pustaka
Ketujuhbelas. Penerbit Buku Kedokteran E. G. C. Jakarta : 743 p.
Lehninger. 2008. Principles of Biochemistry, Fifht Edition. New York: W. H. Freeman wand Company
Lodish H, Berk A, Zipursky SL, et al., 2008. Molecular Cell Biology. New York: W. H. Freeman.
Ludmila V. Yakushevich, Is DNA a Nonlinear Dynamical System where Solitary Conformational
Waves are Possible?, J. Biosci., Vol.26, No.3, September 2001, 305-313, Indian Academy of
Sciences.
Michel Peyrard, Nonlinear Dynamics and Statistical Physics of DNA, 2004
Rastogi, S. 2010.Biochemistry. New Delhi: Tata McGraw-Hill Education
Sugiono. 2004. Asam Nukleat dan Sintesis Protein. Bahan kuliah, FakultasBiologi
T. Kouzarides, 2007. Chromatin modifications and their function. Cell, vol. 128, no. 4, pp. 693705,
UNSOED. Purwokerto.
Y. Hirose and J. L. Manley. 200. RNA polymerase II and the integration of nuclear events. Genes
and Development, vol. 14, no. 12, pp. 14151429
Yuwono, T. 2000. Biologi Molekuler. Jakarta: Penerbit Erlangga
TERIMAKASIHH~~