Vous êtes sur la page 1sur 15

3

BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Data Dan Literatur
Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini
diperoleh dari beragam sumber, baik dari Perpustakaan Nasional RI dan sumber internet.
Data dan Informasi mencakup media buku, foto, film, dan lagu. Berikut ini adalah daftar
sumber utama yang digunakan untuk merancang serial animasi yang akan dibuat.
Referensi buku:
1. Giannetti, L. D. (1982). Understanding Movie. Taiwan: Prentice-Hall, Ic.
2. Harjati & Siagian, G. (1962). Djakarta Guide: A year round Vacation City. Djakarta:
P. T. Gunung Agung.
3. Mattesi, M. D. (2008). Force Character Design from Life Drawing. UK: Elsevier,
Inc.
4. Muhadjir. (1984). Morfologi Dialek Djakarta: Afiksasi dan Reduplikasi. Djakarta:
Djambatan.
5. Priebe, K. A. (2011). The Advanced Art Of Stop-Motion Animation. USA: Course
Technology.
6. Tagore, R. alih bahasa oleh Utami, A. (2011). Tagore dan masa kanak. Jakarta:
KPG.
7. William, R. (2002). The Animator Survival Kit : A Manual of Methods, Principles
and Formulas for Classical, Computer, Games, Stop Motion and Internet
Animators. Faber & Faber.
Setelah menganalisa referensi di atas, penulis mendapatkan sebuah titik temu yang
menghubungkan alur cerita Pesta Para Tikus dengan Jakarta tahun 1960, yang dapat
dikemas dalam kemasan Film Animasi Stop Motion.
2.2 Sinopsis
Cerita diadaptasi dari Pesta Para Tikus, karangan Tagore, R. diterjemahkan oleh
Utami, A. (2011:18-21).
Kisah mengenai tiga anak laki-laki tidak suka belajar dan bersekolah. Yang mereka
sukai adalah kelakar dan mereka merencanakan untuk mengerjai guru baru yang akan
mengajar mereka, karena menurut mereka, guru baru yang tua ini pasti galak dan tidak

menyenangkan. Dalam perjalanan menuju sekolah, di atas delman, mereka bertemu


dengan seorang tua yang membawa buntelan berisi banyak gulali. Dengan sedikit trik
mereka mencuri gulali si tua, dan menuduh bahwa para tikuslah yang melakukan hal itu.
Mereka berharap si tua itu marah, maka mereka akan mentertawakan si tua. Namun si
tua tidak marah. Malah, membelikan tambahan rambutan bagi tikus-tikus pencuri
tersebut. Lambat laun anak-anak ini mulai menyukai si tua yang ternyata adalah guru
baru sekolah mereka.
2.3 Rabindranath Tagore
Lahir pada tanggal 7 Mei 1861, dan meninggal tanggal 7 Agustus 1941 pada umur
80 tahun. Rabindranath Tagore yang juga dikenal dengan nama Gurudev, adalah seorang
penyair, dramawan, filsuf, seniman, musikus, dan sastrawan Bengali. Tagore adalah
orang asia pertama yang mendapatkan anugerah Nobel dalam bidang sastra.
Tagore mulai menulis puisi sejak usia delapan tahun, dengan menggunakan nama
samaran "Bhanushingho" (Singa matahari), untuk penerbitan karya puisinya yang
pertama pada tahun 1877, dan menulis cerita pendeknya pada usia enam belas tahun.
Salah satu karyanya yang tersohor adalah Gitanjali, Gora, dan Ghare-Baire. Ia adalah
seorang reformis kebudayaan. Dua buah lagu yang ia ciptakan kini menjadi lagu
kebangsaan Bangladesh dan India.
Tagore yang memiliki jiwa petualang gemar melanglang buana, pengaruhnya tidak
hanya berkisar di Eropa dan Amerika. Di Surakarta, sebuah ruas jalan diberi nama jalan
sang maestro. Pengaruh-pengaruh Tagore dalam dunia pendidikan, banyak diadopsi oleh
pejuang kemanusiaan. Terinspirasi oleh Shantiniketan karya Tagore, Ki Hajar
Dewantara, mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta.
2.4 Jakarta Tahun 1960
Wajah Jakarta berubah dengan sangat cepat, pertumbuhan pembangunan begitu
pesat. Tahun 1960, adalah tahun yang menyimpan banyak sejarah besar Ibukota, sebagai
pintu gerbang terdepan, sambutan Selamat Datang dari Indonesia bagi dunia
Internasional. Semakin banyak ruang publik, monumen-monumen didirikan, dan
fasilitas diadakan. Begitu banyak atraksi dan keindahan yang ditampilkan dari semangat
keberagaman Indonesia. Jakarta tahun 1960, adalah sebuah kota modern, sebuah kota
yang besar, yang keunikannya tidak meniru kota besar lainnya di dunia. Jakarta tahun
1960 adalah kebanggaan rakyat indonesia.

Transportasi masyarakat pada jaman tersebut cukup beragam. Dari taksi, bus-bus
besar, opelet, helicak, delman, dan betjak dan bemo. Angkutan umum sangat terkenal
kala itu. Berdasarkan data pemerintah, 70 persen dari penduduk Jakarta, adalah
pengguna transportasi umum. Dari Jakarta, bagi mereka yang ingin pergi ke daerah
lainnya di Indonesia, seperti Jogjakarta, atau Bali, dapat mencapainya dengan kapal
udara, kapal laut, kereta api, oto, dan bus.

Gambar 1. Suasana jalan Ibukota Djakarta dengan latar belakang Stasiun Kereta Api
Tandjung Priok tahun 1960.
2.4.1 Delman
Delman adalah sebuah kendaraan bergerobak dan beroda kayu yang ditarik
oleh seekor kuda. Menjadi bagian dari sejarah alat transportasi yang khas Indonesia
dan berjasa dalam membantu jalannya laju perekonomian pada jamannya.
Penamaannya berasal dari nama penemunya, yakni Ir. Charles Theodore
Deeleman, seorang insinyur ahli irigasi yang memiliki bengkel besi di pesisir
Batavia. Nama lainnya adalah sado, yang berasal dari Bahasa Perancis, dos--dos
yang berarti saling memunggungi. Istilah lain dalam berbagai bahasa daerah cukup
beragam. Kata dokar, berasal dari Bahasa Inggris dog car yang artinya adalah
kendaraan yang ditarik oleh anjing.

Pada masa Pemerintah Hindia-Belanda di Indonesia, Delman digunakan


sebagai angkutan antar kota, terutama sebelum kereta api dan kendaraan bermotor
beroperasi di Indonesia. Tercatat pada tahun 1885, Forbes pernah menyewa delman
untuk perjalanan dari Bogor menuju Bandung dengan biaya enam belas gulden yang
ditempuh selama tiga belas jam perjalanan.
Paska kemerdekaan, delman adalah kendaraan transit yang populer digunakan
penumpang yang turun dari trem uap/ listrik dan bagi ibu-ibu yang berbelanja di
pasar. Memandang aspek budaya Betawi, delman adalah kendaraan yang sangat
dekat dengan hati masyarakat. Dalam acara hajatan dan khitanan, delman selalu
hadir. Tahun 1960, sedikit demi sedikit keberadaan delman mulai berkurang dengan
hadirnya betjak yang mendominasi jalan raya pada waktu itu.
Delman kini digunakan sebagai angkutan berjarak tempuh pendek di pinggir
perkotaan dan di pedesaan sebagai kendaraan regional antar kampung. Namun
demikian, di beberapa kawasan wisata, delman diizinkan beroperasi dengan
mengikuti aturan kebersihan perkotaan seperti menampung kotoran kuda. Untuk itu,
Delman diberi nomor seperti halnya pada kendaraan bermotor yang diatur oleh
Pemerintah Daerah setempat.

Gambar 2. Replika delman atau dokar.

Gambar 3. Sebuah delman menuju Djalan Pintu Besar Beos tahun 1960.
2.5 Orang Betawi
Masyarakat Betawi, atau lebih akrabnya disapa orang Betawi, adalah kata yang
mendeskripsikan keturunan dari masyarakat yang tinggal di dan sekitar Batavia dan
mulai dikenal sebagai komunitas etnis sekitar abad ke 18-19an. Orang Betawi, adalah
keturunan orang-orang dari berbagai penjuru negeri di indonesia yang dibawa oleh
pemerintah Batavia sebagai budak pekerja. Bahasa Betawi berasal dari bahasa Sunda
dan Jawa, dengan dialek Melayu yang kental dan diperkaya dengan kosa kata dari
bahasa Belanda, Portugis, Sunda, Jawa, Tionghoa, dan Arab. Bahasa yang sekarang
digunakan oleh masyarakat Jakarta, adalah berdasarkan bahasa Betawi.
Salah satu kebudayaan orang Betawi yang sangat terkenal adalah Lenong. Lenong
adalah teater tradisional Betawi yang memadukan lakon, musik, dan tari. Lakon yang
biasa dibawakan biasanya kisah-kisah para jawara dan tuan tanah pada masa penjajahan.
Namun kini lenong mulai menampilkan kisah-kisah kontemporer, yang bahkan berisi
kritik sosial. Alat musik yang mengiringi lenong adalah gambang kromong, sedangkan

tariannya banyak diadaptasi dari gerak-gerak silat. Kebudayaan orang Betawi ini sering
ditampilkan dengan tidak lupa menyisipkan humor-humor segar.

Gambar 4. Lenong.

Gambar 5. Ondel-ondel.

Gambar 6. Pemain Tanjidor, alat musik khas Betawi.

2.6 Guru
Kata guru berasal dari bahasa Sansekerta, yang artinya adalah pengajar suatu bidang
ilmu. Dalam bahasa Indonesia, kata guru merujuk pada arti pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.
Dalam agama Hindu, guru adalah simbol bagi suatu tempat suci yang berisi ilmu
dan sebagai pembagi ilmu. Seorang guru adalah pemandu spiritual murid-muridnya.
Dalam agama Buddha, guru adalah orang yang memandu muridnya dalam jalan menuju
kebenaran. Masyarakat India, Tionghoa, Mesir, dan Israel menerima pengajaran dari
guru yang merupakan seorang imam atau nabi. Oleh sebab itu, seorang guru sangat
dihormati dan terkenal di masyarakat, guru dianggap sebagai pembimbing untuk
mendapatkan jalan keselamatan.
2.7 Sejarah Animasi Singkat
Animasi adalah gambar bergerak yang dibuat dengan cara merekam gambar diam
satu per satu, kemudian rekaman tersebut diputar ulang berurutan dengan ketentuan
irama frame per second, sehingga gambar-gambar yang tadinya berdiri sendiri terlihat
seperti runtutan gambar bergerak. Pada zaman Paleolitikum, manusia sudah
menggambar rupa-rupa hewan di gua batu, dengan pose yang menunjukkan bahwa
seolah-olah hewan itu bergerak. Bentuk-bentuk animasi pada jaman dahulu juga dapat
kita lihat pada ukiran-ukiran vas dan mural pemakaman.

Gbr 7. Gambar pada vas yang ditemukan di Iran, diperkirakan jauh sebelum abad ke-3
sebelum masehi. Lima rangkaian gambar menunjukkan seekor kambing berusaha
memakan daun dengan meloncat dan turun setelah berhasil.
Animasi pertama kali dibuat oleh Fady Saeed dari Mesir pada tahun 1756. Sejak
abad ke-17 sampai ke-19, peralatan-peralatan animasi sederhana telah ditemukan
sebelum kemunculan proyektor film.
Sejarah film animasi sendiri dimulai oleh Charles-Emile Reynaud, penemu
Praxinoscope, pada tahun 1890 yang memungkinkan putaran dari 12 gambar

10

ditampilkan bagi khalayak. Yang kemudian, pada tanggal 18 Oktober 1892, di Musee
Grevin kota Paris, ia mempertontonkan animasi dengan putaran dari 500 gambar.
2.7.1 Animasi Di Indonesia
Dimulai dengan Si Huma produksi PPFN yang disiarkan oleh TVRI,
dilanjutkan dengan Si Unyil karya Pak Raden (Drs. Suyadi) dalam salah satu
episode berupa animasi gabungan teknik Stop Motion, Paper Cut dan 2D bercerita
tentang Timun Mas. Di akhir tahun 80-an menjelang 90-an awal ditandai munculnya
beberapa perusahaan animasi yang menerima order dari luar negeri seperti Asiana
Wang Animation (kerja sama dengan Wang Film Animation, Taiwan) yang bergaya
Disney, sedangkan untuk gaya Jepang/ Anime ada Evergreen, Marsa Juwita Indah di
Bali, dll. Lalu dilanjutkan dengan munculnya Red Rocket di Bandung, Bening di
Yogyakarta, Tegal Kartun, dan lainnya, hingga muncul di tahun 90-an, beberapa
perusahaan animasi yang juga mengerjakan 3D animasi seperti Kasatmata, Matahari
Studio (lebih ke game animation), dan generasi baru anak2 nongkrong MTV seperti
Wahyu Aditya dengan Hello Motion-nya, dll.
Beberapa tokoh animator di Indonesia seperti Dwi Koendoro (dengan Pailulnya), Gotot Prakosa yang senimator (seniman animator di IKJ), Pak Suyadi/ Pak
Raden & Pak Denny Djunaid di era munculnya TV swasta pertama (sejaman dengan
munculnya RCTI) untuk iklan Chiky, Poppy Palele yang mendalangi para animator
di Red Rocket, lalu beberapa nama yang membuat 3D animasi seperti Mas Chandra,
untuk JANUS; film layar lebar gabungan life & 3D, Deddy Syamsudin untuk
berbagai iklan animasi TV, hingga animasi layar lebar Sing to the Dawn, dari
Infinite Frameworks Batam. Animator Indonesia sudah biasa menggambar atau
membuat wayang kulit maupun wayang golek, leluhur kita piawai dalam membuat
candi & pura, sehingga gambar detail dan indah bukan masalah bagi masyarakat
Indonesia. Sekarang ini, di Jakarta jauh lebih susah/ langka mencari animator 2D
( yang berstandard internasional) dibandingkan mencari animator 3D, beberapa
animator 2D yang handal, kini bergabung dengan rumah produksi maupun post
production, yang mengerjakan TV Commercial dll. Munculnya AINAKI (Asosiasi
Animasi Industri dan Konten), perlu didukung oleh semua personel yang terlibat

11

dalam mengembangkan animasi di negeri tercinta ini, karena beberapa wadah


animasi lainnya di Indonesia rata2 tidak bisa bertahan lama.
Adapun Serial Animasi Lokal yang mewarnai slot stasiun TV di Indonesia,
hanya muncul dengan perbandingan kurang dari 1:9. Beberapa di antaranya
misalnya Didi Tikus karya Pixel Effect.
2.8 Animasi Stop Motion
Animasi Stop Motion, atau dikenal juga dengan nama animasi Stop Frame, adalah
sebuah teknik animasi dengan membuat manipulasi objek fisik seolah-olah bergerak
dengan sendirinya. Objek digerakkan sedikit demi sedikit dan setiap pergerakan tersebut
difoto satu per satu, yang mana menghasilkan ilusi gerak saat kumpulan frame tersebut
diputar berurutan. Boneka dengan rangka gerak dan juga boneka clay seringkali dipakai
dalam jenis animasi ini. Animasi stop motion yang memakai plastisin juga dikenal
dengan nama clay animation atau claymation. Tidak semua stop motion memerlukan
figur atau model, banyak animasi stop motion juga memakai manusia, perlengkapan
rumah tangga, dan benda-benda lainnya untuk efek komedi. Stop motion yang memakai
objek tertentu biasanya dikenal dengan nama animasi objek.

2.8.1 Pembuatan Puppet

12

Gambar 8. Puppet dari animasi stop motion Miracle Maker.


Puppet adalah figur atau boneka yang akan menjadi tokoh di dalam animasi
stop motion. Biasanya puppet berupa figur manusia atau hewan, namun dapat juga
berupa objek mati, tergantung dengan kebutuhan cerita.
Dalam pembuatan puppet, ada banyak teknik yang dapat diaplikasikan. Pada
dasarnya adalah bagaimana membuat puppet tokoh yang ingin diceritakan semirip
dan semenarik mungkin dan juga cukup fleksibel untuk dianimasikan, baik dari
gerak, mimik dan lainnya. Berikut ini adalah teknik standar yang biasa dipakai oleh
animator stop motion untuk membuat puppet.
2.8.1.1 Mendesain Puppet
Desain puppet adalah tahap awal yang paling penting. Selain
membuat gambar karakter yang menarik, desain puppet juga bertujuan untuk
menentukan bagaimana nantinya puppet akan diberi armature atau mekanisme
gerak. Hal ini sangat menentukan proses dalam animasi stop motion yang
membutuhkan puppet dapat berpose sesuai dengan kebutuhan cerita.

Gambar 9. Membuat diagram untuk armature.


2.8.1.2 Membuat Armature
Armature atau kerangka gerak, dapat dibuat dari bahan apapun.
Dalam dunia profesional, biasanya dijual armature sesuai dengan kebutuhan si

13

pengguna. namun pembuatan armature sederhana dan populer adalah dengan


menggunakan kerangka kawat. Selain fleksibel, kawat juga murah dan mudah
didapat.

Gambar 10. Armature dari kawat.


2.8.1.3 Membuat Bagian Tubuh
Bagian tubuh biasanya dibuat terpisah atau satu per satu. Kepala,
tangan, kaki, dan tubuh, masing-masing akan dipisah sesuai dengan kebutuhan
gerak. Bahan yang cukup populer digunakan untuk membuat bagian tubuh
adalah clay dan silikon. Kelebihan clay adalah cukup fleksibel untuk
digerakkan, dan proses pembuatannya lebih mudah dari pada penggunaan
bahan silikon. Namun untuk hal solid, silikon lebih unggul, karena saat
disentuh tangan, tidak ada kemungkinan merubah bentuk puppet. Selain itu,
masih banyak bahan lain yang dapat diaplikasikan untuk pembuatan puppet,
seperti kain, kayu, dan lainnya.

14

Gambar 11. Tangan puppet dari bahan silikon.


2.8.1.4 Mouth Piece Dan Eye Piece
Pada animasi stop motion profesional, mata dan mulut biasanya akan
dibuat dengan mekanisme gerak yang dapat dikontrol oleh robot. Namun pada
stop motion sederhana, seringkali bagian mata dan mulut dibuat sebagai
bagian terpisah yang nantinya akan ditempel langsung pada puppet.

Gambar 12. Mouth piece dan eye piece.

2.8.1.5 Finishing

15

Finishing mencakup segala hal yang berkenaan dengan merapikan


puppet, memberi baju, rambut, dan hal lainnya agar karakter puppet dapat
mewakilkan karakter yang diperankan.

Gambar 13. Puppet yang telah selesai dibuat.


2.8.2 Pembuatan Set
Set adalah lokasi dimana cerita akan dibawakan. Set dibuat sesuai dengan
proporsi tubuh puppet yang bersangkutan. Set terdiri dari foreground, midground,
dan background. Element foreground biasanya adalah elemen artistik untuk
menambahkan efek kedalaman dari segi visual. Element midground akan menjadi
lokasi di mana puppet akan diletakkan. Sedangkan element background, biasanya
diisi dengan nuansa yang ingin diceritakan, misalnya langit biru cerah, ataupun
dinding kamar yang kotor. Pemberian cahaya pada set juga sangat mempengaruhi
kesan yang ditampilkan. Untuk mensukseskan sebuah cerita, set adalah hal yang
harus sangat diperhatikan.

16

Gambar14.SetdariFantasticMr.Fox.
2.9 Target Audience

Gambar 15. Target Audience.


2.9.1 Demografi
Usia: 10-13 tahun
Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan
Kelas ekonomi menengah
2.9.2 Psikografi
Target Primer: anak SD kelas 4-6.
Target Sekunder: penggemar karya Rabindranath Tagore
2.9.3 Geografi
Target Primer: anak Indonesia yang tinggal di Jakarta

17

Target Sekunder: anak Indonesia yang tinggal sekitar Jabotabek


2.10 Analisa SWOT
2.10.1 Strength
Pasar tayangan TV berupa film pendek animasi untuk anak-anak di
Indonesia masih terbuka lebar, bahkan tak jarang masih digemari kalangan
dewasa.
Cerita yang sederhana didukung oleh gambar yang menarik mudah
dipahami dan digemari oleh anak-anak.
2.10.2 Weakness
Idola anak akan tokoh animasi impor.
Anak-anak yang terbiasa disugguhkan cerita berbasis teknologi tinggi,
seperti robot.
Adegan kekerasan di dalam animasi anak yang menjadi bumbu utama
cerita.
2.10.3 Opportunity
Cerita di luar main-stream, bertemakan cinta kasih dan persahabatan, di
mana dapat menarik dukungan orangtua untuk mengajak anaknya
menonton bersama.
Animasi Stop Motion memiliki kekhasan yang dapat menarik hati anakanak.
Memakai gaya bahasa betawi yang sudah menjadi keseharian orang
Jakarta.
2.10.4 Threat
Film pendek animasi harus bisa menarik perhatian anak dari segi gambar.
Porsi cerita yang terlalu rumit dapat berujung pada kebosanan, oleh karena
pola pikir anak-anak yang masih sederhana.
2.11 Plot Keywords
- Pesta Para Tikus
- Rabindranath Tagore
- Berbagi
- Guru
- Delman

Vous aimerez peut-être aussi