Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1.
2.
3.
4.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga makalah Farmais Industri mengenai Produksi Sediaan
Steril dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dan masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini untuk kedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1
2
ISI
13
13
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
berkembang pesat, begitu juga dengan dunia kefarmasian. Hal ini dapat dilihat
dari bentuk sediaannya yang beragam yang telah di buat oleh tenaga farmasis.
Diantara sediaan obat tersebut menurut bentuknya yaitu solid (padat), semisolid
(setengah padat) dan liquid (cair). Dengan adanya bentuk sediaan tersebut
diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi konsumen. Salah
satu contoh sediaan farmasi yang beredar di pasaran, Apotek, Instalasi kesehatan,
maupun toko obat adalah sediaan cair (liquid).
Sediaan liquid merupakan sediaan dengan wujud cair, mengandung satu
atau lebih zat aktif yang terlarut atau terdispersi stabil dalam medium yang
homogen pada saat diaplikasikan. Sediaan cair atau sediaan liquid lebih banyak
diminati oleh kalangan anak-anak dan usia lansia, sehingga satu keunggulan
sediaan liquid dibandingkan dengan sediaan-sediaan lain adalah dari segi rasa dan
bentuk sediaan.
Sediaan cair juga mempunyai keunggulan terhadap bentuk sediaan solid
dalam hal kemudahan pemberian obat terkait sifat kemudahan mengalir dari
sediaan liquid ini. Selain itu, dosis yang diberikan relatif lebih akurat dan
pengaturan dosis lebih mudah divariasi dengan penggunaan sendok takar. Sediaan
liquid lebih banyak digunakan pada bayi, anak-anak dan lanjut usia yang sukar
minum obat, seperti tablet dan pil yang memiliki rasa pahit atau tidak enak. Selain
itu, sediaan liquid juga lebih mudah diabsorpsi oleh tubuh. Namun, sediaan liquid
sangat mudah terkontaminasi oleh mikroba sehingga tumbuh jamur pada sediaan,
tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air, dan bagi obat
yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi.
Dengan demikian pembuatan sediaan liquid dengan aneka fungsi sudah
banyak digeluti oleh sebagian besar produsen. Sehingga terkait itu semua, seorang
farmasis harus mengetahui cara pembuatan obat yang baik dalam memproduksi
13
sediaan cair, demi menjamin kualitas atau mutu yang dihasilkan oleh suatu
industri.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
a. Apa definisi dari sediaan cair (liquid)?
b. Bagaimana proses produksi dari sediaan cair (liquid)?
c. Bagaimana pengawasan mutu dari sediaan cair (liquid)?
1.3.
a.
b.
c.
Tujuan
Mengetahui definisi sediaan cair (liquid).
Mengetahui proses produksi sediaan cair (liquid).
Mengetahui pengawasan mutu sediaan cair (liquid).
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Sediaan Cair
14
16
Pada saat penimbangan bahan (bahan baku dan bahan tambahan) harus
selalu dicek kebenaran bahan yang ditimbang (nama, bentuk kimia) dan ketepatan
penimbangan (jumlah dan cek skala). Parameter kritis dari tahap penimbangan
adalah jenis atau nama bahan dan ketepatan jumlah.
c. Ruang pencampuran (blending room)
Blending room merupakan ruangan yang digunakan untuk proses
pencampuran bahan aktif dengan bahan tambahan. Untuk pemindahan bahanbahan yang bersifat higroskopis menggunakan alat khusus yaitu siever
(pengayak).
Proses pencampuran dibagi menjadi dua cara, yaitu:
1. Pencampuran secara langsung
Seluruh komponen formula ditimbang sesuai kebutuhan. Kemudian
dimasukkan ke dalam tangki pencampur secara bertahap (bahan awal, bahan
tambahan ke dalam cairan pembawa), diaduk hingga seluruhnya larut.
2. Pencampuran secara tidak langsung
Terdiri dari dua tahapan, yaitu masing-masing komponen dilarutkan terlebih
dahulu dalam pelarut yang sesuai dan pencampuran dilakukan setelah masingmasing komponen formula berada dalam bentuk terlarut.
Parameter kritis dalam pencampuran adalah temperatur selama proses
pencampuran, lama waktu pengadukan dan kecepatan pengadukan. IPC meliputi
organoleptis (warna, bau, kejernihan), pH, dan homogenitas (kadar).
d. In Process Control Room
Ruang IPC merupakan ruangan untuk melakukan pengujian-pengujian
khusus selama proses produksi yang tidak mungkin dilakukan di ruang produksi
yang bersangkutan. IPC dilakukan terhadap tahap-tahap kritis selama proses
produksi. IPC untuk sediaan cair antara lain:
1. Keseragaman volume dan pH
2. Kejernihan
3. Removal torque (kekencangan tutup untuk dibuka) dan cap torque
(kemampuan tutup botol untuk ditutup kembali)
4. Tes appearance, pencetakan expired date dan nomor bets pada label.
e. Ruang pencucian
Ruang pencucian merupakan ruangan yang digunakan untuk mencuci
peralatan yang telah selesai digunakan dalam proses produksi. Alat yang
telah dicuci bersih dan siap digunakan diberi label cleaned. Setiap alur
17
b. Alur barang
Bahan baku dan bahan kemas primer masuk melalui alur barang yang
tersedia. Alur bahan baku dan bahan kemas berbeda, di mana bahan baku akan
masuk melalui dedusting area, kemudian dibawa ke ruang antara (weighing
airlock), untuk kemudian ditimbang, sedangkan bahan kemas melalui pass box.
Setelah dilakukan penimbangan, bahan baku masuk ruang stagging dengan
keadaan tertutup dalam satu wadah untuk satu bets tertentu dan sisa bahan baku
yang tersedia dibungkus kembali dengan rapi, kemudian dikembalikan ke ruang
weighing air lock, untuk kemudian dikembalikan ke gudang melalui dedusting
area. Bahan kemas primer yang tersisa, setelah digunakan, juga akan
dikembalikan melalui jalurnya.
2.2.3. Kegiatan produksi
Proses produksi sediaan cair dilakukan di ruang kelas D (grey area).
Kegiatan pengemasan primer seperti liquid filling juga dilakukan di ruang kelas
D. Sedangkan untuk proses pengemasan sekunder seperti cartoning dilakukan di
ruang kelas F (black area).
a. Proses produksi sirup
Bahan-bahan yang telah disetujui oleh departemen QC ditimbang dan
dilarutkan dengan menggunakan purified water (PW) kemudian dilakukan
pembuatan sirup simplex. Setelah itu semua bahan dicampurkan dalam tangki
pencampuran (thorax homogenizer) dan dilakukan penambahan PW hingga
volume yang dikehendaki kemudian diaduk hingga homogen. Setelah sirup jadi,
dilakukan penyaringan dan dikarantina sambil menunggu hasil pemeriksaan dari
bagian QC yang meliputi kadar zat aktif, pH, viskositas, berat jenis dan cemaran
mikroba. Apabila lulus uji maka dilakukan pengisian sirup ke dalam botol yang
telah dicuci di ruang bottle washing room. Pengisian dilakukan menggunakan
mesin LF Avanty atau CVC dan dilanjutkan dengan penutupan botol dengan
capperr machine. Hasil pengisian ini kemudian diperiksa oleh QC meliputi
pemeriksaan keseragaman volume dan kekerasan segel atau kebocoran.
b. Proses produksi suspensi
Proses pembuatan hampir sama dengan sirup, namun pada suspensi
digunakan suspending agent salah satunya adalah Na CMC. Bahan yang telah
19
BA+BT lain
Pengisian
(filling machine)
Capping
IPC: kebocoran
a. Mixing Tank
Alat ini dilengkapi dengan dipstick yang terkalibrasi yang berfungsi untuk
mengukur volume larutan yang terdapat dalam tangki dan mixer yang berfungsi
untuk mengaduk. Alat ini menggunakan sistem double jacket yang dihubungkan
dengan sistem supply steam dan chilled water.
b. Holding Tank
Alat yang digunakan untuk menampung bulk sebelum dilakukan pengisian.
Untuk keperluan final mixing, alat ini dilengkapi dengan paddle mixer. Alat ini
tidak dilengkapi dengan double jacket sehingga tidak memungkinkan untuk
dilakukan proses pencampuran yang disertai pemanasan. Semua bagian alat yang
kontak langsung dengan produk terbuat dari stainless steel.
c. Liquid Filling Machine
Alat yang digunakan untuk mengisi cairan secara otomatis. Alat ini terbuat
dari stainless steel yang tahan terhadap karat dan bersifat antibocor sehingga
proses pengisian tidak akan mengotori ruang pengisian.
Alat yang digunakan untuk menyegel kemasan berupa botol, baik botol kaca
maupun botol plastik. Mesin ini sangat berperan besar dalam suatu produk karena
menyangkut segel dan juga masa penghitungan jangka kadaluarsa.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
22
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
23