Vous êtes sur la page 1sur 3

Infeksi virus Zika terjadi melalui perantara gigitan nyamuk Aedes, terutama spesies Aedes

aegypti. Penyakit yang disebabkannya dinamakan sebagai Zika, penyakit Zika (Zika disease)
ataupun demam Zika (Zika fever).
Virus Zika yang telah menginfeksi manusia dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti
demam, nyeri sendi, konjungtivitis (mata merah), dan ruam. Gejala-gejala penyakit Zika
dapat menyerupai gejala penyakit dengue dan chikungunya, serta dapat berlangsung beberapa
hari hingga satu minggu.

Virus Zika pertama ditemukan pada seekor monyet resus di hutan Zika, Uganda, pada tahun
1947. Virus Zika kemudian ditemukan kembali pada nyamuk spesies Aedes Africanus di
hutan yang sama pada tahun 1948 dan pada manusia di Nigeria pada tahun 1954. Virus Zika
menjadi penyakit endemis dan mulai menyebar ke luar Afrika dan Asia pada tahun 2007 di
wilayah Pasifik Selatan. Pada Mei 2015, virus ini kembali merebak di Brazil. Penyebaran
virus ini terus terjadi pada Januari 2016 di Amerika Utara, Amerika Selatan, Karibia, Afrika,
dan Samoa (Oceania). Di Indonesia sendiri, telah ditemukan virus Zika di Jambi pada tahun
2015.
Penyebab Virus Zika
Penyebab penyakit Zika (Zika disease) ataupun demam Zika (Zika fever) adalah virus Zika.
Virus Zika termasuk dalam garis virus flavivirus yang masih berasal dari keluarga yang sama
dengan virus penyebab penyakit dengue/demam berdarah.

Virus Zika disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes yang terinfeksi. Nyamuk ini
menjadi terinfeksi setelah menggigit penderita yang telah memiliki virus tersebut. Nyamuk
ini sangat aktif di siang hari dan hidup serta berkembang biak di dalam maupun luar ruangan
yang dekat dengan manusia, terutama di area yang terdapat genangan air.
Walaupun jarang, virus Zika dapat ditransmisikan dari seorang ibu ke bayinya. Virus Zika
berkemungkinan ditularkan dari seorang ibu hamil pada janin di dalam kandungannya. Dapat
pula bayi tertular pada waktu persalinan.Hingga saat ini, kasus penularan virus Zika melalui
proses menyusui belum ditemukan sehingga ahli medis tetap menganjurkan ibu yang
terinfeksi untuk tetap menyusui bayinya.
Selain itu, terdapat beberapa laporan virus Zika yang penularannya terjadi melalui tranfusi
darah dan hubungan seksual.
Gejala Virus Zika
Selain gejala umum yang telah disebutkan, gejala lain virus Zika yang ditemukan adalah sakit
kepala, nyeri di belakang mata, dan lelah. Gejala ini umumnya bersifat ringan dan
berlangsung hingga sekitar satu minggu.
Mengenai periode inkubasi virus Zika masih belum diketahui, namun kemungkinan
berlangsung hingga 2-7 hari semenjak pasien terpapar virus ini (terkena gigitan nyamuk
penjangkit). Dari lima orang yang terinfeksi virus Zika, satu orang menjadi sakit akibat virus
ini. Walaupun jarang, dapat terjadi kasus berat yang memerlukan penanganan lebih lanjut di
rumah sakit, bahkan kematian.
Transmisi virus Zika yang terjadi di dalam kandungan dikaitkan dengan terjadinya
mikrosefali dan kerusakan otak pada janin. Mikrosefali adalah kondisi dimana lingkar kepala
lebih kecil dari ukuran normal.
Diagnosis Virus Zika
Melihat dari gejala yang menyerupai banyak penyakit lain, pemeriksaan terhadap rute
perjalanan yang pernah dilakukan oleh pasien, khususnya ke area-area yang memiliki kasus
infeksi virus Zika dapat membantu mempersempit diagnosis. Dokter mungkin akan
menanyakan area, waktu, dan aktivitas saat melakukan kunjungan ke daerah tersebut.
Dokter dapat melakukan tes darah untuk mendeteksi asam nukleat virus, mengisolasi virus,
atau uji serologis. Selain melalui pengambilan darah yang biasanya dilakukan pada 1-3 hari
setelah gejala muncul, urine dan air liur juga dapat menjadi bahan uji pada hari ketiga hingga
hari kelima.
Pengobatan Virus Zika
Pengobatan virus Zika difokuskan kepada upaya mengurangi gejala yang dirasakan oleh
pasien karena vaksin serta obat-obatan penyembuh penyakit ini belum ditemukan.
Pengobatan terhadap gejala yang dialami dapat berupa pemberian cairan untuk mencegah
dehidrasi, obat pereda rasa sakit untuk meredakan demam dan sakit kepala, serta istirahat
yang cukup. Penggunaan aspirin dan obat anti peradangan nonsteroid lainnya tidak
direkomendasikan sebelum kemungkinan pasien terkena dengue dapat dihilangkan.

Bagi pasien yang telah terinfeksi virus Zika diharapkan untuk menghindari gigitan nyamuk
selama terjangkit virus ini karena virus Zika yang dapat bertahan lama di dalam darah
penderita dapat menyebar ke orang lain melalui gigitan nyamuk.
Pencegahan Virus Zika
Mencegah gigitan nyamuk adalah salah satu tindakan pencegahan awal yang bisa membantu
Anda terhindar dari infeksi virus Zika. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan
saat berada di daerah yang terjangkit virus Zika, antara lain:

Memastikan tempat yang Anda tinggali memiliki pendingin ruangan atau setidaknya
memiliki tirai pintu dan jendela yang dapat mencegah nyamuk masuk ke ruangan.

Gunakan kelambu pada tempat tidur jika area yang Anda kunjungi tidak memiliki hal
di atas.

Gunakan baju dan celana berlengan panjang

Gunakan bahan penolak serangga yang terdaftar pada badan perlindungan lingkungan
atau environmental protection agency (EPA), sesuai dengan instruksi yang tertera
pada kemasan. Instruksi yang terlampir akan memberikan informasi mengenai
pengaplikasian ulang, area pengaplikasian yang diperbolehkan, waktu dan durasi
pengaplikasian.

Bayi yang berusia di bawah dua bulan tidak diperkenankan menggunakan bahan
penolak serangga ini sehingga Anda harus memastikan agar pakaian bayi dapat
melindunginya dari gigitan nyamuk.

Gunakan juga kelambu pada tempat tidur bayi, kereta dorong bayi, dan gendongan
atau alat pengangkut bayi lainnya.

Perhatikan area tubuh anak yang berusia lebih dewasa saat mengaplikasikan bahan
penolak serangga. Hindari area tubuh yang terluka atau sedang mengalami iritasi, area
mata, mulut, dan tangan.

Pilihlah perawatan, pencucian, atau pemakaian pakaian serta peralatan yang


menggunakan bahan dengan kandungan permethrin. Pelajari informasi produk dan
instruksi penggunaan mengenai perlindungan yang diberikan. Hindari menggunakan
produk ini pada kulit.

Pelajari juga informasi mengenai daerah yang akan Anda kunjungi, seperti fasilitas
kesehatan dan area luar ruangan terbuka sebelum waktu keberangkatan tiba,
khususnya area yang terjangkit virus Zika.

Lakukan tes virus Zika sekembalinya Anda, khususnya perempuan hamil, dari daerah
penyebaran virus Zika.

Vous aimerez peut-être aussi