Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh kita sepanjang waktu terpapar dengan bakteri, virus, jamur, dan parasit,
semuanya terjadi secara normal dan dalam berbagai tingkatan pada kulit, mulut,
jalan napas, saluran cerna, membran yang melapisi mata, dan bahkan saluran
kemih. Banyak dari agen infeksius ini mampu menyebabkan kelainan fungsi
fisiologis yang serius atau bahkan kematian bila agen infeksius tersebut masuk ke
jaringan yang lebih dalam.
Tubuh manusia telah diciptakan dengan berbagai macam sistem yang berfungsi
sebagai pertahanan tubuh. Selain itu juga terdapat respon-respon tubuh terhadap
benda asing yang bersifat merugikan. Apabila terjadi cedera jaringan yang
dikarenakan oleh bakteri, trauma, bahan kimia, panas, atau fenomena lainnya maka
maka jaringan yang cedera itu akan melepaskan berbagai zat yang menimbulkan
perubahan sekunder yang sangat dramatis disekeliling jaringan yang tidak
mengalami cedera.
Dewasa ini penyakit infeksi sudah merupakan penyakit dimana para sarjana
Kedokteran telah mengembangkan, baik terapi maupun penelitian-penelitian
tentang perkembangan, pencegahan dan pengobatan infeksi maupun penyakitpenyakit, yang berhubungan dengan infeksi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapatkan dari pembelajaran ini antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Apa saja efek yang berguna dan merugikan dari radang akut?
C. Tujuan
Tujuan-tujuan yang didapatkan antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
D. Manfaat
Manfaat-manfaat yang diperoleh yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
Pengertian
Infeksi yaitu invasi dan pembiakan mikroorganisme di jaringan tubuh, secara klinis
tidak tampak atau timbul cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme,
toksin, replikasi intrasel, atau respon antigen-antibodi. (Dorland, 2002)
Radang atau inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh
cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau
mengurunng (sekuester) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu.
(Dorland, 2002)
Infeksi
Infeksi menembus permukaan kulit atau berasal dari dalam tubuh. Gambaran
klinisnya tergantung pada:
1.
2.
3.
2.
3.
4.
5.
1.
Radang akut
Yaitu reaksi jaringan yang segera dan hanya dalam waktu yang tidak lama
2.
Radang kronis
Yaitu reaksi jaringan selanjutnya yang diperlama mengikuti respon awal
Penyebab utama radang akut adalah:
Infeksi mikrobial
Merupakan penyebab yang paling sering ditemukan. Virus menyebabkan kematian
sel dengan cara multiplikasi intraseluler. Bakteri melepaskan endotoksin yang
spesifik atau melepaskan endotoksin yang ada hubungannya dengan dinding sel. Di
samping itu, beberapa macam organisme, melalui reaksi hipersensitivitas, dapat
menyebabkan radang yang diperantarai imunologi.
Reaksi hipersensitivitas
Terjadi bila perubahan kondisi respon imunologi mengakibatkan tidak sesuainya
atau berlebihannya reaksi imun yang akan merusak jaringan.
Agen fisik
Kerusakan jaringan yang terrjadi pada proses radang dapat melalui trauma fisik,
ultraviolet atau radiasi ion, terbakar atau dingin yang berlebihan (fostbite).
Jaringan nekrosis
Aliran darah yang tidak mencukupi akan menyebabkan berkurangnya pasokan
oksigen dan makanan pada daerah bersangkutan, yang akan mengakibatkan
terjadinya kematian jaringan. Kematian jaringan sendiri merupakan stimulus yang
kuat untuk terjadinya infeksi. Pada tepi daerah infark sering memperlihatkan suatu
respon radang akut.
(Underwood, 1999)
Proses peradangan
Salah satu efek pertama dari peradangan adalah pembatasan (wall of) area yang
cedera dari sisa jaringan yang tidak mengalami radang. Ruang jaringan dan cairan
limfatik di daerah yang meradang dihalangi oleh bekuan fibrinogen, sehingga
untuk sementara waktu hampir tidak ada cairan yang melintasi ruangan. Proses
pembatasan akan menunda penyebaran bakteri atau produk toksik.
Dalam waktu beberapa menit setelah peradangan dimulai, makrofag telah ada di
dalam jaringan dan segera memulai kerja fagositiknya. Bila diaktifkan oleh produk
infeksi dan peradangan, efek yang mula-mula terjadi adalah pembengkakan setiap
sel-sel ini dengan cepat. Selanjutnya, banyak makrofag yang sebelumnya terikat
kemudian lepas dari perlekatannya dan menjauh mobil, membentuk lini pertama
pertahanan tubuh terhadap infeksi selama beberapa jam pertama.
Dalam beberapa jam setelah peradangan dimulai, sejumlah besar netrofil dari darah
mulai menginvasi daerah yang meradang. Hal ini disebabkan oleh produk yang
berasal dari jaringan yang meradang akan memicu reaksi berikut:
1.
2.
3.
Pertahanan tubuh yang keempat adalah peningkatan hebat produksi granulosit dan
monosit oleh sumsum tulang. Hal ini disebabkan oleh perangsangan sel-sel
progenitor granulositik dan monositik di sumsum. Namun hal tersebut memerlukan
waktu 3-4 hari sebelum granulosit dan monosit yang baru terbentuk ini mencapai
tahap meninggalkan sumsum tulang. (Guyton, 2007)
Pembentukan pus
Bila netrofil dan makrofag menelan sejumlah besar bakteri dan jaringan nekrotik,
pada dasarnya semua netrofil dan sebagian besar makrofag akhirnya akan mati.
Sesudah beberapa hari, di dalam jaringan yang meradang akan terbentuk rongga
yang mengandung berbagai bagian jaringan nekrotik, netrofil mati, makrofag mati,
dan cairan jaringan. Campuran seperti ini biasanya disebut pus. Setelah proses
infeksi dapat ditekan, sel-sel mati dan jaringan nekrotik yang terdapat dalam pus
secara bertahap akan mengalami autokatalisis dalam waktu beberapa hari, dan
kemudian produk akhirnya akan diabsorpsi ke dalam jaringan sekitar dan cairan
limfe hingga sebagian besar tanda kerusakan jaringan telah hilang.
(Guyton, 2007)
Efek radang akut
Cairan dan eksudat seluler, keduanya dapat mempunyai efek yang berguna.
Manfaat cairan eksudat adalah sebagai berikut:
Mengencerkan toksin
Pengenceran toksin yang diproduksi oleh bakteria akan memungkinkan
pembuangannya melalui saluran limfatik
Masuknya antibodi
Akibat naiknya permeabilitas vaskuler, memugkinkan antibodi masuk ke dalam
rongga ekstravaskuler. Antibodi dapat mengakibatkan lisisnya mikro-organisme
dengan mengikutsertakan komplemen, atau mengakibat-kan fagositosis melalui
opsonisasi. Antibodi juga penting untuk menetralisir toksin.
Transpor obat
Seperti antibiotik ke tempat bakteri berkembang biak.
Pembentukan fibrin
Dari
eksudat
fibrinogen
dapat
menghalangi
gerakan
mikro-organsme,
Pembengkakan
Pembengkakan jaringan yang mengalami radang akut dapat merugikan.
Pembengkakan karena radang akan berbahaya apabila terjadi di dalam ruang yang
tertutup seperti rongga kepala.
Kadang-kadang respon radang akut tampak tidak sesuai, seperti yang terjadi pada
reaksi hipersensitivitas tipe I, dimana antigen di sekitarnya berkemampuan
menyebabkan reaksi yang tidak mengancam dan merugikan individu. Pada respon
radang karena alergi mungkin dapat mengancam hidupnya, misalnya asma
ekstrinsik.
B. Analisis Skenario
Akibat cedera
Warna kemerahan (rubor)
Diakibatkan oleh adanya dilatasi pembuluh darah kecil dalam daerah yang
mengalami kerusakan.
Panas (kalor)
Peningkatan suhu hanya tampak pada bagian perifer tubuh (kulit). Peningkatan
suhu ini diakibatkan karena meningkatnya aliran darah sehingga sistem vaskuler
dilatasi dan mengalirkan darah yang hangat pada daerah tersebut.
Bengkak (tumor)
Pembengkakan sebagai hasil adanya edema dan kelompok sel radang dalam
jumlah sedikit yang masuk ke dalam daerah tersebut.
Nyeri (dolor)
Rasa nyeri diakibatkan oleh regangan dan distorsi jaringan akibat edema dan
terutama karena tekanan pus di dalam rongga abses.
Demam
Demam merupakan manifestasi sistemik yang paling sering terjadi pada respon
radang dan merupakan gejala utama penyakit infeksi. Dalam kasus, Amir terkena
demam setelah 3 hari, hal itu dapat terjadi dikarenakan selama 3 hari tersebut
terjadi infeksi pada luka yang dialaminya. Tubuh memerlukan rentan waktu untuk
melawan masuknya mikroorganisme patogen yang dinamakan masa inkubasi. Zatzat yang dapat menimbulkan demam, yaitu:
-
1.
Fibrin
2.
Darah
3.
Jaringan nekrosis
4.
Dll
Penanganan luka
Prinsipnya adalah pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka
kotor maka perlu diberikan antibiotik. Tindakan penanganan luka harus dilakukan
sesuai teknik aseptik (steril).
1.
2.
3.
Tujuannya adalah memberikan indikasi awal dan penting berkenaan dengan sifat
organisme penginfeksi sehingga membantu pemilihan obat antimikroba.
Kultur kuman yaitu pemiaraan kuman, sehingga sewaktu-waktu perlu, kuman atau
bakteri itu selalu tersedia. Jika mengambil bahan dari salah satu koloni, kemudian
bahan itu ditanam pada medium baru yang steril, maka bahan itu akan tumbuh
menjadi koloni yang murni asalkan pekerjaan pemindahan itu dilakukan dengan
cermat menurut teknik aseptik.
Pengambilan sampel jaringan
Eksudat yang terkumpul harus diaspirasi dengan teknik aseptik. Jika materi secara
jelas terlihat purulen, apusan dan biakan dibuat secara langsung. Jika cairan jernih,
dapat disentrifugasi pada kecepatan tinggi selama 10 menit dan sedimen digunakan
untuk apusan selama 10 menit dan sedimen digunakan untuk apusan dan biakan
yang diwarnai. Metode biakan yang digunakan harus cocok untuk pertumbuhan
organisme yang dicurigai berdasarkan gejala dan tanda klinis demikian juga bakteri
pirogen yang sering ditemukan.
Presentase sel PMN dalam darah
Total jumlah sel darah putih pada orang dewasa adalah 7000 sel/mikroliter.
Netrofil
: 62,0%
Monosit
: 5,3%
Eosinofil
: 2,3 %
Limfosit
: 30,0 %
Basofil
: 0,4%
(Guyton, 2007)
Perbedaan radang akut dan kronis
-
Radang akut
Respon terhadap gangguan
-
Radang kronis
Respon bersifat lama
Hitungan
dalam
minggu-
meningkat
Terdapat sel MN
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Infeksi merupakan proses invasi mikroba atau parasit ke dalam jaringan yang
mengakibatkan perubahan setempat dan sistemik di dalam tubuh. Sedangkan
radang adalah reaksi jaringan terhadap cedera, secara khas terdiri dari respon
vaskular dan seluler, yang secara bersama berusaha menghancurkan substansi yang
dikenal sebagai benda asing dalam tubuh. Adapun tanda pokok radang akut yaitu
nyeri (dolor), kemerahan (rubor), panas (kalor), bengkak (tumor), dan gangguan
fungsi (functiolaesa).
B. Saran
1.
Jika terjadi luka lecet, maka segera bersihkan luka tersebut agar tidak terjadi
infeksi
2.
Untuk luka yang sudah lama dan mengeluarkan eksudat dan pus maka luka perlu
dikompres untuk mengeluarkan cairan abnormal tersebut
3.
Usahakan untuk selalu menjaga ketahanan tubuh melalui makanan yang bergizi
seimbang
4.
Segera periksakan ke pihak kesehatan jika ada reaksi infeksi atau peradangan
yang semakin memburuk
DAFTAR PUSTAKA