Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Laporan Kasu
CARCINOMA RECTI
Disusun oleh :
Nesia Yaumi
1410029043
Pembimbing
dr. Bambang Suprapto Sp.B-KBD
DAFTAR ISI
BAB 1...................................................................................................... 2
PENDAHULUAN....................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 2
1.2 Tujuan.............................................................................................. 3
BAB 2...................................................................................................... 4
RESUME KASUS....................................................................................... 4
2.1 Anamnesis........................................................................................ 4
2.2 Pemeriksaan Fisik................................................................................ 5
2.3 Pemeriksaan Penunjang.........................................................................6
2.4 Diagnosis.......................................................................................... 8
2.5 Penatalaksanaan.................................................................................. 8
BAB 3.................................................................................................... 10
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................10
3.1 Anatomi dan Fisiologi Rektum.............................................................10
3.2 Definisi........................................................................................... 14
3.3 Epidemiologi.................................................................................... 14
3.4 Manifestasi Klinis.............................................................................. 15
3.5 Penegakkan Diagnosis........................................................................16
3.6 Stadium.......................................................................................... 18
3.7 Faktor Risiko.................................................................................... 19
3.8 Patofisiologi..................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................26
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB 2
RESUME KASUS
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
: Ny. D
: 55 tahun
: Perempuan
: Islam
: Ibu rumah tangga
: Jl. KS Tubun
Keluhan Utama :
Sulit buang air besar
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien menegluhkan sulit buang air besar sejak 1 tahun yang lalu, setiap
kali bab pasien membutuhkan waktu yang lama, selain itu ketika bab sering
diserti dengan darah, terkadang darah bercampur dengan kotoran, dan
menurut pengakuan pasien ukuran feses kecil kecil berwarna kehitaman
seperti kotoran kambing, selain itu pasien sering mengeluhkan rasa tidak
nyaman di perut, sering bersendawa, dan sering mual dan muntah setiap kali
perut diisi makanan, semenjak itu pasien menjadi malas makan dan hanya
sedikit minum, nafsu makan pasien menurun hingga berat badan pasien turun
sebanyak 15 kg dalam 6 bulan terakhir.
: composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 110 / 70 mmHg
Frekuensi nadi
Frekuensi napas
: 20 x/menit, reguler
Suhu aksiler
: 36,9C
Kepala
Mata
Palpasi
Perkusi
: sonor
5
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: distended (-)
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
Ekstremitas
Akral Hangat, sianosis (-), edema (-) pada kedua tungkai.
09 -02-2016
17.760
14,3
44,0
388.000
NR
NR
140
10
7
18
1,1
3,9
2.98
03-03-2016
24.150
12,9
37,3
288.000
07-03-2016
9.100
9,1
29,3
222.000
165
20,6
0,5
144
3,5
112
3,2
23,2
0,6
141
3,4
105
2,6
Normal
4,00-10,00 10^3/uL
11,0-16,0 g/dL
37,0-54,0%
100-300 10^3/uL
60-150 mg/dL
P<25/W<31
P<41/W<32
10-40 mgdL
0,5-1,5 mgdL
Mmol/L
3,6-6,5 mmol/L
95-108 mmol/L
3,2-4,5 g/dL
<10.00 ng/mL
2.4 Diagnosis
Carcinoma Recti
2.5 Penatalaksanaan
Pro Miles Laparoscopy
Diet lunak tanpa serat
P:
(Aster)
O:
(3/3/2016)
TD : 110/70 mmHg, N
Persiapan colon :
74x/ RR 20x/m
Anemis (+/+)
Thoraks : dbn
2L
A : tumor recti dd
keganasan
(3/3/2016)
Fleet enema jam 09.00
Siap PRC 2 unit
Co. Anestesi
03 Maret 2016
Co. jantung
P:
(Aster)
Miles Laparoscopy
O:
TD : 120/90 mmHg, N
82x/ RR 20x/m
Anemis (+/+)
Thoraks : dbn
Abd : flat, soefl, Bu (+)
A : tumor recti dd
04 Maret 2016 (HCU)
05 Maret 2016
keganasan keganasan
S
P:
06 Maret 2016
S:
P:
O:
TD
07 Maret 2016
P:
keras (+)
O:
08 Maret 2016
TD :
S:
P:
O:
TD :
09 Maret 2016
S:
P:
O:
Diet lunak
TD :
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
10
12
13
desenden, kolon sigmoid dan rectum sehingga feses terdorong ke anus. Setelah
gelombang peristaltik mencapai anus, sfingter ani interna mengalami relaksasi
oleh adanya sinyal yang menghambat dari pleksus mienterikus; dan sfingter ani
eksterna pada saat tersebut mengalami relaksasi secara volunter,terjadilah
defekasi.Pada permulaan defekasi, terjadi peningkatan tekanan intraabdominal
oleh kontraksi otototot kuadratus lumborum, muskulus rectus abdominis,
muskulus obliqus interna dan eksterna, muskulus transversus abdominis dan
diafraghma.
Muskulus puborektalis yang mengelilingi anorectal junction kemudian akan
relaksasi sehingga sudut anorektal akan menjadi lurus. Perlu diingat bahwa area
anorektal membuat sudut 900 antara ampulla rekti dan kanalis analis sehingga
akan tertutup. Jadi pada saat lurus, sudut ini akan meningkat sekitar 1300 1400
sehingga kanalis analis akan menjadi lurus dan feses akan dievakuasi. Muskulus
sfingter ani eksterna kemudian akan berkonstriksi dan memanjang ke kanalis
analis. Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi sfingter ani eksterna yang berada
di bawah pengaruh kesadaran ( volunteer ). Bila defekasi ditahan, sfingter ani
interna akan tertutup, rectum akan mengadakan relaksasi untuk mengakomodasi
feses yang terdapat di dalamnya. Mekanisme volunter dari proses defekasi ini
nampaknya diatur oleh susunan saraf pusat. Setelah proses evakuasi feses selesai,
terjadi Closing Reflexes. Muskulus sfingter ani interna dan muskulus puborektalis
akan berkontraksi dan sudut anorektal akan kembali ke posisi sebelumnya. Ini
memungkinkan muskulus sfingter ani interna untuk memulihkan tonus ototnya
dan menutup kanalis analis.
3.2 Definisi
Kanker recti merupakan penyakit dimana sel kanker berasal dari jaringan
rektum; Kanker kolorektal muncul pada kolon atau rektum.
3.3 Epidemiologi
Kejadian dari kanker kolorektal telah meningkat secara drastis mengikuti
perkembangan ekonomi dan industri. Saat ini, kanker kolorektal merupakan
14
penyebab terbanyak ketiga kematian oleh kanker pada pria dan wanita di Amerika
Serikat.
Walaupun kejadian kanker kolon dan rektal bervariasi di antar Negara,
diperkirakan 944.717 kasus telah teridentifikasi pada tahun 2000. Angka kejadian
yang tinggi ditemukan di Amerika Serikat, Kanada, Jepang, sebagian Eropa,
Selandia Baru, Israel, dan Australia. Angka kejadian terendah yakni di Algeria dan
India.
Kejadian keganasan kolorektal sedikit lebih banyak terjadi pada pria
dibanding wanita dengan rasio 1,32 : 1. Angka mortalitas dari kanker kolorektal
juga lebih tinggi pada pria (18,6 per 100.000) dibanding wanita (13,1 per 100.000)
pada tahun 2008-2012.
Kejadian kanker kolorektal mulai meningkat pada usia lebih dari 35 tahun
dan meningkat secara cepat pada usia lebih dari 50 tahun. Lebih dari 90% kanker
kolon terjadi pada usia lebih dari 50 tahun.
Adenokarsinoma merupakan jenis terbanyak dari kanker kolon dan rektal (98%);
bentuk jarang dari kanker rektal meliputi limfoma (1,3%), karsinoid (0,4%), dan
sarkoma (0,3%). Diperkirakan 20% dari kanker kolon muncul di daerah sekum,
20% lainnya did aerah rectum, dan 10% di perbatasan rectosigmoid.
15
yang relatif sering, tetapi jarang terjadi pendarahan di anus. Pada 50-60% pasien
terdapat massa yang teraba di sisi kanan perut.
ada gangguan pada kebiasaan buang air besar, serta adanya darah di feses.
Beberapa karsinoma pada transversa colon dan colon sigmoid dapat teraba
melalui dinding perut. Karsinoma sebelah kiri lebih cepat menimbulkan obstruksi,
sehingga terjadi obstipasi. Tidak jarang timbul diare paradoksikal, karena tinja
yang masih encer dipaksa melewati daerah obstruksi partial.
Karsinoma Rectum
Sering terjadi gangguan defekasi, misalnya konstipasi atau diare. Sering
terjadi perdarahan yang segar dan sering bercampur lendir, berat badan menurun.
Perlu diketahui bahwa rasa nyeri tidak biasa timbul pada kanker rectum.
Kadangkadang menimbulkan tenesmus dan sering merupakan gejala utama.
yaitu adanya massa yang teraba pada fossa iliaca dextra dan secara perlahan
makin lama makin membesar. Penurunan berat badan sering terjadi pada fase
lanjut, dan 5% kasus sudah metastasis jauh ke hepar.
3. Pemeriksaan laboratorium
Meliputi
pemeriksaan
tinja
apakah
ada
darah
secara
17
Tingkat
sensitivitas
3.6 Stadium
Prognosis dari pasien kanker colorectal berhubungan dengan dalamnya
penetrasi tumor ke dinding colon, keterlibatan kelenjar getah bening regional atau
18
metastasis jauh. Semua variabel ini digabung sehingga dapat ditentukan sistem
staging yang awalnya diperhatikan oleh Dukes.
jenis lemak yang dikonsumsi seperti asam lemak omega-3 yang ditemukan pada
minyak ikan, memiliki efek protektif terhadap kanker kolorektal. Hal ini
menunjukan bukan jumlah lemak yang mengendalikan, namun jenis dan kualitas
lemak dalam tubuh. Efek protektif yang terdapat pada buah dan sayur, karena
makanan tinggi serat dank arena efek antioksidan dan antiproliferatif
(isothocynates)
Kalsium, Vitamin dan Mikronutrien
Penelitian menunjukan konsumsi kalsium dan selenium dapat mencegah
terjadinya polip dan kanker kolorektal. Mekanisme bagaimana kalsium dapat
mencegah terjadinya kanker kolon adalah. Pertama,kalsim dapat mengikat
bilirubin dan asam lemak dalam kotoran sehingga kotoran tidak bersifat toksik
(mengganggu) mukosa kolon. Kedua, kalsium dapat mempengaruhi sel mukosa
kolon dan menurunkan potensial proliferasi.
Beberapa vitamin menunjukan perannya sebagai cancer protective.
Vitamin A, C dan E memiliki aktivitas antioksidan. Namun, hal ini masih sebuah
kontroversial.
Aspirin dan Penghambat COX-2
Aspirin dan obat anti inflamasi non steroid lainnya dapat menggangu
pembentukan
neoplasa
dengan
menghambat
cyclooksigenase
tergantung
20
FAKTOR INTRINSIK
Riwayat Keluarga
Terdapat sekitar 10-20% dari pasien penderita kanker kolorektal memiliki
riwayat keluarga dengan kanker kolorektal. Populasi dengan riwayat kanker kolon
dalam keluarga memiliki risiko 2 4 kali lebih besar untuk terjadi kanker
kolorektal. Riwayat polip kolon juga memiliki risiko terbentuknya kanker kolon.
Inflammatory Bowel Disease
Pasien dengan inflammatory bowel disease (IBD) memiliki risiko tinggi
terjadinya kaker kolorektal, hal ini berdasarkan lamanya dan luasnya penyebaran
penyakit. Penderita colitis ulseratif memiliki risiko 0,5 1,0 % untuk menjadi
kanker kolon dalam 8-10 tahun. Semakin lama seseorang terpapar dengan IBD
semakin tinggi risiko untuk muncul kanker kolon.
21
3.8 Patofisiologi
Terbentuknya kanker kolon, disebabkan oleh mutasi gen pada gen spesifik,
DNA mismatch pada gen yang mengatur perbaikan dan proto-onkogen. Gen
tumor supresor menghasilkan protein yang menghambat regulasi aktivitas mitotic
dan mengendalikan produksi sel. Gen ini berperan sebagai gatekeeper genes,
karena menjaga pembentukan sel dan regulitas produksi sel. Kegagalan gen tumor
supresor untuk mengendalikan pertumbuhan sel disebut sebagai loss of function.
Gen APC adalah gen tumor supresor yang terdapat pada kromosom 5q21. Gen ini
memproduksi 2843 asam amino dan membentuk komplek GSK-3B, B-catenin dan
aksin.
Mutasi pertama pada proses terjadinya adenoma-carcinoma kolorektal
adalah mutasi pada gen APC, perbahan awal adalah abberant crypt formaton yang
ditandai dengan protein pendek yang abnormal dikenal dengan APC truncation.
Mismatch repair gene (MMR) dikenal sebagai caretaker genes karena
peran pentingnya dalam intergritas dari genom dan memperbaiki replikasi DNA
yang salah. MMR yang mengalami kegagalan fungsi, menyebabkan proses
karsinogenesis dengan meningkatkan progresi sel tumor. Mutasi MMR akan
menyebabkan sindroma HNPCC (Hereditary non polyposis colorectal cancer)
Proto-onkogen
adalah
gen
yang
memproduksi
protein
sehingga
22
23
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. Cancer Facts & Figures 2015. American Cancer
Society.
Diunduh
dari
http://www.cancer.org/acs/groups/content/@editorial/documents/document/acspc044552.pdf
Giovannucci E, Wu K. Cancers of the colon and rectum. Schottenfeld D,
Fraumeni J, eds. Cancer. Epidemiology and Prevention. 3rd ed. Oxford University
Press; 2006
Snell RS. 2004. Clinical Anatomy 7th ed. Lippincott Williams &
Wilkins.USA.
Syamsuhidajat R, Jong Wim D,(eds). 2004. buku ajar Ilmu Bedah 2nd ed.
EGC: jakarta.
24
BAB 4
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Pasien merupakan wanita usia 55
tahun. Berdasarkan
4.2.
Saran
Mengingat masih banyaknya kekurangan atas penyusunan
25
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2013). Retrieved October 12, 2014, from Cancer.org:
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003138pdf.pdf
American Cancer Society (2013). Rhabdomyosarcoma. Atlanta, Ga : American
Cancer Society.
Anon. (2010). Rhabdomyosarcoma. In Ashcraft's Pediatric Surgery (pp. 954-964).
Philadelphia: Elsevier Inc.
Crist, W. (2004). Sarkoma Jaringan Lunak. In W. Nelson, Ilmu Keseharan Anak
Edisi 15 (pp. 1786-1789). Jakarta: EGC.
Goldblum, & John. (2014). Rhabdomyosarcoma. In Enzinger, & Weiss, Enzinger
and Weiss's Soft Tissue Tumor, Sixth Edition (pp. 601-638). Elsevier Inc.
Mankin, H. J., & Hornicek, F. J. (2005). Diagnosis, Classification, and
Management of. Cancer Control .
Robbins, C., & Kumar. (1999). Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC.
26