Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
terdiri dari jaringan ikat padat dengan banyak pembuluh darah. Lapisan dalam yaitu
ventrikel. Pleksus khoroideus membentuk lobul-lobul dan membentuk seperti daun pakis
yang ditutupi oleh mikrovili dan silia. Tapi sel epitel kuboid berhubungan satu sama lain
dengan tigth junction pada sisi aspeks, dasar sel epitel kuboid terdapat membran basalis
dengan ruang stroma diantaranya. Ditengah villus terdapat endotel yang menjorok ke
dalam (kapiler fenestrata). Inilah yang disebut sawar darah LCS.
Gambaran histologis khusus ini mempunyai karakteristik yaitu epitel untuk
transport bahan dengan berat molekul besar dan kapiler fenestrata untuk transport cairan
aktif.
Pembentukan CSS melalui 2 tahap, yang pertama terbentuknya ultrafiltrat plasma
di luar kapiler oleh karena tekanan hidrostatik dan kemudian ultrafiltrasi diubah menjadi
sekresi pada epitel khoroid melalui proses metabolik aktif. Cairan serebrospinal memiliki
fungsi :
a. CSS menyediakan keseimbangan dalam sistem saraf. Unsur-unsur pokok pada CSS
berada dalam keseimbangan dengan cairan otak ekstraseluler, jadi mempertahankan
lingkungan luar yang konstan terhadap sel-sel dalam sistem saraf.
b. CSS mengakibatkann otak dikelilingi cairan, mengurangi berat otak dalam tengkorak
dan menyediakan bantalan mekanik, melindungi otak dari keadaan/trauma yang
mengenai tulang tengkorak
c. CSS mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak, seperti CO2,laktat, dan
ion Hidrogen. Hal ini penting karena otak hanya mempunyai sedikit sistem limfatik.
Dan untuk memindahkan produk seperti darah, bakteri, materi purulen dan nekrotik
lainnya yang akan diirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid.
d. Bertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. Hormonhormon dari lobus
posterior hipofise, hipothalamus, melatonin dari fineal dapat dikeluarkan ke CSS dan
transportasi ke sisi lain melalui intraserebral.
e. Mempertahankan tekanan intrakranial. Dengan cara pengurangan CSS dengan
mengalirkannya ke luar rongga tengkorak, baik dengan mempercepat pengalirannya
melalui berbagai foramina, hingga mencapai sinus venosus, atau masuk ke dalam
rongga subarakhnoid lumbal yang mempunyai kemampuan mengembang sekitar 30%.
1. Kesadaran
Kesadaran
dapat
didefinisikan
sebagai
keadaan
yang
mencerminkan
pengintegrasian semua impuls aferen dan impuls eferen. Jumlah impuls aferen
menentukan derajat kesadaran, sedangkan cara pengolahan impuls aferen yang
menelurkan pola-pola impuls eferen menentukan kualitas kesadaran (Sidharta, 2009).
Reseptor-reseptor pancaindera mengirimkan impuls aferen melalui jaras
spinothalamicus, trigeminothalamicus, lemniskus medialis, dan lemniskus lateralis ke
nucleus-nukles di thalamus yang kemudian mengirimkan impuls aferen ke korteks
tertentu. Daerah korteks penerima impuls aferen itu dikenal sebagai daerah reseptif
primer. Penghantaran impuls aferen itu berlangsung dari titik ke titik secaraspesifik
sehingga dinamakan jaras sensorik spesifik (Sidharta, 2009).
Pada jaras sensorik non-spesifik, setiap impuls yang dikirimkan oleh jaras
sensorik spesifik dialirkan ke neuron-neuron di substansia retikularis melalui kolateran
lintasan sensorik spesifik. Neuon-neuron substansia retikularis menyusun lintasan
sensorik non-spesifik, yang menghantarkan setiap impuls aferen ke korteks cerebri kedua
hemisphere. Jaras ascenden ini, yang dibentuk oleh neuron-neuron substansia retikularis
sepanjang medulla spinalis dan batang otak, akan berakhir di inti intralaminar thalami.
Secara anatomi, lintasan ascenden non-spesifik ini dinamakan diffuse ascending reticular
system (DARS). Pada lintasan ascenden ini, setiap impuls aferen dari sisi manapun
dihantarkan ke ujung substansia retikularis thalami kedua sisi yaitu ke nucleus
intralaminaris thlami kedua sisi. Inti tersebut yang akan mengirimkan impuls ke kortks
cerebri ipsilateral (Sidharta, 2009).
Lintasan sensorik spesifik akan menghantarkan impuls aferen ke area reseptif
primer, sedangkan lintasan sensorik non-spesifik
yang melalui
DARS
akan
menghantarkan impuls aferen dari titik manapun ke korteks cerebri kedua sisi (Sidharta,
2009). Penilaian kesadaran yang dapat digunakan selain Glasgow coma scale adalah
AVPU (Alert-Verbal-Pain-Unresponssive).
A: Alert, pasien dalam kondisi sadar penuh
V: Verbal, mampu merespon rangsal verbal yang diberikan
P: Pain, mampu merespon rangsal nyeri yang diberikan
U: Unresponssive, tidak merespon berbagai rangsang yang diberikan, termasuk rangsang nyeri
dalam.
b. Nyeri kepala
Beberapa struktur otak yang peka akan nyeri adalah a. meningeal media, sinus
venosus, bridging vein, dura mater, dan berbagai pembuluh darah besar di otak. Saat
terjadi peningkatan TIK, terjadi pembendungan dan pergeseran mekanoseptor yang
peka nyeri sehingga timbulah nyeri kepala. Begitu pula ketika terjadi inflamasi pada
bagian yang peka nyeri yang dapat dideteksi oleh nosiseptor akan menimbulkan nyeri
kepala. Nyeri kepala biasanya timbul pada pagi hari karena selama tidur PCO2
meningkat akibat depresi pernafasan. Saat bangun pagi hari, tubuh mengkompensasi
tingginya PCO2 dengan meningkatkan aliran darah otak sehingga terjadi peningkatan
TIK yang dapat menyebabkan nyeri kepala (Ginsberg, 2008; Price, 2005).
aferen
eferen
muntah
3. Kenapa sakit kepalanya tak kunjung hilang walaupun sudah minum obat?
Karena pada pasien ini keluhan sakit kepalanya itu terjadi karena adanya bakteri
yang menumpuk diselaput otak sehingga bakteri itu akan menyebabkan peradangan dan
penyumbata sinus-sinus disekitarnya sehingga cairan LCS yang seharusnya dialirkan
melalui sinus malah tertumpuk dilapisan selaput otak, karena cairan LCS it uterus
menumpuk lama kelamaan akan terjadi tegangan dan cairan LCS yang menumpuk itu
akan mendesak duramater dimana pada duramater itu ada banyak sekali pembuluh darah
dan serabut saraf sehingga menimbulkan nyeri. Pada kasus ini obat yang diminum pasien
adalah obat NSAID dimana obat itu bekerja hanya pada reseptor nyeri.
4. Mengapa pada encephalitis hanya kaku kuduk yang positif?
Sebab pada pemeriksaan kernigs dan brudzinsky tes kalau terjadi gangguan
sampai ke medulla spinalis, sedangkan pada meningitis hanya pada meningens. Etiologi
terjadinya kaku kuduk dapat disebabkan oleh neuritis bakterialis plexus brachialis,
meningitis, dan encephalitis. Untuk membedakan menigeal sign perlu dilakukan
pengecekan brudzinski
kelainan di meningens.
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari suatu populasi neuron yang
sangat mudah terpicu (fokus kejang) sehingga mengganggu fungsi normal otak. Tetapi, kejang juga bisa
terjadi dari jaringan otak normal di bawah kondisi patologik tertentu, seperti perubahan keseimbangan
asam-basa atau elektrolit (Price dan Wilson, 2005).
Patofisiologi kejang
a. Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah fokus kejang
atau jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik.
b. Aktivitas kejang bergantung pada lokasi lepas muatan berlebihan tersebut: lesi di otak
tengah, thalamus, dan korteks cerebri kemungkinan besar bersifat epileptogenik; sedangkan
lesi di cerebellum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang.
c. Fokus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimiawi di tingkat sel, sebagai berikut:
Kelainan polarisasi yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau defeisiensi asam
gama aminobutirat (GABA)
5. Pemeriksaan tanda - tanda refleks dan patologis beserta alasan dilakukan pemeriksaan
tersebut
a. Kaku kuduk
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat rangsang meningeal. Kaku kuduk dapat
ditemukan pada beberapa penyakit yaitu meningitis, encephalitis, neuritis plexus
brachialis infeksiosa. Untuk membedakan antara neuritis plexus dengan infeksi selaput
otak perlu dilakukan meningeal sign. Dengan pemeriksaan burdzinski neck sign dapat
dinilai bahwa (+) apabila timbul flexi reflektorik dari kedua sendi lutut dan panggul
penderita, menandakan bahwa hal itu bukan merupakan neuritis plexus brachialis.
Pemeriksaan meningeal sign kaku kuduk dinilai untuk mengetahui secara sederhana
letak lesi yang artinya bernilai positif apabila ada infeksi di meningen otak, sedangkan
burdzinski bernilai positif menandakan bahwa infeksi meningens sudah mencapai
selaput di medulla spinalis.
Lokal invasi
Bakterimia
Kaku kuduk
Invasi Meninges
Demam
Peningkatan
permeabilitas BBB
Edem vasogenik
Inflamasi Subarachnoid
Serebral vaskulitis
Hidrosefalus
Edema intertisial
Sefalgia
Herniasi
Peningkatan TIK
Muntah
Penurunan aliran darah otak
Epilepsi
Iskemia jaringan otak
bakterimia
meningitis