Vous êtes sur la page 1sur 38

asuhan keperawatan Gout Arthritis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di dalam
plasma (hiperusemia : >7 mg/dl) Stefan Silbernagl, 2012). Adanya penurunan ekskresi asam urat.
Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang berlebihan dan
penurunan ekskresi. Arthritis gout dapat mengenai laki-laki maupun wanita, hanya saja gout
memang lebih sering mengenai laki-laki. Dikatakan bahwa kemungkinan arthritis gout
menyerang laki-laki adalah 1 sampai 3 per 1.000 laki-laki sedangkan pada wanita adalah 1 per
5.000 wanita.
Arthritis gout dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri khususnya pada sendi. Nyeri
tersebut adalah keadaan subjektif dimana seseorang memperlihatkan ketidak nyamanan secara
verbal maupun non verbal. Respon seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi, tingkat
kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa lalu tentang nyeri dan pengertian nyeri.
Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk beristirahat, konsentrasi, dan kegiatan yang
biasa dilakukan.
Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek yang membahayakan yang akan mengganggu
proses penyembuhan dan dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas, untuk itu perlu
penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan nyeri yang dialami oleh pasien. Secara garis
besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan manajemen
non farmakologi. Salah satu cara untuk menurunkan nyeri pada pasien gout secara non
farmakologi adalah diberikan kompres dingin pada area nyeri. Perawat harus yakin bahwa
tindakan mengatasi nyeri dengan kompres dingin dilakukan dengan cara yang aman.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Mahasiswa mampu mengerti dan memahami :
1. Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
2. Proses Keperawatan Pasien gout artritis yang meliputi :
a.

Definisi

b. Etiologi

c.

Klasifikasi

d. Manifestasi Klinik
e.

Pathofisiologi

f.

Komplikasi

g. Pemeriksaan Diagnostik
h. Penatalaksanaan Medis
i.

Proses Keperawatan

j.

Discharge Planning

1.3 METODE PENULISAN


Metode penulisan yang digunakan adalah :
STUDI KEPUSTAKAAN yaitu dengan mempelajari berbagai sumber berupa buku-buku yang
membahas tentang penyakit Gout Arthritis sesuai dengan judul karya tulis ini.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Pustaka
Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Bab III Pembahasan
A. Kasus Dan Kata Kunci
B. ASKEP ARTHRITIS GOUT
Bab IV Kesimpulan
Daftar Pustaka

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI (Sendi)
Sistem alat gerak dapat di bagi menjadi :

Alat gerak pasif (yang di gerakkan)

Alat gerak aktif (yang menggerakkan)


Alat gerak pasif terdiri dari tulang, alat gerak pasif terdiri dari otot, dengan pusat gerakan berada
pada persendian (artikulus).

1. Osteologi (tulang)
Tulang akan mendapatkan aliran darah (membawa makanan) dan mendapat serabut saraf
(perasaan nyeri), dan tulang akan bertumbuh sesuai dengan usia.
Fungsi tulang :
Melindungi alat-alat dalam (organ yang berada di dalam rongga dada, abdomen, pelvis, dan
cranium).
Tempat melekatnya otot.
Sebagai alat gerak pasif.
Member bentuk pada tubuh manusia.
Sebagai tempat membuat sel darah merah.
Sebagai tempat menyimpan mineral (kalsium, pospor)
2. Arthrologi (persendian)

Tubuh manusia dibentuk oleh sejumlah tulang (206 buah), yang saling berhubungan
membentuk artikulus, memungkinkan manusia dapat berdiri dan duduk dengan stabil, dan
bergerak dengan leluasa sesuai keinginannya.
Atas dasar struktur dan fungsi artikulus dibagi menjadi :
Synarthrosis
Diantara kedua ujung tulang yang membentuk artikular terdapat suatu jaringan, terdiri dari :
1) Syndesmosis, jaringan penghubung adalah jaringan ikat.
2) Synchendrosis, jaringan penghubungdan diaphyse sebelum penulangan selesai atau symphysis
osseum pubis pada usia dewasa.
3) Synostosis, jaringan penghubung ialah tulang, misalnya diantara os ilium, os pubis, dan os
ischium pada usia dewasa.
Diarthrosis
Ujung-ujung tulang yang membentuk artikulus bebas, tidak ada jaringan di antaranya,
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

Salah satu ujung tulang membentuk caput artikular dan ujung tulang lain membentuk cavitas
glenoidas.

Kedua ujung tulang di bungkus oleh capsula artikularis.

Alat-alat khusus meliputi : labrum artikular, discus dan meniscus artikularis, bursa mukosa, dan
ligamentum.
Berdasarkan strukturnya sendi di bedakan atas :

Fibrosa : sendi yang tidak memiliki tulang rawan, dan tulang yang satu dengan yang lainnya di
hubungkan dengan jaringan penyambung fibrosa, missal ; sutura pada tulang tengkorak, tulang
fibia dan fibula distal.
Kartilago ; sendi yang ujung-ujung tulangnya terbungkus oleh tulang rawan hialin, di sokong
oleh ligament dan hanyab sedikit bergerak. Missal ; sendi-sendi kosto kondral, simfisis pubis
dan tulang panggul.
Sendi synovial : sendi tubuh yang dapat di gerakkan, serta memiliki rongga sendi dan permukaan
sendi yang di lapisi tulang rawan hialin terdiri atas ;
1) Ball dan socket joint (bahu dan pinggul) membuat pergerakan ke segala arah.
2) Hinge joints (siku) membuat pergerakan fleksi dan ekstensi.
3) Lutu seringkali di klasifikasikan sebagai hinge joint, tetapi berputar sebaik fleksi dan ekstensi.
4) Pergerakan yang luwes dan lembut di pergelangan tangan di kenal biaxial joints.

5) Pivot joints hanya berotasi di daerah radio- ulnar.


3. Myologi (otot)
Otot skelet dikendalikan oleh system saraf pusat dan perifer. Dibagi dalam tiga kelomp[ok yaitu :
1) Otot rangka (lurik), diliputi ileh kapsul jarangan ikat.
2) Otot visceral (polos), terdapat pada saluran pencernaan, saluran perkemihan, dan pembuluh
darah.
3) Otot jantung, ditemukan hanya pada jantung dan kontraksinya diluar control atau diluar
keinginan.
4. Struktur pendukung lain dalam musculoskeletal
1) Ligament, sekumpulan jaringan fibrosa yang tebal dan merupakan akhir dari suatu otot dan
berfungsi mengikat suatu tulang.
2) Tendon, suatu perpanjangan dari pembungkus fibrosa yang membungkus setiap otot dan
berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon, khususnya pada
pergelangan tangan dan tumit.
3) Fasia, suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung dibawah kulit
sebagai fasia superficial jaringan penyambung fibrosa yang membungkus otot, saraf dan
pembuluh darah.
4) Bursae, suatu kantong kecil dari jaringan penyambung, yang digunakan diatas bagian yang
bergerak.

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 PERTANYAAN
1.

Jelaskan definisi dari ARTHRITIS GOUT !

Jelaskan etiologi dari ARTHRITIS GOUT !

Jelaskan klasifikasi dari ARTHRITIS GOUT !

Jelaskan patofisiologi dari ARTHRITIS GOUT !

Jelaskan manifestasi klinis dari ARTHRITIS GOUT !

Komplikasi apa saja yang dapat timbul dari ARTHRITIS GOUT ?

Bagaimana penatalaksanaan medik pada penderita ARTHRITIS GOUT?

Sebutkan pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan penunjang dari kasus ARTHRITIS GOUT !

Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari kasus di atas (pengkajian, perencanaan, intervensi,
dan diagnosa)!

3.1.2

JAWABAN PERTANYAAN
Jawaban pertanyaan dibahas pada Pembahasan 3.1 !

3.2 ARTHRITIS GOUT


3.2.1 KONSEP MEDIK PADA PASIEN ARTHRITIS GOUT

1. DEFENISI ARTHRITIS GOUT


Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis konsentrasi
asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya penumpukan asam urat
dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout merupakan kelompok keadaan
heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia)
Brunner dan Suddarth, 2012).
Gout (pirai) adalah penyakit sendi yang disebabkan karena kelainan metabolisme purin.
Penyakit ini mengakibatkan peradangan sendi. Di mana terjadi penumpukan asam urat dalam

tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal
yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Arthritis gout adalah penyakit
yang terjadi akibat adanya endapan kristal-kristal monosodium urate dalam sendi yang akan
berdampak terjadinya inflamasi dan nyeri pada sendi.
2. ETIOLOGI
Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout primer
adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan penurunan ekskresi tubular
asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga
diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan dengan kadar
purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia), kadar trigliserida yang
tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan mencetusnya serangan akut.
Gejala arthritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap pembentukan Kristal
monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk
golongan kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetic asam urat
yaitu hiperurisemia.. hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan;
a.

Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.

b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit lain
seperti leukemia.
2. Kurangnya pengeluran asam urat melalui ginjal;
a.

Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat.
Penyebabnya tidak diketahui.

b. Gout sekunder renal, disebkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis kronik
atau gagal ginjal kronik.
3. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin (kerang-kerangan, jerohan, udang, cumi,
kerang, kepiting, ikan teri)
4. Penyakit kulit (psoriasis)
5. Kadar trigliserida yang tinggi

6. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda
keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi.
Factor predisposisi :
usia
genetik
Factor prespitasi :
obesitas
obat-obatan
alkohol
Stress emosional

3. KLASIFIKASI
3 klasifikasi berdasarkan manifestasi klinik:
1. Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan
tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 7 hari. Karena cepat menghilang,
maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga
terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. Pada serangan akut yang tidak
berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat
dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin,
kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan peningkatan
asam urat.
2. Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka
waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang
sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini
menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka
serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada aspirasi sendi
ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap berlanjut, walaupun

tanpa keluhan. Dengan manajemen yang tidak baik , maka keadaan interkritik akan berlajut
menjadi stadium dengan pembentukan tofi.
3. Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila
penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolanbenjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa
benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium
urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium
ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan berat, yang menyebabkan
terjadinya kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan
kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari kristal urat (tofi)
diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ
lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki
bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur.
Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:
1. Gout primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat berlebihan, penurunan ekskresi
asam urat melalui ginjal.
2. Gout sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.
a.

Obat-obatan
Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide(obat TBC), levodopa (obat parkinson), asam
nikotinat,ethambutol.

b. Penyakit lain
Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang lebih lazim hiperusemia. Pada
gagal ginjal kronikkdar asam urat pada umumnya tidak akan meningkat sampai kretinie
clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila ada faktor-faktor lain yang berperan. Pada
kelainan ginjal tertentu, seperti nefpropati karena keracunan timbal menahun, hiperusemia
umumnya telah dapat diamati bahkan dengan insufisiensi ginjal yang minimal.
4. MANIFESTASI KLINIK

Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah khas yang
sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut podagra.
Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan
denyut jantung yang cepat,.sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak
dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout
menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan didapat
deposisi yang progresif kristal urat.
Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat (biasanya
sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut menjadi panas,
merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam. Nyerinya, yang dapat sangat hebat
biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.
5. KOMPLIKASI
a.

Penyakit ginjal

b. Batu ginjal (endapan kristal)


c.

Hipertensi

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan serum asam urat
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah ( >6 mg
% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada wanita 7mg%.
pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau
gangguan ekskresi.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan untuk mengetahui apakah kadar asam
urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk memantau hasil pengobatan.pemeriksaan
kadar asam urat dalam darah biasanya juga diminta pada pasien-pasien yang mendapatkan
kemoterapi tertentu. Penurunan berat badan yang cepat yang mungkin terjadi pada kemoterapi
tersebut dapat meningkatkan jumlah asam urat dalam darah. Nilai normal pemeriksaan kadar
asam urat dalam darah antara 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Tapi nilai normal tiap rumah sakit
berbeda. Angka

leukosit,

menunjukkan

peningkatan

yang

signifikan

mencapai

20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam
batas normal yaitu 5000-10.000/mm3.
2. Eusinofil Sedimen Rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan
proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
3. Urine specimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat.
Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika
produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800
mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam
urat.
Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet selama waktu
pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun
diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
4. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau maternal aspirasi dari
sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitive gout..
5. USG
Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan hiperusemia dan penyakit
ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.
7. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan
a) Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk. Hindari makanan tinggi
purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya), termasuk roti manis. Meningkatkan
asupan cairan (banyak minum).
b) Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid, diuretic, aspirin, dan asam
nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.
c)

Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).

d) Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah serangan menghilang. Arthritis
gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
b.Penatalaksanaan medik

Obat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:


a) Kolkisin
Efek samping yang ditemui diantaranya sakit perut, diare, mual atau muntah-muntah.
Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap kristal urat dengan menghambat kemotaksis sel
radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai nyeri, mual, atau diare hilang. Kemudian obat
dihentikan biasanya pada dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg.
b) OAINS
OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal 25-50 mg setiap 8 jam,
diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari). Kontraindikasinya jika terdapat ulkus peptikum
aktif, gangguan fungsi ginjal dan riwayat alergi terhadap OAINS (obat anti inflamasi non
steroid).
c) Kortikosteroid
Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif, contohnya
triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untk gout poliartikuar, dapat diberikan secara intravena
(metilprednisolon 40 mg/hair) atau oral (prednisone 40-60 mg/hari).
d) Analgesik
Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena dalam dosis rendah
akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat hiperurisemia.
3.2.2

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan. Untuk itu,
diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah klien sehingga dapat memberi
arah terhadap
1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui :

Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia,alamat, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawainan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,nomor register, tanggal masuk
rumah sakit, dan diagnosis medis.
Pada umunya keluhan utama artritis reumatoid adalah nyeri pada daerah sendi yang mengalami
masalah.Untuk mempperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat
menggunakan metode PQRST.

Provoking incident : Hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah peradangan.
Quality Of Painn: Nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat menusuk.
Region,Radition,Relief : Nyeri dapat menjalar atau menyebar , dan nyeri terjadi di sendi yang
mengalami masalah.
Severity(scale) Of Pain: Nyeri yang dirasakan ada diantara 1-3 pada rentang skala pengukuran 04.
Time : Berapa lama nyeri berlangsung,kapan,apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang
hari.

Riwayat penyakit sekarang


Pengumpulan data dilakukan sejak muncul keluhan dan secara umum mencakup awitan gejala
dan bagaimana gejala tersebut berkembang.penting di tanyakan berapa lama pemakaian obat
analgesic, alopurinol

Riwayat penyakit dahulu


Pada pengkajian ini,ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya gout.
Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah adakah klien pernah dirawqat dengan masalah yang
sama.kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan dan penggunaan obat diuretic.

Riwayat penyakit keluarga


Kaji adakah keluarga dari genarasi terdahulu mempunyai keluhan yang sama dengan klien
karena penyakit gout berhubungan dengan genetik. Ada produksi /sekresi asam urat yang
berlebihan yang tidak di ketahui penyebabnya.

Riwayat psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan penyakit klien dalam keluarga
dan masyarakat. Respon yang di dapat meliputi adanya kecemasan individu dengan rentang
variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya sensasi
nyeri,hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan akan program pengobatan
dan prognosis penyakit dan peningkatan asam urat terhadap sirkulasi. Adanya perubahan peran
dalanm keluarga akibat adanya nyri dan hambatan mobilitas fisik emberikan respon terhadap
konsep diri yang maldaptif.

2. Pengkajian Berdasarkan Pola


a.

Pola Presepsi dan pemeliharaan kesehatan

Keluhan utama nyeri pada pada sendi

Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan.

Riwayat penyakit Gout pada keluarga

Obat utntuk mengatasi adanya gejala

b. Pola nutrisi dan metabolic

Peningkatan berat badan

Peningkatan suhu tubuh

Diet

c.

Pola aktifitas dan Latihan

Respon sentuhan pada sendi dan menjaga sendi yang terkena

d. Pola presepsi dan konsep diri

Rasa cemas dan takut untuk melakukan pergerakan

Presepsi diri dalam melakukan mobilitas

3. Pemeriksaaan fisik
B1

(Breathing)

Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada,
klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat suara ronki atau
mengi.
B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan keringat dingin,dan pusing
karena nyeri.
B3 (Brain): kesadaran biasanya kompos mentias
>kepala dan wajah

: ada sianosis

>mata

: sclera biasanya tidak ikterik

>leher

: biasanya JVP dalam batas normal

B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke gijal berupa pielonefritis,
batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka perubahan fungsi pada sistem ini
B5 (bawel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi perlu dikaji
frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji frekiensi, konstitensi,

warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada
nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia
B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan
>Look: keluhan nyeri sendi uyang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari
pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyrin biasaya
bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa ferakan tertentu
kadang menimbulkan nyeri yang lebuh dibandingkan dengan gerakan yag lain. Deformitas sendi
(temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan membesar
>feel: ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak
>Move: hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.
3. INTERVENSI
1. DP : Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera fisik
HYD : Pasien mampu menjelaskan kadar dan karakteristik nyeri.
a.

Kaji nyeri pasien menggunakan metode PQRST


R/ Memberikan informasi sebagai dasar dan pengawasan keefektifan intervensi

b. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman.


R/ Untuk menurunkan ketegangan atau spasme otot dan mendistribusikan kembali tekanan pada
bagian tubuh
c.

Lakukan tindakan kenyamanan untuk meningkatkan relaksasi, seperti pemijatan, mengatur


posisi, dan teknik relaksasi.
R/ Membantu pasien mwmfokuskan pada subjek pengurangan nyeri

d. Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misalnya menggunakan sepatu yang sempit dan
terantuk benda yang keras
R/ Bila terjadi iritasi maka akan semakin nyeri
e.

Berikan obat-obatan yang dianjurkan sesuai indikasi

R/ untuk mengurangi nyeri yang adekuat


2. DP : Hambatan mobillitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur
HYD : Pasien mampu mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
a.

Melakukan latihan ROM untuk sendi yang terkena gout jika memungkinkan
R/Tindakan ini mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot

b. Miringkan dan atur posisi pasien setiap 2 jam sekali pada pasien tirah baring
R/Tindakan ini mencegah kerusakan kulit dengan mengurangi tekanan
c.

Pantau kemajuan dan parkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas


R/untuk mandeteksi perkembangan klien

d. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien


R/kemampuan mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik
e.

Ajarkan pasien atau anggota keluarga tentang latihan ROM


R/Untuk membantu persiapan pemulangan pasien

3. DP : Defisit pengetahuan berhubungan kurang pajanan informasi


HYD : pasien mampu mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan yang diajarkan.
a.

Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan intruksi yang diberikan


R/Mengetahui respond an kemampuan kognitif pasien dalam menerima informasi

b. Berikan jadwal obat yang di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping
R/Tindakan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap pengobatan yang
teratur
c.

Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan


R/mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta
secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan

d. Jelaskan pada pasien menegenai penyakit yang dialami.


R/memberikan pengetahuan pasien sehingga dapat menghindari terjadinya serangan berulang
e.

Dorong pemasukan diet rendah purin dan cairan yang adekuat


R/meningkatkan penyembuhan.

4. DISCHARGE PLANNING
Selama dirawat di Rumah Sakit, pasien sudah dipersiapkan untuk perawatan
dirumah. Beberapa informasi penyuluhan pendidikan yang harus sudah dipersiapkan/diberikan
pada keluarga pasien ini adalah:
a. Pengertian dari penyakit Arthritis gout.
b. Penjelasan tentang penyebab penyakit.
c. Memanifestasi klinik yang dapat ditanggulangi/diketahui oleh keluarga.
d. Penjelasan tentang penatalaksanaan yang dapat keluarga lakukan.
e. Klien dan keluarga dapat pergi ke Rumah Sakit/Puskesmas terdekat apabila ada gejala yang
memberatkan penyakitnya.
f. Keluarga harus mendorong/memberikan dukungan pada pasien dalam menaati program
pemulihan kesehatan.
g. Anjurkan pasien untuk diet rendah purin

BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya endapan kristal-kristal
monosodium urate dalam sendi yang akan berdampak terjadinya inflamasi dan nyeri pada sendi.
Adapun faktor predisposisi yaitu gen dan usia, faktor presipitasi yaitu obat-obatan, stres dll.
Penyakit Arthirtis gout dapat disembuhkan bila penanganannya cepat dan tepat.Anjurkan
pasien diet rendah purin

MAKALAH ASKEP GOUT ATHRITIS


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu
diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian
yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya.
Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk
memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.
Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal
yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah
satu komponen asam nukleat yang terdapat pada intisel - sel tubuh. Secara alamiah, purin
terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari
tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).
Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh
berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme
normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang
banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk
kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15
persen. Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya
banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia
inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan didalamnya sangat tinggi. Produk makanan
mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat mengalami
gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam
tubuhnya dapat melewati ambang batas normal. Beberapa jenis makanan dan minuman yang
diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan
hearing atau sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang
tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang terdapatdalam perut hewan
seperti hati, jantung, babat, dan limfa.
Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya
banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar
sendi sehingga menimbulkan rasasangat sakit. Jeroan memang merupakan salah satu hidangan
menggiurkan, diantaranya soto babat, sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi
salahsatu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya dirimengalami sakit
pada persendian.

B. Rumusan Masalah
1. apakah pengertian dari gout?
2. Bagaimana etiologi dari gout?
3. Apa saja klasifikasi dari gout?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari Gout?
5. Bagaimana patofisiologi dari Gout?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari gout?
7. Bagaimana pemeriksaan fisik dari gout?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis dari gout?
9. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan dari gout?
10. Bagaimana komplikasi pada gout?
11. Bagimana asuhan keperawatan pada penyakit gout?
B. Tujuan Penulisan
1.
Untuk Mengetahui Pengertian
2.
Untuk mengetahui Etiologi
3.
Untuk Mengetahui Klasifikasi
4.
Untuk mengetahui Manifestasi Klinis
5.
Untuk Mengetahui Patofisiologi
6.
Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang
7.
Untuk mengetahui Pemeriksaan Fisik
8.
Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis
9.
Untuk mengetahui Penatalaksanaan keperawatan
10. Untuk mengetahui Komplikasi
11. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan

C. Manfaat penulisan
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit
Gout agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik. Bagi pembaca diharapkan agar
pembaca dapat mengetahui tentang Gout lebih dalam sehingga dapat mencegah serta
mengantisipasi diri dari penyakit Gout. Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat menambah
wawasan dan informasi dalam penanganan Gout sehingga dapat meningkatkan pelayanan
keperawatan yang baik. Bagi institusi kesehatan dapat menambah informasi tentang Gout
sehingga tercipta proses belajar mengajar yang efektif.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Gout
1. Definisi
Gout Artritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit kristal monosodium
urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra seluler yang sudah mengalami
supersarurasi dari hasil akhir metabolisme purin yaitu asam urat(Aru W.Sudoyo. 2009).
Gout Artritis adalah gangguan metabolisme asam urat yang ditandai denganhiperurisemia
dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi, menyebabkan serangan akut (Hendarto
Natadidjaja.1999).
Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan
hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan ini berkaitan dengan
penimbunan kristal urat monohidrat monosidium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi
degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia
30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini menyerang sendi
tangan dan bagian metatarsofalangeal kaki (Muttaqin, 2008).
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri
pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian
tengah. (Merkie, Carrie. 2005).Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh
penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungandengan defek
genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner &Suddarth. 2001;1810).

Jadi
dapat
disimpulkan
Gout Artritis
(asam
urat)adalah
suatu
penyakit gangguanmetabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi
penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

2. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam
urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam
urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang
kurang dari ginjal.Beberapa factor lain yang mendukung, seperti:
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat berlebihan
(hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal yang
akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
c. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat sepertiaspirin, diuretic,
levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol.
d. Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi adalah jeroan yang dapat
ditemukan pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau.
3. Klasifikasi
3 klasifikasi berdasarkan manifestasi klinik:
1.
Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan
tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 7 hari. Karena cepat menghilang,
maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga
terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. Pada serangan akut yang tidak
berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat
dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik,
stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan peningkatan asam urat.

2.

Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka
waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang
sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini

menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka
serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan
kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa
keluhan. Dengan manajemen yang tidak baik , maka keadaan interkritik akan berlajut menjadi
stadium dengan pembentukan tofi.
3.
Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila
penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolanbenjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa
benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium
urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium
ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan berat, yang menyebabkan
terjadinya kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan kerusakan
yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari kristal urat (tofi) diendapkan di
bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah
kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan
mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur.
Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:
1.
Gout primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat berlebihan, penurunan
ekskresi asam urat melalui ginjal.
2.
Gout sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.
a.
Obat-obatan
Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide(obat TBC), levodopa (obat parkinson), asam
nikotinat,ethambutol.
b.
Penyakit lain
Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang lebih lazim hiperusemia. Pada
gagal ginjal kronikkdar asam urat pada umumnya tidak akan meningkat sampai kretinie
clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila ada faktor-faktor lain yang berperan. Pada
kelainan ginjal tertentu, seperti nefpropati karena keracunan timbal menahun, hiperusemia
umumnya telah dapat diamati bahkan dengan insufisiensi ginjal yang minimal.
4. Manifestasi Klinis
Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah khas yang
sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut podagra.

Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan
dan denyut jantung yang cepat,.sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan
gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout
menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan didapat
deposisi yang progresif kristal urat.
Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat (biasanya
sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut menjadi panas,
merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam. Nyerinya, yang dapat sangat hebat
biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.
5. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau
penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme
purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage
pathway).
1.
Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor nonpurin.
Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian zat antara menjadi
nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh
serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi
yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-PRT).
Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang
fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.
2.
Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin bebasnya,
pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti
pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP
untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua
enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase
(APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi
kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg % normalnya pada pria 8 mg
% dan pada wanita 7 mg%.

2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan berwarna putih
seperti susu dan sangat kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan ureua dan kratinin
a. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
7. Pemeriksaan Fisik
a. B1(Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada,
klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat suara ronki atau
mengi.
b. B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan keringat dingin,dan pusing
karena nyeri.
c. B3 (Brain): kesadaran biasanya kompos mentias
kepala dan wajah
: ada sianosis
mata
: sclera biasanya tidak ikterik
leher
: biasanya JVP dalam batas normal
d. B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis,
batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka perubahan fungsi pada sistem ini
e. B5 (bowel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi perlu dikaji
frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji frekiensi, konstitensi,
warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada
nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia
f. B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan
Look
: keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari pertolongan
(meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasaya bertambah
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang
menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan dengan gerakan yag lain. Deformitas sendi (temuan
tofus) terjadi dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan membesar
Feel
: ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak
Move
: hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat.
8. Penatalaksanaan Medis
Fase akut.
Obat yang digunakan :

a.
i.
ii.
iii.
iv.
b.

9.

a) Colchicine (0,6 mg)


Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangangout
akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini jugadapat digunakan
sebagai sarana diagnosis.Pengobatan serangan akut biasanya tablet 0,5mg setiap jam, sampai
gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau ternyata dari berat pasien bersangkutan.
Beberapa pasien mengalami rasa mual yang hebat,muntah-muntah dan diarhea, dan pada
keadaan ini pemberian obat harus dihentikan.
b) Fenilbutazon.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut.
Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi
pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
c) Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.
Golongan urikosurik
Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam serum.
Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
Benzbromaron.
Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin menjadi xantin,
dan konversi xantin menjadi asam urat.
Dilakukan pembedahan
Jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan sendi,karena tofi tersebut sudah terlalu besar.
Obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan seperti:
Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asamb urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat
menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik,
artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan
dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk
menentukan etektivitas suatu terapi.

Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing) serta
banyak minum.
b. Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
c. Latihan Fisik

Mengajak klien melakukan latihan ROM, gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit
dan melakukan perawatan diri.
10. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang
menyebabkan degenerasi sendi.
b. Hipertensi dan albuminuria.
c. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1.

2.
3.
4.

Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-sendi lain.
Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam
keluarga. Obat-obatan yang diperoleh
Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam subfebris, periksa
adanya nodul diatas sendi.
Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-masalah yang
terkait dengan psikososialnya.
Pemeriksaan diagnostik
a. Asam urat meningkat
b. Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)
c. Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat
d. Pemeriksaan urin

e. Rontgen
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian

kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah berhubungan dengan


kurangnya informasi tentang penyakit
3.

C. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI


No
1

Diagnosa
Keperawatan
Nyeri
b.d
penyakit

Perencanaan
Tujuan
proses Rasa nyaman
klien
terpenuhi
atau terhindar
dari nyeri

Intervensi dan Rasioanl


1.
Berikan
posisi
yang
nyaman, sendi yang nyeri (kaki)
diistirahatkan
dan
diberikan
bantalan. Istirahat
dapat
menurunkan
metabolisme
setempat
dan
mengurangi
pergerakan sendi yang terjadi.
2.
Berikan kompres hangat
atau
dingin
yang
dapat
memberikan
efek
vasodilatasi
. keduanya
mempunyai
efek
membantu
pengeluaran
endorfin
dan
dingindapat menghambat impulsimpuls nyeri
3.
Cegahlah
agar
tidak
terjadi iritasi pada tofi misal
menghindari penggunaan sepatu
yang sempit, terantuk pada benda
yang keras. Bila terjadi iritasi
maka akan semakin nyeri, apabila
terjadi luka akibat tofi yang pecah
maka rawatlah secara steril dan
juga perawatan drain yang
terpasang pada luka
4.
Berikan
obat-obatan
sesuai dengan resep dokter dan

amati efek samping obat-obatan


tersebut
2

Gangguan mobilitas Klien akan


fisik
b.d
nyeri meningkatka
persendian
n aktivitasnya
sesuai dengan
kemampuan

1.
Tingkatkan aktivitas klien
bila nyeri dan bengkak telah
berkurang
2.
lakukan ambulasi dengan
bantuan
misal
dengan
menggunakan
walker
atau
tongkat.
3.
lakukan latihan ROM
secara hati-hati pada sendi yang
terkena
gout
karena
bila
dimobilisasi terus menerus akan
menurunkan fungsi sendi.
4.
usahakan
meningkatkan
kembali
aktivitas yang normal.

Kurang pengaetahuan Klien


dan
tentang
pengobatan keluarga
dan
perawatan dapat
dirumah
memahami
penggunaan
obat
dan
perawatan
dirumah

untuk
pada

1.
Berikan jadwal obat yang
harus digunakan meliputi nama
obat, dosis, tujuan dan efek
samping. Penjelasan ini dapat
meningkatkankoordinasi
dan
kesadaran
klien
terhadap
pengobatan yang teratur.
2.
diskusikan
tentang
pentingnya diit yang terkontrol,
misal
dengan
menghindari
makanan tinggi purin seperti hati,
ginjal, sarden. Program latihan
dan istirahat yang teratur perlu
dibicarakan

D. EVALUASI
1.
Tidak terjadi komplikasi
2.

Nyeri terkontrol

3.

Tidak terjadi efek samping akibat obat-obatan yang digunakan

4.

Memahami jadwal pengobatan dan perawatan di rumah

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahanperubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut
pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua
sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout arthritis.
Gout artritis akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak ditemui pada
usia 50-60 tahun.
Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout adalah pria.
Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg / 100 mI, lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut kurang
nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelum mereka mencapai usia
remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan
serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga
menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin
didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional.
Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi
lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut,
pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout
akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan akut akan
berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit Gout Artritis ?
2. Apa etiologi penyakit Gout Artritis ?

3. Apa manifestasi klinik Gout Artritis ?


4. Bagaimana patofisiologi penyakit Gout Artritis ?
5. Apa komplikasi penyakit Gout Artritis ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis ?
7. Bagaiamana penatalaksanaan penyakit Gout Artritis ?
8. Bagaiamna asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Gout
Artritis ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum :
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
muskuloskeletal yaitu Gout Artritis.
2. Tujuan khusus :
Mahasiswa dapat menjelaskan :
a. Pengertian penyakit Gout Artritis.
b. Etiologi penyakit Gout Artritis.
c.

Manifestasi klinik Gout Artritis.

d. Patofisiologi penyakit Gout Artritis.


e. Komplikasi penyakit Gout Artritis.
f.

Pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis.

g. Penatalaksanaan penyakit Gout Artritis.


h. Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Gout Artritis.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini dengan metode deskriptif dan melalui pengumpulan
literatur dari bebagai sumber.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini yaitu :

BAB I

: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II

: Tinjauan teoritis tentang penyakit gout artritis dan asuhan keperawatan pada klien
dengan penyakit gout artritis.
BAB III

: Penutup yang teridiri dari kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gout Artritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit kristal
monosodium urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra seluler yang sudah
mengalami supersarurasi dari hasil akhir metabolisme purin yaitu asam urat(Aru
W.Sudoyo. 2009).
Gout Artritis adalah

gangguan

metabolisme asam

urat yang ditandai dengan hiperurisemia dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi,
menyebabkan serangan akut (Hendarto Natadidjaja.1999).
Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai
dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan ini
berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosidium dan pada tahap
yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar 12%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada
wanita. Penyakit ini menyerang sendi tangan dan bagian metatarsofalangeal kaki
(Muttaqin, 2008).
Jadi

dapat

disimpulkan

Gout Artritis

(asam

urat)adalah

suatu

penyakit gangguan metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga
terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

B. Klasifikasi

Menurut Ns. Arif Muttaqin, S.Kep (2008) klasifikasi gout dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Gout Primer
Gout primer dipengaruhi oleh faktor genetik.Terdapat produksi / sekresi asam urat
yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
2. Gout Sekunder
Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal yaituProduksi asam urat yang berlebihan
dan sekresi asam urat yang berkurang.

C. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal
asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan
metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin
dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.Beberapa factor lain yang mendukung,
seperti:
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat
berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan
ginjal yang akan

menyebabkan pemecahan asam yang dapat menyebabkan

hiperuricemia.
3. Karena

penggunaan

obat-obatan

yang

menurunkan

ekskresi

asam

urat

sepertiaspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan


etambutol.
4. Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi adalah jeroan
yang dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau.

D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang khas pada penderita gout adalah (Ika Puspitasari, 2010)
1. Nyeri pada satu atau beberapa sendi dimalam hari, makin lama makin memburuk.
2. Pada sendi yang bengkak, kulit kemerahan hingga keunguan, kencang, licin dan hangat.

3. Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita terjadi peningkatan
denyut jantung.
4. Bila benjolan kristal di sendi pecah akan keluar massa seperti kapur.
5. Kadar asam urat dalam darah tinggi.

E. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung
asam urat tinggi dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat akan menghasilkan
akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga
mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini
menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam
urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan
berakumulasi atau menumpuk di jaringan konektif diseluruh tubuh, penumpukan ini
disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan
lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat meningkat
tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan
hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini
meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan
tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal
biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan
tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan.
Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak
teratur.
Periode interkritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan gout.
Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah
serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa
kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan

demam. Tahap akhir serangan gout atau gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang
berlangsung sakit dengan tofi yang besar pada kartilago, membrane sinovial, tendon
dan jaringan halus.Tofi terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga,
tendon achiles dan organ internal seperti ginjal.Kulit luar mengalami ulcerasi dan
mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari kristal asam urat.

F. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
1. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang
menyebabkan degenerasi sendi.
2. Hipertensi dan albuminuria.
3. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan mencakup evaluasi manifestasi lokal seperti rasa sakit,
eritema, tenderness, pembengkakan dan pembatasan gerak dan juga memeriksa setiap
manifestasi sistemik, penyebab percepatan penyakit tersebut, serangan sebelumnya,
dan riwayat keluarga mengenai gout (encok).
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih besar dari
7,5 mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium dan ESR serta
WBC selama serangan. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk mengetahui
kondisi lain dan dapat menunjukkan adanya edema jaringan lunak dan tofus.
1. Serum asam urat
Umumnya

meningkat,

diatas

7,5

mg/dl.

Pemeriksaan

ini

mengindikasikan

hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.


2. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm 3 selama serangan
akut.Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000
- 10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)

Meningkat

selama

serangan

akut.

Peningkatan

kecepatan

sedimen

rate

mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam
urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di
dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat.
Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien
dengan peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua
urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin
normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada
waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi
dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis
definitif gout.
6. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak
terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif
maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinovial sendi.

H. Manajemen Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan adalah kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi
makanan/diit.
Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh untuk meninggikan bagian
yang sakit untuk menghindari penahanan beban dan tekanan yang berasal dari alas
tempat tidur dan memberikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.
Terapi makanan mencakup pembatasan makanan dengan kandungan purin yang
tinggi, alkohol serta pengaturan berat badan.Perawat harus mendorong pasien untuk
minum 3 liter cairan setiap hari untuk menghindari pembentukan kalkuli ginjal dan
perintahkan untuk menghindari salisilat.

Asupan protein perlu dibatasi karena dapat merangsang biosintesis asam urat dalam
tubuh.Pola diet yang harus diperhatikan adalah :
1. Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) : Hati, ginjal, otak, jantung, paru, jerohan,
udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan
dalam kaleng dan lain-lain.
2. Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) : Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi,
kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun
singkong, daun pepaya, kangkung.
3. Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) : Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.
4. Bahan makanan yang diperbolehkan :
a. Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah
terbatas).
b. Semua jenis buah-buahan.
c.

Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alcohol.

d. Semua macam bumbu.


5. Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan makanan gol.A,
sedangkan konsumsi gol.B dibatasi.
6. Batasi konsumsi lemak.
7. Banyak minum air putih

I. Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane sinovial, tulang
rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi sinovial dan pembentukan panus.
b. Gangguan pola tidur b/d nyeri / ketidaknyamanan
c.

Hambatan mobilisasi fisik b/d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot dan
kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan
pembentukan panus.

d. Hipertermia b/d infalmasi sistemik dan jaringan sinovial karena akumulasi kristal
purin pada sendi

e. Gangguan citra diri b/d perubahan bentuk kakidan terbenuknya tofus.

Vous aimerez peut-être aussi